Share

Bab 6

Author: Brandon
Begitu Doni, Helen, dan Cherry memasuki Balai Anggar Astra, beberapa pria berjalan ke arah mereka.

Pria tampan di depan adalah kakak sepupu Cherry, Reyhan Wongso.

"Hahaha, Cherry, akhirnya kamu datang. Aku sudah menunggumu dari tadi!"

Cherry menggandeng Helen dan tersenyum saat memperkenalkan, "Helen, ini kakak sepupuku, Reyhan Wongso, sudah kuceritakan padamu! Lulusan unggul dari Universitas Berming! Kak Reyhan, ini teman baikku, Helen Kusmoyo, Dewi Es yang terkenal di Kota Timung! Aku benar, 'kan?"

Reyhan terpukau. Lalu, Reyhan tersenyum pada Helen. "Halo, Nona Helen! Sudah lama aku mendengar tentangmu!"

Helen mengangguk dengan cuek. "Halo, kamu terlalu sungkan."

Kemudian, Reyhan menoleh pada Doni yang berada di belakang. "Ini ...."

Cherry langsung menyela, "Aduh! Kak Reyhan lupa? Ini kampungan yang kuceritakan itu! Kampungan yang punya angan-angan tinggi!"

Mendengar itu, beberapa pria di belakang Reyhan langsung mencibir.

Reyhan melirik Doni dengan remeh. Setelah itu, Reyhan tersenyum seraya berkata, "Cherry, mana bisa kamu bicara begini? Aku lihat Doni berpakaian sederhana, jelas adalah orang yang bersahaja."

Cherry menutupi mulutnya saat terkekeh-kekeh. "Ya! Kamu berpendidikan tinggi! Kamu bersastra! Kamu benar!"

Pria-pria yang lain sekali lagi menyanjung.

"Tuan Muda Reyhan memang pandai bicara!"

"Hahaha, sederhana, bersahaja. Aku sudah tambah ilmu!"

...

Doni diam-diam menggelengkan kepala. Teman-teman Helen kurang beretika!

Pada saat ini, Reyhan berkata dengan misterius, "Cherry, Helen, aku mengundang satu orang besar hari ini! Benar-benar nggak mudah untuk mengundangnya!"

"Hah?" Cherry bertanya dengan penasaran, "Kak Reyhan, siapa yang kamu undang?"

Reyhan merendahkan suara saat menjawab, "Calvin Cahyo, tuan muda dari Grup Harris. Orang besar, 'kan?"

"Wah!" Cherry berseru kaget, "Grup Harris! Itu perusahaan besar! Kak Reyhan hebat sekali!"

Helen juga terkejut. Reyhan dapat mengundang tuan muda Grup Harris, berarti Reyhan memiliki status yang cukup tinggi.

Reyhan merasa bangga ketika melihat ekspresi Helen. Reyhan tersenyum sembari berujar, "Kalau ada kesempatan lain, aku akan perkenalkan kalian. Kalau bisa menjalin hubungan dengan Grup Harris, itu akan sangat menguntungkan terhadap pengembangan keluarga kalian!"

"Terima kasih, Kak Reyhan!"

"Terima kasih, Tuan Muda Reyhan!" Helen juga tersenyum. "Terima kasih sudah mau repot-repot."

"Nggak, nggak repot!" Reyhan terpukau oleh senyuman Helen dan timbul hasrat asmara di hatinya. Akan tetapi, Reyhan menjadi jengkel ketika melihat Doni. Kampungan itu adalah pengacau. Reyhan mendapat ide dan tiba-tiba berkata dengan ekspresi serius, "Tuan Muda Calvin adalah tuan muda dari Grup Harris, dia punya banyak aturan. Saat ketemu nanti, kalian jangan asal bicara, terutama ... orang desa yang baru datang ke kota seperti Pak Doni."

"Dengar nggak?" Cherry memutar mata pada Doni. "Kampungan, jaga mulutmu nanti. Jangan menyinggung Tuan Muda Calvin!"

Helen juga memberi tatapan dingin pada Doni dan menegurnya, "Dengar nggak? Jangan asal bicara nanti!"

Doni mengangkat bahu dan tersenyum acuh tak acuh.

Sikap berandal Doni membuat Helen marah.

