Share

Bab 702

Penulis: Celine
Perbuatan Ardi memberikan dampak yang tidak kecil pada diriku.

Putra kesayangan Keluarga Wijaya yang selalu dingin dan angkuh, ternyata berlutut di depanku, mengangkat kepala sambil memohon dengan penuh penyesalan agar aku memaafkannya. Dia memohon agar aku memberinya satu kesempatan.

Untuk sejenak, aku merasa hatiku menjadi goyah, seakan semua yang ada di depanku tidak nyata.

Namun, di depanku jelas ada wajah Ardi yang penuh harapan. Ujung mata indahnya tampak sedikit kemerahan, seakan berisi kekhawatiran dan kecemasan.

Aku telah mencintai Ardi selama delapan tahun. Aku pernah melihat sikapnya yang dingin, elegan, lembut, serta penuh kasih sayang. Namun, ini adalah pertama kalinya aku melihat Ardi seperti ini, begitu rendah hati hingga membuatku sakit hati.

Aku sangat ingin menariknya berdiri. Aku tidak tega melihatnya begitu merendahkan diri. Aku juga tidak tega melihat matanya yang memerah.

Namun, ketika ujung jariku bergerak, aku seakan tidak bisa mengulurkan tanganku.

Karena aku t
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zhen Zhen
baba ini ardi termewek mewek ya
goodnovel comment avatar
SZ Zein
thor nambah dong bab barunya , jangan cuma 4 doang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 866

    Ketika aku dan Ardi tiba di rumah sakit, Nyonya Lina sudah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan biasa.Meskipun kondisi tubuh Nyonya Lina sudah stabil, dia masih sangat lemah. Karena tenggorokannya terluka, dia hanya bisa menerima air dan makanan melalui selang nasogastrik.Aku melihat wajahnya yang pucat kekuningan, napasnya yang lemah dan terengah-engah, serta kelopak matanya yang bahkan tidak bisa terbuka sepenuhnya. Air mataku langsung memenuhi pelupuk mata.Begitu melihat kedatanganku, Nyonya Lina tersenyum sambil memanggilku, "Raisa.""Ibu." Aku tidak bisa lagi menahan emosiku, langsung berlari untuk memeluk Nyonya Lina dengan air mata yang berlinang. Kata-kata yang selama ini ingin aku katakan akhirnya terucap, "Maafkan aku, aku seharusnya tidak memperlakukanmu seperti itu."Ya, aku menyesal. Aku menyesal pernah bersikap begitu dingin dan menjaga jarak dengan Nyonya Lina, menyesal tidak memberikan lebih banyak perhatian padanya. Seharusnya dia tidak perlu mengalami kece

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 865

    "Ayo kita pergi, Raisa." Aku baru tersadar ketika Ardi memelukku. Kemudian, aku mengikutinya pergi.Begitu masuk ke dalam mobil, Ardi langsung menghubungi seseorang. Tak lama kemudian, mobil berhenti di sebuah kompleks vila. Seorang pemuda berambut pirang berlari keluar dari dalam. "Berikan padaku.""Rambut Pirang, kamu butuh waktu berapa lama?" Ardi memberikan ponsel Hasan padanya, lalu menanyakan tentang waktu.Saat Ardi memanggil orang itu dengan sebutan Rambut Pirang, aku hampir mengira dia sedang mengejeknya. Namun, pemuda itu sama sekali tidak terlihat marah, malah bersikap sangat alami, seolah itu memang namanya.Aku bergumam dalam hati, 'Siapa yang memiliki nama seaneh itu? Kedengarannya seperti sebuah hinaan.'"Bagaimana kalau kamu dan Kak Raisa duduk dulu sambil minum kopi? Setelah kopimu habis, aku mungkin sudah selesai." Rambut Pirang tersenyum sambil membawa kami masuk ke dalam vila.Dekorasi vila ini sangat sederhana. Daripada dibilang sebuah rumah, tempat ini lebih mirip

