Share

Diary Bapak Penjual Koran

Diary 

Bapak Penjual Koran

Seiring, kumandang adzan subuh  di mesjid dekat rumahku.

Ku tatap pria tak dikenal didepanku. Berharap limpahan dari rahmat-Mu.

Hari esok dan seterusnya akan lebih cerah.  Kulangkahkan kakiku,

Beranjak pergi. Dengan harapan dan angan, mendapatkan rezeki-Mu

Tuk arungi bahtera kehidupan. Dari pintu kamar ku terpajang dinding hiasan kamar.

Menggambarkan untuk hidup semangat.

Siang itu udara terik menampar pipi,  keluh demi keluh terucap tanpa nalar. Secara tak sengaja,  saya melihat bapak penjual koran tengah berjalan depersimpangan jalan. Sambil membawa barang dagangannya. Saya yang saat itu sedang makan siang  bersama teman kampus. Awalnya aku mengira bahwa bapak itu hanya penjual koran biasa, tapi setelah kami makan aku telusuri beliau, betapa terkejutnya aku dan temanku bahwa bapak itu tidak bisa bicara yau membisu. Dipelukannya, ia membawa puluhan kabar-kabar terbaru dari majalah duni

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status