Share

Kemunculan Arjuna

"Karena pernikahan hanya untuk dua orang yang saling mencintai," tatapan Evelyn menusuk.

 

Sepasang mata elang milik Arjuna menatap lurus manik mata Evelyn. Gadis itu terhipnotis, Arjuna mendekat, menghapus jarak diantara mereka. Sedikit lagi bibir mereka bersentuhan, Evelyn langsung bangkit menghindar, dia salah tingkah. Arjuna sendiri malah tertawa.

 

"Mengapa kau tertawa?" Evelyn mengerutkan kening.

 

"kau gadis pertama yang menghindari ku," Arjuna bangkit kembali menyudutkan Evelyn pada tembok yang sempat ia jadikan sandaran "dan ini menarik," bisik Arjuna.

 

Evelyn menelan saliva, balas menatap sepasang mata elang milik Arjuna "aku antar kau pulang," akhirnya hanya itu yang keluar dari bibir Arjuna.

 

"Tidak! aku akan menjaga Papi disini," Evelyn membuang muka.

 

"Aku yang akan berjaga," jawab Arjuna tegas dengan sorot mata yang tidak terbantahkan.

 

"Aku tidak mau. Aku tidak bisa mempercayai orang asing sepertimu."

 

"Aku menantunya."

 

"Sombong sekali kau, aku belum mengatakan iya untuk menikah denganmu."

 

"Berhenti membesarkan ego mu Nona Gauri. Ayahmu memilihku karena aku memang 'pantas'," Arjuna menekankan kata pantas.

 

"Mengapa aku harus patuh? ini hidupku, pernikahan bukan hal yang bisa diputuskan oleh orang lain, aku berhak menentukan pilihan."

 

"Apa kau baru saja mengatakan bahwa Ayahmu adalah orang lain? seperti itu dia bagimu? Bersikaplah dewasa, sudah ku bilang jangan pentingkan ego mu. Apa kau tahu apa yang sedang Ayahmu lalui? dimasa susah dan kritisnya, dia membutuhkanku Evelyn. Hanya aku yang bisa menolongnya."

 

"Maksudmu?"

 

"Perusahaan Ayahmu sedang diserang, aku yang hanya perusahaan rintisan bisa berkembang pesat dan cepat telah berkolaborasi dengan Ayahmu. Dan kini perusahaan Ayahmu sedang jatuh, dia membutuhkanku."

 

"Kau ingin menikah denganku karena sebuah perusahaan? jika kau baik hati dan ingin membantu, kenapa harus melalui jalan pernikahan?"

 

"Karena Ayahku ingin kau yang menjadi menantunya," mata Arjuna menggelap, dia mulai kesusahan menjelaskan intinya.

 

"Mengapa aku?"

 

"Karena Ayahmu dan Ayahku membangun perusahaan bersama, Fayola Grup, perusahaan yang sedang Ayahmu pimpin adalah perusahaan yang mereka bangun bersama. Untuk itu asal kau menikah denganku, Fayola Grup akan menjadi milik Ayahmu seutuhnya."

 

"A-apa? jadi Maksudmu Ayah menjualku?" sorot mata Evelyn memancarkan kekecewaan.

 

"Ayolah Eve, bukan itu maksudku. Ayahku dan Ayahmu tidak ingin perusahaan jatuh ke tangan orang lain, karena mereka harus memberikan kepada salah satu pewaris. Karena Ayah memiliki aku sebagai pewaris, dan Ayahmu memiliki El sebagai pewaris, maka perusahaan itu akan diberikan pada El Evelyn. Bukan padaku!"

 

"Kau mengenal Kakakku?"

 

"Tentu saja, Elangga Gaura, dia adalah rekan bisnis yang hebat."

 

Tiba-tiba saja, pening menyerang kepala cantik Evelyn. Gadis itu memejamkan mata, berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengar dari Arjuna.

 

"Eve kau baik-baik saja?" kini sorot mata Arjuna memancarkan kecemasan.

 

"Mengapa kau tidak menolak? mengapa kau mau saja dijodohkan denganku?" tanya Evelyn.

 

"Karena Ayah memintaku, maka akan aku turuti keinginannya."

 

"Kau sangat menyayanginya ternyata," Evelyn tertawa hambar "berlaga menjadi anak yang berbakti," ejek Evelyn.

 

"Aku pernah menyesal karena tidak menuruti kemauan Ibuku, hingga dia pergi meninggalkan aku dan Ayah.." suara Arjuna lirih.

 

Evelyn mulai duduk kembali, mengikuti Arjuna. Keningnya berkerut "Ibumu? Maksudmu tante Sherly? Dia ada disini bukan? kau baru saja mengatakan bahwa Ibumu meninggalkan kau dan Ayahmu."

