FAZER LOGINSeorang Perawat/pengasuh mendapati tawaran kerja dari bibinya yang bekerja sebagai ART di salah satu rumah mewah milik pria kaya, dan disana ia harus bekerja mengasuh anak dari si pria tersebut, namun bukan perlakuan yang baik pada saat pertama bekerja, si perawat mendapati perlakuan buruk, bahkan sifat pria itu sangatlah menyebalkan, Namun tidak di sangka, pria itu justru terpancing karena tidak bisa menahan hasratnya yang terpendam, karena selalu melihat tubuh indah dari perawat itu.
Ver maisSudah berbulan-bulan Abel tidak mendapatkan pekerjaan. Ia sudah melamar ke banyak penyalur pengasuh, tetapi tak satu pun memberi kabar.
Saat itu pula, sosok yang sangat ia pikirkan tiba-tiba muncul di depan gerbang.
“Bi Olla?” Abel mengerjap, tak percaya.
“Abel, kita bicara di dalam, ya,” balas bibinya, terburu-buru.
Begitu pintu rumah tertutup, Bi Olla langsung bertanya, “Kamu sudah bekerja?”
Abel menggeleng. “Belum, Bi. Memangnya kenapa?”
Bibinya menjawab tanpa basa-basi, “Majikan Bibi—Tuan Leon—butuh pengasuh bayi segera. Bibi bilang kamu terbiasa merawat anak kecil.”
Abel sempat ragu, tapi tekanan ekonomi tak memberinya pilihan.
“Hanya itu,” jawab Bi Olla cepat, terlalu cepat. “Yang penting kamu siap dengan peraturan rumah itu.”
“Peraturan apa?”
“Nanti kamu tahu.”
Tak lama mereka berangkat. Di perjalanan, Bi Olla menatap dada Abel sesaat—tatapan yang membuat Abel heran.
“Kamu masih keluar ASI, kan?”
Abel mengangguk malu. “Iya Bi… hormonku memang belum stabil.”
“Bagus,” gumam Bi Olla pelan—terlalu pelan.
Abel tidak menangkap apa pun dari nada itu.
Rumah Tuan Leon menjulang besar dan dingin seperti pemiliknya. Saat Bi Olla memperkenalkan Abel, Leon hanya mengangguk tanpa senyum.
“Duduk,” titah Leon.
Abel segera menuruti, menunduk dalam-dalam.
“Nama?”
“A-Abelleza, Tuan. Panggil saja Abel.”
Leon melemparkan selembar kertas. “Ini peraturan di rumah ini. Baca, tanda tangan.”
Abel memutar lembarannya—halaman demi halaman—dan hampir pingsan melihat betapa panjangnya aturan itu.
“Tuan… ini banyak sekali—”
“Kamu punya lima detik.”
Baru hitungan “satu”, Abel langsung menandatangani.
Leon tersenyum tipis, dan itu justru lebih menyeramkan.
“Dengar baik-baik. Tugasmu bukan hanya menjaga putraku.”
Abel mengangkat wajah. Jantungnya berdegup lebih cepat.
“Kamu akan menyusuinya.”
“A-apa?” Abel refleks berdiri. “Bi Olla tidak bilang kalau—”
Leon menatapnya datar. “Jika tidak mau, keluar.”
Abel beku. Ia butuh pekerjaan. Ia butuh penghasilan. Dan ia sudah terlanjur tanda tangan.
“…Baik, Tuan.”
Leon membawanya ke sebuah kamar bernuansa hitam-abu. Tangis bayi menggema dari crib putih di tengah ruangan.
“Kemari,” perintah Leon.
Abel mendekat, gemetar.
“Inilah Arvazio,” katanya. “Susui dia.”
Abel menahan napas. Sial, bagaimana bisa hidupnya berubah secepat ini?
Namun ia mengambil bayi itu perlahan, membawanya ke sofa. Tangisan Arvaz tak juga berhenti.
“Cup… jangan nangis, Nak…” bisik Abel.
Leon berdiri tidak jauh di depannya, kedua tangan di saku, mengawasi seperti seorang hakim menilai terdakwa.
“Tuan… Anda masih di sini?” Abel hampir berbisik.
“Aku harus pastikan kamu melakukannya dengan benar.”
Abel menelan ludah. Tidak ada pilihan. Dengan tangan gemetar ia membuka kancing bajunya satu per satu, memiringkan tubuh agar Leon tidak melihat terlalu jelas.
Ketika Arvaz mulai menyusu, Abel menghela napas lega.
“Nama yang bagus…” gumamnya lirih, menatap bayi itu penuh iba.
Leon menatap sebentar lalu berkata, “Jika dia terluka atau kekurangan ASI, kamu orang pertama yang akan menanggung akibatnya.”
Kemudian ia pergi begitu saja.
Pintu menutup.
Abel membeku.
