Perawan 1M Pencuri Hati

Perawan 1M Pencuri Hati

Oleh:  Naya Siswanto  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
25Bab
8.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menjual keperawanan demi uang? Terdengar sangat konyol bukan? Tapi, ini terjadi. Demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, Shanum memasang iklan di media sosialnya. Satu milyard untuk harga keperawanannya! Wow, harga yang sangat fantastis. Bahkan dia berani menjamin jika dia benar-benar masih perawan. Adakah pria yang mau membelinya? Bagaimana kehidupan Shanum selanjutnya? Ikuti terus ya, Salam santun dari Author🙏🥰  

Lihat lebih banyak
Perawan 1M Pencuri Hati Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
kroak
kok gak di lanjutkan lagi Thor?
2022-11-19 20:18:53
1
user avatar
Reza Fitriyani
endingnya jgn terlalu lama. dan ceritanya cukup bagus... jgn ada pelanot atau apa yg bisa mengganggu cerita...smpe nnti endingnya yg kemal dan sanu. saling mencintai aja...
2022-11-07 10:28:11
4
user avatar
Mama Lana
wihhh keren nih, semangat thor...
2022-09-21 11:17:30
2
25 Bab
01
Sebuah media sosial dihebohkan oleh postingan dari seorang gadis yang menjual keperawanannya. Di sana tertera harga dan lokasi tempat tinggal si gadis.Di sebuah gedung perkantoran, seorang bos muda dan ternama sedang serius mengerjakan pekerjaan kantornya."Bos! Yakin nggak tertarik pada gadis yang satu ini?" tiba-tiba konsentrasi Kemal buyar gara-gara pertanyaan dari sahabat sekaligus asistennya tersebut."Kamu sudah gila! Seorang Kemal tidur dengan gadis sembarangan? Yang benar saja!" Suara Kemal terdengar sedikit angkuh."Tapi, kali ini beda, Kemal. Dia masih perawan! Nggak ada salahnya kan dicoba, mumpung belum ada yang sanggup membayar maharnya," cicit Arfan.Kemal menatap tajam wajah Arkan, "Berapa tarifnya?" tanyanya."Satu miliar untuk harga keperawanannya," jawab Arfan."Yakin dia masih perawan? Jangan-jangan sudah bolong sama seperti yang lain," cetus Kemal.Arfan menunjukan layar ponselnya pada Kemal, "Ni lihat sendiri!" titahnya.Kemal membaca dengan serius postingan mili
Baca selengkapnya
02
Shanum terkulai lemas kala mengetahui ibunya telah tiada. Operasi tidak jadi dilaksanakan karena sang ibu sudah pergi sebelum operasi berlangsung.Tangisan Shanum pecah mengingat hal kotor yang baru saja dia lakukan. Apa guna uang itu jika orang yang dia perjuangkan sudah tiada."Sabar sayang, semua sudah takdir dari Tuhan." Khansa berusaha menenangkan Shanum yang sedari tadi menangis histeris.Rasa sakit di bagian intinya tidak dia rasakan, dia tidak peduli banyak mata yang melihat ke arahnya."Ibuku, Khansa. Kenapa ibu pergi? Aku sudah mendapatkan uang untuk operasi ibu. Aku sudah punya uang banyak untuk pengobatan ibu. Kenapa ibu pergi, Khansa? Apa ibu tahu jika uang ini uang haram? Sehingga ibu tidak mau mengunakannya." Shanum meraung sejadi-jadinya."Sudahlah! Semua sudah terjadi. Jangan sesali! Kamu sudah menunjukkan baktimu, sudah kau tunjukkan perjuanganmu, dan sekarang jika Tuhan memilih untuk memanggil ibumu, itu sudah jalannya." Khansa terus menenangkan Shanum.Hingga malam
Baca selengkapnya
03
Sesampainya di kantor, Kemal langsung menuju ruang HRD. Dia meminta data milik Khansa, terutama nomor ponselnya.Setelah mendapat nomor ponsel Khansa, Kemal berniat untuk langsung menghubungi gadis itu. Namun, dia mengurungkan niatnya."Kalo aku telpon gadis itu, nanti dia bisa tahu dong kalau aku yang sudah membeli keperawanan gadis itu. Ah tidak boleh! Aku tidak boleh menghubunginya! Tapi, bagaimana dengan gadis itu? Bagaimana kalo dia benar-benar hamil?" Kemal terlihat berpikir dengan keras.Dari jauh Arfan merasa aneh melihat tingkah Kemal. "Kenapa dia? Masih pusing memikirkan benihnya yang dibawa gadis itu?" Monolognya.Arfan berjalan menghampiri sahabatnya yang sedang mondar-mandir di depan ruang HRD."Lagi ngapain loe? Ngitung jumlah ubin lantai?" Tanya Arfan."Bukan," jawab Kemal tanpa menoleh sedikit pun pada Arfan."Ngepel lantai biar kinclong?" Tanya Arfan lagi."Bukan," lagi-lagi itu jawaban yang dilontarkan oleh Kemal."Jadi, kamu lagi ngapain? Mondar-mandir nggak jelas!"
