Share

Dirundung warga

"Tuan, anda ingin sesuatu?" tanya Jingga.

"Tidak! Kau saja lebih mementingkan memasak untuk orang lain, padahal suami sendiri kelaparan," ketusku.

Di dalam kamar aku terus menggerutu, entah kenapa rasanya masih kesal teringat kejadian tadi.

"Tuan, saya sudah menyiapkan untuk Tuan juga, sebentar."

Jika mengambil sesuatu di meja, lalu menghampiriku. "Ini Tuan, saya buatin sayur sup. Ini baik untuk Tuan."

"Tidak usah!"

"Bukannya, Tuan laper?"

"Sekarang ngga!"

"Mau saya suapin?"

Astaga, malah ditanya.

"Aaa ...." Jingga menyodorkan sesendok sup ke arahku. Dengan ragu, aku mulai memakannya. Hm, rasanya memang seperti masakan Bunda.

"Kamu sudah makan?"

"Belom, Tuan," jawab Jingga dengan pelan.

"Makan!"

"Tapi, sendoknya cuman satu?"

Aku mengambil piring itu, dan mulai menyuapinya memakai sendok bekas diriku. "Makan!"

Seulas senyum terbit dari bibir gadis itu, ia mulai membuka mulutnya. Aku melanjutkan memberikan suapan makanan kepadanya, entah kenapa rasa lapar dalam perutku yang
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status