"Takdirku harus bekerja di sini dan bertemu dengan anak tampan sepertimu," ucap Abel dengan tersenyum tipis. Dia mengusap kepala Arvaz dengan lembut, Abel yang memang seorang wanita penyayang dan suka dengan anak-anak jelas saja gemas dengan Arvaz yang sangat tampan itu. Tetapi mengingat-ingat lagi ancaman yang diberikan oleh Daddynya membuat Abel bergedik ngeri. "Jangan sampai kamu kenapa-napa ya, nanti Sus Abel dibunuh oleh daddymu," gumam Abel sambil membayangkan tatapan tajam dari Leon. Seketika sekujur tubuhnya bergedik ngeri. "Menyeramkan."Abel tidak tau jika malam ini Leon datang, Abel seperti biasa melakukan kegiatannya saat malam hari, setelah menyusui Arvaz barulah dia mandi dan berdandan.Wanita itu berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya, saat ingin tertidur Arvaz terbangun membuat Abel langsung beranjak.Sepertinya anak itu sedang bermimpi, Abel mengangkat Arvaz dan membawanya ke atas ranjang."Ar kenapa nangis," kata Abel sambil mengusap air mata di sudut mata Arvaz.Abel langsung menaikkan baju tidurnya dan menyusuiArvaz, seketika anak itu terlelap lagi.Abel berbaring sambil menyusui Arvaz, lebih baik seperti ini karena Abel juga sudah mengantuk.Saat sedang menyusui Abel tak sadar jika Leon masuk ke dalam kamar Abel untuk melihat anaknya Arvaz, ketika membuka pintu kamarnya Abel pemandangan pertama yang Leon lihat wanita itu menyusui Arvaz.Jakun Leon naik turun saat dia mendekat ke arah Abel yang sedang menyusui Arvaz.Membayangkan ukuran 40D yang begitu besar dan dilahap. oleh mulutnya sudah m
Selesai makan Abel membawa Arvaz kembali jalan-jalan, kali ini mereka sedang berjalan mengelilingi kolam ikan, Arvaz tampak sangat senang saat Abel ajak duduk di tepi kolam ikan.Seolah penasaran dengan ikan-ikan itu Arvaz tampak begitu mengulukan tangannya membuat Abel gemas."Jangan, nanti di gigit putus tangannya," kata Abel cemberut memandang wajah bocil di depannya ini.Arvaz tampak sangat senang berada di dekat Abel, Abel selalu membawanya pergi jalan-jalan."Ar mau kemana lagi habis ini?" tanya Abel dan tiba-tiba saja dia teringat sesuatu, dia ingin melihat singa yang Leon katakan."Kita lihat singanya Daddy kamu yuk, apa semenyeramkan itu ya?" tanya Abel karena jujur saja dia tidak pernah melihat hewan-hewan buas selain di tv dan ponsel.Abel segera membawa Arvaz pergi dari sana hingga dia kembali menemui penjaga untuk bertanya dimana letak hewan yang Leon katakan."Mereka ada di sana, gerbang belakang yang dijag
Abel bingung bagaimana mencukurnya, dia tidak membawa alat cukurnya lagi."Ish jelek banget ada bulu-bulu manjah ini, kalau bersihkan bagus, kinclong gitu loh," kata Abel dengan cemberut melihat beberapa bulunya yang tumbuh, ingin sekali dia menghempaskan bulu-bulu manjah itu.Abel mendengus pelan, wanita itu beranjak dan segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, tak lupa juga Abel melihat ke arah Arvaz yang sedang terlelap."Jangan bangun ya, Sus Abel mau mandi dulu," katanya sambil masuk ke dalam kamar mandi, Abel tidak menutup kamar mandi agar bisa mendengar suara tangisannya Arvaz.Leon yang sedang melihat Abel sedikit berdecak kesal, tetapi pikirannya juga salah karena Leon pikir Abel mau melakukan sesuatu hal yang bodoh. Contohnya memuaskan diri sendin.Leon ingin memasang CCTV rasanya di kamar mandi Abel, tetapi rasanya itu sangat gila sekali."Buat apa aku melihatnya terus," gumam Leon dengan malas lalu mematikan ipadnya, pria itu melanjutkan lagi pekerjaannya t
Saat malam Abel saat ini sedang sibuk seperti biasa mengurus bayi kecilnya yang terlihat santai dan tidak rewel, setelah memandikannya, mengajaknya jalan-jalan, bermain, kini Abel menceritakan dogeng kepada Arvaz."Kamu harus dengerin Sus Abel cerita ya, Sus Abel hebat banget kalau cerita," ucapnya dengan sangat bangga kepada dirinya sendiri.Abel tertawa kecil dan tampaknya jika Arvaz sudah besar dan bisa bicara maka dia akan mengatakan jika Abel ini sedikit gila, dia sangat berisik sekali membuat Arvaz jadi tidak fokus sekali.Abel pun mulai bercerita kepada Arvaz, menceritakan dongeng si kucing yang sering mengejar tikus."Jadi, kalau kita nakal nanti akan dikejar oleh kucingnya, Ar gak mau kan sampai dikejar begitu," ucap Abel dengan terkekeh kecil.Arvaz tampak menatap Abel yang terus bercerita dengannya sampai sudah malam Abel pun menidurkan Arvaz."Sekarang Arvaz nyusu sama Sus Abel baru tidur, oke. Soalnya Sus Abel laper nih mau makan jadi Sus Abel mau turun dulu terus Sus Abe


















Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.