Share

13. Kesepian, curiga dan Kepastian

Jesica membantu Jeno tidur di kasur. Wanita cantik itu menaikkan selimut sambil mengusap kepala Jeno penuh kasih sayang saat sang putra memeluk guling. Kondisi Jeno belum pulih sepenuhnya membuat kepalanya masih terasa hangat.

"Istirahat nyenyak, sayang. Anggap rumah Jeno sendiri." Ucap Jesica lalu mengecup kening Jeno. 

Jeno bergumam, cowok berkaos putih oversize itu mulai menyamankan posisi tidur di salah satu kamar di rumah Jesica karena belum siap pulang kerumah Dirgantara. Karena pulang ke rumah Dirgantara sama saja merobek luka yang masih basah. 

Hati Jeno rasanya perih saat membaca tulisan 'Turut Berduka Cinta' di sepanjang jalanan menuju rumah Mika.    Rasanya seperti mimpi buruk Mika pergi secepat ini.

Jeno memejamkan mata, berharap tidak bangun lagi. 

Jesica menutup pintu, bibirnya tersenyum smirk merasa satu langkah di depan Dirgantara karena Jeno mau pulang ke rumahnya dan lebih memilihnya saat dalam keadaan ber

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status