Katon lebih memilih meninggalkan keluarga Billionare-nya dan berkeliling dunia untuk mencari pengalaman hidupnya sendiri. Dikenal sebagai sosok yang tak pernah gentar menghadapi tantangan hidup, membuatnya bertemu beberapa teman dan banyak wanita. Katon menjalani hidup penuh gejolak dan petualangan. Sampai suatu ketika Katon bertemu dengan seorang gadis keras kepala dan bertolak belakang dengan Katon. Gadis itu mengungkap rahasia terdalam dirinya. dan menghadapkan Katon pada pertarungan batin dan belajar arti kata kesetiaan. Mampukah Katon melewati semuanya dan mendapatkan gadis yang mengungkap rahasianya itu?
View MoreKaton tersadar dan segera mengejar Ratih kembali. Ia kembali meraih siku Ratih. Namun, wanita itu sekarang sigap menepis dan menangkis tangan Katon dengan keras. Jika pria itu memaksa, bisa dipastikan mereka akan bertarung di tempat. “Dari mana kamu tahu tentang masa laluku?” tanya Katon berusaha meredam emosi. Pikiran pertamanya tertuju pada Stuart. Namun, Stuart bahkan tidak tahu tentang wanita-wanita yang disebutkan Ratih, karena Stuart sudah lama kembali ke Yorkshire jauh sebelum dia mengenal Ratih. Tinggal Morgan satu-satunya tersangka, tetapi mustahil Morgan yang membocorkan kecuali dia dalam keadaan mabuk berat. Dan sedetik kemudian Katon pun tersadar, Morgan juga tidak tahu tentang Zena Maryam dan Fafafe. Lagipula, ia tidak tidur dengan Zena, mengapa nama wanita yang sudah tiada itu ikut muncul di kalimat Ratih? “Dari mana lagi? Langsung pelakunya yang membocorkan padaku! Sungguh terlalu, katanya kau mencintaiku dan ingin menghabiskan seumur hidupmu denganku. Tapi tak sekal
Katon tertegun. Otak cerdasnya mulai menganalisa, keanehan yang sudah ia rasakan semenjak semalam. Ada sesuatu yang istimewa berpusar di sekitar Suku Kuno Urarina. Membuat mereka sanggup bertahan hidup di tempat seperti ini dan tidak punah meski populasinya sangat kecil. Yang pertama menarik perhatian Katon tentu saja bubur tanaman yang dioleskan ke luka-lukanya. Tanaman obat itu mengobati lukanya dan luka Stuart yang parah dalam satu hari saja. Ia bahkan membuktikan dua kali. Bocor di kepalanya sembuh dengan cepat. Demikian juga cakaran dan gigitan golden lion tamarin, semua lukanya sudah mengering hari ini. Sekarang ia dihadapkan pada fenomena baru. Suku kuno Urarina punya umbi-umbian yang cukup mereka makan sekali dan mengenyangkan seharian? Saat Ratih puas dengan penjelasan Kino dan meminta kembali ke pemukiman. Katon mengikuti langkah mereka sambil merenung. Berbeda dengan Ratih dan Kino yang terus berceloteh saling bertukar informasi. Katon jadi ingin memastikan dengan Palmer
“Belum. Sepertinya keluargaku juga tidak mengatakan padanya, maupun keluarganya.” “Kenapa? Bukankah penyakit genetis itu diturunkan dan bisa saja menurun ke anakmu?” tanya Morgan. “Bukan penyakit berbahaya.” “Bukan penyakit berbahaya, matamu! Kau bisa mati, Ton!” “CIPA disebabkan oleh mutasi pada gen NTRK1, Morg. Sangat langka. Jadi, CIPA hanya bisa diturunkan apabila kedua orang tua membawa gen tersebut kepada anaknya,” ujar Katon di sela-sela menikmati sarapannya yang sebentar lagi selesai. “Sepertinya kau sangat bangga dengan kelangkaan penyakitmu!” gerutu Morgan. “Sudah telanjur ada di badanku, bisa apa selain membanggakannya. Lagipula aku ingin menikahi Ratih bukan untuk berkembang biak. Tapi memiliki partner, pasangan yang menemani sampai tua.” “Idiot! Cacat mental! Terserah kau lah! Ini hidupmu, bukan hidupku!” omel Morgan sebal. “Omong-omong, kamu tahu tidak? Kenapa Ratih judes lagi padaku?” tanya Katon. Ia sudah menyelesaikan sarapan dan sekarang menepikan piringnya.
