Mengandung konten 21+Menjalani sepuluh kehidupan di dunia fana dan melewati bencana cinta adalah hukuman yang di terima Aranjo, Dewi muda yang juga keturunan suku iblis. Aranjo di besarkan di alam langit dan dirinya dikucilkan karena darah iblis yang mengaliri tubuhnya. Ibu tiri dan dua saudarinya selalu menjebak dirinya, berharap Aranjo akan diusir selama-lamanya dari alam langit.Namun, dibalik hukuman yang diterima Aranjo dari Sang Kaisar ternyata memiliki tujuan tersendiri. Sang Kaisar yang selalu mendampingi Aranjo tumbuh dewasa ingin agar Dewi itu tumbuh menjadi Dewi Agung tanpa perasaan, yang mana tanpa perasaan akan memberikan kekuatan absolut yang tidak terbayangkan, seperti dirinya.Apakah hal berjalan lancar seperti kehendak Sang Kaisar? Atau......Follow IG @authorphoenix_
Lihat lebih banyakDi tengah-tengah aula istana Alam Langit yang megah, Aranjo berlutut dengan kedua tangan terkepal erat di atas pangkuannya. Dua saudarinya juga berlutut tetapi di sisi lain dan mereka di dampingi ayah dan ibu tirinya yakni Dewa Malam dan Dewi Angin.
Aranjo tidak berani mengangkat wajahnya, dirinya hanya menatap ke bawah. Saat ini dirinya dalam masalah besar dan tidak ada yang dapat dilakukannya selain hanya menerima hukuman. Mereka semua berada di hadapan Kaisar Langit, penguasa seluruh Alam. Kaisar Langit selalu di dampingi oleh Sang Kaisar dalam mengambil setiap keputusan.
Kaisar Langit duduk di singgasananya dengan Kaisar duduk di sisi kanan.
"Ada masalah apa?" tanya Kaisar Langit dengan suara yang berat.
"Hormat kepada Kaisar Langit! Hari ini kami sekeluarga datang menemui Kaisar Langit untuk meminta keadilan!"
"Aranjo, berikan hukuman seberat-beratnya! Dewi itu dengan berani menggoda calon tunangan Halley, putri bungsu kami! Terang-terangan menggunakan kekuatan sihir iblis untuk merayu Dewa Api, Vulcan!"
"Berikan keadilan untuk Halley! Berikan hukuman agar dirinya tidak lagi berani mengulangi kejahatannya itu!" seru Dewi Angin dengan suara menggelegar.
Sejak awal dirinya tidak pernah menerima Aranjo masuk ke dalam keluarganya. Anak itu adalah hasil hubungan gelap antara suaminya dengan Putri Raja Iblis. Darah Iblis mengalir di tubuh Aranjo dan itu membuatnya memiliki kekuatan iblis.
Aranjo menunggu untuk melihat apakah ayahnya Sang Dewa Malam akan memberikan pembelaan untuknya. Dirinya dijebak oleh kedua saudari dan ibu tirinya, ini bukanlah kali pertama. Namun jebakan kali ini cukup membuat dirinya diusir dari Alam Langit."Aku mohon berikan kami keadilan!" seru Dewi Angin kembali dengan gusar.
"Perbuatan buruk yang melanggar norma-norma Alam Langit! Aku putuskan untuk memberikan hukuman..." Kaisar Langit tidak menyelesaikan kalimatnya karena dihentikan oleh Sang Kaisar dengan mengangkat sebelah tangannya.
Kaisar adalah Dewa Agung yang dihormati dan ditakuti serta kekuatannya terkenal di seluruh alam. Kaisar Langit telah berganti beberapa kali, tetapi Sang Kaisar tetap sama yakni Dewa Archer.
"Hukuman untuk menjalani 10 kehidupan di dunia fana!" ujar Sang Kaisar. Kaisar selalu terlihat tenang, Dewa yang dijuluki dengan sebutan Dewa tanpa perasaan dan itulah yang selalu terlihat. Kaisar selalu berekspresi datar tanpa menunjukkan emosi apapun.
Aranjo perlahan mengangkat wajahnya, dirinya sangat akrab dengan suara itu. Suara Sang Kaisar yang Agung dan saat Aranjo menatap langsung ke arah Sang Kaisar, dirinya sangat terkejut. Kaisar itu adalah teman siluman yang dikenalnya. Teman siluman yang telah menolongnya dan membiarkan Aranjo memperlajari banyak pengetahuan.