Helen memutar mata pada Doni dan memalingkan kepala, tidak menghiraukannya lagi.

"Ayo, Tuan Muda Calvin di sebelah sana," ucap Reyhan sambil membawa Helen dan Cherry berjalan ke dalam.

Tak lama kemudian, mereka sampai di depan seorang anak muda yang angkuh. Dia adalah tuan muda Grup Harris, Calvin Cahyo. Calvin duduk di kursi dan melihat rombongan Reyhan dengan sombong. Ketika melihat Helen, tatapan mata Calvin menjadi semangat.

Dewi Es yang paling terkenal di Kota Timung memang cantik!

"Tuan Muda Calvin!" Reyhan berkata dengan sikap menjilat, "Perkenalkan, ini adik sepupuku, Cherry Wijaya. Ini teman baik Cherry, Helen Kusmoyo."

Calvin mengangguk sembari tersenyum. "Nona-nona cantik, salam kenal."

Setelah Cherry dan Helen menyapa Calvin, Reyhan tersenyum seraya berujar, "Tuan Muda Calvin, Keluarga Kusmoyo juga adalah pengusaha. Ke depannya, mohon Grup Harris banyak-banyak bantu temanku ini!"

Calvin menyahut, "Tentu saja! Kalau ada kesempatan di kemudian hari, kami pasti akan bekerja sama dengan Nona Helen."

Helen sangat girang karena bisa menjalin hubungan dengan Grup Harris. Helen tersenyum sopan pada Calvin. "Terima kasih, Tuan Muda Calvin!"

Cherry terkekeh-kekeh dan berucap, "Helen, Kak Reyhan hebat, 'kan? Begitu kamu datang, Kak Reyhan langsung memperkenalkanmu dengan tuan muda dari Grup Harris."

Helen mengangguk dan setuju. Lalu, Helen berkata pada Reyhan dengan suara pelan, "Terima kasih, Tuan Muda Reyhan."

Reyhan sangat bergembira. Tujuan utamanya hari ini adalah pamer di depan Helen dan menunjukkan kehebatannya.

Reyhan bertekad ingin mendapatkan Helen si Dewi Es.

Mendengar Helen mengucapkan terima kasih, Reyhan bergegas melambaikan tangan. "Kita ini teman, nggak usah sungkan."

Namun, Doni mengamati Calvin sejenak. Setelah itu, Doni berbisik pada Helen, "Istriku sayang, itu tuan muda Grup Harris?"

Helen mengernyit saat berbisik, "Kamu nggak dengar Tuan Muda Reyhan tadi? Itu Tuan Muda Calvin Cahyo, putra dari bos Grup Harris. Ingat, jangan asal bicara!"

Doni mengangguk. "Oh ... tapi ...."

"Nggak ada tapi!" Helen mengernyit. "Kamu diam saja!"

Calvin pas melihat mereka berbisik. Calvin mengernyit dan bertanya, "Tuan Muda Reyhan, dari mana kampungan itu? Siapa dia?"

Reyhan menyeringai sinis dan menjawab, "Kamu nggak tahu, 'kan? Dia itu kampungan yang berangan-angan dan selalu mengganggu Nona Helen."

Calvin mengernyit. "Kalau begitu, kenapa dia bisa masuk? Cepat usir dia, bikin aku nggak punya selera!"

Sebelum Reyhan sempat berbicara, Doni menyela, "Nggak punya selera? Tuan Muda Calvin sudah nggak punya selera sekarang? Penyakitmu agak parah."

Calvin termangu, lalu marah besar. "Berengsek! Kamu yang punya penyakit! Semua keluargamu punya penyakit!"

"Doni!" Helen tidak menyangka Doni akan tiba-tiba beromong kosong. Helen langsung mencegat Doni. "Kamu mau apa? Sudah kubilang, jangan asal bicara!"

Reyhan tersenyum sinis. "Doni, jangan sembarangan bicara. Cepat minta maaf pada Tuan Muda Calvin! Kalau Tuan Muda Calvin, nggak ada yang bisa menolongmu!"

Tanpa menghiraukan Reyhan, Doni berkata pada Calvin dengan serius, "Tuan Muda Calvin, jangan marah dulu. Sekarang, gusimu berdarah setiap pagi dan ada sariawan parah. Di sore hari, tangan dan kakimu dingin. Di malam hari, kamu nggak bisa tidur nyenyak dan terbangun kalau ada sedikit suara saja. Kamu juga sering merasa lemas, naik ke lantai dua saja sudah sangat capek! Benar, bukan?"