Baca selengkapnya
04
Dua bulan pun berlalu, Hoek! Sedari pagi Kemal bolak-balik ke kamar mandi yang ada di dapur. Perutnya seperti diaduk, semua makanan yang dia makan keluar lagi.Mual dan muntah yang dia rasakan membuat tubuhnya lemes."Kamu kenapa, Kemal? Sedari tadi mama perhatikan kamu muntah dan muntah saja," cicit Liza, mamanya Kemal."Nggak tau ni Ma, Kemal mual saat mencium aroma-aroma yang ada di sekitar Kemal." Jawab Kemal sambil memejamkan matanya, dia duduk bersandar di sofa."Kok lucu! Kayak ibu-ibu yang sedang hamil saja," celetuk Liza.Degh! Jantung Kemal tiba-tiba berdetak lebih keras. "Ibu hamil Ma?" Tanyanya."Iya. Dulu temen mama hamil, tapi suaminya yang mengalami muntah dan ngidam." Jawab Liza.Liza memperhatikan wajah Kemal yang tiba-tiba berubah, "Emangnya kenapa? Kamu nggak sedang menyembunyikan sesuatu dari mama kan?" Selidik Liza."Enggak! Kemal nggak menyembunyikan apapun. Cuma lucu aja dengernya, kok bisa istri yang hamil tapi suami yang mual, muntah, dan ngidam." Jawab Kema
Baca selengkapnya
05
Tepat jam pulang kerja, Khansa naik ke lantai ruang kerja milik Arfan. Dia berlari agar cepat sampai ke ruang kerja orang nomor dua di kantor itu."Selamat sore, pak!" Ucap Khansa dengan nafas tersengal-sengal.Arfan yang sedang membicarakan pekerjaan dengan Kemal pun terkejut melihat Khansa yang tiba-tiba saja muncul."Khansa? Kenapa lari-lari?" Tanya Arfan.Khansa langsung masuk tanpa menghiraukan Kemal, dia menganggap Kemal tidak ada."Ada hal penting yang akan saya sampaikan," jawab Khansa, nafasnya masih belum teratur.Arfan berdiri lalu berjalan menuju lemari pendingin yang ada di ruangannya. Dia mengambil sebotol air mineral lalu memberikannya pada Khansa."Duduklah!" Titah Arfan dan Khansa mematuhinya."Katakan!" Titah Arfan lagi."Apa bapak bisa melacak keberadaan seseorang melalui nomor ponselnya?" Tanya Khansa."Kamu datang kemari mengacaukan pembicaraan kami hanya karena mau minta tolong melacak nomor ponsel seseorang?" Wajah Kemal terlihat tidak bersahabat. Wajahnya yang
Baca selengkapnya
06
Sudah dua minggu Kemal merasakan mual, muntah, dan menginginkan sesuatu yang tidak masuk akal.Selama dua minggu juga dia tidak diperbolehkan datang ke kantor. Liza khawatir jika Kemal akan membuat kesepakatan salah seperti tempo hari.Dokter sudah memeriksa kesehatan Kemal dan hasilnya dia baik-baik saja. Dokter hanya bisa memberinya obat pereda mual serta vitamin agar dia tidak terlalu lemah.Sudah hampir tiga bulan pencarian, namun orang suruhan Kemal belum menemukan keberadaan Shanum. Kemal tidak putus asa, dia terus melakukan pencarian. Dia percaya jika Shanum secepatnya akan dia temukan.Drtt, ponsel Kemal berdering. Salah satu orang suruhannya melakukan panggilan video padanya."Hallo!" Sapa Kemal."Saya sekarang sedang ada di stasiun kereta api, Pak. Mengantarkan adik saya yang mau pulang kampung. Saya izin untuk libur kerja," tutur orang itu.Kemal tidak fokus pada orang suruhannya yang sedang bicara dengannya, dia lebih fokus pada gadis yang sedang berdiri di belakang suruh
Baca selengkapnya
07
Shanum mengusap dadanya, nafasnya saling memburu. Dia sangat terkejut melihat kehadiran Kemal."Aku lapar!" Cetus Shanum.Kemal meraih tangan Shanum lalu mengajaknya ke sofa. Di meja sudah ada bungkusan berisi makanan, ada sebuah paper bag berisi pakaian untuk Shanum.Selain itu di atas meja tersebut ada sekotak susu khusus ibu hamil dan sebuah parsel berisi buah-buahan.Kemal menyuruh Shanum untuk duduk, kemudian dia mengeluarkan makanan dari kantung plastik.Shanum membungkam mulutnya menggunakan telapak tangan saat melihat makanan yang Kemal sodorkan di hadapannya."Bagaimana kamu bisa tahu kalo aku menginginkan nasi padang?" Tanya Shanum.'Karena aku juga menginginkannya,' jawab Kemal dalam hati. Terbersit rasa sedih di dalam hatinya saat mengetahui keadaan Shanum selama ini.Orang suruhan Kemal diam-diam mengambil ponsel milik Shanum dan mencari informasi tentang gadis itu.Dia bertemu dengan bu Dewi dan dari wanita paruh baya itulah orang suruhan Kemal tahu bagaimana perjuangan