 

"Kau pasti kebingungan," Arjuna tersenyum sinis "Sherly Ibu tiriku. Ibu kandungku sudah meninggal Eve."

 

"Hah?"

 

"A-apa? meninggal? maafkan aku, aku pikir dia Ibu kandungmu. Karena dia baik dan hangat sekali, dia juga sangat menyayangimu."

 

"Satu hal yang aku syukuri, aku memiliki seorang Ibu pengganti yang baik. Namun tetap saja sebuah penyesalan tetap bersemayam dalam hatiku, karena kepergian Ibuku adalah salahku Eve."

 

Evelyn menoleh, mendapati Arjuna yang menatapnya dengan sorot mata sedih. Evelyn ikut terbawa suasana, hatinya yang lembut dan mudah luluh mulai terbuka. Ternyata Sherly benar, Arjuna adalah anak yang baik. Tidak seperti yang ada dalam gambaran di pikirannya, seorang pria tua yang tidak laku. Arjuna adalah sebaliknya, muda, tampan, mapan dan lembut. Benarkah dia akan menolak lelaki seperti Arjuna? sepertinya perjodohan ini memang patut untuk kembali dia pertimbangkan.

 

"Kau tetap ingin disini?" Arjuna kembali bertanya, memastikan bahwa gadis itu benar-benar tidak bisa di pulangkan.

 

"iya," jawab Evelyn.

 

"Maka aku akan bermalam bersamamu," Arjuna mengambil satu bungkus cake, membukanya "makan ini, aku dengar ini kesukaanmu."

 

"Kau pulang saja Juna," perintah Evelyn "dan dari mana kau tahu bahwa aku suka cake cokelat dengan taburan karamel?"

 

Arjuna tertawa lagi, tawa yang membuatnya semakin tampan.

 

"Apa yang membuatmu tertawa?"

 

"kau baru saja memanggilku apa?"

 

Evelyn mengerutkan kening "Juna, bukankah semua orang memanggilmu begitu?"

 

"Tapi bila kau yang menyebutnya terdengar lebih hm.. entahlah, aku menyukainya," senyum berkembang disudut bibir Arjuna.

 

Evelyn menatapnya datar "kau pulang saja. Aku tidak ada waktu mendengar gombalan dan godaan mu."

 

"Kapan aku menggoda mu? Nona Gauri, kau salah paham lagi. Bicaraku memang seperti ini, tidak dilebih-lebihkan. Apa yang aku rasakan aku ucapkan. Berikan aku waktu, aku sedang mencuri hatimu."

 

"Jangan pernah mencuri hatiku, jika kau sendiri tidak bisa mencintainya."

 

"Aku bisa mencintaimu, dan membuat kau mencintaiku. 7 hari, berikan aku waktu 7 hari. Jika dalam waktu itu aku berhasil mendapatakan hatimu, mari menikah dan jadilah istriku."

 

Evelyn menatap Arjuna, matanya tidak berkedip. Arjuna mengulurkan tangan, menghapus cokelat yang menempel dibibir Evelyn "apa Ayah dan Ibumu sangat memanjakan mu? hingga anak gadisnya tidak tahu caranya makan," jemari Arjuna menyentuh bibir Evelyn lembut "nanti akan ada saatnya kau menginginkan sebuah sentuhan dariku, tanpa menghindar lagi," bisik Arjuna.

 

"Ukhuk.. ukhuk.." Evelyn batuk, merasa kesulitan menelan makanannya. Arjuna segera memberikan sebotol air minum, yang dia habiskan hingga setengah.

 

"Arjuna Dabi Kotaro, berhenti menggodaku!"

 

***

 

Arjuna tersenyum penuh kemenangan. Ah benar gadis ini sangat menarik. Sebelumnya tidak pernah ada yang menolaknya, tapi Evelyn dia selalu menghindar.

 

Sebelum pergi menyusul Evelyn kerumah sakit. Dia bertanya pada El dulu, menghubungi rekan bisnisnya di Ausie. Dia bertanya tentang makanan apa yang paling Evelyn sukai, yang tidak bisa ditolak oleh gadis itu. Dan ternyata makanan itu sangat mudah didapat.

 

Arjuna melihat Evelyn bangkit dari duduk, gadis itu baru saja menyelesaikan makannya "mau kemana?" Arjuna ikut bangkit. Evelyn menatapnya datar "toilet," jawabnya singkat.

 

Arjuna jadi salah tingkah, dia tidak mungkin mengikuti gadis itu hingga ke toilet bukan? konyol sekali pikirnya "ah, toilet. kau perlu ku antar?"

 

"toiletnya ada dikamar Papi, tidak perlu kau ikuti aku hingga ke sana Tuan Kotaro!" Evelyn terlihat kesal.

 

Tapi Arjuna malah tersenyum-senyum konyol, layaknya orang gila.

 

Bersambung...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status