Katon tidak mengetahui kalau dirinya demam tinggi. Yang ia tahu dan rasakan hanyalah seluruh tubuhnya terasa kaku. Ratih membantu memakaikan kaus dengan lemah lembut. Matanya menatap khawatir pada Katon yang bersuhu tinggi. “Aku ke pemukiman dulu, Mas. Aku akan coba cari Kino dan dukun adat untuk memberitahu kalau dirimu demam. Mungkin mereka punya obatnya,” kata Ratih sambil memeriksa dahi dan leher Katon, berusaha memperkirakan seberapa tinggi suhu pria itu. “Oh. Kalau itu, aku sudah makan obat tadi,” kata Katon mengingat biji buah yang dipaksakan ke kerongkongannya. “Apapun, lebih baik aku pastikan dulu. Tunggu ya, Mas?” pinta Ratih dengan suaranya yang lembut. Hati Katon bergetar. Baru kali ini Ratih bicara selembut itu. Katon tidak bisa menghalangi. Lebih tepatnya tidak sanggup. Yang ia bisa lakukan hanya menunggu hingga Ratih kembali. Kali ini wanita itu kembali bersama Morgan yang berwajah khawatir. Ratih kembali sambil membawa gelas dan piring kayu berisi setumpuk daging b
Mereka kembali ke pemukiman Suku Kuno Urarina saat matahari mulai turun. Sepanjang kembali mereka lebih banyak berlari. Saat mendekati pemukiman, Omwezi dan tiga wanita lain menunggu di gerbang, sepertinya mereka bermaksud menyambut pasangannya. Saat Omwezi melihat kedatangan mereka, ia membisikkan kepada salah satu wanita yang berbalik dan meneriakkan nyanyian. Terdengar sambutan dari pemukiman. Pria, wanita, anak-anak keluar dari rumah mereka dan menyambut para pemburu. Palmera yang berlari paling depan langsung disambut Omwezi dan dipeluk. Di belakangnya Kino menyusul dan ikut masuk dalam pelukan Omwezi. Demikian juga dua prajurit Palmera, yang membawa bangkai babi hutan di punggungnya. Spit, disambut oleh seorang bocah pria berusia sekitar 12 tahun. Pria baya itu memberikan bangkai babi hutan ketiga dari punggungnya yang diterima oleh si bocah dengan bersorak senang. Katon, Morgan dan Stuart masuk ke pemukiman tanpa disambut siapapun. “Setidaknya aku dan Morgan memang tidak pun
Di pemukiman Suku Kuno Urarina, hal yang jauh berbeda dengan situasi di tengah hutan sedang terjadi. Ratih, Emily dan Sarah malah akrab dengan Josephine dan sekarang berada di rumah tinggalnya. Tanpa ada Palmera, Josephine bebas kembali menjadi orang modern. Mereka berempat membicarakan segala sesuatu yang aktual terjadi di luar sana. Ratih cukup heran karena Covid-19 tidak pernah tiba di sini. “Tapi katamu bahkan flu pun bisa membunuh,” kata Ratih. “Tepat sekali. Dan memang benar, bukan? Bukahkan Covid-19 juga sejenis flu?” kata Josephine geli. “Ya, iya sih ....” Ratih jadi bingung sendiri. Josephine tertawa. “Di sini kami memiliki tanaman obat yang luar biasa manjur. Tentu saja kematian terjadi di beberapa kasus bahkan untuk penyakit yang ringan sekalipun. Tetapi sebagian besar karena terlambatnya penanganan,” kata Josephine. “Aku tidak bisa membayangkan, tinggal di sini saat hamil dan melahirkan di sini, Omwezi. Sepertinya bakalan kurang steril?” kata Sarah, memanggil nama ju
Badan Katon terdorong maju bersama Morgan. Mereka melaju bertiga dan mulai melewati batang pohon yang roboh, semak tinggi dan muncul di area tempat mereka disergap. Suara mistis hutan kembali menyambut mereka. Perpaduan antara suara burung dan suara jeritan atau suara khas monyet. Katon melihat tas dan ransel mereka sebagian masih berserakan dan dia bergerak cepat mendatanginya. Ia bisa melihat beberapa pakaian-pakaian mereka masih bisa diselamatkan. “Ini, Ton!“ Morgan memanggil Katon dan ketika pria itu menoleh, Morgan melemparkan desert eagle milik Katon yang ia tangkap dengan tangkas. Sesaat kemudian dia mengeluh sebal kembali. Bagaimana ia akan meletakkan senjatanya saat ia memakai kostum sedemikian minim. “Sialan! Ini tidak lucu!” makinya sebal. Saat Katon kebingungan menyimpan senjatanya, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di dekatnya. Bugh! Katon kaget bukan kepalang. Bukan benda jatuh. Tetapi Kino melompat dari atas pohon tepat di belakang Katon. “Itu bendamu, Sir?”
