Setelah beberapa saat, Nick berhasil mengalahkan semua anggota Richard Calvot. Ia berjalan menaiki anak tangga menuju ke lantai 2 yang di mana Richard Calvot sedang mencari jalan keluar dari belakang. Nick menembak ke arah pria itu yang berusaha kabur darinya. Dor! Dor!" Tembakan demi tembakan menembus tembok rumah milik Richard Calvot."Aahh!" jeritan Richard Calvot yang ketakutan, dan bersembunyi dibalik sofa.Dor! Dor! Suara tembakan yang keras memecahkan kesunyian malam, menggema di seluruh ruangan. Nick, dengan wajah dingin dan tanpa ampun, menembakkan peluru ke segala arah. Kaca pecah berhamburan, lemari dan rak buku roboh, berkas dan dokumen berserakan di lantai. "Aaahh!" jeritan Richard Calvot yang semakin ketakutan. Tubuhnya mengecil di balik sofa, mencoba menyembunyikan diri dari amukan Nick. "Hentikan! Hentikan!" teriak Richard yang menyerah. Ia menunduk, gemetar, tak mampu melawan. "Berdiri! Jangan seperti pengecut!" bentak Nick sambil menodong pistolnya. Suaranya lanta
Wilson tersenyum dan menjambak rambut wanita itu dengan erat sehingga membuat Lidya kesakitan."Wilson, Kamu sudah menyakitiku," kata Lidya sambil menahan sakit."Lidya, Sifatmu sungguh mengecewakan aku, Kita sudah lama kenal. Tapi, kau sama sekali tidak memahamiku!" ujar Wilson yang menarik lengan wanita itu dan mendorongnya ke lantai.Tubuh Lidya terhempas ke lantai dan menahan sakit. Sementara Wilson bangkit dan berkata," Kalau kamu masih berharap kita berteman. Jangan coba-coba mengodaku lagi! Gayamu tidak berbeda dengan wanita lain yang selalu mengunakan tubuh mereka untuk mendekatiku. Bukan pertama kali aku melihat tubuh wanita. Jadi, tidak penasaran lagi bagiku!" katanya dengan tegas dan ingin melangkah menuju ke pintu utama.Semua wanita cantik yang mengoda Wilson, akan rela sendiri melepaskan pakaian dan menyerahkan diri pada pemimpin dragon itu. Oleh sebab itu, bagi Wilson sudah biasa melihat tubuh wanita yang balutan apapun sehingga ia tidak tergoda sama sekali.Lidya yang
"Habisi semuanya, Jangan ada yang tersisa!" perintah Wilson yang berjalan menuju ke markas. Dengan serangan mendadak dan persiapan yang matang. Wilson tidak butuh waktu lama untuk bisa menerobos gerbang markas musuhnya.Ethan dan Steven bersama anggota mereka bertarung dengan anak buah musuh mereka yang berjumlah sekitar lebih dari lima puluh orang.Dengan langkah tegap sambil memegang panah, Wilson menghajar satu-persatu lawannya yang masih hidup. Dari sisi kiri, terlihat salah satu lawannya menodong pistol ke arah Wilson. Wilson yang menyadari langsung melepaskan anak panah ke arah lawannya itu.Anak panah yang diluncurkan menancap pada jantung lawan sehingga tewas langsung di tempat.Langkah tegap Wilson terasa begitu ringan dan mantap, mengepakkan semangat yang membara di dalam dirinya. Memegang panah yang kuat dalam genggamannya, Wilson bergerak cepat menghajar satu-persatu lawannya yang masih hidup, seakan tiada rasa takut di benaknya. Tak jauh dari sisi kiri, terlihat salah sa
CaliforniaMeliza yang memilih bersembunyi di hotel sama sekali tidak berani menunjukan dirinya. Ia tidak ingin terlibat dengan kejadian Jeff Hamilton. Selain itu ia juga diawasi oleh seorang anak buah Jeff."Sial sekali sampai terjadi hal seperti ini, Dia sudah cacat dan tidak berguna lagi. Untuk apa lagi aku bersama dengan dia. Selain itu dia juga harus di penjara selama lima tahun," gumam Meliza yang merasa tidak puas.Wanita itu duduk melamun dan menyentuh bagian perutnya," Kenapa di saat ini aku malah hamil? Apa yang harus aku lakukan?" batinnya.***Siang itu, Jeff tampak santai di dalam sel penjaranya yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas mewah. Bahkan, beberapa petugas penjara dan pihak hakim tampak memperlakukannya dengan baik secara diam-diam, seolah-olah Jeff adalah tahanan kelas atas. Dalam keadaan duduk santai di kursi empuknya, Jeff menyaksikan tahanan lain yang sedang bekerja keras mengangkat beban dan membersihkan sel penjara. Tiba-tiba, lima tahanan berbadan teg
Di sepanjang malam, Viyone hanya duduk menatap Vic dengan pikiran yang kusut. Tanpa disadari ia sangat menyukai dan dekat dengan anak itu. Begitu juga dengan Vic yang menyukai dan akrab dengannya. Viyone mengingat kembali kejadian di malam yang di mana ia sedang diperkos4 oleh seorang pria asing. Flash Back on.Malam itu, langit mendung seolah menjadi pertanda buruk bagi Viyone. Ia baru saja keluar dari tempat kerja dan ingin segera pulang ke rumahnya. Namun, takdir berkata lain. Di tengah perjalanan, Viyone dihadang oleh seorang pria tinggi yang menatapnya dengan tatapan mengancam. Sebelum Viyone sempat bereaksi, ia langsung ditarik paksa oleh pria tersebut ke dalam mobil hitam yang diparkir di pinggir jalan. Mobil itu melaju kencang menuju sebuah hotel di pinggiran kota. Ketakutan Viyone semakin menjadi-jadi, namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Tangan dan kakinya terikat erat oleh pria itu, membuatnya tak berdaya. Begitu tiba di hotel, Viyone diseret ke salah satu kamar yang sunyi
Wilson meremas kertas tersebut dan melemparnya ke sembarangan arah," Untuk apa kamu ikut campur?" tanya Wilson.Ramos tersenyum dan berkata," Dia adalah satu-satunya wanita yang ingin kamu nikahi di saat itu. Kalau bukan kejadian itu mana mungkin kamu putuskan dia. Setelah putus kamu hanya fokus pada urusan dunia mafia. Kalau bukan karena ingin melupakan dia mana mungkin kamu tidak mencari pengantinya. Viyone Florencia bukan wanita yang kamu cintai. Kamu hanya merasa bersalah atas kejadian itu. Sekarang kamu semakin merasa bersalah karena perpisahan dia dengan suaminya," ujar Ramos.Wilson menatap tajam pada temannya itu yang bicara tanpa berhenti."Apa kamu sudah selesai bicara?" tanya Wilson.Ramos terdiam dan menatap curiga pada temannya," Jangan mengatakan kalau kamu sudah melupakan Sasa?" tanya Ramos yang penasaran."Aku hanya akan menikah dengan wanita yang telah memberiku anak," jawab Wilson."Demi menebus kesalahan?" tanya Ramos yang kurang setuju.Wilson menggenggam erat gela
Viyone berusaha mengungkap informasi lebih jauh dari dokter Anita."Dokter, Apakah saya melahirkan anak kembar saat itu? Saya mohon beritahu saya! Karena ini sangat penting bagi saya!" pinta Viyone sambil memohon.Dokter itu terdiam dan menunduk sejenak. Terlihat raut wajah dokter itu menyembunyikan sesuatu dari Viyone."Saat proses pembedahan dilakukan, Apakah salah satu anak saya dibawa pergi oleh seseorang?" tanya Viyone.Setelah diam sejenak, Anita menatap Viyone dengan perasaan bersalah," Nyonya Hamilton, Apakah bisa memberitahu saya alasannya. Mengapa tiba-tiba saja Anda bertanya seperti itu?" tanyanya.Viyone dengan berat menjawab," Saya bertemu dengan seorang anak yang sangat mirip dengan saya. Selain itu, saya juga menemukan hal lain yang membuat saya semakin yakin kalau ayah dari anak itu adalah orang yang aku kenal."Dokter Anita menghela nafas dan mengatakan," Nyonya Hamilton, kalau begitu saya juga tidak bisa menyembunyikan kebenarannya lagi. Saya juga tidak tahu apakah a
Vic yang terbangun, keluar dari kamarnya. Ia menuju ke kamar Wilson dan membuka pintunya, Klek!" suara buka pintu dilakukan oleh Vic. Ia kemudian melangkah masuk ke kamar mewah dan luas itu.melihat sekeliling dan tidak mendapati Wilson di sana."Pasti belum pulang," gerutu Vic sambil mengucek matanya. Anak itu kemudian berjalan menuju ke lantai bawah."Papa selalu saja menghabiskan waktu bersama paman-paman itu, dan membiarkan anaknya yang imut ini sendirian dan kesepian. Lebih baik aku mencari mama," gumamnya yang tidak puas. Vic berjalan ke koridor dan melihat Viyone berdiri di ujung koridor sambil menatap ke arah jendela.Vic yang penasaran melangkah menghampiri Viyone sambil bergumam," Kenapa malam-malam begini mama tidak tidur. Malah memandang jendela. Apa yang istimewa dengan jendela rumah kami!""Mama, kenapa tidak tidur?" tanya Vic yang berjalan menghampiri Viyone. Viyone menatap anak itu dengan mata berkaca-kaca, ia baru menyadari ternyata dirinya melahirkan anak kembar. "An