AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (105)"Eh, Pak Maruto? Siapa dia?" tanya Yuni penasaran sambil memicingkan matanya.Yuli mengerlingkan matanya lalu menjawab."Salah satu pengguna jasaku waktu aku sering ke sini dulu sebelum kamu kerja di rumah Pak Purnomo, Mbak. Sejak kenal sama dia, kita sering kontak dan sering ketemuan. Kalau nggak dia yang mendatangi aku di kampung, ya aku yang ke sini. Tapi seringnya sih dia yang nemuin aku di kampung. Soalnya kamu tahu sendiri kan, Bapak sama ibu nggak ada yang menemani kalau aku pergi pergi?""Ini aja sebelum ke sini terpaksa aku nyarikan orang buat ngurus ibu dan bapak. Dan aku bilang kalau aku mungkin bakalan lama di sini.. Aku bilang sama ibu kalau Mbak sakit, cuma aku nggak bilang kalau Mbak Yuni ditabrak orang, biar nggak kepikiran.""Hmm ... Mbak ngapain nanyain Pak Maruto? Pengen deketin dia? Nggak usah deh, Mbak. Soalnya Pak Maruto itu sudah tua. Udah nggak pantas lagi buat dijadikan suami walau pun istrinya juga sudah lama nggak bi
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (106)"Sayang, Mas berangkat ke kantor dulu ya. Hari ini ada teman ngajak ketemuan, makanya Mas agak pagi berangkatnya.""Oh ya, siapa, Mas temen kamu itu?" tanya Mayang sambil lalu. Disebut namanya pun dia tak akan kenal teman suaminya yang hendak janjian ketemu itu."Pak Maruto. Pengusaha spare part otomotif. Sering jadi klien Mas dulu. Cuma sekarang udah jarang. Heran juga tiba tiba ngajak ketemuan. Tapi katanya mau minta sedikit bantuan Mas, cuma bantuan apa Mas juga belom tahu. Dia nggak mau bicara di telepon soalnya," jawab Surya sambil membantu Mayang yang tengah memasangkan dasi di lehernya.Mayang tersenyum lalu membuka mulutnya."Ya udah Mas, temuin aja. Siapa tahu temen Mas itu memang sedang butuh bantuan. Besar pahala bantu orang lho. Asal bantu dalam kebaikan, bukan keburukan," balas Mayang sambil merapikan kemeja suaminya lalu membantu Surya membawa tas kerjanya setelah selesai bersiap siap."Tentu, Sayang. Ya udah, Mas berangkat dulu
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (107)"Surya, kenalin, ini temen saya Yuli. Dia baru aja datang dari luar kota hendak mencari pekerjaan di sini. Lulusan SMA, tapi aku yakin dia bisa bekerja dengan baik.""Hmm ... apa kamu bisa menerima dia kerja di perusahaan kamu, Sur? Atau ... di kantor pengacara kamu juga boleh. Please ... kita kan teman. Tolong menolong di antara teman itu sudah biasa. Siapa tahu suatu saat kamu juga butuh bantuan dari aku. Jadi sekarang tolong terima dulu temanku ini bekerja di perusahaan kamu ya? Nanti kapan kapan kalau kamu butuh bantuan dari aku, tinggal bilang aja. Oke?" ujar Maruto panjang lebar sambil menyeringai lebar ke arah Surya yang seketika menjadi bingung bagaimana harus menjawab permintaan dari rekan bisnisnya itu.Apakah akan menerima permintaan tolong tersebut dengan baik atau menolaknya sebab jujur dari pandangan kasat mata saat ini saja, dia bisa melihat kalau Yuli bukan wanita baik baik. Sedari tadi perempuan berpakaian seksi dan kurang bah
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (108)Maruto keluar dari ruangan kerja Surya dengan wajah kelam dan diselimuti amarah. Tangannya mengepal. Tak pernah seumur hidupnya dia merasa dihinakan seseorang seperti ini. Tapi hari ini,, dia mendapatkan kehinaan itu karena permintaannya untuk menerima Yuli di perusahaan Surya ditolak mentah mentah oleh laki laki itu.Rasanya dia tak bisa terima begitu saja dan jadi dendam pada Surya."Sialan! Sombong sekali Surya! Permintaanku untuk menerima kamu kerja di sini ditolak mentah mentah sama dia! Awas saja! Tunggu saja pembalasanku!" gerutu Maruto sambil membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras setelah ia berada di belakang kemudi dan Yuli juga sudah duduk di sampingnya.Setelah Yuli masuk ke dalam mobil, dia pun mengendarai roda empat nya dengan kencang keluar dari halaman parkiran."Iya Mas, sombong sekali Surya itu! Baru aja sukses sedikit sudah sombong minta ampun! Aku jadi kesel banget Mas, pengen rasanya bikin perhitungan sama laki la
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (109)"Mas, kalau kamu kenal baik dengan Arga, apa kamu juga kenal baik dengan mantan suami Andin?" tanya Yuli sesaat kemudian."Heru? Tentu saja aku kenal dia! Hanya saja entah bisnis apa yang dia geluti saat ini. Aku rasa bisnis narkotika. Sebab tempo hari dia ditangkap dan dipenjara juga karena bisnis haram ini.""Setelah keluar dari penjara, sepertinya dia kembali menekuni bisnis ini, juga bisnis hiburan malam. Mafia besar dia. Kamu nggak usah dekat dekat kalau masih ingin selamat!" jawab Maruto memperingatkan Yuli.Namun, Yuli hanya mengulas senyum tipis."Jadi Heru seorang mafia, Mas? Kasihan sekali. Aku rasa Andin pasti berusaha menjauhkan mantan suaminya dari anak anaknya. Hmm ... Mas bisa nggak kenalin aku sama dia?" sambung Yuli lagi."Kenalin sama siapa? Heru? Kamu ingin coba coba mengajak dia berkencan? Jangan gila kamu, Yuli! Dia seorang bandar besar! Bisnis hiburan malamnya ada di mana mana, apa kamu mau cari mati berdekatan sama orang
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (110)"Mas serius ingin menjadikan aku istri kedua?'" tanya Yuli setelah beberapa saat.Maruto menganggukkan kepalanya."Tentu saja aku serius, Yul. Sudah lama aku menginginkan hal itu, tapi kamu acuh tak acuh saja?""Jadi gimana? Kamu mau tidak, menikah dengan Mas?" tanya Maruto lagi.Sejenak berpikir, akhirnya Yuli menganggukkan kepalanya.Ya, tak mengapa untuk sementara dia menjadi istri laki laki di sampingnya itu. Dibandingkan Arga dan Surya, Maruto juga tidak kalah kaya. Dia pasti bisa hidup enak dan kecukupan kalau mau menjadi istri kedua laki laki itu.Siapa tahu dia bisa mengumpulkan aset dan kekayaan dari menjadi istri kedua Maruto."Baiklah, Mas. Setelah aku pikir pikir seperti nya aku menerima tawaran Mas ini. Mas udah baik banget sama aku selama ini. Berkenan menolong aku saat aku butuh pertolongan.""Tapi apa Mas yakin bisa berbuat adil kalau aku jadi istri kedua Mas? Aku sekarang tinggal di kontrakan Mas bareng kakakku yang sedang sak
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (111)"Mbak, Maruto mengajak aku menikah. Menurut Mbak gimana? Kalau aku jadi istri kedua dia, aku akan dibelikan rumah, mobil dan disediakan asisten rumah tangga. Menurut Mbak gimana?" tanya Yuli pada Yuni meminta pertimbangan saat ia tiba di rumah."Wah, baguslah itu, Yul. Kesempatan bagus jangan ditolak! Cuma .... bukannya kamu sedang berusaha untuk mendekati Surya? Dengan mendekati dia, kamu bisa bantu Mbak balas dendam ke Mayang?" Yuni menaikkan alisnya."Nah, itu juga alasanku menikah dengan Maruto, Mbak. Lewat tangan dia, kita bisa mengobrak abtrik kehidupan mereka. Bahkan bukan hanya dia, hidup Arga dan Andin pun bisa.""Jadi gimana? Aku terima tawaran menikah dengan Maruto atau aku tolak, Mbak? Jujur aku nggak punya perasaan apa apa sama laki laki itu, tapi fasilitas yang dia janjikan kalau aku bersedia menikah dengan dia sangat menggiurkan.""Rumah, mobil dan fasilitas lainnya. Sejauh ini cuma Maruto yang menawarkan itu padaku, Mbak.""Ya
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (112)"Apa kata kamu, Mas? Masih ada dua istri lagi yang harus kamu cukupi kebutuhan nya? Kamu ... kamu gila, Mas? Apa kamu serius?" tanya Yuli dengan nada kaget dan tak percaya.Maruto menganggukkan kepalanya."Tentu saja Mas nggak main main. Buat apa main main? Apa untungnya?" jawab Maruto masih dengan nada santai tanpa beban, membuat Yuli meradang."Kamu g*la, Mas! Kamu bohong berarti! Kemarin kamu bilang aku ini istri kedua! Berarti bukan kan? Jadi aku ini sebenarnya istri ke berapa Mas? Keempat? Iya!" Yuli murka karena merasa dipecundangi oleh laki laki yang sekarang telah resmi menjadi suaminya itu.Andai dia tahu dari awal kalau Maruto sudah punya tiga istri, tentu dia tak akan sudi menerima tawaran laki laki itu untuk menikah dengannya.Tapi sekarang nasi sudah jadi bubur. Dia sudah jadi istri Maruto. Dan malangnya bukan istri ke dua melainkan istri ke empat dari laki laki don Juan itu.Maruto menyeringai tipis."Memangnya kenapa kalau kamu