Part 8
Aku sampai dirumah kontrakan, di tidurkan azka dalam ayunan. Lalu aku mengambil sayur untuk ku masak.
Saat sedang memasak, pikiranku masih terngiang ngiang pada ibu dan Vika.
Aku merasa sedikit lega, sudah ku keluarkan uneg uneg yang selama ini menyesakkan hatiku. Meskipun ada sedikit sedih karena membuat ibu merasa bersalah.
Aku hanya ingin ibu tahu, bahwa ada seorang anak yang hatinya terluka karena sifat ibu yang pilih kasih.
Aku hanya ingin ibu mengerti, bahwa aku cemburu dengan kasih sayang ibu kepada Vika yang melebihi kepadaku. Seharusnya akulah yang paling disayang, karena aku anak bungsunya. Tapi, malah anak sulungnya yang lebih ia sayangi.
Dan juga Vika, karena ibu lebih menyayanginya, sifat nya semakin semena mena padaku. Ia suka menghina, merendagkan bahkan sombong.
Ibu terlalu memanjakan Vika, makanya sifat Vika seperti itu.
Karena terlalu asik dengan pikiranku, sayu
Part 9Ke rumah sakit menjenguk VikaPukul 19.15 aku sudah bersiap siap untuk menjenguk Vika ke rumah sakit, ku titipkan azka pada Mas Fandi."Mas... Jagain azka ya, kalau dia bangun jangan lupa kasih susu, terus popok nya juga di ganti. Biasanya kalau bangun azka popok nya udah basah""Iya sayang, adek tenang saja, serahkan saja sama mas. Adek kerumah sakit terus jangan larut ya pulang nya? ""Iya mas, sari berangkat ya." Ucapmu sambil mencium punggung tangan suamiku."Hati hati di jalan""Iya mas"Aku berangkat mengendarai motor matic milikku, niat hati ingin membeli buah tangan untuk Vika. Namun, lagi lagi aku teringat kejadian dua bulan lalu. Dia menolak mentah mentah buah yang ku bawa untuk nya.Maka dari itu, aku tak mau membawa nya buah lagi. Aku ingin membelikan Roti bakar saja, biar bisa dimakan ibu nanti.Setelah membeli roti bakar, aku langsung menuju rumah sakit tempat Vika bera
Part 10Tak terasa sudah setahun umur azka, anakku. Dia tumbuh begitu cepat hingga aku tak menyadari jika beberapa hari lagi hari ulang tahun pertama nya."Mas.. Gak lama lagi azka udah setahun" Ucapku pada mas Fandi saat kami sedang menonton TV."Iya dek, gak terasa ya azka udah setahun aja cepat sekali waktu berlalu""Rasa rasanya seperti baru bulan kemarin adek melahirkan, lah udah setahun aja. Anak kita cepat sekali besarnya ya mas? ""Iya dek, kita juga harus rajin menabung, gak terasa nanti azka akan masuk PAUD, lalu masuk TK, terus masuk SD"Aku begitu bahagia melihat anakku yang sedang terlelap, tak terasa banyak hari hari sulit yang telah kami lewati."Terima kasih ya nak, kamu sudah membuat hari hari mamah begitu berwarna. Jadilah anak yang baik, shaleh, dan berbakti kepada orang tua" Bisikku pada azka ku yang sedang terlelap.Meski terkadang akun merasa lelah dan letih, namun aku selalu bahagi
Part 11Pagi ini, aku tercengang membaca sebuah status whatsapp dari saudari kandungku.- Alhamdulillah telah lahir putri pertama dari pasangan Vika ariani dan Rudi sutadi yang kami beri nama Keisha Aprilia -Begitulah bunyi satu-satunya whatsapp dari kakakku, disertai dengan sebuah foto bayi mungil nanti imut."Selamat ya atas kelahiran putri pertamanya dengan proses CESAR"Balas ku pada status whatsapp Vika.Sengaja aku perjelas kalimat cesar, agar dia ingat ketika itu saat aku habis melahirkan, dia membully ku habis habisan.Aku ingin tahu bagaimana reaksinya.[Apa maksud kamu sari? ]Tak menunggu waktu lama, Vika langsung merespon balasan.Kukira dia tak punya waktu bermain sosial media, apalagi baru semalam dia melahirkan, secara operasi pula.[ aku ngucapin selamat] balasku.[ trus kata kata kamu tulis kalimat CESAR itu buat apa? ]
