Home / Romansa / Asmara dan Pancaroba / #8. Tak Kenal, Maka Ta' Kenalan

Share

#8. Tak Kenal, Maka Ta' Kenalan

Author: Kusnan Semi
last update Last Updated: 2021-07-22 10:55:43

Di bangku kelas 1 SMP ini, Rio Prasajo belum lagi menemui Asmaranya atau perasaan yg timbul sama seperti waktu dengan Rani Purnasari. Rio juga terkadang masih menyempatkan waktu untuk melewati rumah Rani di waktu pulang sekolah, namun sama seperti sebelumnya, Ia tak pernah menjumpai Rani.

Rio terus akrab dan beradaptasi dengan lingkungannya di bangku kelas 1 itu. Rio juga tak ada keinginan untuk Pacaran seperti beberapa temannya di sekolahnya. Perasaan yg sama ke lawan jenis seperti waktu bersama Rani pun tak pernah Rio rasakan sampai di ujung kelas 1 SMP.

Perlahan namun pasti, perasaan dan pikiran Rio tentang Rani Purnasari pun sudah tak Ia rasakan lagi, luntur dan hilang. Karena memang, sejak hari Kelulusan Sekolah Dasar itu Rio dan Rani tak pernah lagi saling berkabar dan bertemu.

Kenaikan Kelas,

Di kelas 2, Rio Prasojo kembali menemui ruangan dan teman baru dari ruang kelas lain. Karena di kelas 2 ini ada pengacakan peserta didik di ruang kelas, Yaitu beberapa orang dari ruang kelas berbeda di pilih kemudian di jadikan kelas baru. Rio kini menempati ruang kelas 2B.

Dengan ruang dan teman baru, walau tak benar-benar baru, Rio kembali beradaptasi dengan lingkungan ruang kelasnya itu. Mereka tak benar-benar baru seberangnya, Sebab di waktu kelas 1 mereka sudah saling tahu, akan tetapi belum kenal ataupun akrab. 

ASMARANYA.

Di bangku kelas 2 SMP, Rio kembali menemui Asmaranya dengan teman satu angkatan, namun beda ruang kelas di sekolahnya.

Di awal bangku kelas 2 Rio Prasojo masih berdaptasi dengan teman-temannya satu kelas, terkadang Ia juga ke ruang kelas lain untuk bertemu dan mengobrol dengan teman-teman lamanya yg di kenal waktu kelas 1 SMP. 

Saat berkunjung dan bermain di kelas 2D dan bertemu teman lamanya yaitu Robi Prawiryo, Rio kembali memiliki rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Ketika Ia tak sengaja berpapasan, saling pandang, saling senyum dan bersapa dengan Tiara Dyah Fajri, hatinya merasa tertarik dan penasaran dengan gadis itu.

Tiara adalah gadis cantik satu angkatan dengan Rio, kulitnya putih bersih, gingsulnya selalau nampak ketika Ia tersenyum. Dengan rambut hitam lurus se-pundak yg khas, membuat Rio tak ingin melepas pandangannya dari Tiara ketika itu.

Sebenarnya, Rio sudah tahu keberadaan Tiara Dyah di bangku SMP kelas 1, Tiara berada ruang kelas 1F waktu itu. Namun, Rio hanya sekedar tahu sama tahu, tak kenal apalagi akrab.

Akan tetapi di bangku kelas 2 ini, setelah Rio bertatap mata lumayan lama dan saling melempar senyum dengan Tiara Dyah, Rio menyadari wajah Tiara Dyah terlihat sangat cantik dan senyumnya terlihat amat manis dengan gingsul yg menghiasi. Hal itu membuat rasa ketertarikan terhadap teman lawan jenis kembali muncul di perasaan Rio, setelah sekian lama tak dirasakan Rio. 

Dihari-hari berikutnya, Rio selalu sempatkan dirinya untuk berkunjung/bermain ke ruang kelas 2D, dengan harapan bisa mendapatkan perhatian Tiara dan berkenalan dengan Tiara Dyah.

Setelah sekian hari berkunjung ke ruang kelas 2D, akhirnya Rio dan Tiara bersalaman dan berkenalan untuk pertama kalinya. Berkat teman Rio (Robi Prawiryo) meneriaki Tiara ketika itu.

"Tiara!!!...,Kemarinlah!. Temanku pengin kenalan", Teriak Robi.

Tanpa diduga Rio, Tiara benar-benar menanggapi celoteh si Robi.

Tiara benar datang menghampiri ke meja Robi, yg dimana ada Rio di meja tersebut.

Sedikit malu namun tanpa ragu, Rio langsung memulai aksinya terhadap Tiara, Ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.  Senyum - Salam - Sapa, gerak gesit Rio membuahkan hasil, akhirnya kenal-lah Rio dan Rani, setelah sebelumnya hanya saling tahu.

Alasan Robi Prawiryo meneriaki Tiara demikian adalah karna Robi sering melihat mata Rio yg selalu menuju ke arah dimanapun Tiara berada di ruang kelas 2D itu, dan juga terkadang Rio menanyakan sesuatu hal tentang Tiara Dyah kepada Robi Prawiryo. Oleh karenanya, Robi berinisiatif melakukan hal tersebut.

Setelah kenal, Rio selalu berusaha menunjukkan keberadaannya apabila Ia mengetahui ada Tiara di sekitarnya. Entah dengan cara apapun, agar supaya Tiara memerhatikannya, mengetahui keberadaannya dan juga menyapanya. Rio selalu mencari kesempatan untuk bisa mendapatkan waktu dengan Tiara, walaupun hanya waktu untuk saling berpandang, bersapa dan mengobrol.

Tibalah saat dimana Rio mengharapkan kesempatan itu. Suatu ketika di jam istirahat sekolah di depan gerobak Cimol, Rio mendapat kesempatan untuk ngobrol dengan Diyah.

Kala itu, tak sengaja Rio dan Tiara sama-sama sedang mengantre atau menunggu giliran untuk membeli Cimol, karena mereka sudah kenal kemudian Rio mulai mengajak Tiara untuk mengobrol di sela-sela kerumunan depan Gerobak Cimol tersebut,

"Ehh..., Hai, Tiara. Jajan cimol juga nih?", Sapa Rio.

Tiara Dyah : "Ehh..., hallo, Rio, iya nih. Lagi pingin, soalnya Cimol disini kalo di gigit kenyel-kenyel gimana gitu, enak deh. Nagihin".

Rio : "Oh, bener banget, Ti. Apalagi yg cimol paling terakhir di bungkusnya, itu selalu jadi bagian paling istimewa rasanya. karna bumbunya paling banyak yg nempel".

Tawanya ringan, Tiara : "Bener banget, Rio".

Setelah beberapa saat mengobrol dalam antre-an itu, Rio mendapat kesempatan untuk membeli Cimol di sela antreannya. Lalu, Rio menawarkan diri ke Tiara untuk memberikan uangnya, supaya Rio bisa sekalian membeli dua porsi cimol, agar supaya Tiara tak perlu lama mengantre.

Rio tak menyia-nyiakan kesempatan untuk dapat ngobrol bersama Tiara. Setelah membeli Cimol, Tiara beralih ke tempat penjual Es Tape, diikuti dengan Rio. Kemudian setelah mendapatkan jajanan Cimol dan Es Tape, Rio mengajak Tiara untuk sama-sama bersama menikmati jajanan mereka bersama di taman sekolah.

Di bangku taman di bawah pohon kelengkeng, Rio dan Tiara mulai saling melempar pertanyaan satu sama lain, dari mulai alamat rumah, pelajaran sekolah, kegiatan di rumah dan lain lain.

Tawa-tawa kecil juga tak jarang nampak dari wajah mereka berdua di sela waktu kebersamaan menikmati Cimol dan Es Tape itu.

Di akhir waktu istirahat, Tiara mengajak Rio untuk pulang bersama. Karena Tiara juga berangkat ke sekolah menggunakan Sepeda dan jalurnya pun searah, namun hanya sampai di perempatan ke-dua dan ke-tiga dari sekolah mereka. Akhirnya, mereka janjian untuk pulang bersama, dan betemu lagi di gerbang depan sekolah, di akhir jam sekolah.

Murid ruang kelas Rio, yaitu 2B, keluar lebih dulu di jam pulang sekolah. Rio keluar lebih dahulu, Ia menunggu kedatangan Tiara di gerbang depan sekolah.

