Share

Bab 252

Author: Celine
"Tapi sebelumnya kamu pernah berhasil."

Rian yang menyahut.

"Terus?" Ardi langsung menyangkal, "Setiap pasien kondisinya berbeda, terus sekarang kami hanya sedang berdiskusi apakah kondisi pasien ini cocok dijadikan kasus pembelajaran. Pendapatku adalah nggak cocok."

Sikap Ardi sangat tegas.

Dia adalah dokter bedah utamanya, kalau dia tidak setuju, semua yang ada di sini tentu saja tidak bisa memaksanya. Rapat ini pun berakhir di sini.

Setelah rapat bubar, kami semua berjalan di belakang Pak Budi dan Ardi. Aku mendengar Pak Budi berkata, "Ardi, aku mengerti apa yang kamu khawatirkan, tapi kasus ini memang unik, kamu yakin nggak mau pikirkan lagi?"

"Pak Budi, jangan membujukku lagi," tolak Ardi langsung. "Dokter Hendra bakal pulang minggu depan, dia juga punya pengalaman di bidang ini."

Satu kalimat ini langsung memupuskan harapanku.

Di perjalanan kembali ke kantorku, aku dan Rian berjalan di belakang Ardi dan Zelda. Waktu aku masih memikirkan Dokter Hendra yang disebut Ardi tadi, aku m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 286

    Meskipun aku sudah menduga hasilnya bakal seperti ini, saat mendengar kabar ini, aku tetap saja merasa terpukul.Aku bersiap langsung pergi menemui Ardi.Tanpa memberi tahu Rian dan Bu Ratna.Saat tiba di Departemen Bedah Saraf, aku baru tahu Ardi sudah pulang kerja."Ardi sudah pergi makan malam bersama Zelda," ucap Jessy. Dia melihatku dengan kepala terangkat tinggi, sambil tersenyum melanjutkan, "Mungkin, sekarang mereka sudah berada di tempat parkir mobil."Aku segera mengeluarkan ponselku dan menelepon Ardi, tetapi tidak diangkat.Aku pun tergesa-gesa turun ke bawah. Saat sampai di bawah, kebetulan aku melihat mobil Mercedes Ardi melaju tidak jauh. Lalu aku teringat ucapan Dokter Hendra yang mengatakan 48 jam, kemudian aku melirik jam tanganku. Dengan nekat, aku menghadang mobil Ardi yang sedang melaju itu.Aku menghentikan mobil Ardi pas di arah pintu keluar parkir.Pria itu pun dengan cepat mengerem mobil, membuka pintu dengan jengkel, lalu melangkah cepat dan berdiri di hadapan

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 285

    “Tapi kalian juga tahu, saat ini aku yang bertanggung jawab atas pasien ini. Dokter Ardi juga sangat sibuk, dia belum tentu punya waktu.” Sebelum pergi, Dokter Hendra berbaik hati mengingatkan, “Selain itu, pada kasus serupa di luar negeri itu, pasien menjalankan operasi ketiga kalinya dalam waktu 48 jam setelah operasi kedua. Jadi, kalau kalian ingin mencoba ambil kesempatan, kalian harus cepat."Waktu 48 jam, itu berarti waktu yang diberikan pada kami sebagai keluarga pasien sudah kurang dari satu hari. Dengan kata lain, kalau kami ingin meminta bantuan Ardi. Kami harus mendapatkan persetujuan darinya pada hari ini juga.Saat Nyonya Larasati menyadari hal ini, dia langsung memukul dadanya dan menghentakkan kakinya. Setelah itu, dia menggenggam tanganku dan berkata dengan panik, “Raisa, menurutmu, apakah Ardi akan setuju menolong pamanmu? Raisa, ini semua salahku, aku tidak seharusnya pergi ke kediaman keluarga Wijaya …. Aku ….”“Bu,” aku langsung menyela ucapannya dan menenangkanny