Secercah harapan muncul dihatinya berharap Sang Kaisar kembali menolong dirinya.Namun, bukankah Kaisar barusan menyebutkan hukuman apa yang harus. Seketika hatinya kembali merasa dingin, bahkan teman yang sangat dipercayainya juga tidak berpihak padanya.
"Biarkan Aranjo menjalani 10 kehidupan di dunia fana dan menghadapi bencana cinta!"
"Setelah selesai menjalani 10 kehidupan maka dirinya dapat kembali ke Alam Langit. Jika menemukan Dewa yang bersedia menikahinya, maka saat itu Aranjo akan di angkat menjadi Dewi Agung!" jelas Sang Kaisar.
Dewi Angin menatap tidak percaya kepada Sang Kaisar. Dewi Angin merasa hukuman itu terlalu ringan, bukankah Aranjo akan kembali ke alam langit dalam 1000 hari kedepan. Satu tahun di dunia fana sama dengan satu hari di alam langit.
Awalnya Dewi Angin berharap Aranjo akan di buang ke sumur penghancur jiwa yang mana di tempat itulah ibu Aranjo mengakhiri hidup abadinya. Dan setiap Dewa maupun Dewi yang menjalani bencana di dunia fana, setiap mereka menyelesaikan kehidupan itu kekuatan sihir akan berlipat ganda.
"Tetapi bukankah hukuman itu terlalu ringan?" tanya Dewi Angin.
"Jika begitu, bagaimana jika aku perintahkan kedua putri Anda menemani Aranjo menjalani 10 kehidupan di dunia fana?" tanya Sang Kaisar santai.
"Aku mohon jangan!" ujar Dewi Angin sambil berlutut memohon belas kasihan Sang Kaisar.
Aranjo tertawa sinis melihat bagaimana mereka dengan santai memutuskan hukuman apa yang pantas diterimanya. Semua tatapan tertuju pada Aranjo karena suara tawa yang berasal dari dirinya.
"Apakah ada yang hendak kamu sampaikan?" tanya Kaisar Langit tidak senang.
Bukankah hukuman atas dirinya sudah diputuskan, jadi tidak akan ada masalah besar jika dirinya mengutarakan isi hatinya.
"Aku hanya teringat akan gulungan naskah yang aku baca! Dari gulungan itu aku mempelajari bagaimana cara manusia di dunia fana menjalankan penegakan hukum. Di dunia fana, mereka memiliki hakim yang berhak memutuskan apakah seorang pelaku kejahatan akan dihukum atau tidak. Dan untuk memastikan apakah tersangka bersalah atau tidak, mereka akan mendengar penjelasan dari saksi, korban maupun pelaku serta menguatkan dugaan dengan bukti-bukti sebelum membuat keputusan! Bukankah seharusnya Alam Langit harus belajar dari manusia untuk menyempurnakan sistem hukum di sini?" ujar Aranjo.
"Kamu sangat lantang!" tegur Kaisar Langit dengan keras.
Lagi Kaisar mengangkat tangannya meminta Kaisar Langit menghentikan ucapannya. Tatapan seluruh anggota keluarga tertuju padanya, siapa yang menyangka Aranjo selain memiliki nyali juga memilki pengetahuan.
"Apakah ada lagi yang hendak kamu sampaikan?" tanya Sang Kaisar.
"Setelah saya selesai menjalani 10 kehidupan di dunia fana, bukankah tadi Anda mengatakan aku akan diangkat menjadi Dewi Agung jika menikah dengan salah satu Dewa Alam Langit?" tanya Aranjo dan menatap langsung kearah Sang Kaisar.
"Iya!" jawab Sang Kaisar.
"Apakah semua Dewa dapat saya nikahi tanpa terkecuali?" tanya Aranjo kembali.
"Benar!" jawab Sang Kaisar.
"Itu artinya termasuk diri Anda?" tanya Aranjo. Jika dirinya harus menikah dengan salah satu Dewa Alam Langit maka Kaisar adalah yang diinginkannya.
Dewi Angin tersenyum sinis begitu juga dengan kedua saudarinya. Di seluruh alam siapa yang tidak tahu Sang Kaisar memiliki julukan Dewa tanpa perasaan atau Dewa berhati batu. Begitu banyak Dewi Agung yang berusaha mendekati dan mendapatkan hatinya tetapi semua gagal serta tidak mendapatkan apapun. Dan Aranjo dengan percaya diri menyatakan niatnya, bukankah itu sama dengan lelucon.
