Short
Antara Cinta dan Keluarga

Antara Cinta dan Keluarga

Oleh:  Ellie FeliciaTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
2.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kakak sepupu pacarku baru saja bercerai dan tinggal sementara di rumah pacarku. Dia sedang hamil besar dan membawa serta anaknya yang berusia 5 tahun. Dengan sikap seolah-olah semuanya sudah menjadi haknya, dia menganggap pacarku sebagai sandaran hidupnya dan menunjukkan ketidaksukaannya padaku. Dia merasa bahwa aku telah "merebut" adik sepupunya. Suatu hari saat acara keluarga, putranya tiba-tiba menyiramkan minuman ke arahku dan berseru, "Kamu nggak boleh merebut ayahku!"

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Situasinya mendadak kacau. Semua orang tertegun tak percaya. Ayah, Ibu, dan Edwin buru-buru menghampiriku untuk mengelap noda lengket jus jeruk di gaun yang kupakai.

Sementara itu, aku masih terdiam. Aku belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi dan hanya memandang bocah yang terlihat marah itu.

Bocah itu baru berusia lima tahun, tapi alis dan matanya sangat mirip dengan ibunya. Wajahnya manis dan menggemaskan. Namun saat ini, tatapannya penuh dengan amarah seperti seorang kesatria yang merasa perlu menegakkan keadilan.

Kakak sepupu pacarku, Lakita, berjalan mendekat. Dia menarik bocah itu, lalu berucap dengan santai, "Vito, itu bukan ayahmu. Dia pamanmu."

Lakita tidak memarahinya, bahkan tidak menunjukkan rasa kesal. Dia langsung berniat membawa anaknya pergi begitu saja.

Ibuku yang sudah naik darah langsung membentaknya dengan emosi, "Berhenti! Minta maaf pada putriku! Apa seperti ini cara kalian mendidik anak?"

Namun, Lakita tetap menunjukkan ekspresi tak peduli. Alisnya mengerut, seolah-olah kami yang sedang membuat masalah besar.

Lakita hanya membalas, "Dia masih kecil, mana tahu apa-apa?"

Aku yang semula coba menahan diri, akhirnya tidak bisa lagi. Dengan suara yang lebih rendah tapi penuh kemarahan, aku menimpali, "Kalau dia nggak ngerti, apa kamu juga nggak ngerti?"

Orang tua Edwin mulai mencoba menenangkan suasana. Alih-alih meminta Lakita dan Vito untuk minta maaf, mereka malah menasihatiku agar lebih bijaksana.

Salah satu dari mereka berujar, "Jessy, sudahlah jangan terlalu dipermasalahkan. Hari ini, kita semua berkumpul untuk bersenang-senang." Nada suaranya membuatku terdengar seperti orang yang terlalu berlebihan.

Pertemuan hari ini adalah pertemuan resmi pertama keluarga kami untuk bertemu keluarga Edwin. Semua kerabat penting dari kedua belah pihak hadir.

Bahkan, aku mengenakan gaun yang selama ini aku sayangi dan hanya sesekali kupakai. Namun hanya dengan sebotol minuman, Vito menghancurkan gaun yang harganya lebih dari 4 juta itu.

Aku sangat marah. Vito bahkan tidak mengucapkan sepatah kata maaf. Suasana pun menjadi tegang. Saat itu, keponakanku yang selama ini berdiri di samping, tiba-tiba mengambil sebotol minuman dan menyiramkannya ke arah Vito.

Seluruh ruangan langsung gempar. Lakita berteriak kaget sambil tergesa-gesa mengambil tisu untuk mengelap anaknya. Sambil melakukannya, dia memelotot ke arah kami dengan marah.

Kakak sepupuku, Paulo, hanya mengacak-acak rambut anaknya, lalu mengulangi ucapan Lakita barusan, "Dia masih kecil, nggak ngerti apa-apa. Jangan dipermasalahkan."

Itu adalah serangan balik yang telak. Ironisnya, kalimat itu persis seperti yang diucapkan oleh Lakita sebelumnya. Kini, dia tak bisa membantah lagi. Hatiku pun sedikit merasa lega.

Setelah itu, Edwin menarik Vito dan memberi tahu dengan tegas, "Cepat minta maaf pada Bibi Jessy!"

"Ogah!" tolak Vito mentah-mentah. Melihat pamannya yang biasanya paling memanjakannya tiba-tiba membentaknya, dia makin yakin bahwa aku adalah wanita jahat.

Vito pun berseru sambil mendorongku dengan sekuat tenaga, "Pergi dari sini! Aku nggak mau kamu jadi bibiku!"

Dalam bayanganku, anak lima tahun seharusnya polos dan ceria. Namun, kenapa Vito bisa memendam kebencian sebesar ini terhadap orang lain?

Aku benar-benar tidak percaya bahwa ini bukan karena pengaruh lingkungan. Aku mendongak, lalu memandang Lakita yang berdiri tidak jauh dariku. Dia masih berdiri di sana dengan santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Bahkan, perutnya yang sudah membesar terlihat naik turun karena napasnya. Hanya saja, entah kenapa itu justru membuatku makin kesal.

Orang tuaku yang sudah tidak bisa menahan amarah lagi pun menarikku sambil berucap, "Aku rasa nggak perlu lagi melanjutkan hubungan ini!"

Melihat kami pergi, Edwin langsung panik. Dia menarik Vito dengan paksa dan memaksanya meminta maaf.

"Edwin, apa wanita ini lebih penting daripada keponakanmu?" Lakita yang sebelumnya tak acuh, tiba-tiba berubah galak saat melihat anaknya diperlakukan kasar. Orang tua Edwin juga mencoba menenangkan situasi, tapi lagi-lagi mereka lebih membela Vito.

Melihat sikap keluarganya yang seperti itu, orang tuaku makin kesal. Mereka langsung menarikku keluar dari restoran dengan langkah cepat.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status