Mag-log inBenar, operasi induksi mungkin bisa menyebabkan pendarahan hebat, tetapi risiko operasi aborsi di awal kehamilan tidak terlalu tinggi.Selain itu, operasi aborsi Nyonya Lina saat itu dilakukan di Mogowa. Meskipun itu tiga puluh tahun yang lalu, tingkat keahlian medis di Mogowa sudah sangat tinggi, jadi tidak mungkin akan terjadi situasi seperti itu.Kecuali ...."Operasi aborsi biasa memang tidak akan menyebabkan pendarahan hebat." Nyonya Lina berhenti setelah menyesap air hangat.Aku langsung mengambil gelas dari tangannya, lalu meletakkannya di samping.Senyum pahit muncul di sudut bibir Nyonya Lina. Dia mengangkat kelopak matanya untuk menatap Rena, lalu berkata, "Karena dulu nenekmu tidak hanya melakukan operasi aborsi untukku, tapi juga ingin mengangkat rahimku.""Apa?" Aku langsung tersentak mendengar ini. Ketika melihat wajah Nyonya Lina yang pucat, hatiku seperti dihantam sesuatu dengan keras.Pantas saja sampai terjadi pendarahan hebat. Ternyata ini bukan operasi aborsi sederh
Tubuh Nyonya Lina masih sangat lemah. Setelah memarahi sejenak, dia tidak bisa menahan batuknya. Aku yang panik segera bangkit untuk menepuk punggungnya, tetapi dia menggenggam tanganku erat-erat, lalu berujar, "Raisa, jangan mendengarkan apa yang dikatakan adikmu. Aku ini ibumu, sudah seharusnya aku melakukan semua ini. Kamu selalu mendengarkan kata-kata Ibu. Kamu adalah anak Ibu yang paling patuh. Sudah sepatutnya Ibu menyayangimu."Nyonya Lina bukan orang yang suka berbasa-basi, terutama di hadapanku. Dia mengatakan semua ini dari lubuk hatinya.Suaraku kembali tercekat, "Ibu ....""Dia patuh? Dia sudah menyebabkanmu terluka parah, sementara membuat ayahku terbaring koma. Kamu masih merasa dia patuh? Bu, aku benar-benar tidak mengerti kenapa kamu melakukan ini. Padahal akulah yang anak kandungmu, kenapa kamu selalu lebih baik padanya daripada padaku?""Kalau bukan karena aku pernah melihat akta kelahiranku sendiri, aku pasti akan curiga kalau akulah yang diadopsi olehmu." Rena sanga
Kata-kata Rena bagaikan tamparan demi tamparan yang memukul wajahku dengan keras.Aku melihat matanya yang memerah, sementara air mata berkilauan di matanya. Hatiku seperti diterjang ombak besar yang sulit untuk ditenangkan.Ternyata ada banyak hal di balik semua kisah-kisah ini. Dari sudut pandangku, aku hanya melihat Nyonya Lina yang selalu bersikap buruk, selalu sangat keras padaku setelah memiliki Rena, anak kandungnya sendiri.Namun, aku tidak pernah menyadari bahwa di balik ketegasannya ada penghargaannya padaku. Aku juga tidak memperhatikan kasih sayang dan perhatiannya yang tersembunyi dalam hal-hal kecil.Aku hanya merasa Rena sama sekali tidak dekat denganku sejak kecil, malah selalu menyuruhku untuk melayaninya, meremehkan, juga merendahkanku. Namun, aku tidak menyadari bahwa yang tersembunyi di balik ketidaksukaan dan kebenciannya itu adalah rasa cemburu.Rena cemburu pada cinta Nyonya Lina padaku.Namun, siapa yang akan percaya? Padahal dia adalah anak kandung Nyonya Lina
Rena melanjutkan, "Tapi apa hasilnya? Ibu makin tidak menyukaiku. Di matanya hanya ada kamu, seluruh hidupnya berputar di sekitarmu. Waktu kamu kuliah, aku masih di SMA. Saat aku berada di kelas tiga yang begitu penting, dia bahkan tidak pernah membuatkan makanan kesukaanku secara khusus. Tapi setiap kamu pulang di akhir pekan, meja makan akan penuh dengan makanan kesukaanmu! Apa kamu tahu betapa marahnya aku? Apa kamu tehu betapa cemburunya aku padamu?""Lalu, keluarga kami mengalami kebangkrutan. Teman Ayah merasa kamu memiliki potensi yang bagus, ingin membawamu ke dunia hiburan, lalu menandatangani kontrak dengan perusahaannya. Ayah hanya membawamu keluar untuk menghadiri jamuan makan sekali saja, tapi Ibu sudah marah besar. Dia berdebat dengan Ayah sampai berkelahi, membuat kepala Ayah sampai berdarah. Ibu sama sekali tidak mengizinkanmu masuk ke tempat kotor seperti itu. Dia mengatakan kalau kamu masuk ke dunia hiburan, kamu akan hancur. Kamu adalah bunga yang dia rawat dengan ha
Hasan tidak bisa tersadar lagi.Ardi juga sudah berusaha, tetapi Hasan tetap tidak bisa tersadar.Mungkin dia sendiri yang tidak ingin bangun. Dia lebih memilih tenggelam dalam tidur untuk waktu yang lama daripada bangun untuk menghadapi dunia nyata.Tangga itu tidak terlalu tinggi, serta sudah dipasangi karpet. Konsekuensi terjatuh dari sana tidak terlalu serius.Mungkin Hasan takut menghadapi Tommy, jadi dia tidak mau bangun.Perayaan tahun baru ini tidak berjalan sehangat yang aku bayangkan. Sebaliknya, aku tenggelam dalam kesedihan yang sunyi.Rena tidak membuat masalah denganku.Namun, aku tahu bahwa dia sebenarnya memiliki dendam padaku. Meskipun Hasan tidak didorong jatuh dari tangga oleh seseorang, dia dipaksa untuk melompat dari tangga. Tommy yang memaksanya untuk melompat.Meskipun Hasan dan Tommy memang sudah memiliki hubungan sejak awal, Tommy memegang rahasia Hasan. Dia mampu memaksa Hasan melompat dari tangga juga mungkin karena hal lain.Namun, Rena dengan keras kepala p
Pria ini sangat menggemaskan.Aku menahan tawa, mengangguk dengan berpura-pura serius. "Ya, asam sekali. Apa kamu tadi makan lemon?""Tidak mungkin ...." Ardi berkedip, tiba-tiba menunduk untuk menangkup wajahku, lalu menciumku dalam-dalam.Suaranya tidak terdengar dengan jelas, "Aku tidak suka yang asam. Pasti kamu yang salah mencicipinya. Kalau begitu, cobalah lagi, lihat apakah rasanya asam atau manis."Aku sudah tahu bahwa Ardi adalah pria yang licik. Kebingungannya itu semua hanya sandiwara.Aku kembali terkurung dalam pelukannya, tidak bisa melepaskan diri.Tidak mengejutkan jika masakan kami berakhir gosong. Akhirnya, kami hanya bisa memakan bubur dan bakpao. Namun, Ardi memakannya dengan sangat gembira.Setelah selesai sarapan, aku dan Ardi pergi ke rumah sakit bersama.Meskipun semua orang sangat memperhatikanku, berusaha tidak membuatku terlalu lelah, pekerjaan di departemen anestesi sangatlah sibuk. Setelah satu hari penuh, aku tetap merasa pegal-pegal dan sangat lelah.Menj