"Hah?" Calvin terbengong karena semua yang Doni katakan itu benar!

Doni melanjutkan, "Kalau ada gejala itu, berarti ada masalah besar dengan sistem imunmu."

Calvin tidak lagi bersikap angkuh. Calvin buru-buru bertanya, "Aku benaran punya penyakit? Bagaimana kamu bisa tahu?"

Doni tersenyum dan menjawab, "Aku ini dokter bersertifikat resmi. Di desa kami, baik manusia atau binatang yang sakit, aku bisa menyembuhkan semua penyakit mereka."

"Kalau begitu, apa penyakitku?"

Doni mengamati Calvin lagi dan mengernyit. "Tuan Muda Calvin, ini privasi. Sebaiknya aku beritahukan diam-diam saja."

Calvin berpikir sejenak. Lalu, Calvin melambai pada Doni. "Sini! Cepat beri tahu aku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Paul Weti
menarik sekali
goodnovel comment avatar
Paul Weti
luar biasa menarik ceritany
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 358

    ...Ckit!Jip diparkir di sebelah ekskavator, pintu terbuka dan Doni keluar dengan wajah muram.Penduduk desa di sekitar saling memandang dengan terkejut."Ini bukan Kepala Desa!""Siapa dia?""Apa dia kerabat Kepala Desa?"Doni tidak memedulikan orang di sekitar, dia hanya naik ekskavator dan mendekati keduanya.Melihat wajah Denada berlumuran darah, salah satu lengan Helen terkulai dan terlihat ada memar besar di lengan serta tulang selangkanya. Doni pun mengernyitkan dahi dan menatap penduduk desa dengan dingin, penuh dengan niat membunuh.Helen menahan rasa sakit dan menatap Doni, "Kamu sudah datang?""Ya, biar kulihat dulu." Setelah mengatakan itu, Doni mengulurkan tangan dan menekan bagian memar Helen dengan lembut tanpa menunggu reaksinya."Sakit!" Helen tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Dari mana saja kamu!? Kenapa kamu baru datang? Periksa kondisi Denada! Aku baik-baik saja!""Oke!" Doni melihat luka Denada lagi. Mengetahui wanita itu pusing, dia menatapnya lagi dan ber

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 357

    Amarah penduduk desa tersulut lagi, mereka meninju dan menendang para pekerja serta beberapa satpam. Situasi menjadi kacau lagi.Helen yang terkena batu bata benar-benar kesakitan hingga tidak bisa mengangkat lengannya. Akan tetapi, saat ini dia sama sekali tidak berniat untuk pergi ke rumah sakit dan berteriak dengan cemas, "Hentikan! Jangan berkelahi!"Akan tetapi, suaranya langsung tenggelam dalam kebisingan.Orang-orang dari Grup Kusmoyo juga dipukul mundur oleh penduduk desa."Bu Helen! Bagaimana ini?" Denada cemas, wajahnya menjadi lebih pucat dan air mata bercampur darah mengalir.Helen juga agak bingung. Penduduk desa yang gila ini telah kehilangan akal sehatnya. Tadi saat bertemu masih bisa bicara dengan baik, tetapi sekarang malah benar-benar memukul orang. Situasinya benar-benar di luar kendali.Saat ini beberapa penduduk desa yang memegang tongkat bergegas keluar. Mereka menerobos garis pertahanan yang terdiri dari pekerja dan satpam sebelum sampai di hadapan Helen dan Dena

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 356

    Denada berteriak ketakutan dan berbalik untuk melarikan diri, tetapi rasa pusingnya begitu luar biasa dan dia langsung jatuh ke lantai setelah berlari beberapa langkah. Sebuah lubang besar juga muncul di stokingnya dan lututnya juga terluka karena jatuh.Tin, tin, tin!Tepat saat beberapa penduduk desa hendak menangkap Denada, klakson mobil terdengar di luar dan Helen tiba.Dia membuka pintu dan keluar dari mobil. Dia melihat lokasi proyek yang kacau dan menggertakkan gigi karena marah. Helen benar-benar kecewa terhadap Doni."Bu Helen ...." Denada merasa seolah telah mendapatkan kepercayaan diri setelah melihat Helen dan berteriak dengan lemah.Helen bergegas mendekat dan membantu Denada, melihat kepalanya berlumuran darah dan wajahnya pucat. Akan tetapi, Doni tidak terlihat di sana. Dia bertanya lagi kepada beberapa pekerja dan mereka semua bilang kalau Doni tidak pernah muncul.Helen tidak bisa menahan amarahnya.Doni ini!Bagaimana gadis lembut seperti Denada bisa menghadapi hal se

