Home / Pendekar / Aranjo / Bab 2 . Menjalani Hukuman Pertama

Share

Bab 2 . Menjalani Hukuman Pertama

Author: Venny
last update Last Updated: 2021-03-02 21:13:58

Setelah melihat Aranjo meninggalkan aula, Kaisar pun pamit kepada Kaisar Langit dan kembali ke kediamannya.

Tentu dirinya memiliki tujuan lain atas keputusan yang diambilnya. Kaisar yakin setelah melewati 10 kehidupan di dunia fana dan melewati bencana cinta, itu akan membuat Aranjo tidak memiliki perasaan. Itu akan sangat bagus terutama untuk meningkatkan kekuatan sihir, Aranjo memiliki bakat yang unik dan Kaisar sudah melihat hal tersebut sejak semula.

Namun, perkataan Aranjo tentang menikahinya sempat membuat dirinya ragu apakah keputusannya tepat atau tidak?

Keputusan telah diambil, saat ini hanya dapat menunggu Aranjo selesai menjalani hukumannya.

Aranjo bersama dua prajurit itu berjalan cukup jauh. Mereka menaiki anak tangga yang cukup banyak menuju portal ke dunia fana. Jika hanya untuk pergi ke dunia fana para Dewa dan Dewi dapat melakukannya tanpa melewati portal tersebut, tetapi saat ini Aranjo harus melewati portal itu agar dapat terlahir kembali sebagai manusia di dunia fana.

Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan, tempat yang sangat luas dengan lubang besar di tengah-tengah. Seorang Dewi menghampirinya dan kedua prajurit itu meninggalkan Aranjo di sana.

"Aranjo! Titah atas hukuman mu telah saya terima!"

"Dengarkan baik-baik!"

"Ini adalah kehidupan pertama yang akan kamu lalui di dunia fana dan masih ada sembilan kehidupan yang harus kamu lalui. Setelah kamu melompat ke dalam lubang itu maka kamu akan terlahir sebagai manusia. Saat kamu berusia 15 tahun, ingatanmu sebagai Dewi akan kembali. Setelah kembali, kamu juga akan mengingat jelas kehidupanmu di dunia fana!" ujar Dewi penjaga portal.

Aranjo terdiam, ternyata keputusan Kaisar cukup kejam, dengan membuat dirinya tetap mengingat 10 kehidupan yang akan dijalaninya di dunia fana.

Itu artinya semua rasa sakit dan sedih yang dilaluinya, akan selalu diingatnya walau setelah kembali menjadi Dewi. Biasanya Dewa maupun Dewi yang menjalani cobaan di dunia fana akan melupakan siapa diri mereka dan juga melupakan semua yang mereka alami di dunia fana saat kembali ke Alam Langit.

"Dan di setiap jeda antar kehidupan kamu diijinkan kembali ke Alam Langit untuk memulihkan diri!" lanjut Dewi itu.

Aranjo hanya memilki satu jalan dan tidak ada jalan kembali. Jadi Aranjo berjalan perlahan menuju lubang portal. Saat itu ingatannya kembali pada kejadian yang membuatnya menerima hukuman ini.

***

Seperti biasa Aranjo hanya akan berada di Paviliun saat ada acara penting di kediaman besar. Dari apa yang dikatakan oleh Ara, hari ini adalah hari dimana Dewa Api, Vulcan datang melamar salah satu putri Dewa Malam.

Yang tidak diketahuinya adalah Dewa Api hendak melamar Aranjo bukan kedua saudarinya. 

Dewa Api terpesona dengan penampilan Aranjo yang memainkan harpa di acara ulang tahun Dewa Malam. Walaupun wajah Aranjo selalu tertutup cadar dan beredar luas rumor akan rupanya yang buruk, tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan tekad Dewa Api untuk melamar putri sulung Dewa Malam.

Hal tersebut membuat ibu tirinya, Dewa Angin berang begitu juga dengan kedua saudarinya. Dewa Api cukup terkenal di Alam Langit selain karena kekuatan sihirnya yang tinggi, Dewa Api juga memiliki rupa yang memesona.

Lamaran itu diterima tetapi bukan untuk Aranjo melainkan Halley, putri bungsu Dewa Malam dan Dewi Angin. Namun hal tersebut tidak mereka katakan sampai pada saat acara lamaran di adakan.

Saat itu Aranjo yang berada di Paviliun terlompat kaget karena ketukan pintu yang keras. Aranjo membukanya dan melihat salah satu pelayan kediaman utama yang berdiri di depan pintu.

"Ara, Ara dia tidak sadarkan diri!" ujar pelayan itu dengan cemas.

Setelah berapa kali dijebak oleh ibu tiri dan kedua saudarinya, dirinya selalu menghindar jika diminta ke kediaman utama. Tetapi saat ini mendengar Ara tidak sadarkan diri membuat Aranjo panik. Ara adalah pengasuhnya, tetapi bagi Aranjo, Ara adalah segalanya bagi dirinya.