Namun, pendapat ayahnya berbeda, Aranjo memiliki aura iblis yang kental dan itu mengalir di dalam darahnya. Begitulah dulu dirinya jatuh cinta dan menjalin hubungan gelap dengan ibu Aranjo, Putri Raja Iblis.
Begitu juga dengan Kaisar, saat dirinya mendengar pertanyaan Aranjo ada sesuatu menggelitik perasaannya yang mana tidak pernah dirasakan selama masa hidupnya.
"Iya, termasuk diriku!" jawab Sang Kaisar.
"Baik! Maka tunggu saya kembali dan setelah menjadi Dewi Agung, aku akan mengembalikan semua yang telah kalian berikan tanpa kurang satu hal apapun!" ujar Aranjo sambil mengalihkan pandangannya dari Sang Kaisar kepada keluarganya.
"Ada hal yang harus kamu ketahui,. sebelum menjalani kehidupan fana! Kamu akan berjodoh dengan pria-pria yang berpengaruh dan bagi mereka yang sudah menjalani bencana cinta dengan dirimu, maka jodoh kalian hanya sampai disana. Mereka tidak akan memiliki jodoh denganmu lagi di kehidupan berikutnya maupun di kehidupan Alam Langit!" ujar Sang Kaisar.
"Baik!" jawab Aranjo.
Lalu dua prajurit Alam Langit datang menghampirinya dan memegang kedua lengannya, mereka berjalan keluar dari aula megah yang disanggah dengan pilar-pilar raksasa. Kedua prajurit itu mengantar Aranjo ke pintu portal dimana Dewa maupun Dewi yang melewati portal itu akan terlahir sebagai manusia biasa di dunia fana.
Archer berlumuran darah dan sama sekali tidak melawan. Ia hanya berharap perasaan Aranjo dapat tergerak, melihatnya seperti ini. Sedangkan Asmodus semakin menggila dan memukul, membabi buta.Aranjo berteriak, histeris. Namun, ia tidak mampu menggerakkan tubuh. Ya, dalam hatinya, ia berteriak melihat bagaimana Archer babak belur. Apalagi, tidak ada yang dapat dilakukan.Sampai pada satu titik, Asmodus mencengkeram leher Archer dan mengangkatnya tinggi. Tawa puas, menggema, melihat betapa banyak darah yang membasahi tubuh Dewa Agung itu."Hmmm, tidak menarik, karena kamu tidak melawan. Namun, itu bagus. Aku dapat memusnahkanmu, lebih cepat."Cengkeraman semakin kuat dan membuat Aranjo, semakin panik.'Aku mohon, jika Surga memang ada, maka dengarkan doaku. Aku mencintai Archer dan Dewa itu juga mencintaiku, aku mohon biarkan aku terlepas dari belenggu ini, agar dapat menolongnya. Aku tidak peduli, walaupun jiwaku menjadi taruh
"Para Dewa Agung, aku butuh kekuatan kalian untuk menyegel gerbang alam bawah ini. Jadi, saat Asmodus musnah, kerusakan cukup terjadi di alam bawah dan tidak menyebabkan kerusakan di luar itu!" ujar Kaisar Langit dengan tegas."Baik, Yang Mulia Kaisar Langit!" seru para Dewa Agung terkuat di Alam Langit.Para Dewa melompat turun dari atas punggung Pegasus yang masih terbang. Membentuk formasi di sekitar gerbang alam bawah dan mulai menyalurkan energi kekuatan sihir mereka."TUNGGU!"Para Dewa Agung dan Kaisar Langit menatap ke sosok yang berani bersuara.Robert Gao melangkah maju, tepat ke hadapan sang Kaisar Langit. Ia keluar bersama dengan semua mahluk dari alam bawah dan tetap berada di dekat gerbang, untuk melihat apa yang terjadi."Bagaimana dengan Archer? Ia masih berada di dalam dan kalian menyegel gerbang ini. Bagaimana ia dapat keluar dan bagaimana jika ia membutuhkan bantuan?" seru Robert Gao, yang mer
Robert berusaha bernapas, tetapi itu begitu sulit. Tidak lagi berusaha melawan, Robert merogoh sesuatu dari saku pakaiannya. Berhasil, walaupun dengan susah payah. Dengan wajah yang sudah memerah karena kehabisan napas, Robert berhasil mengangkat kalung dengan leontin darah suci ke hadapan Griffin.Seketika tangan yang mencengkeram leher, dilepaskan dan membuat tubuh Robert terhempas kuat ke tanah.Berusaha keras mengisi paru-paru dengan oksigen, Robert benar-benar kesulitan. Sedikit lebih lama lagi, maka ia akan musnah.Griffin berdiri mematung dan menatap ke tangan manusia abadi yang menggenggamnya leontin itu. Griffin tahu itu adalah bagian dari dirinya, tetapi bagaimana itu bisa ada di tangan manusia abadi itu?"Dari mana kamu mendapatkan itu?" tanya Griffin dingin."A-Anda menitipkan kepadaku! Dan berpesan, untuk mengembalikannya saat ini," ujar Robert dengan suara yang begitu lemah.Griffin menunduk dan menatap
Tangan Aranjo terulur, mendekati artefak itu. Ujung jari telunjuk, menyentuh benda itu dan seketika cahaya terang menyelimuti Aranjo. Ia menghilang bersama dengan benda itu, kembali kepada sang pemilik.***Keesokan harinya, Griffin keluar dari paviliun dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Menunggu, menunggu Aranjo keluar dari paviliun.Setelah menunggu beberapa saat, Leander datang menghampirinya."Ayo, kita harus segera pergi ke alam bawah. Lentera cahaya sudah ada padaku," ajak Leander.Diam dan tidak menanggapi ucapan Leander."Kamu menunggu Aranjo?" tanya Leander.Griffin mengangguk."Dia sudah kembali ke Alam Iblis," ujar Leander. Ya, ia tidak berbohong, memang benar Aranjo telah kembali ke Alam Iblis, walaupun bukan ke istana. Namun, Leander yakin Griffin tidak akan bertanya lebih jauh, sebab mengira Aranjo kembali ke istana.Ragu sejenak, tetapi pada akhirnya Gri
"Bagus, jika kamu menyukainya," balas Griffin dan merasa lega, tidak harus merubah warna rambutnya ini.Seketika, kesadaran akan cincin ilusi miliknya yang belum dikembalikan, membuat Aranjo langsung duduk. Gerakannya itu membuat rambut Griffin yang berada dalam genggamannya, tertarik.Griffin langsung memalingkan wajah dan menatap ke arah Aranjo, yang sudah dalam posisi duduk."M-Maaf," ujar Aranjo dan segera melepaskan rambut itu."Tapi..., Hei! Kembalikan cincin ilusi, milikku!" ujar Aranjo lantang, saat teringat akan cincin itu."Ini?" tanya Griffin, sambil mengangkat tangannya tepat di hadapan Aranjo, perlahan membuka kepalan tangan dan cincin ilusi itu ada di atas telapaknya.Melihat cincin itu, Aranjo langsung hendak mengambil. Namun, Griffin memindahkan tangannya, sehingga tangan Aranjo hanya menggapai angin."Kembalikan!" seru Aranjo yang mulai kesal. Mabuk, membuat otaknya tidak dapat berp
Perjamuan makan diadakan oleh Kaisar Langit. Kembali mereka diundang ke aula, untuk mengikuti perjamuan itu.Aranjo mengagumi keindahan Alam Langit dan matanya, tidak henti melihat-lihat.Perjamuan yang cukup meriah dan dihadiri oleh begitu banyak Dewa, serta Dewi.Aranjo duduk di balik meja rendah, yang berada tepat di antara meja Leander dan Griffin. Alunan musik dari harpa, mengiringi tarian indah yang dipertontonkan di tengah-tengah aula. Tarian yang isisipkan dengan kekuatan sihir, membuat apa yang dilihat begitu menakjubkan.Aranjo menatap dengan mulut menganga, akan keajaiban tarian yang ada di hadapannya.Leander memalingkan wajah dan menatap ke arah Griffin. Seperti perkiraannya, siku Griffin diletakkan di atas meja, dengan tangan menopang wajahnya. Ya, Griffin menatap ke arah Aranjo. Mahluk agung itu terlihat jelas seperti sedang jatuh cinta.Leander menghela napas, ia khawatir akan apa yang akan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen