Share

Bab 15

Author: Chestnut
Malam ini, Yasmin langsung tinggal di apartemen itu.

Setelah mengunci pintu, dia berbaring di tempat tidur.

Malam itu, Yasmin baru bisa tidur nyenyak meskipun dia bangun pagi-pagi untuk menelepon video ketiga anaknya.

Tempat ini jauh lebih aman daripada Taman Royal.

Setelah bekerja beberapa hari di rumah sakit bedah plastik, Yasmin tampak seperti pekerja normal. Dia sama sekali tidak seperti orang yang telah dianiaya.

Dia sudah menyelesaikan pekerjaan siang ini. Ketika dia sedang berjalan ke arah kamar mandi, ponselnya bergetar.

Yasmin tercengang saat melihat penelepon adalah nomor asing.

Dia tidak tahu siapa ini, tapi dia langsung memikirkan Daniel.

Kalau itu memang Daniel, Yasmin juga tidak berani mengangkatnya.

Yasmin mengangkat telepon, lalu berkata, "Halo?"

"Yasmin, ini aku."

Saraf-saraf tegang Yasmin melonggar. "Oh. Ada apa?"

"Aku baru keluar dari perusahaan dan kebetulan ada lewat tempatmu. Bagaimana kalau kita pergi makan bersama?"

Yasmin segera mengingat peringatan Daniel malam itu. Dia pun menolak, "Nggak dulu. Aku agak lelah hari ini, jadi nggak ingin keluar."

Martin terdiam sejenak, kemudian dia juga tidak memaksa lagi. "Oh, begitu? Baiklah. Lain kali, ya."

"Oke," balas Yasmin dengan sopan.

Setelah menggunakan kamar mandi dan mencuci tangan, Yasmin pergi ke ruang teh.

Dia duduk di dalam sambil minum air dan melihat menu makanan delivery di ponsel. Yasmin tidak tahu mau makan apa.

Rumah sakit tidak menyediakan makanan dan akomodasi, jadi dia harus mengurusnya sendiri.

Gajinya cukup tinggi. Gaji pokoknya 12 juta selama masa percobaan, lalu menjadi 20 juta setelah dia resmi bekerja. Yasmin juga akan dibayar berdasarkan kinerjanya. Misalnya, dia bisa mendapat komisi kalau dia memperkenalkan pelanggan yang jumlahnya banyak. Gaji yang diterima pun akan lebih banyak dari gaji yang dijamin.

Yasmin berpikir kalau bukan karena situasinya, bekerja di rumah sakit ini sebenarnya cukup menjanjikan.

Lagi pula, dia masih perlu membesarkan tiga anak.

Namun, penting bagi Yasmin untuk menghasilkan uang untuk membeli susu sebelum dia kembali ke sisi ketiga anaknya. Ketiga anaknya sudah dapat makan!

"Yasmin." Seorang perawat dari luar masuk. Dia sedang memegang sebuah kotak makan siang. "Ini untukmu."

"Punyaku?" Yasmin menerimanya. Kantong dan kotak berlogo hotel itu membuatnya bertanya-bertanya.

"Seorang pria meminta resepsionis menyerahkannya padamu. Dengar-dengar itu seorang pria ganteng yang membawa mobil Porsche. Hei, kamu sudah ada pacar, ya?"

Yasmin tercengang. Dia tahu siapa pria itu. Martin ....

Melihat Yasmin tidak menjawabnya, perawat itu pun tidak bertanya lagi dan pergi.

Yasmin menatap kantong berisi kotak makanan itu dengan sangat sedih.

Apa karena Yasmin menolak makan bersama Martin, jadi Martin menggunakan cara ini agar Yasmin makan?

Yasmin tidak yakin, tapi karena telah mendapatkan makanan enak ketika kebetulan dia tidak tahu mau makan apa, hatinya pun merasa hangat. Perutnya bahkan sudah berbunyi.