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 355

    Denada perlahan mengangkat kepalanya dan menatap sekelompok penduduk desa yang marah. Wajahnya penuh darah dan sorot matanya dipenuhi dengan ketakutan.Ada luka berdarah sepanjang tiga sentimeter di dahinya dan dagingnya terkelupas.Sebelumnya, dia sedang memeriksa lokasi konstruksi ketika sekelompok besar penduduk desa tiba-tiba muncul. Mereka berkata jalan di desa tersebut dihancurkan oleh kendaraan dari lokasi konstruksi dan orang-orang juga dipukul oleh satpam proyek. Penduduk desa menyuruh Denada untuk menyerahkan si pelaku dan membayar ganti rugi.Denada memberikan penjelasan dan kepalanya dipukul oleh batu bata yang muncul entah dari mana. Para pekerja di lokasi konstruksi agak marah dan bentrok dengan penduduk desa.Meskipun sebagian besar pekerja dan satpam di lokasi konstruksi kekar, mereka tidak mampu menahan jumlah penduduk desa yang sangat banyak dan terpaksa mundur selangkah demi selangkah.Penduduk desa telah memperingatkan kalau mereka tidak menyerahkan pelaku dan memba

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 354

    Irene menatap Erika. "Sepertinya apa yang Doni katakan masuk akal."Erika berkata dengan kesal, "Kak Irene, kamu juga membantu adikmu menindasku, ya?"Irene tersenyum dan berkata, "Mana mungkin aku berani? Kalian berdua ini adikku. Meskipun bisa dikatakan sebagai keluarga, Doni telah membuat keputusan bulat. Nggak masalah bagaimana mendiskusikan masalah dalam keluarga, jangan sampai menghancurkan keharmonisan."Setelah mendengar ini, Doni pun tidak bisa menahan senyuman. Kata-kata indah ini diucapkan dengan sempurna, tetapi sebenarnya Irene juga menyetujui caranya.Erika tentu saja mengerti dan menghela napas, "Kak Irene, bagaimana kalau aku mengalah sedikit. Bagaimana dengan 6 triliun?"Doni menggelengkan kepalanya, "Nona Erika, aku benar-benar minta maaf. 6 triliun terlalu jauh dari harga yang kuinginkan. Sebenarnya kamu juga tahu kalau aku nggak akan setuju ...."Saat Doni sedang berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah panggilan dari lokasi proyek.Doni menekan tombol j

  • Aku Malah Nikah dengan CEO Judes   Bab 353

    Saat berbicara, Erika memasang wajah menyedihkan seolah telah mengalami penganiayaan.Irene menjadi semakin bingung, "Ada kesalahpahaman di antara kalian berdua?"Erika berkata perlahan, "Kak Irene, ada sebuah bisnis yang kudiskusikan dengan Doni dengan sangat tulus dan menawarkan harga yang sangat sesuai, tapi Doni malah menolaknya tanpa ampun dan bahkan nggak memberiku kesempatan untuk bernegosiasi.""Bisnis?" Irene tertegun sejenak, lalu tiba-tiba sadar.Dia langsung berpikir ada peluang 80% bahwa apa yang Erika sebut bisnis adalah sebidang tanah di tangan Doni.Seketika, Irene diam-diam mengatakan kalau dia salah perhitungan.Erika adalah putri Damian sang orang terkaya di Kota Timung, Grup Damian juga pasti sudah mengetahui tentang pembangunan zona perdagangan di persimpangan Kota Horia dan Grup Damian. Bukannya mustahil untuk mengetahui tanah tersebut sudah menjadi milik Doni.Grup Damian tidak akan rela melepaskan keuntungan besar ini.Hanya saja kecepatan aksi Erika agak di lua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status