Baca selengkapnya
08
Kemal menghampiri Shanum yang berdiri di depan Liza dengan kepala tertunduk.Kemal merangkul pundak Shanum, "Jangan ambil hati, mama sedang ngeprenk kamu." Tutur Kemal."Kemal!" Seru Liza."Aku di sini, tidak perlu berteriak. Aku tidak tuli," ujar Kemal."Lagian mama keterlaluan, Shanum sedang hamil mama prenk.jika terjadi apa-apa pada bayiku gimana?" Cecar Kemal.Liza beranjak dari duduknya lalu menghampiri Shanum."Sudah jam sembilan, pergilah! Kalian harus segera menikah. Kasihan calon cucuku jika saat dia lahir tidak ada ayahnya," tutur Liza lembut sambil menepuk lembut bahu Shanum.Shanum mengangkat kepalanya, "Tapi, anak ini bukan anak putra anda." Tutur Shanum."Aku tidak peduli! Ayo cepat!" Kemal merasa geram pada Shanum. Dia menggendong Shanum ala bridal style ke luar dari kamar.Liza menggelengkan kepala melihat tingkah putranya."Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu nak. Semoga sifat burukmu yang suka gonta-ganti wanita pun hilang." Ucap Liza, dia mengikuti Kemal dan Shanu
Baca selengkapnya
09
Sudah seminggu Kemal dan Shanum menikah, namun mereka belum melakukan hubungan layaknya suami istri. Shanum masih menjaga jarak dan Kemal tidak mau memaksa gadis itu.Melihat Shanum sudah membuka diri dan mau bersikap manis padanya, Kemal sudah merasa senang."Pagi sayang!" Sapa Kemal pada Shanum yang sedang berkutat di dapur, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua."Pagi mas," balas Shanum, menoleh sekilas sambil tersenyum lalu kembali serius mengaduk nasi goreng buatannya."Pagi ini mas ada pertemuan di kantor, setelah itu nanti mas langsung pulang. Bersiaplah! Karena mas akan mengajakmu jalan-jalan." Tutur Kemal.Shanum mematikan api kompor, memindahkan nasi goreng ke piring lalu menyuguhkannya ke hadapan Kemal."Silakan!" Ucap Shanum."Terima kasih, sayang." Balas Kemal.Mereka menikmati sarapan pagi ini, selesai sarapan Kemal langsung berpamitan."Boleh aku menciummu?" Tanya Kemal dan Shanum pun mengangguk dalam ragu.Cup, Kemal mencium kening Shanum cukup lama setelah itu dia me
Baca selengkapnya
10
"Siapa dia?" Tanya Kemal saat dalam perjalanan pulang."Dia temanku waktu sekolah dulu," jawab Shanum."Jangan sekali-kali bertemu dengannya! Aku tidak suka!" Cetus Kemal."Iya, lagian tadi kan nggak sengaja." Tutur Shanum.Kemal mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, "Aku tidak melarangmu berteman. Sama siapa saja boleh, asal jangan sama ulat bulu yang tadi." Pungkas Kemal."Dia manusia mas, bukan ulat bulu. Hati-hati ah kalo ngomong," ujar Shanum sambil tertawa.Kemal tersenyum, dia sangat senang jika melihat senyum dan tawa Shanum. Meskipun Shanum terkadang masih bersikap dingin dan jaga jarak, tapi Kemal tetap bahagia karena Shanum masih mau diajak bercanda.Shanum sudah tertidur di bangkunya, rasa kenyang membuatnya menjadi mengantuk. Sesampainya di rumah Kemal tidak membangunkan Shanum, dia menggendong istrinya hingga ke kamar. Setelah itu barulah dia membawa barang-barang belanjaannya.Selagi Shanum masih tertidur, Kemal mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseoran
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status