Home / Romansa / Ambil Saja Suamiku / 85. Gejala Kehamilan

Share

85. Gejala Kehamilan

Author: dtyas
last update Last Updated: 2025-06-29 21:16:08

“Kalau itu, aku--”

Luna tidak melanjutkan ucapannya. Banyak pertimbangan sebelum ia menjawab pernyataan cinta Sadam. sepertinya harus bicara serius dan hanya berdua saja, sedangkan sekarang mereka berada di tengah pesta, ramai dan bising.

“Belum bisa jawab, aku siap menunggu.”

Luna menarik lengan batik Sadam, membuat pria itu menunduk.

“Pak, kita perlu bicara, tapi tidak di sini,” bisik Luna.

“Oke, setelah ini kita cari tempat untuk bicara. Sekarang makan dulu atau mau makan di luar?”

Luna menggeleng.

“Oke.” Sadam kembali menautkan jemari mereka menuju deretan buffet dengan banyak pilihan makanan.

Setelah makan, Sadam sempat mengajak Luna menemui orangtuanya lagi juga kerabat yang kebetulan ada bersama orangtua. Sedangkan Opa sudah meninggalkan ballroom.

“Ayo,” ajak Sadam tidak sabar mengajak Luna meninggalkan tempat itu.

“Kita belum pamit sama Ratna dan Om Ardan.”

“Tidak usah. Paling mereka sudah pergi.” Meninggalkan ballroom kembali ke parkiran menuju mobil Sadam. “Mau bicara di man
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ambil Saja Suamiku   101. Nikah Yuk!

    “Sherin,” panggil Irwan. Duduk di samping wanita itu, wanita yang sedang mengandung anaknya. “Maafkan mamaku.”“Apa sikap mamamu juga begitu dengan Luna?”Irwan hanya menghela nafas. Meski ia menyadari sikap sang mama memang begitu, pun terhadap Luna. Mantan istrinya itu selalu terlihat salah dimata Mama. Entah wanita macam mana yang diharapkannya.“Aku minta maaf sudah membuat kamu berada dalam situasi ini.”Sherin berdecih dan tersenyum miris. “Aku bukan wanita baik dan baru kali ini aku menyesal karena melihat ibumu menghina ibuku. Apa salah dia, padahal kita yang salah. Ibu hanya ingin kamu tanggung jawab, tidak butuh bawaan atau mahar macam-macam.”Irwan masih mendengarkan sambil menunduk, tangannya menggenggam tangan Sherin yang berada di atas pangkuan.“Bahkan dia rela menjual rumah dan mencari rumah baru, itu demi aku. Ibu tidak ingin pernikahan kita menjadi bahan gunjingan dan hinaan orang. Apa mamamu paham akan hal itu?”“Maaf,” ujar Irwan lagi.“Sumpah demi apapun, aku tadi

  • Ambil Saja Suamiku   100. Pertemuan Keluarga

    “Gimana Bu?” tanya Luna memeluk lengan ibunya.Ibu masih menatap sekeliling ruangan, dari sorot matanya tidak menunjukan ketidaksukaan. Sore ini Ardan mengajak Luna dan keluarganya melihat hunian yang akan disewa atau dibeli Ibu Salamah.“Bagus, ibu suka di sini.”Luna langsung memeluk ibunya. Rumah lama akan dikontrakan atau dijual. Mereka akan memulai kehidupan baru di tempat yang baru. Rasanya ibu sudah tidak punya muka kalau masih tinggal di rumah lama mereka. Apa yang sudah terjadi pada Luna dan Sherin tentu saja masih menyisakan luka dan gosip yang seakan tidak berkesudahan. Apalagi sekarang Sherin sedang hamil dan akan menikah dengan mantan adik iparnya.Sherin dan Beni ikut serta, hanya saya berada di beranda. Beni asyik berlarian di area kosong dekat pagar dan Sherin mengawasinya.“Tapi harganya bagaimana, khawatir tabungan ibu tidak cukup. Rumah lama walaupun dijual mana mungkin bisa langsung laku.”“Jangan pikirkan itu, yang penting kalian nyaman di sini. Kita bisa selesaik

  • Ambil Saja Suamiku   99. Trauma Masa Lalu

    “Duduk sini!”Sadam menepuk sisi sofa di sampingnya saat Luna keluar dari kamar sudah mandi dan memakai kaos serta celana miliknya. Tentu saja kedodoran. Meski ingin sekali terbahak, tapi ditahan karena wajah Luna yang cemberut.“Ngapain juga ke sini. Ibu pasti marah kalau tau kita berdua saja di sini.”“Janji aku nggak akan macam-macam,” seru Sadam lalu merangkul bahu Luna. “Mau nonton apa?” Sudah memegang remote dan memilih tayangan TV streaming.“Jangan yang horor nanti aku takut tidur sendiri.”“Wah, horor aja deh.”“Kayaknya aku pulang, taksi masih banyak kok.” Luna sudah berdiri, Sadam terkekeh lalu menarik pelan tangan wanita itu agar kembali duduk. Drama romantis film yang dipilih Sadam.“Besok masuk kerja, ngapain malah nonton. Nanti kesiangan gimana?”“Nggak akan,” seru Sadam.Jika Luna fokus dengan layar televisi menyimak jalan cerita film, berbeda dengan Sadam. Sibuk memandang Luna dari samping dan mendekatnya wajah dan menempelkan bibirnya di pipi Luna yang terasa halus.

