Share

48. Nggak tanggung jawab

Diam, Mita mencoba menikmati semilir angin malam yang berhembus menerpa wajahnya. Dia memakai sweter tebal sebab cuaca di Bandung memang sedang dingin, dan dia juga memakai celana training panjang hingga mata kaki. Tampilannya santai dan sedikit berbeda dengan rambut sepunggungnya yang tergerai. Karena biasanya Mita selalu mencepol ekor kuda rambutnya. Memakai riasan serta berpakaian formal. Bagi Vano yang pertama kali melihat asistennya dengan tampilan santai nggak seperti biasa itu, sempat tertegun sejenak. Sebab gadis bermata sipit itu makin terlihat polos dan semakin baby face.

"Mau makan apa pak?" tanya Mita memecah keheningan diantara mereka bedua. "Kalau disini adanya makanan-makanan pinggir jalan jauh dari kata steril seperti makanan yang disediakan di hotel," ucapnya sekali lagi sembari memberitahu Vano keberadaan tempat makan pinggir jalan yang berderet-deret dan ramai akan pengunjung.

Dia nggak habis pikir saja saat bosnya melapor padanya mengatakan lapar dan nggak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status