Stuart menahan tawa melihat Katon dan Morgan didandani bak anggota prajurit Suku Kuno Urarina. Mereka juga memakai pakaian minim, hanya kain lusuh yang sedikit lebih lebar dari prajurit lain untuk menutupi area terpenting saja. Sedangkan di beberapa bagian lengan dan kaki dibungkus dengan kulit kayu yang keras permukannya tapi cukup lentur untuk ditempelkan ke tubuh. Jika Palmera dilumuri cat biru dan prajuritnya dilumuri cat merah. Maka, Katon dan Morgan dilumuri cat hitam. “Itu karena kuliat kalian terlalu terang,” jelas Omwezi. Di belakang mantan wartana BBC ini ada Ratih yang merona wajahnya dan menolak menatap Katon dan Morgan yang minim pakaian. “Palmera, yang punya urusan dengan sukumu adalah Ratih. Dan dia tunangan Katon. Kenapa aku terseret kewajiban ikut berburu juga?” keluh Morgan, berkali-kali menggaruk kulitnya yang tertempel kulit kayu. “Kurasa Palmera hanya ingin bersenang-senang dengan sahabatnya,” gelak Omwezi. Ia berkata seperti itu sambil menatap Palmera dan menc
Ketika sampai di depan rumah Omwezi, sudah otomatis Katon berhenti di bagian luar halaman sementara Ratih melanjutkan masuk ke dalam rumah. Terbukti langkah tepat, karena kali ini ada pria suku Urarina yang menatap tajam ke arah Katon dan segera mengalihkan pandangan setelah memastikan Katon tidak melangkahi batasan. Katon harus menunggu beberapa lama sampai dengan Omwezi keluar bersama Ratih, di belakangnya Palmera juga muncul. Bersih, tanpa cat. Omwezi dan Ratih berbicara berdua dengan suara rendah sedangkan Palmera tampak bersiap untuk dirinya sendiri. “Ratih bilang kau akan kembali ke tempat kalian disergap untuk mengambil barang-barang yang tersisa?” Tanya Josephine pada Katon. “Ya.” “Yang lain, apa? Senjata? Apakah kau akan membalas dendam pada kami, Ton?” tanya Josephine yang tampaknya berperan sebagai Omwezi. Bahkan Ratih juga terkejut mendapati kalimat Josephine. “Tidak. Sayang, apakah kau sudah mengatakan pada Josephine, tujuan utamamu kemari?” Katon menjawab Josephine
“Bagaimana kalau aku mengantarmu pulang malam ini?” ucap seorang lelaki di sebuah coffeshop kepada salah satu pelayan wanita yang cantik. Wanita itu tersenyum mendengar tawaran yang manis dan mengangguk. Pria itu bahkan bersikap gentleman dengan membantu sang wanita menutup coffeshop karena ini adalah shift terakhir. Mereka menyusuri pedestrian dan menyeberangi beberapa blok menuju apartemen sang wanita sambil mengobrol ringan. Beberapa kali sang wanita tertawa dan memukul bahu sang pria dengan mesra, pertanda obrolan mereka menyenangkan dan sangat intim. Pintu apartemen di lantai tiga, menjeblak terbuka saat didorong dengan paksa. Dua tubuh yang saling berpelukan berputar dan masuk ke dalam apartemen. Kedua manusia ini saling memagut dalam ciuman yang panas dan penuh gairah. Kepala sang wanita mendongak, mengikuti pria yang lebih tinggi darinya. Bibir saling mengecap, lidah melibat. Sang pria mendesak hingga sang wanita terdorong ke dinding tanpa melepas pagutan bibirnya. Meskipun ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments