Share

Bab 53 Fatamorgana

"Aku sudah menelepon Tommy, dia akan kesini sebentar lagi." Amarta menyajikan teh hangat untuk Dyah.

Dyah menerima teh hangat itu penuh dengan rasa malu, "Terimakasih," ucapnya.

Kedua mata Dyah sudah sembab. Ia menangis cukup lama sebelumnya. Hatinya seperti hancur, kenapa ia tidak menyadari lebih cepat bahwa dia hanya dimanfaatkan oleh Tommy. Dia bertindak bodoh berpikir bahwa Tommy benar-benar mencintainya.

"Aku akan meninggalkan Tommy, sebenarnya kami tadi baru saja bertengkar. Baguslah kamu sekarang datang, aku jadi punya alasan lain untuk mengakhiri hubunganku dengannya." Amarta duduk di sofa berhadapan dengan Dyah.

"Serius?" tanya Dyah.

Amarta hanya menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu tidak mencintainya?" Dyah kembali bertanya.

"Cinta? Cinta ya..." Amarta tampak berpikir.

Dyah menatapnya bingung, "Apa-apaan ini? Apa dia juga hanya mempermainkan Tommy?" batinnya.

Amarta mengangkat bahunya, "Entahlah... Aku sendiri tidak tahu cinta itu yang seperti apa."

"Tapi..." Dyah hendak menga
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status