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 284

    Aku tahu, semua ini berkat bantuan Rian.Aku berhutang budi lagi padanya.Namun Rian tidak berpikir seperti itu, dia berkata, “Itu semua berkat paman yang berhati mulia. Melihat adanya ketidakadilan, dia langsung ingin membantu. Kami hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan institusi, aku sama sekali tidak membantu apa-apa.”Ucapan Rian membuat aku tidak bisa berkata apa-apa.Aku tahu, Rian sedang mencari cara untuk menyelamatkan mukaku.Aku hanya bisa mengingat kebaikannya dalam hati.Ketika semua urusan di rumah sakit selesai diurus, kepala perawat tiba-tiba menelepon.“Raisa, kamu ada di mana? Bisakah kamu segera kembali ke rumah sakit?”Suara kepala perawat tersebut terdengar sangat panik.Aku menduga pasti telah terjadi sesuatu, karena itu aku pun bertanya dengan gugup, “Apakah kondisi pamanku terjadi komplikasi?”“Bukan,” jawab Kepala Perawat tersebut dengan nada pelan. Dengan pasrah, dia berkata, “Tadi, Dokter Hendra inspeksi ke bangsal dan memberi tahu kondisi Pak Andrew.

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 283

    Singkat kata, Ardi mengejek aku dan Nyonya Larasati. Dia juga menghina Hasan yang masih dalam pemulihan di rumah sakit dengan sikapnya yang angkuh.Namun, dia melakukan semua ini, atas dasar apa?Apa hanya karena dia itu berasal dari keluarga kaya di Nowa? Akan tetapi, apa hubungan kekayaannya itu dengan kami?Apalagi saat ini kami sudah mau bercerai.Hari ini, dia bisa datang pagi-pagi demi menyelesaikan urusan Hasan, aku merasa sangat berterima kasih. Namun, itu bukan berarti dia bisa menginjak harga diriku seperti yang selama ini dia lakukan.Memikirkan hal ini, aku menatap Ardi dan berkata dengan nada tidak merendah sedikit pun, “Dokter Ardi terlalu berlebihan. Kita sudah mau bercerai, jadi baik terhadap internal maupun eksternal, tolong panggilan Ayah Mertua diganti menjadi Pak Hasan saja, sama seperti yang lain, agar tidak menimbulkan masalah yang nggak perlu.”Aku berhenti sejenak untuk memastikan nada bicaraku tetap tenang, lalu kembali melanjutkan, “Selain itu, dokter Ardi jug

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 282

    Sepuluh menit kemudian, kami sudah sampai di kamar suite di lantai paling atas. Tempat ini jauh lebih luas dari yang aku bayangkan. Di dalam ruangan juga terdapat berbagai jenis tanaman hijau. Sinar matahari masuk melalui jendela kaca yang menjulang dari langit sampai kaki lantai. Suasana di sini membuat orang merasa nyaman dan bersemangat hidup.Kesan pertamaku terhadap tempat ini, bersih dan luas. Dalam ruangan ini juga disediakan kursi sofa dan meja kecil buat anggota keluarga pasien yang datang membesuk.Di sini juga terdapat perawat intensif.Konon katanya para perawat di sini memiliki sertifikat perawat senior. Mereka lebih profesional dan lebih teliti dalam merawat pasien.Setelah mengunjungi seluruh kamar suite di sini, aku memiliki kesan kalau para pasien di sini bukan sedang menjalani terapi penyembuhan, melainkan sedang berlibur.Setelah Manager Frandy selesai memperkenalkan fasilitas yang ada di sini, dengan sopan dia berkata, “Kira-kira seperti ini keadaan di sini. Kalau m

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 281

    Tiga pasang mata saling memandang satu sama lain. Saat Ardi melirik ke belakangku, aku melihat ekspresi terkejut melintas di mata Ardi yang biasanya terlihat tenang. Akan tetapi itu hanya sekilas saja, lalu sorotan matanya yang terkejut itu langsung berubah mengejek. Sedangkan Rian yang berdiri di belakangku juga tidak menyangka bisa bertemu Ardi pada jam segini. Dia melangkah ke depan dan berkata, "Ardi, ternyata memang kamu?" Kenapa kamu bisa berada di sini? Ardi tidak segera menjawab, matanya yang dingin itu tertuju pada wajahku lagi. Dengan santai, dia berkata, "Bukankah pertanyaan ini seharusnya kamu tanyakan pada Dokter Raisa?" Rian kebingungan lagi, dia menebak, "Ardi juga datang karena urusan paman, ya?" Ardi tetap tidak berbicara, tetapi sekujur tubuhnya memancarkan aura tidak terlihat yang membuat orang merasa sangat tertekan. Manajer Frandy juga menyadari kalau ada yang tidak beres, dia pun menyeka keringat di dahinya. Dengan panik, dia melangkah maju dan menjabat tang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status