  • Ambil Saja Suamiku   98. Satu Macam Saja

    “Sherin kenapa?” tanya Luna.“Dia mau menikah dengan Irwan.”Sadam tidak heran dan Ratna tidak terkejut. Ardan tidak ragu membicarakan Sherin dengan Luna padahal ada Ratna dan Sadam di sana. Toh mereka akan menjadi keluarga.“Om sudah tahu?” tanya Luna lagi.“Sudah, tadi siang Sherin sampaikan langsung denganku. Dia khawatir hak asuh Beni aku ambil.”“Lo nggak pa-pa, Lun?” Ratna membuka suaranya.“Kenapa gimana?”“Ya, ini kakak lo mau nikah sama mantan lo. Terlepas lo sama Sadam sudah dekat dan ada rencana menikah, tapi mantan suami akan jadi ipar lo.”“Tidak masalah, mereka memang harus menikah dan aku tidak ada urusan lagi dengan Irwan.”“Oke, masalah perasaan Luna sudah clear. Masalah Beni pun beres karena aku tidak akan ambil hak asuh. Aku dan Sherin sepakat untuk membuat Beni nyaman. Dia bebas ingin tinggal denganku atau Sherin.”“Hm. Ibu ingin pindah, tapi aku belum cari. Sebaiknya ibu pindah sebelum Sherin menikah.”“Ya sudah, biar aku yang urus masalah itu,” ujar Ardan lagi.“

  • Ambil Saja Suamiku   97. Cemburu (2)

    “Pesan apa?” tanya Sadam karena sejak tadi Luna hanya membolak-balik buku menu, tapi tidak menentukan pilihan. Rasanya Sadam ingin merutuk pada Meli, karena ulahnya sikap Luna pun dingin.Tidak hilang akal, Sadam berpindah duduk di samping Luna. Merangkul bahu wanita itu dan mencium rambut lalu ke pipi. Refleks Luna terkejut lalu menoleh, bahkan mendorong pelan tubuh Sadam.Kalau bukan berada di tempat umum, rasanya Sadam ingin langsung memeluk dan mendekap Luna. Membuat wanita itu berteriak minta dilepaskan.“Pak, sanaan.” Luna kembali mendorong dada Sadam. “Kok mesum sih.”“Gemes sama kamu.”Rasanya ingin marah, bukan pada Luna. Belum berhasil menaklukan sepenuhnya perasaan wanita ini, malah ada masalah.“Mau makan apa, dari tadi Cuma dibolak balik aja. Kalau nggak ada pilihan kita pindah tempat lain.”Luna mencebik lalu menunjuk salah satu menu. Sadam memanggil pelayanan, menyampaikan pesanan Luna juga miliknya. Tangan Luna sudah berada dalam genggaman Sadam bahkan berkali-kali dic

  • Ambil Saja Suamiku   96. Cemburu

    “Aku tunggu di sana. Awas jangan macam-macam.”Ardan terkekeh lalu mengusap kepala Ratna. “Tidak sayang, untuk apa aku macam-macam. Percaya padaku.”“Aku percaya kamu, tapi tidak pada Sherin,” ujar Ratna.Sebenarnya Ratna dan Ardan tidak ada janji temu untuk makan siang, tapi Sherin mengajak Ardan untuk bertemu. Tidak nyaman menemui mantan istrinya sendirian, Ardan pun izin pada Ratna dan mengajak ikut serta meski tidak duduk bersama. Ratna akan menunggu di meja berbeda. Membiarkan Ardan dan Sherin bicara, entah masalah apa.Ratna mencebik melihat Ardan menatapnya sambil tersenyum bahkan menyangga wajah dengan kedua tangan.“Lebay,” ucap Ratna dan Ardan terkekeh sambil memberikan cium jauh dengan bibirnya.Ratna memanggil pelayan dan menyebutkan pesanan, perutnya sudah lapar sudah waktunya makan siang. Padahal di kantor juga ada masalah, Sadam didatangi mantan istrinya. Nyatanya Ardan pun sama, dihubungi mantan istri untuk bertemu. Meski penasaran apa Sadam bisa membujuk Luna dan hubu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status