LOGIN(Spinoff novel Terobsesi Dosen Cantik) Aurelia Citra Purnamasari, 20 tahun, seorang mahasiswi tengil yang playgirl. Sekalipun otaknya encer, tetapi terkadang isengnya itu nggak ketulungan. Hingga pada suatu saat dia menggembosi ban mobil Lexus LS500 milik kakak angkatannya di parkiran kampus. Naasnya aksi tersebut terpergok oleh sang pemilik mobil mewah berharga selangit itu. Biyan Alexandro Jatikusuma, 24 tahun, kakak angkatan Aurel, si pemilik mobil Lexus tadi menuntut gadis itu ganti rugi dengan menjadi pacar sementaranya. Sekadar untuk seru-seruan awalnya karena dia jomblo. Namun, lama kelamaan Biyan justru makin menginginkan Aurel ditambah lagi dia harus bersaing dengan salah satu dosennya di kampus yaitu Profesor Reynold Putra Hartanto Siregar. Ketika Aurel diculik dan disekap di sebuah pulau pribadi milik Biyan, akankah dia menerima situasi di mana dia dipaksa jatuh cinta kepada pria yang tak disukainya? Bahkan dia harus mengandung benih dari tuan muda putera konglomerat tersebut? Bagaimana kisahnya dengan Profesor Reynold akankah kandas? Ikuti keseruan kisahnya dalam novel Dipaksa Jatuh Cinta karya Agneslovely2014.
View MoreTiba-tiba terdengar suara ketokan di pintu ruang kantornya. Dia menaikkan pandangannya dari meja ke arah pintu kaca itu. Ternyata Aurel, mahasiswi baru yang sempat menyukainya dulu. Berminggu-minggu James menghindarinya karena selain disibukkan dengan kelahiran Keira, ia juga tidak ingin membuat istrinya bersedih bila berdekatan dengan mahasiswi.
"Ya, masuk aja, Aurel!" seru James dari dalam kantornya. Gadis manis itu pun membuka pintu lalu berjalan ke kursi di hadapan dosen idolanya. Aurel duduk dengan anggun mengangkat kaki kanannya dan menumpangkannya di kaki kirinya, rok sepan putih setengah paha yang ia kenakan memamerkan kulit mulusnya yang licin. Mata James pun bisa melihatnya, tetapi dia bukan tipe pria mata keranjang jadi hanya diam tak bereaksi dengan pemandangan yang menarik itu. "Ehm ... tumben pagi-pagi sudah ngecengin saya, Rel. Ada keperluan apa nih?" canda James tertawa pelan seraya bersandar di kursinya. "Kangen! Apa Oppa Ganteng nggak kangen sama Aurel?" balas gadis berambut cokelat panjang lurus sepunggung itu. Tak lupa ia menambahkan senyum menggoda di bibirnya. James terbatuk-batuk mendadak salah tingkah dengan jawaban frontal gadis itu. Kemudian dia minum air putih di gelas yang disediakan di mejanya. Setelah itu James berkata, "Aku sudah punya anak 3, Rel. Mending cari yang masih single lah, teman kamu atau kakak angkatan 'kan banyak yang available tuh!" "Aku maunya kamu sih, Oppa Sayangkuhhh!" Aurel mulai mode pepet maksimal. Dia bangkit berdiri lalu berjalan ke kursi James. Dosen ganteng itu memicingkan matanya melirik ke Aurel yang berdiri di sampingnya. "Maunya apa ini kok deket-deket? Kita di kampus lho!" tegur James seraya beringsut menjauh. "Mending mana ... dicekek apa dipeluk aja?" tantang Aurel menaruh kedua tangannya di pundak James. "Ehh ... please ya, jangan main-main sama saya! Saya ini dosen kamu lho—" James menepis tangan Aurel dari pundaknya. Namun, hal itu malah membuat gadis itu hilang keseimbangan dan jatuh menimpa James. Tentu saja James otomatis menangkap tubuh Aurel dengan posisinya tertindih di bawah. Tanpa melewatkan kesempatan yang tak datang dua kali, Aurel pun segera menciumi wajah James. Pipinya lalu bibir James, semua tak lepas dari serbuan kecupan dari bibir Aurel, sementara telapak tangannya menyusup masuk ke kemeja James membuat pakaian dosennya berantakan. "Astaga, Bang!" Seruan terkejut dari ambang pintu kantornya membawa kesadaran James dan sekaligus menghentikan aksi gila Aurel di atas tubuh dosennya itu. "Rey! I—ini nggak seperti yang kamu lihat, jangan bilang ke Laura, tolong ... dengar penjelasanku dulu!" ujar James syok sekaligus cemas. Dia lalu tersadar dan berkata kepada Aurel, "Tolong turun dari badan saya, Rel. Kamu parah deh!" Gadis belia itu pun menuruti James karena ada Prof. Reynold yang mengajar Parasitologi Umum Veteriner di angkatannya. Dia sungkan juga terlihat begitu binal di hadapan pria muda good-looking itu. Akhirnya Aurel duduk di kursi di hadapan James dengan kepala tertunduk malu. Reynold pun masuk ke dalam ruang kantor James. Tadinya ia ingin menemui James untuk merujuk penelitian thesis anak S2 bimbingannya ke koleganya itu. Dia duduk di kursi kosong yang ada di samping Aurel. "Bang James ada apa tadi sama si Aurel? Nggak pacaran backstreet sama mahasiswi 'kan?" ujarnya curiga. Dia menatap kedua orang itu bergantian. James pun berdecak kesal lalu menjelaskan, "Tsskk ... aku tuh baru saja sampai di kantor, mau mulai kerja terus Aurel dateng katanya kangen dan deketin aku. Dianya hilang keseimbangan ngejatuhin badanku. Itu yang sebenarnya tadi terjadi, aku nggak ada niatan macam-macam!" Mendengar penjelasan James, akhirnya Reynold pun mengerti. Dia juga sering mendapat godaan semacam itu dari mahasiswinya. Yang cantik dan nekad-nekad di kampus sih memang banyak, terlebih statusnya yang masih single di publik membuat godaan semakin tak terbendung. Pernikahannya dengan Laura di Las Vegas itu adalah secret marriage yang hanya diketahui oleh keluarga mereka saja. "Rel, kamu jangan godain suami orang dong! Prof. James ini anaknya sudah 3 lho, sekalipun masih kece, tapi kamu jangan ngerebut laki orang!" nasihat Reynold kepada Aurel yang membuat wajah gadis itu merona antara malu dan ingin menangis dicap pelakor oleh Reynold. Dia pun bangkit berdiri dari kursi lalu berpamitan, "Saya permisi dulu, Prof!" Aurel segera kabur dari ruang kantor James tanpa banyak mulut. Reynold pun menghela napas panjang seraya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kekanakan Aurel yang mengambek itu. Dia lalu bertanya kepada James, "Bang, sudah berapa lama begini sama Aurel?" "Ya elah, Rey. Ini baru sekali dan ogah terulang lagi. Aku cinta mati sama istriku, masa mau korbanin rumah tangga buat main-main bikin affair sama mahasiswi labil. Sorry to say, nggak segila itu aku!" sahut James dongkol dengan pertanyaan Reynold. "Sorry, Bang. Kukira sudah lama. Oya, aku ke mari ada urusan sama Bang James. Mahasiswa S2 bimbinganku itu hasil penelitiannya cenderung ke arah comprehensive case Mikrobiologi. Aku pikir lebih baik kulimpahin berkas thesisnya ke bawah bimbingan Bang James aja. Bisa ya?" ujar Reynold fokus ke tujuannya mengunjungi James. Maka James pun menanggapi dengan serius, "Bisa. Namanya siapa, Rey? Tolong bilang ke dia untuk menghadap langsung ke aku. Nanti akan kubimbing penulisan thesisnya sesuai hasil penelitian dia." Menjelang pukul 16.00 WIB, James yang tidak ada jadwal praktikum di laboratorium Mikrobiologi dengan ceria membereskan barang bawaannya lalu bergegas mengunci ruang kantornya. Dia turun dengan tangga manual ke lantai satu untuk menjemput Laura di Lab.PA. "Honey, apa kamu sudah selesai kerja?" sapa James sambil berdiri di ambang pintu kantor Laura. Laura yang sedang membaca berkas skripsi mahasiswa bimbingannya pun mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Ohh, James ... tumben pulang cepat? Nggak ada praktikum sore ini?" tanyanya. "Nggak ada, gimana kalau kita pulang on time sebelum hujan turun, Laura?" ujar James sembari memandangi Keira yang sedang terlelap di baby stroller. "Oke, aku setuju. Bagaimana kalau kamu ambil mobil dulu untuk jemput kami di depan lobi Lab. PA?" jawab Laura sambil membereskan barang bawaannya. "Hmm ... tunggu di lobi PA ya kalau sudah selesai beres-beres, Honey. Aku pergi ambil mobil sekarang," pamit James meninggalkan kantor istrinya sambil menenteng tas kerjanya. Tanpa James sadari dari belakangnya ada seseorang yang mengikutinya hingga ia tiba di samping mobilnya. Pantulan bayangan dari kaca jendela Fortuner putih itu yang membuat James tersadar lalu membalik badannya. "Aurel? Ada perlu apa?" tanya James dengan nada biasa sekalipun aslinya dia kepo juga dikuntit mahasiswi yang ngefans berat kepadanya. Gadis cantik itu berlari menubruk tubuh James lalu memeluknya erat-erat. Dia berkata, "Oppa James, Aurel tuh sarangeyo banget sama kamu!" Namun, James menepis kedua lengan Aurel yang memeluknya erat sembari menatap wajah gadis itu lekat-lekat, ia menjawab, "Seperti yang tadi Profesor Reynold bilang ke kamu. Aku ini pria beristri dan beranak 3. Di sebelah mana gitu aku bisa main gila? Coba bilang!" Dengan berani Aurel menarik kerah kemeja James hingga mereka berdua berdiri berdekatan. "That's not my business, James! Aku hanya peduli perasaanmu ke aku dan sebaliknya. Mendingan si nenek sihir itu kamu titipin ke Profesor Reynold aja, mereka berdua pacaran 'kan?" Ketika mendengar tuduhan Aurel ke Laura dan Reynold, mendadak James seolah kehilangan kata-katanya. Dia ragu, tetapi mungkin saja mereka berdua masih dekat seperti dulu tanpa sepengetahuannya. "Kamu salah, Aurel. Pacar Profesor Rey itu Hesti, kakak angkatan kamu semester 8. Jangan sok tahu deh! Udahan kamu pulang aja, ini sudah sore ntar ketemu orang nggak bener lagi sendirian di kampus," kelit James lalu membuka pintu mobilnya sendiri karena dia sudah membuat Laura menunggu lama. Namun, Aurel memeluk tubuh James sekali lagi dari belakang. "Jangan pergi, James!" serunya. Dari arah belakang bahu Aurel ditarik kuat-kuat disusul sebuah tamparan keras di pipi. "PLAKKK!" Suara pertemuan telapak tangan dan pipi itu terdengar nyaring di telinga James. Dia terkejut setengah mati melihat tindakan istrinya yang baru kali ini begitu barbar. "Laura?!" "Aku sudah dengar kok omongan mahasiswi pelakor ini. Katamu aku nenek sihir 'kan? Lantas kamu siapa? Upik abu? Hahh ... masih bocah sudah gaya-gaya pelakor, kamu pamit sekolah di Yogyakarta ke ortu, tapi kenyataan malah godain dosen kamu yang sudah punya anak istri, nggak malu tuh?" Laura bersedekap memberikan kuliah budi pekerti instant 2 sks khusus untuk mahasiswi baru itu. Sementara Aurel memegangi pipi kanannya yang terasa pedih terkena tamparan telak dari Laura. Dia mengerutkan kedua alisnya sembari menatap Laura dengan sorot mata penuh kebencian. Aurel pun berseru sembari berkacak pinggang, "Alaa ... nggak usah sok bijak. Bu Laura juga waktu dideketin mahasiswa-mahasiswa ganteng juga iya-iya aja 'kan? Perlu saya mention namanya satu per satu gitu, mumpung ada suaminya? Si Joel ... Hendrawan ... Biyan ... dan mungkin masih banyak yang nggak agresif, tapi sudah niat!" "Bukan urusanmu, Dek! Kalau James, dia suamiku dan jelas jadi urusanku karena kamu godain dia pake peluk-peluk segala. Gatel!!" sembur Laura sembari memeluk pinggang suaminya dengan posesif. Sebenarnya James merasa senang juga dalam hatinya karena Laura tak gentar berjuang mempertahankan posisinya sebagai seorang istri di hadapan mahasiswi yang usianya berdekade lebih muda darinya. Dia tersenyum lebar seraya membelai rambut panjang wanita favoritnya itu. "Rel, kamu sudah paham 'kan sekarang kalau 'bojoku galak' (istriku galak). Jadi udahan deh ngejar-ngejar aku, kasihan kamunya kalau didamprat begini," ujar James dengan nada simpatik. Dia lalu mendaratkan kecupannya di bibir Laura. "Bener nggak, Honey?" "Pulang kita, Hubby! Kasihan Keira nungguin sama Mikha tuh di lobi dari tadi," jawab Laura lalu bergegas ke sisi bangku sebelah pengemudi seraya sengaja menubruk bahu Aurel. "Dammit!" rutuk Aurel geregetan kepada istri profesor idolanya itu. Entah kenapa dia jadi merasa receh sekali karena habis didamprat habis-habisan oleh Laura setelah ke gap merayu James tadi. Sebelum naik ke mobilnya, James pun berkata, "Jangan di belakang mobilku, Non. Ntar sakit kalau ketubruk, oke?" Kemudian ia pun naik ke bangku pengemudi dan mulai menjalankan mobilnya mundur sebelum menuju ke lobi depan gedung PA."Mampus dah gue!" tukas Aurel spontan ketika melihat Biyan tengah berdiri menyandar di pilar depan pintu keluar ruang kuliah 101.Seringai berbahaya di wajah kakak angkatannya itu membuat Aurel bergidik ngeri. Padahal dia sebelumnya bermaksud menemui Prof. Reynold untuk membahas ancaman Biyan kepadanya pagi tadi."Udah kelar kuliah 'kan lo, Beb! Yuk lanjut ngobrolin tentang masa depan kita," seloroh Biyan sembari terkekeh. Dia merangkul bahu Aurel dan memaksanya berjalan mengikuti kemana tujuan langkahnya pergi.Decakan kesal meluncur dari bibir Aurel, dia membatin, 'Masa depan pale lo, Bi! Suram buat gue—""Please, lo ngerti nggak sih kalo gue tuh nggak ada perasaan suka apalagi cinta sama lo, Bi?" Aurel menghentikan langkahnya sembari menatap wajah Biyan lurus-lurus.Namun, Biyan hanya tertawa pelan menanggapi pertanyaan Aurel. "Penting gitu buat gue ngerti?!" balasnya ri
"AUREL!" Teriakan pria yang memanggil namanya itu membuat gadis itu sontak menoleh ke belakang.'Waduh mampus ... dia lagi dia lagi!' rutuk Aurel dalam hatinya. Biyan berlari kencang menghampirinya sambil menenteng ransel di bahu kiri. Akhirnya sesampainya pemuda itu di hadapan Aurel, ia pun berkata, "Gue mau ngomong sama lo penting banget!"Alis tebal melengkung itu berkerut menatap Biyan dengan tatapan aneh. "Gue ada kuliah setengah jam lagi. Ntar aja habis kuliah ya, Bi!" tolak Aurel seraya membalikkan badannya akan melanjutkan perjalanannya ke ruang 101."Gue buntutin kencan lo sama Prof. Reynold semalem. Bobo barengkah kalian?" ujar Brian sengaja dengan nada kepo."Damn!" desis Aurel memejamkan kedua matanya dan menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan perasaannya. Dia pun kembali mendekati Biyan dan menarik tangan pemuda itu menuju ke taman kampus yang sepi di pagi hari.Seringai puas terukir di wajah Biyan. 'Kena kau sekarang, Nona Sok Jual Mahal!' soraknya girang dalam ba
Dari dalam mobilnya Biyan memandangi sosok Aurel yang dirangkul mesra bahunya oleh Prof. Reynold hingga masuk ke dalam lift dari lantai basement parkiran mobil Jasmine Park Apartment. Rasanya gondok sekali Biyan, dia bolak balik ditolak oleh Aurel saat memintanya menjadi pacar sementara saja. Sementara di lain sisi Aurel menyerahkan keperawanannya yang berharga ke profesor playboy cap kadal itu dengan sukarela. Entah kena pelet apa si Aurel, pikir Biyan terheran-heran. Tak ada lagi yang dapat dia lakukan selain pulang ke kostnya karena gebetannya yang dikuntit sedari tadi sudah naik ke lantai atas apartment dengan lift. Biyan melajukan mobilnya menuju ke arah Pogung Baru yang memang menjadi daerah populer kost mahasiswa-mahasiswi UGM.Sedangkan, di lantai 7 Jasmine Park."Aurel, thank you ya Sayang sudah mau nemenin aku bobo malam ini lagi!" ujar Reynold menatap wajah cantik imut mahasiswinya yang menggoda iman itu. Dia membuka pintu unitnya lalu mengayunkan tangan kanannya mempersi
"Ahh ... sialan, gue keduluan nih!" maki Biyan seraya memukul gagang setir mobil Lexus miliknya. Dia mengamati dari dalam mobil, Aurel dijemput oleh Prof. Reynold di kost-kostannya.Sebenarnya petang itu dia ingin memberi kejutan untuk Aurel dengan mengajak gadis itu berkencan romantic dinner di Hanamasa Restoran. Biyan sudah membeli seikat bunga mawar merah berjumlah 20 tangkai yang dia pikir bisa melelehkan hati Aurel, rupanya harapannya hanya tinggal kenangan.Sore itu gerimis masih turun rintik-rintik membasahi kota Yogyakarta. Wiper kaca depan mobil Lexus warna hitam itu dinyalakan sesekali oleh Biyan. Sembari membuntuti mobil dosennya pemuda itu mengomel, "Gue udah curiga sejak di kantin siang tadi. Kenapa pula si profesor sok kegantengan itu ngebelain Aurel? Ternyata bener mereka ada main belakang 'kan! Bukannya dia udah tunangan sama asdos Mikrobiologi sih? Gabener ini ... gabener ...."Mobil sedan hitam Honda Civic yang dibuntuti oleh Biyan membelok ke dalam Hartono Mall. Mak
Di depan tangga lantai 1 sesosok pemuda tengah berdiri bersandar di pilar sembari menunggu wajah yang ia cari muncul turun dari lantai 2. Aurel tak menyangka bahwa ia akan ditunggu oleh pacar barunya. 'Nih cowok apa nggak ada kerjaan lain sih? Masa gue mpe ditungguin selesai praktikum begini sih?' batin Aurel dengan perasaan malas bertemu Biyan."Hai, Dedek Gemes! Acara di kampus loe udah kelar 'kan?" sapa Biyan mendekati Aurel.Sementara ketiga teman segenk-nya berdehem-dehem meliriknya seraya berjalan menjauh meninggalkan Aurel berdua saja bersama Biyan.Dengan dingin Aurel menjawab, "Udah kelar semua sih. Gue mau balik ke kostan, capek! Kenapa emangnya, Bi?""Eitss ... panggilnya sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku dong! Ayo panggil gue lagi, Rel," desak Biyan tak mau dibantah oleh pacar barunya.Rasanya begitu terpaksa bagi Aurel. Namun, dia tak dapat mengelak dengan kesepakatan mereka berdua di toilet tadi. Demi nilai praktikum Biokimia, pikir Aurel dengan fokus. Ia tersenyu
Reynold membanting tubuh ramping Aurel yang pakaiannya berantakan itu di atas ranjangnya yang terseprai rapi. Dia segera menindih tubuh gadis itu sembari memagut bibir Aurel dalam-dalam. Pertanyaan kepo dari gadis belia itu ia abaikan, lebih ke malas menjelaskan mengenai foto pernikahannya di Las Vegas dengan Laura beberapa tahun lalu. Sebuah foto berukuran 12R dengan James memeluk pinggang Laura dan dia sendiri mengecup bahu Laura, pose yang mesra sekalipun janggal. Siapa pun pasti akan mengartikan foto tersebut bukan sebuah hubungan yang normal, dimana-mana satu pengantin wanita dengan satu pengantin pria. Dalam foto pernikahan itu 2 pengantin pria yang sama-sama memeluk Laura.Pikiran Reynold mendadak justru melayang ke wanita yang telah bertahun-tahun menjadi obsesinya. Sepasang mata biru yang cemerlang seperti permata saphire itu selalu membuatnya mabuk asmara. Pusat gairahnya mendadak mengeras, dia mencumbu tubuh wanita lain di bawah tubuhnya. Namun, dalam benaknya justru Laura
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments