Karena tidak ada hubungannya dengan Gestin, maka Fandy tidak peduli lagi, bisa saja pergi membuat keributan besar."Aku bahkan sudah menyuap seseorang di penjara, kapan saja bisa kasih informasi."Fandy agak merasa tersentuh."Mytha, terima kasih sudah melakukan semua ini."Baru saat itu dia teringat, sebelumnya ketika melihat-lihat ponselnya, Mytha juga mengirimkan SMS padanya, memesan kalau Fandy sudah kembali, supaya menghubunginya. Sepertinya Mytha memang ingin memberikan informasi."Untukmu, apa pun yang kulakukan aku rela."Meskipun tidak terlalu ingin mengatakannya saat ini, tetapi Fandy tetap membuka mulut."Aku sudah menikah, dia bernama Fiona."Tak disangka, Mytha malah tersenyum."Terima kasih sudah kasih tahu, tapi aku nggak pernah berharap bisa bersamamu. Bisa begini saja sudah sangat baik, seenggaknya membuat hidupku punya satu goresan paling tebal."Ah! Fandy hanya bisa mendesah dalam hati. Utang pada perempuan memang yang paling merepotkan, tapi terkadang juga ada banya
Setelah tiga tahun berkelana dan kembali naik pesawat, Fandy tidak merasakan apa-apa. Dia memikirkan hal lain.Selama Imelda dan Romli masih hidup, maka tidak ada masalah. Kali ini dia turun tangan sendiri, bagaimana mungkin tidak bisa menyelamatkan mereka.Lebih banyak pikirannya masih tercurah pada roh jahat.Sejauh ini, mereka belum pernah berhadapan dengan roh jahat tingkat A, jadi seberapa kuatnya masih belum diketahui. Fandy juga tidak terlalu percaya diri sampai merasa dirinya tak terkalahkan.Menurut penuturan Fitri, markas besar memiliki sebuah rahasia ilmu jiwa yang bisa menyelidiki di antara rakyat, siapa saja yang merupakan penyamaran roh jahat. Namun saat ini mereka tidak berani mengajarkannya kepada orang lain, sebab ada begitu banyak pendekar, siapa yang bisa menjamin semua bisa dikendalikan? Begitu roh jahat dibantai habis-habisan, semua rencana akan sia-sia. Jadi bahkan kepada Fandy, mereka pun tidak berani memberitahukannya."Kak Fandy?"Tiba-tiba seorang memanggilnya
Tidak boleh membunuh? Fandy hampir mengira ini lelucon. Sekarang tubuh jiwanya sudah sempurna, ditambah ada Belati Neon dan Perisai Tak Terbatas, dia pulang memang untuk menunjukkan taringnya habis-habisan, lalu sekarang kamu bilang tidak boleh membunuh?"Walaupun di Negara Limas sekarang ini nggak banyak pakar serangan jiwa, tapi tetap ada, dan setelah tiga tahun, beberapa jenderal perang serta banyak pendekar juga sudah memiliki daya serang terhadap roh jahat, Seenggaknya menghadapi level B–C sama sekali bukan masalah. Sedangkan Almaz yang kamu kenal, membunuh level A juga bisa. Tapi tetap saja nggak boleh dibunuh."Fandy menatap dengan serius."Kalau begitu, sebaiknya kamu bisa yakinkan aku."Untuk itu, Fitri memang sudah bersiap."Ini adalah perintah markas besar. Roh jahat hanya batu uji jalan bagi mereka yang datang ke bumi kita, mereka dikerahkan untuk mengumpulkan informasi! Kamu bunuh satu roh jahat, bagaimana cara kamu membunuhnya? Apa seketika atau setelah bertarung, maka se
Fandy terdiam sangat lama, baru mengeluarkan satu kalimat."Mereka sudah mati?"Fitri tahu bahwa Fandy saat ini tampak tenang, tapi sebenarnya sudah seperti bom waktu, sedikit saja bisa meledak."Nggak! Tak lama setelah kamu pergi, mereka ditangkap oleh Gereja Barat."Gereja Barat! Fandy mengepalkan tinjunya, tak menyangka hutang lama yang dia tinggalkan dulu justru menyeret Imelda dan yang lainnya jadi korban.Saat itu tugas Fandy terlalu mendesak, ditambah kekuatannya juga belum cukup kuat, tentu saja dia tidak sempat mencari Gereja Barat. Tak disangka, setelah kepergiannya, pihak itu masih terus bergerak."Maaf."Fandy mengibaskan tangannya."Itu bukan salah kalian. Waktu itu Imelda dan Romli seharusnya sedang melakukan perjalanan keliling dunia, berada di luar jangkauan perlindungan kalian."Awalnya dirinya mengira, kekuatan Romli cukup untuk menghadapi keadaan darurat. Gereja Barat untuk serangan pertama pasti tidak akan mengirim orang yang terlalu kuat, setelah diatasi, Imelda da
Merasa ibunya makin lama makin ngawur, Fandy buru-buru lari.Di dalam sebuah kendaraan lapis baja, Fandy bertemu dengan Fitri."Lama tak berjumpa."Tiga tahun berlalu, tetapi rasanya seakan baru kemarin.Perbedaannya hanya, hati Fandy kini sudah sama sekali tak bergejolak, sedangkan di mata Fitri justru sulit menyembunyikan kerumitan."Kamu menikah di Kota Bela Diri?"Walau Fitri sudah melihat dan mendengarnya, awalnya tak ingin bertanya, tetapi pada akhirnya tetap saja tak kuasa membuka mulut."Ya, sudah menikah."Setelah terdiam sejenak, Fitri kembali bertanya."Itu karena mau menyelesaikan misi sehingga kamu menikah, atau ...."Fandy tidak menghindari tatapannya.Dengan serius dia menjawab, "Karena sungguh-sungguh ingin menikah. Fiona adalah wanita baik, layak aku kasihi."Melirik ke luar kendaraan, Fitri mengendalikan emosinya. Soal apa yang sebenarnya Fitri pikirkan di dalam hati, bahkan dirinya sendiri pun kini tidak terlalu jelas."Di Kota Bela Diri aku pernah bertemu roh jahat,
Namun Fitri justru mengemukakan pendapat yang berbeda."Walau aku nggak memahami Fandy secara mendalam, tapi setidaknya ada satu hal aku tahu, dia ini orang yang sangat menjunjung tinggi perasaan dan kesetiaan. Kalau kita menutup-nutupi, suatu saat ketahuan dia, kemungkinan besar membawa akibat yang nggak bisa kita atasi."Semua orang kembali terdiam, beberapa menit kemudian barulah Jenderal Perang Joseph membuka mulut."Lakukan sesuai katamu saja, biar kamu yang bilang pada Fandy tentang dua orang itu."Satu jam kemudian, gunung besar di depan mereka tiba-tiba lenyap, berganti menjadi hamparan ladang tak bertepi.Beberapa Jenderal Perang masih kelihatan tenang, tetapi para prajurit markas yang ikut datang satu per satu menganga dengan kaget, bagai tak percaya. Bagaimana mungkin hal yang mirip film fiksi ilmiah benar-benar terjadi di dunia nyata, terlalu sulit dipahami.Setelah tersadar dari kekagetan, mereka baru mendapati banyak orang yang berdiri di daerah persawahan itu, bahkan tak