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 864

    "Tolong perbesar, biarkan aku melihat wajahnya dengan jelas." Hatiku menjadi makin gelisah ketika aku mendesak Manajer Frandy.Manajer Frandy mengoperasikan kamera pengawas sesuai dengan permintaanku. Yang diperbesar di layar adalah adegan sebelum Hasan terjun ke bawah.Hasan menurunkan lengannya yang memegang ponsel, menatap kosong ke arah tangga sambil terpaku sebentar, lalu mengatupkan bibirnya. Dia seperti sudah membuat sebuah keputusan.Tubuh bagian atasnya condong ke depan, lalu dia langsung terjatuh ke bawah."Ini tidak terlihat seperti tidak sengaja terjatuh," gumam Manajer Frandy sambil mengerutkan kening.Ya, Hasan tidak seperti tidak sengaja terjatuh, lebih terlihat seperti dengan sengaja menjatuhkan diri.Namun, Rena langsung membantah, "Manajer Frandy, aku rasa tidak akan ada orang yang sengaja menjatuhkan diri dari tangga, 'kan? Ayahku yang sudah terbaring lama akhirnya tersadar. Dia jelas tidak mungkin akan melakukan hal seperti ini.""Maaf, Nona Rena, bukan itu maksudku

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 863

    Selain itu, waktu pesta pernikahanku dan Ardi sudah dekat. Aku disibukkan dengan urusan pernikahan, jadi menunda masalah ini untuk sementara.Namun, aku tidak akan melupakan hal itu. Jadi, tidak boleh sampai terjadi sesuatu pada Hasan.Manajer Frandy sepertinya agak sulit menjawab pertanyaanku. "Ini …. Aku juga tidak bisa menjamin, hanya bisa melihat kondisi perawatan Pak Hasan."Jawaban ini membuatku merasa tidak tenang. Aku mengerutkan kening tanpa mengatakan apa pun.Rena yang ada di samping tiba-tiba maju untuk menyela, "Manajer Frandy, kamu mengatakan kalau ayahku terjatuh sendiri dari tangga. Apakah ini benar?"Ketika Rena maju untuk menyela, Ardi langsung menarikku ke samping, lalu menatap Rena dengan tatapan tegas.Hanya saja, Rena seperti sama sekali tidak menyadari tatapan Ardi. Sepasang matanya tampak penuh harapan, tetapi juga penuh curiga menatap wajah Manajer Frandy.Dia mempertanyakan kebenaran kejatuhan Hasan."Tentu saja benar. Para perawat bisa menjadi saksi." Manajer

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 862

    Apa sesuatu terjadi pada Hasan?Jantungku berdetak kencang. Aku tidak memedulikan yang lain, langsung buru-buru mengejar langkah Rena, lalu bertanya dengan cemas, "Ada apa dengan Ayah? Apa yang terjadi padanya?""Dia didorong jatuh dari tangga hingga terluka!" Rena menggenggam erat ponselnya. Jari-jarinya yang terawat dengan indah menekan tombol lift dengan panik, sementara wajahnya terlihat sedikit gelisah. Dia menoleh untuk memarahiku, "Ini semua salahmu, Raisa. Kamu mencelakai ayahku lagi! Dia sudah tertidur selama dua tahun penuh, hingga akhirnya bisa tersadar. Dia bahkan belum lama pulih, tapi sudah celaka karenamu lagi!"Mata Rena memerah, lalu dia melontarkan kalimat ancaman, "Kalau sesuatu terjadi pada Ayah kali ini, aku tidak akan pernah memaafkanmu seumur hidupku!"Aku tidak punya waktu untuk memikirkan bagaimana Rena memarahi atau mengancamku. Jariku segera menekan tombol lift.Ketika pintu lift terbuka, aku bergegas masuk terlebih dulu, bahkan lebih cemas dari Rena.Ardi me

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 861

    "Dia juga bertindak impulsif karena mengkhawatirkan Ibu. Lagi pula, dia masih muda dan tidak mengerti banyak hal, itulah sebabnya dia menyerangku. Kamu sudah menendangnya sekali, dia sudah tahu kalau dia salah. Jangan menyerangnya lagi," ujarku.Sebenarnya, aku tidak hanya mempertimbangkan kebaikan Rena, tetapi juga mempertimbangkan kebaikan Ardi.Jika sampai terjadi sesuatu pada Rena karena Ardi memukulinya, gadis itu pasti tidak akan diam saja.Ardi mengikutiku berjalan menuju pintu. Rena tampak sudah bangkit dari lantai. Satu tangannya menyangga kusen pintu, sementara tangan lainnya memegangi perutnya. Wajahnya tampak pucat pasi, tetapi amarahnya masih sama seperti tadi. "Raisa, kenapa kamu harus mengusik Keluarga Tanadi?""Karena Tommy sudah membunuh orang tua kandungku. Aku menyaksikan seluruh prosesnya secara langsung. Aku harus membalaskan dendam orang tuaku." Aku menghadapinya dengan nada tenang.Namun, Rena menatapku dengan tajam sambil menggertakkan gigi. "Kamu ingin membalas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status