Part 12Ada rasa sakit didalam dada ini, namun ku tahan sekuat hati.Disaat Vika mengadu pada ibu, seolah aku lah yang paling salah. Padahal justru Vika lah yang lebih dulu menghinaku.Ibuku semakin tak adil, Seolah Vika lah segalanya bagi ibu. Aku seperti anak tiri."Dek... Kamu kenapa kok dari tadi melamun? " Tanya mas Fandi mengagetkan ku."Eng... Gak mas. Enggak ada apa apa" Sahutku berusaha menyembunyikan kerisauan."Jangan bohong sama mas dek, mas tau kamu pasti lagi ada masalah kan? Cerita saja sama mas, walau mas gak bisa selesai kan masalahmu, setidaknya beban dihatimu sedikit berkurang" Kata kata mas Fandi ada benarnya juga.Kepada siapa lagi aku akan berbagi suka dan duka sekarang, jika bukan pada suamiku."Mas...." Aku ingin bercerita, tapi rengekan azka menghentikan ku."Maa... Maa... " Teriak azka saat bagun dari tidurnya."Iya sayang... Ini mama"
Part 14Pov VikaNamaku Vika ariani, usiaku 32 tahun. Aku bekerja di sebuah kantor pemerintah, meski bukan PNS tapi setiap bulan aku mendapatkan gaji dari hasil kerja ku.Setiap bulan aku selalu memberikan ibuku uang dari hasil kerjaku, itu sebagai tanda Terima kasihku karena dulu ibu menjual tanah untuk membiayai aku kuliah.Dari hasil kerja kerasku pula, aku merenovasi rumah orang tuaku. Sebetulnya bukan sepenuhnya renovasi rumah uangku, ada uang bapak dan ibuk juga, tapi lebih banyak uangku sih. Makanya aku tak suka jika ada orang lain yang seenaknya tinggal dirumahku tanpa memberi uang belanja.Aku memiliki seorang adik bernama sari. Dia adikku satu satunya, kami hanya dua saudara. Dulu, aku sangat akrab dengan Sari, terlebih dia satu satunya saudari yang ku punya. Namun, semenjak dia memutuskan untuk menikah aku mulai menjaga jarak dengannya.Aku bukan membencinya, hanya saja aku cemburu ketika dia lebih du
Part 15Pov ibuNamaku Wati, aku berumur 50 tahun, aku memiliki dua anak. Anak pertama Vika yang kedua sari.Jarak usia keduanya empat tahun, aku sangat menyayangi keduanya. Namun, semakin beranjak dewasa, sifat mereka sedikit demi sedikit berubah.Vika, dari dulu penurut dan patuh padaku. Aku menyuruhnya untuk kuliah agar masa depannya bagus. Dan Vika pun menyetujui permintaanku itu, meski aku harus menjual tanah peninggalan orang tua ku untuk membiayai kuliah Vika.Sementara sari, ia tak mau kuliah. Katanya, ia tak mau menyusahkan aku dengan biaya kuliah yang mahal. Padahal aku sudah susah payah menyekolahkan dia sampai SMA, tapi ia tak mau melanjutkan kuliah. Agar masa depannya bagus dan tidak bergantung pada suami, syukur kalau dapat suami kaya, kalau dapat suami miskin, dia juga yang susah.Sari hanya ingin bekerja mencari uang, tanpa harus kuliah. Aku kecewa pada keputusan nya itu, aku sudah berharap banyak pada
Part 16Vika kena Baby Blues"Keluar kamu sari, aku lagi pingin sendiri" Bentak Vika dengan marahnya."Kamu usir aku? Baiklah, asal kamu tahu kak, apa yang kamu buat untukku sebentar lagi akan kamu rasakan juga, orang orang menyebutnya baby blues. Ingat istilah itu baik baik, aku pamit buk... " Aku gegas langsung pulang, tapi ibu mencegahku."Sari... Kamu mau kemana nak? ""Pulang buk, aku udah di usir sama anak kesayangan ibuk""Maafkan kakakmu nak, mungkin dia lagi banyak pikiran jadi mudah marah begitu""Bukan, bukan karena banyak pikiran. Tapi karena sifatnya yang tak suka dikritik, dia suka mengkritik orang tapi sekali dia dikritik langsung marah marah"''Nak, kamu jangan marah, kamu jangan pulang ya, kasian azka ibuk masih kangen sama dia""Buk, sari udah di usir, jadi buat apa lagi sari disini? Udah lah buk, sari pamit. "Ibuk nampak berusaha menahanku agar tidak pulang, tapi aku benar benar sud
Part 17***POV AuthorHari ini, rumah bu Wati kedatangan tamu, mereka adalah tetangga dekat rumah buk wati, yang tak lain Buk endah, buk epi, Buk yati, dan buk sumi.Sudah menjadi kebiasaan, setiap ada ibu yang habis bersalin, para ibu ibu pasti datang menjenguk ibu baru dan bayinya.Mereka juga tak lupa membawa kado atau hadiah untuk bayi yang baru lahir. Begitu pula dengan emak emak tetangga Bu Wati.Mereka sangat antusias ingin melihat wajah bayi Vika."Assalamu'alaikum bu Wati" Ucap mereka kompak ketika baru datang ke rumahnya bu Wati."Walaikumsalam, silakan masuk bu ibu. Mari... ""Makasih buk Wati, Vika nya dimana bu? "