LOGIN"Ardi tidak bisa dianggap berselingkuh dalam pernikahan. Dia sebenarnya tidak menjalin hubungan seperti itu dengan Zelda. Mereka ...." Aku hampir tanpa sadar membela Ardi.Namun, sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku, Steven kembali memotongku, "Aku tidak peduli dia melakukannya atau tidak."Suaranya agak tinggi, membuatku terkejut, juga menarik perhatian rekan kerja yang lewat. Tatapan mereka yang melihat ke arah kami dipenuhi keraguan.Aku merasa canggung, langsung mempercepat langkahku. Steven juga tidak berbicara lagi, hanya mengikuti langkahku menuju pintu lift.Kali ini, suaranya sangat rendah, juga sedikit tergesa-gesa, "Raisa, aku hanya peduli padamu.""Aku hanya peduli dengan perasaanmu. Aku merasa kamu tidak bahagia. Meskipun kamu dalam status pernikahan dengan Ardi, kamu juga tidak bahagia. Jadi, Raisa, aku mendukung perceraianmu. Kapan masa tenang kalian berakhir? Aku akan menemanimu untuk mengurus surat cerai, oke?"Aku merasa sangat bingung ketika mendengar kata-ka
Ketika melihat Steven, aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi tatapannya.Tatapannya seakan dia kehilangan harapan, juga tampak sedikit sedih."Pak … Pak Steven." Aku memanggilnya. Dalam nada suaraku tanpa sadar terselip permintaan maaf.Aku meminta maaf padanya karena Steven tulus dan jujur dalam menjalin hubungan denganku. Dia berteman denganku, juga benar-benar ingin mengejarku untuk menjadi pacarnya.Namun, aku menyembunyikan fakta bahwa aku sudah menikah darinya.Meskipun aku tidak bermaksud melakukannya, hubungan pernikahan antara aku dan Ardi tidak bisa dipublikasikan. Lagi pula, aku dengan Ardi memang sebentar lagi akan bercerai. Aku memang sebentar lagi akan menjadi lajang.Lagi pula, aku tidak berencana menjalin hubungan lain dengan Steven. Jadi, aku tidak memberitahukan hal-hal ini padanya.Meskipun begitu, aku masih merasa bersalah dan gelisah saat menghadapi Steven.Seperti aku sudah mengkhianati perasaannya."Raisa, kamu ada di sini? Sepertinya kamu belum beristirahat
Siapa?Siapa yang mencintainya?Apa pria ini tidak mendengar apa yang dirinya sendiri katakan?Tadi pria ini masih memohon dengan rendah hati padaku agar memberinya satu kesempatan untuk mengejarku lagi. Sekarang, dia malah menyatakan dengan tidak tahu malu bahwa aku sangat mencintainya."Raisa, kamu begitu peduli padaku, khawatir pekerjaanku akan terganggu. Bukankah ini namanya kamu mencintaiku?" Kedua mata Ardi tampak berbinar penuh kegembiraan dan kebahagiaan. Wajahnya yang tadinya pucat juga memancarkan cahaya kemerahan. "Ini artinya kamu sangat amat mencintaiku!"Aku tidak bisa mengatakan apa-apa.Ternyata ini dasar pemikirannya.Aku merasa peduli padanya, berarti aku memperhatikannya, berarti aku mencintainya.Namun, entah kenapa hal ini justru memunculkan rasa malu yang sulit diungkapkan. Seolah rahasia yang tersembunyi dalam-dalam tiba-tiba terbongkar, diletakkan di atas meja, bahkan diperbesar agar orang lain bisa melihatnya dengan detail.Aku mulai memutar tubuhku, ingin mele
"Raisa, apa kamu masih bersikeras ingin bercerai?" Di sepasang mata hitam Ardi, tampak raut kesedihan yang perlahan mengalir. "Apa kamu benar-benar tidak menginginkanku lagi?"Astaga, pria ini benar-benar akan membunuhku.Ardi sepertinya tahu bahwa aku sama sekali tidak bisa bersikap kejam padanya. Dia juga sepertinya tahu bahwa aku tidak mungkin benar-benar meninggalkannya sendirian.Ketika menghadapi sepasang mata sedihnya, dengan lingkaran mata yang sedikit memerah, aku harus mengakui bahwa hatiku mulai luluh.Aku mengatupkan bibir, menundukkan kepala, lalu mencubitnya dengan keras sambil menggertakkan gigi dengan garang. "Aku seharusnya tidak datang menjengukmu!""Raisa, Rian benar-benar tidak mungkin menikahimu. Dia memiliki kekasih, perjodohannya juga sudah diatur oleh keluarganya. Dia sama sekali tidak benar-benar menyukaimu, juga tidak mungkin melawan keluarganya sendiri demi kamu. Kalau kamu tetap bersama dengannya, kamu tidak akan mendapatkan cinta maupun hartanya." Ardi tern
Begitu ibu mertuaku mengatakan ini, aku langsung mengerti. Yang dimaksudnya adalah status WhatsApp Ardi yang baru saja diunggah.Unggahan status WhatsApp yang mengumumkan bahwa aku adalah istrinya.Kata-kata ibu mertuaku ini adalah hal yang serius. Aku terburu-buru datang ke sini bukan hanya untuk memeriksa kondisi Ardi, tetapi juga ada tujuan penting lainnya, yaitu ingin Ardi menghapus unggahan di status WhatsApp itu."Kamu tidak perlu memberiku waktu. Aku tidak akan menghapus unggahan di status WhatsApp itu." Kali ini Ardi kembali menjawab dengan sangat cepat.Nada suaranya tenang, tetapi ada ketegasan dalam ketenangannya itu.Aku tertegun.Wajah ibu mertuaku menjadi pucat. "Ardi, kamu harus memikirkannya baik-baik. Apa kamu benar-benar ingin mengorbankan masa depanmu sendiri, bersikeras tetap bersama dengan wanita ini? Kalian sebentar lagi akan bercerai, selesaikan saja perceraian ini dengan damai. Apa lagi yang ingin kamu ributkan? Kalau kamu melakukan ini, bagaimana aku bisa menga
Ardi benar-benar sudah sadar.Ketika melihatnya, hatiku yang tadi terus merasa tegang akhirnya kembali tenang. Aku bergegas menghampirinya tanpa terkendali, segera memeriksa kondisinya. "Apakah lukanya sakit? Apa ada yang terasa tidak nyaman? Biarkan aku melihat lukanya ....""Tidak apa-apa, Sayang. Aku tidak merasa sakit. Lihat, bukankah di sini ada penahan sakit? Lagi pula, aku adalah seorang pria, luka kecil seperti ini tidak ada apa-apanya." Ardi malah menarik tanganku, lalu tersenyum untuk menenangkanku.Saat aku melihat bibirnya yang masih pucat, hidungku terasa panas. Air mataku mengalir keluar tanpa terkendali.Pembohong, bagaimana mungkin tidak sakit? Pisau Suna terlihat kecil, tetapi sangat tajam. Lagi pula, saat itu Suna berlari untuk menusuk, jadi tusukannya sangat dalam.Ardi sengaja berpura-pura santai agar tidak membuatku khawatir atau merasa bersalah."Hei, kenapa matamu memerah? Apa kamu sudah berubah menjadi kelinci putih kecil? Bahkan ada manik-manik emas yang keluar







