Share

BAB 67

last update Last Updated: 2025-05-22 20:48:16

Elena menarik napas dalam-dalam, menikmati segarnya udara pagi. Udara yang sejuk membuat pikirannya terasa lebih tenang. Hari ini adalah awal liburan yang sudah lama ia tunggu, dan ia akan menjalaninya bersama Ren. Ia tersenyum kecil, membayangkan berbagai momen menyenangkan yang akan mereka lalui bersama.

“Apa semua barangmu sudah masuk?” tanya Ren sambil memasukkan barang ke dalam bagasi mobil.

Elena menoleh dan mengangguk. “Sudah. Tinggal tas kecil ini.” Ia menyerahkan tasnya pada Ren.

Ren meletakkannya di dalam bagasi, lalu menutupnya rapat. “Oke, semua sudah siap. Kita bisa berangkat.”

Mereka masuk ke dalam mobil. Ren menyalakan mesin, dan musik lembut mulai terdengar. Suasana pagi terasa tenang dan menyenangkan.

Hari ini, mereka akan melakukan perjalanan keluar dari Ottawa menuju sebuah desa kecil yang tenang di Quebec. Tempat tujuan mereka bukan kota besar, melainkan sebuah desa yang menawarkan suasana damai, pemandangan alam yang indah, dan ketenangan khas pedesaan.

“Apa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 70

    Mereka tiba di kabin, sebuah bangunan kecil sederhana yang tampak kokoh di bawah cahaya bulan. Perjalanan kesana tidak jauh, hanya lima menit dari mansion. Namun, dalam keheningan malam, waktu terasa berjalan lebih lambat, ditemani aroma tanah basah dan semilir angin di antara pepohonan.Kabin itu berdiri di tepi hutan kecil, dengan danau luas sebagai latar belakang kabin, dikelilingi pohon pinus tinggi. Dinding kayunya tampak tua dan menghitam di beberapa bagian, menunjukkan usianya yang sudah lama. Sebuah lentera kecil tergantung di depan pintu, berayun pelan ditiup angin, cahayanya memantul di tanah berbatu.Ren membuka pintu perlahan. Menyalakan perapian, untuk menghangatkan ruangan. Aroma kayu bakar segera menyambut mereka. Di dalam, kabin terasa hangat dan nyaman. Sebuah perapian kecil menyala di sudut ruangan, memancarkan cahaya oranye lembut. Ada dua tempat tidur kayu dengan selimut tebal, meja makan kecil, dan beberapa kursi dari anyaman.Elena masuk dan mendekat ke perapian,

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 69

    Elena kembali terpana. Bunga-bunga di rumah kaca ini jauh lebih indah dari yang ia bayangkan.Rumah kaca itu besar dan tinggi, dengan atap melengkung dari kaca bening. Cahaya alami masuk lembut, membuat warna bunga tampak bersinar. Dindingnya juga dari kaca, memperlihatkan taman di luar.Beberapa pot besar penuh bunga berwarna merah muda dan putih tergantung dari langit-langit. Di bawahnya, jalan setapak dari batu kecil berkelok di antara hamparan bunga. Bangku-bangku kayu diletakkan di beberapa sudut, mengajak orang untuk duduk dan menikmati pemandangan. Di kejauhan, terlihat pohon-pohon cemara kecil, dihias sederhana, memberi kesan nuansa hijau yang segar.“Ini... Luar biasa sekali, “Tatapan mata Elena berbinar terang melihat berbagai macam varietas bunga. “Kau telah jatuh cinta dengan tempat ini rupanya.” Goda Ren terhadapnya. “Rumah kaca ini adalah salah satu tempat favoritku. Dulu katanya nenek buyutku tidak mau beli rumah selain mansion ini, karena beliau begitu mencintai ruma

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 68

    Seperti yang telah dikatakan Ren sebelumnya, masakan Mrs. Hans memang luar biasa. Bahkan dari aromanya saja sudah tercium harum dari makanan yang di atas meja makan, memadukan wangi gurih daging panggang yang masih hangat dengan aroma rempah yang kaya dan mengundang. Perut Elena sontak berbunyi pelan karena lapar, nyaris tak terdengar tapi cukup membuat pipinya memerah malu. Ia menatap Ren sekilas, lalu tertawa kecil, merasa tak sabar untuk mencicipi apapun yang sedang dimasak oleh tangan ajaib Mrs. Hans. Dibenaknya, ia sudah membayangkan hidangan rumahan yang menggoda selera, lengkap dengan roti hangat dan sup kental yang mengepul. Kehadiran aroma-aroma itu seakan menjadi sambutan pribadi yang hangat, bukan hanya dari dalam mansion itu, tetapi juga dari kehidupan baru yang mulai ia jalani di sini. Mrs. Hans, seorang wanita paruh baya dengan rambut disanggul rapi dan senyum hangat di wajahnya, segera keluar. Mrs. Hans menyambut Ren dan Elena dengan antusias, seperti menyambut kel

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 67

    Elena menarik napas dalam-dalam, menikmati segarnya udara pagi. Udara yang sejuk membuat pikirannya terasa lebih tenang. Hari ini adalah awal liburan yang sudah lama ia tunggu, dan ia akan menjalaninya bersama Ren. Ia tersenyum kecil, membayangkan berbagai momen menyenangkan yang akan mereka lalui bersama. “Apa semua barangmu sudah masuk?” tanya Ren sambil memasukkan barang ke dalam bagasi mobil. Elena menoleh dan mengangguk. “Sudah. Tinggal tas kecil ini.” Ia menyerahkan tasnya pada Ren. Ren meletakkannya di dalam bagasi, lalu menutupnya rapat. “Oke, semua sudah siap. Kita bisa berangkat.” Mereka masuk ke dalam mobil. Ren menyalakan mesin, dan musik lembut mulai terdengar. Suasana pagi terasa tenang dan menyenangkan. Hari ini, mereka akan melakukan perjalanan keluar dari Ottawa menuju sebuah desa kecil yang tenang di Quebec. Tempat tujuan mereka bukan kota besar, melainkan sebuah desa yang menawarkan suasana damai, pemandangan alam yang indah, dan ketenangan khas pedesaan. “Apa

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 66

    Mereka tiba di rumah sedikit lebih malam dari rencana semula. Perjalanan pulang memakan waktu lebih lama karena mereka sempat mampir untuk membeli perlengkapan liburan, beberapa pakaian berenang, tabir surya, dan camilan. Mobil berhenti perlahan di depan rumah. Langit mulai gelap, hanya tersisa cahaya oranye dari matahari yang hampir tenggelam. Ren turun lebih dulu dan membuka bagasi, mengangkat beberapa kantong belanja. “Banyak sekali yang kita beli,” kata Elena sambil ikut turun dari mobil. Ia mengambil dua kantong lainnya. Ren menoleh dan tersenyum. “Kau bilang harus siap untuk segala kemungkinan. Termasuk kalau tiba-tiba mau berenang di danau.” Elena tertawa kecil. “Kupikir kau akan menolak beberapa pilihanku tadi.” “Aku hanya ingin kau nyaman. Dengan melihat raut wajah betapa senangnya dirimu berbelanja tadi... menyenangkan juga,” balas Ren sambil menutup bagasi mobil. Mereka berjalan berdampingan ke pintu rumah. Suasana terasa tenang, hanya terdengar suara kantong belanj

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 65

    “Apa Anda baik-baik saja, Miss Hadley?” tanya Audrey dengan nada khawatir. Wanita itu melirik Elena yang tampak lelah, sembari menyerahkan dokumen yang baru saja diperiksa. “Sejak tadi Anda terlihat tidak seperti biasanya… apakah Anda kurang sehat?” Elena menggeleng pelan, tersenyum tipis meski sorot matanya tampak sayu. “Aku tidak apa-apa, hanya sedikit kelelahan.” Sejak pagi, tubuhnya memang terasa letih. Sisa dari malam sebelumnya masih terasa di otot-ototnya, malam panjang yang mereka habiskan dalam kehangatan dan kedekatan penuh gairah. Setelah percakapan mendalam yang menenangkan hati, Ren tak membiarkannya pergi begitu saja. Lelaki itu mencurahkan perasaannya dengan cara lain: lewat sentuhan, belaian, dan kecupan yang tak henti-hentinya mengusik batas kendali Elena. Ren tetap menunjukkan kasihnya melalui kelembutan yang intens. Pria itu seolah bisa membaca setiap sisi bagian sensitif dari tubuhnya seperti lembaran kanvas kosong yang menyapunya dengan sentuhan halus penuh ran

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 64

    Elena menutup matanya sejenak, membiarkan semua yang baru saja mereka bagi tenggelam dalam keintiman malam. Lalu, perlahan ia berbalik, kini menghadap Ren sepenuhnya. Wajah mereka hanya terpaut beberapa inci, dan cahaya bulan yang menyelinap masuk mempertegas garis lembut di wajah Ren, lelaki yang kini bukan lagi hanya sebuah misteri dalam mimpinya. "Apakah kau akan kembali ke Paris setelah satu bulan?" tanya Ren, suaranya terdengar pelan dengan nada yang mengandung ketidakrelaan. "Ya," jawab Elena sambil mengangguk pelan. "Itu pun jika seluruh pekerjaan di sini bisa diselesaikan tepat waktu dan tidak ada kendala yang berarti." Ren tidak langsung membalas. Pria itu hanya diam, sementara jemarinya perlahan memainkan helaian rambut Elena dengan gerakan lembut, seolah berusaha menenangkan kegelisahan yang diam-diam tumbuh di antara mereka. Setelah beberapa saat, Ren kembali bersuara. "Menurutmu… apakah kita bisa menjalani hubungan jarak jauh dengan baik?" Elena menatap mata Ren, men

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 63

    Cahaya bulan yang lembut masuk lewat jendela, menerangi kamar dengan sinar temaram. Di atas tempat tidur, Ren memeluk Elena dari belakang. Tubuh mereka masih hangat setelah keintiman malam mereka. Malam terasa sunyi. Hanya suara burung hantu dari kejauhan dan angin yang berhembus pelan di luar jendela. Elena menggenggam tangan Ren yang melingkar di pinggangnya, erat, seolah tak ingin melepaskan Mereka tidak berbicara. Diam itu cukup. Dalam pelukan itu, mereka merasa tenang—seolah dunia hanya milik mereka berdua. Elena terus memainkan jemari Ren. Ia menyentuhnya pelan, menggulirkan jari di sepanjang telapak tangan itu. Sesekali ia meremasnya lembut, lalu meluruskan jari-jarinya satu per satu. Tangannya terasa hangat dan tenang. Elena seperti menemukan rasa nyaman hanya dengan menggenggamnya. Elena membuka mulutnya, hendak mengajukan sebuah pertanyaan kepada pria di sebelahnya. “Apa kau bisa menceritakan sesuatu tentang dirimu?” tanyanya sambil membalikkan kepala, menatap pria it

  • Aroma Dalam Mimpi   BAB 62

    "Percayalah... jangan takut, Elena," bisik Ren lembut di kening Elena yang sedikit berkeringat, bibir pria itu mengecupnya dengan penuh kasih sayang. Ia merasakan tubuh Elena yang menegang di bawahnya dan berusaha memberikan ketenangan. "Aku akan melakukannya dengan perlahan, selembut mungkin. Percayalah padaku." Ren menatap mata Elena dalam-dalam, mata pria itu menyiratkan kejujuran yang mendalam. "Kau tahu, mungkin dalam mimpi-mimpi liar kita, kita sudah melakukan banyak hal hingga keintiman yang paling vulgar sekalipun. Tapi, menyentuhmu seperti ini, dan melakukan hubungan seksual adalah pengalaman pertama yang sesungguhnya bagiku juga, Elena. Kau adalah yang pertama bagiku untuk melakukan hal seperti ini." Dengan hati-hati, Ren mulai memposisikan penisnya di vagina Elena yang sudah basah. Ujung kepala penisnya yang besar dan keras menyentuh bibir vagina Elena, terasa begitu panas dan mengundang. Ren dengan sengaja menggesekkan kepala penisnya yang licin di se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status