Rio dan Tiara pulang bersama. Sembari mengayuh sepeda masing-masing, Rio dan Tiara pun saling melempar canda, satu sama lain di atas sepeda mereka masing-masing.

Alangkah senangnya hati Rio, kepulangannya menuju rumah di iringi senyum riang dari Tiara.

Sampai di ujung perempat ke tiga, kemudian mereka berpisah. Tiara belok kanan untuk menuju rumahnya, sementara Rio masih harus lurus untuk menuju rumahnya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Asmara dan Pancaroba   #28. Hari Kelulusan

    Tiba di jam pengumuman. Rio dinyatakan Lulus dari SMP-nya. Senang bukan main hati Rio, setelah mengetahui masa-masa SMP sudah benar-benar berakhir.Begitu juga dengan semua Anak Murid di SMP itu, semua mengekspresikan kegembiraan dengan cara mereka masing-masing, sebab semua murid kelas 3 di SMP itu dinyatakan Lulus 100%.Beberapa diantaranya, ada yg mengekpresikan kegembiraan dengan sujud syukur, ada juga yg berteriak dan lompat-lompat. Namun, hal sama dilakukan semua murid ketika itu adalah mencoret-coret baju mereka dengan pilox yg sudah mereka siapkan dan tanda tangan dari teman satu ke teman yg lain menggunakan Spidol Permanen.Setelahnya, masing-masing dari mereka mencari teman akrab mereka, untuk merayakan kelulusan ataupun sekedar mengobrol. Begitupun dengan Rio, setelah bercengkrama dengan Robi dan teman satu ruang kelasnya, kemudian Ia menemui Shinta, Ia sempatkan waktu yg singkat ini untuk bisa berdua dengan Shinta.Taman Sekolah, tempat

  • Asmara dan Pancaroba   #27. Isi Ulang

    Tidak jarang ketika saldo pulsanya sudah menunjukkan 4000 rupiah, Rio mengabaikan SMS dari temannya, dengan cara tak membalas ataupun memberitahukan ke temannya. Sengaja Rio melakukan hal itu, agar supaya Ibunya dapat menggunakan HP dalam keadaan pulsa masih tersedia.Setelah pulsa habis, digunakan Ibunya, Rio akan membalas SMS dari temannya, setelah saldo pulsa kembali diisi ulang oleh orangtuanya.Rio berusaha untuk tidak lagi minta uang untuk membeli pulsa, selain karna sudah ditegur Sang Ibu, Rio juga teringat bahwa Sang Ayah yg saat ini sedang tidak bekerja.Namun, hal yg dilakukan Rio itu tak bertahan lama. Shinta Swastika, gadis yg sudah pernah menyatakan perasaan terhadap Rio itu sepertinya tidak tahan akan ketiadaan Rio di SMSnya. Mengingat, hampir setiap hari mereka berdua SMSan.Sering, ketika Rio memberitahukan bahwa SMSnya akan berakhir karna saldo pulsa yg habis, Shinta membalas, "Yahh... Rio. Huft... :'(".Dan ketika beberapa hari SM

  • Asmara dan Pancaroba   #26. Pulsa

    Dirumah, Ayah dan Ibu Rio menyambut kepulangan Sang Anak dengan 'Ucapan Selamat', karena Rio baru saja telah menyelesaikan Ujian Nasional dan SMPnya (meski belum dinyatakan lulus).Ayah dan Ibu Rio tak ragu akan kelulusan Rio, Mereka yakin bahwa Rio akan lulus. Namun, Nilai atau hasil yg dikerjakan Rio yg membuat kedua orangtuanya sedikit was-was dan berharap.Ayah dan Ibu Rio berharap Rio mendapatkan nilai yg bagus, agar nanti ketika mendaftar ke SMK dapat diterima di SMK yg bermutu baik atau SMK favorit.Setelahnya, di jam makan malam. Ayah, Ibu dan Rio, berunding tentang Jurusan yg diminati Rio dan SMK yg akan jadi tujuan Rio.Ibu Rio bilang, "Pilihan Jurusan yg kamu senangi, yg sekiranya itu adalah sesuatu yg membuatmu tertarik dan ingin mempelajarinya. Jangan hanya karena ikut-ikutan teman, kamu memilih Jurusan dengan asal-asalan. Sebab, yg Ibu khawatirkan, nanti kamu gak akan sungguh-sungguh ketika belajar dan mudah bosan".Rio : "Rio b

  • Asmara dan Pancaroba   #25. Menuju Entah

    Tak terasa kelas 3 SMP sudah di ujung waktu, Rio sudah harus menghadapi Ujian Nasional tingkat SMP. Kesibukannya dengan Sepak Takraw dan Berladang mebuat Ia terbiasa tanpa Tiara dan Asmara.Beruntung bagi Rio dan keluarga, Karena di penghujung SMP ini dibarengi juga dengan hasil ladang yg diprediksi akan panen Pass di waktu kelulusan Rio dan kepidahannya ke jenjang pendidikan yg lebih tinggi.Tenang hati Ibu Rio, ketika tahu singkong yg dipersiapkan di ladang untuk biaya sekolah Rio ke jenjang yg lebih tinggi (SMA) sesuai dengan yg diharapkan. Belum lagi Sang Suami yg sedang di luar kota bekerja juga memberi kabar, bahwa Ia akan segera pulang beberapa hari lagi, yg kemungkinan Sang Suami juga akan membawa uang yg lumayan.Lewat telepon, Ayah Rio juga memberitahu keluarganya di rumah, bahwa Proyek yg Ia kerjakan akan mandek dalam pengerjaannya untuk beberapa minggu, karena beberapa alasan. Sehingga para pekerja akan diliburkan dan entah kapan lagi akan mula

  • Asmara dan Pancaroba   #24. Baru Tahu, Baru Ingin Tahu

    Di kelas 3 SMP ini Rio menemukan Hobi barunya, yaitu bermain Sepak Takraw.Di desa tempat Rio tinggal adalah desa yg termasuk kuat akan kegiatan keolahraganya. Di desanya, hampir semua warganya melakukan dan berbakat dalam olahraga, seperti : Sepak Bola, Volly, Badminton, Pingpong dan karambol. Demikian juga dengan Rio, Ia juga hobi berolahraga berkat tumbuh di lingkungan seperti itu.Sebenarnya bukan hal baru bagi Rio, permainan Sepak Takraw ini. Namun, saat Ilham dan Agus yg ketika itu sedang praktik bermain Sepak Takraw di jam pelajaran PenJasOrKes(Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Rio merasa tertarik melihat kedua teman sekelasnya itu memainkan bola Takraw dengan sangat piawai.Rio mencobanya, meminta dua temannya tersebut untuk mengajarinya dan ternyata menyenangkan. Alhasil setiap hari rabu dan sabtu sore, Rio kembali ke sekolah untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Sepak Takraw bersama kedua teman satu kelasnya tersebut yaitu Ilham dan A

  • Asmara dan Pancaroba   #23. Pembiasaan

    Kegiatan baru di hari-harinya, kini Rio selalu menyempatkan waktu untuk dapat mengotak-atik, belajar menggunakan di rumah.Di sekolah pun Rio tak tenang, bukan karena pelajaran atau temannya melainkan Ia ingin segera pulang dan bermain HP. Ibunya pun tak pernah melarang Rio untuk bermain HP, karena memang Rio bisa memabagi waktu untuk belajar, membatu pekerjaa rumah dan bermain.Beberapa hari kemudian, Sang Ayah mendapat telpon dari Pak Mandor. Pak mandor mengabarkan akan ada proyek baru yg akan di mulai 3 hari lagi, Dan menanyakan kenapa Ayah Rio, "Apakah masih mau untuk ikut mengerjakan proyek tersebut bersama Pak Mandor?".Kepada Pak Mandor, Ayah Rio menjawab : "Oke Pak, Siap!!. Saya ikut lagi. H-1 Saya akan berangkat menuju lokasi proyek".Diberitahukanlah hal tersebut ke Anak dan Istrinya.Tak lagi terlalu cemas kini, Rio dan Kedua Adiknya dengan akan kepergian Sang Ayah. Selain karna sudah pernah jauh dan rindu ayah, kini setiap saat Keluarga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status