Aranjo berlari cepat menuju kediaman utama dan diikuti pelayan itu. Saat tiba di kediaman utama, pelayan itu membawa Aranjo ke salah satu koridor kediaman itu.

"Itu, diruangan itu Ara berada!" ujar pelayan sambil menunjuk ke ruangan paling ujung yang ada di sepanjang koridor.

Aranjo berlari dan tidak peduli dengan hal yang lain, dirinya hanya ingin memastikan Ara baik-baik saja.

Halley bersembunyi di balik salah satu pilar koridor dan menggunakan kekuatan sihirnya membuat tali pengikat cadar Aranjo putus. Aranjo berhenti sebentar dari larinya dan memungut cadar hitam yang sudah terjatuh di lantai. 

Aranjo hanya menggenggam cadar itu karena tali pengikat telah putus jadi tidak dapat dipakai lagi. Dan Aranjo tidak butuh cadar untuk bertemu dengan Ara.

Aranjo mendorong kuat pintu kayu ruangan itu dan berlari masuk ke dalam. Matanya melihat ke seluruh ruangan mencari keberadaan Ara. Namun dirinya tidak menemukan Ara, melainkan Aranjo sangat terkejut saat bertatapan langsung dengan seorang Dewa yang tidak dikenalnya.

Aranjo mundur beberapa langkah dan dengan tatapan terkejut, Aranjo berkata, "Siapa Anda? Dan dimana Ara?"

Vulcan, Dewa Api terpesona dengan kecantikan Aranjo. Seperti perkiraaannya Dewi itu sangatlah memukau dan keputusannya tepat untuk mempersunting Dewi itu.

Walau memiliki kekuatan sihir yang cukup tinggi tetapi itu tidak mampu menahan aura Aranjo. Tatapan mata dan senyuman dapat menyihir yang melihat. Namun raut ketakutan saat ini dapat membuat yang melihat kehilangan akal sehat dan menumbuhkan keinginan untuk memiliki agar dapat memberikan perlindungan kepadanya.

Vulcan menghampiri Aranjo dan Aranjo berusaha menghindar dari Dewa itu. Aranjo mundur satu langkah saat Dewa itu maju satu langkah. Sampai Aranjo terjebak di dinding dan tidak dapat menghindar dari Dewa itu. Tatapan mata mereka yang terkunci membuat Dewa itu semakin tersihir akan pesonanya.

Aranjo tidak dapat lagi memundurkan langkahnya dan saat ini Dewa itu berada tepat dihadapannya, menatapnya tajam. Kedua tangan Dewa itu memegang erat kedua sisi lengan atas Aranjo dan menarik tubuh Dewi itu mendekatinya. Aranjo tidak pernah berhubungan dengan Dewa manapun selama hidupnya dan ini adalah perasaan baru yang tidak di mengerti. Bukan rasa takut tetapi mengapa jantungnya berdebar begitu cepat dan Aranjo merasa wajahnya memanas.

Dewa itu mengecup bibir indah Aranjo, untuk sesaat Aranjo tidak yakin apa yang dilakukan Dewa itu. Vulcan memeluk tubuh indah Aranjo dan terus mengecup bibir indahnya.

Dan saat itu pintu kamar terbuka, kelakuan mereka di saksikan oleh begitu banyak pasang mata termasuk Dewa Malam dan Dewi Angin. Dewa Malam melepaskan sihir kepada Vulcan dan seketika Dewa itu terjatuh di lantai dan tidak sadarkan diri.

***

Itulah kejadian yang membuatnya berdiri di hadapan portal ini dan harus melewati 10 kehidupan di dunia fana. Amarah dan rasa benci menguasai hatinya, dirinya akan membalas ketidakadilan yang di alaminya.

Saat hendak melompat ke lubang portal terdengar gemuruh petir yang memekakkan telinga, tiga sambaran. Dan seketika Aranjo merasa dadanya terasa panas lalu menyentuhnya dan ternyata rasa panas itu berasal dari bulu Griffin. Aranjo menyimpan bulu Griffin di balik pakaiannya. Griffin, temannya memberi satu helai bulu emas untuk menjaga Aranjo dari roh-roh jahat. Apakah Griffin mengalami bencana petir? Jika benar maka itu bagus, karena Griffin dapat keluar dari hutan kabut.

Aranjo pun melompat ke dalam lubang portal untuk menjalani hukumannya.

***

Sebelumnya, kita kembali ke masa awal Aranjo lahir dan bagaimana Aranjo yang berdarah iblis dapat terjebak di Alam Langit.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Iren Rogate
hukuman membuat hati resah
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aranjo   Bab 125 . END

    Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh

  • Aranjo   Bab 124 . Takut

    "Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer

  • Aranjo   Bab 123 . Banyak Hal yang Terjadi Di Luar Kehendakmu

    Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap

  • Aranjo   Bab 122 . Kembali Kepada Sang Pemilik

    Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri

  • Aranjo   Bab 121 . Perasaan Baru

    "Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp

  • Aranjo   Bab 120 . Jatuh Cinta

    Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status