Bunyi pesan teks masuk datang dari ponselnya. Yasmin membuka pesan dari Martin yang isinya, "Nggak ada seafood. Makanlah dengan tenang."

Yasmin membaca kalimat pendek itu dengan gembira, tapi kemudian hatinya merasa sedih.

Ternyata Martin masih ingat kalau dia tidak boleh makan seafood ....

Yasmin membalas, "Terima kasih. Tapi, lain kali jangan repot-repot."

Martin tidak membalasnya. Yasmin juga tidak tahu apa Martin akan mendengarkannya.

Yasmin mengeluarkan kotak makanan tersebut, lalu membukanya. Harum sekali dan tidak ada sedikit pun aroma seafood.

Karena sudah diberikan, Yasmin tidak bisa tidak memakannya.

Yasmin pun makan sambil berpikir. Mereka sama-sama dari Keluarga Guntur dan tidak punya ibu, tapi kenapa kepribadian mereka begitu berbeda?

Daniel benar-benar adalah reinkarnasi iblis!

Saat Yasmin hampir menghabiskan makanannya ....

"Apakah kamu suka?"

Yasmin mengangkat kepalanya, lalu melihat sosok tinggi dan anggun yang sedang bersandar di kusen pintu.

Martin berjalan masuk, lalu duduk di seberang Yasmin. Dia melirik ke arah kotak makanan yang sudah habis. "Sepertinya nafsu makanmu belum berubah."

Pipi Yasmin langsung merona. Dia segera membersihkan meja, lalu meletakkannya di sebelah. Dia mengelap mulutnya dengan tisu sebelum bertanya, "Kenapa kamu kemari?"

"Nggak menyambutku? Tenang saja. Aku bilang aku kemari untuk mencari bos mereka, bukan kamu." Martin melirik ke arah pintu, lalu bertanya, "Apa pintunya mau ditutup?"

Yasmin tertawa. "Bukankah kita akan makin dicurigai kalau pintunya ditutup?"

Jantung Martin berdebar saat dia menatap senyuman Yasmin, tapi dia dapat menyembunyikannya dengan sangat baik.

Tak lama kemudian, ada orang yang benar-benar melewati ruang teh. Orang itu adalah bos rumah sakit bedah plastik ini, Luis Hutomo.

Luis tercengang saat melihat Martin. "Kenapa kamu di sini?"

Martin berdiri sebelum menjawab, "Untuk minum air. Ada apa? Yasmin, ini bosmu."

Yasmin segera meletakkan kedua tangan di depan, kemudian membungkuk kepada Luis. "Selamat siang, Pak!"

Luis menatap Martin dan lumayan memahami situasi mereka berdua. Luis pun menyapa Yasmin, "Halo." Kemudian, dia berkata kepada Martin, "Aku kebetulan perlu bantuanmu."

"Raut wajahmu kurang baik. Apa serius sekali?" tanya Martin.

"Pemilik rumah sakit bedah plastik ini sudah mau diganti, apa menurutmu itu serius? Aku akan menunggumu di kantor." Setelah itu, Luis pergi.

Martin berkata kepada Yasmin, "Aku pergi dulu."

"Ya."

Setelah kedua orang itu pergi, Yasmin berdiri di dalam ruang teh.

Pemilik rumah sakit bedah plastik mau diganti?

Yang benar saja? Yasmin baru bekerja selama dua hari dan beradaptasi. Apa dia sudah perlu mencari pekerjaan lain?

Jika dia tidak di-PHK, apa dia bisa tetap bekerja di sini?

Apa itu mungkin?

Yasmin mendapat pekerjaan ini melalui orang dalam. Dia sama sekali tidak punya pengetahuan di bidang ini.

Sudahlah, tunggu di-PHK saja ....

Setelah sudah sampai saatnya bekerja, Martin masih belum muncul.

Yasmin pun pergi bekerja.

Sore harinya, Yasmin mendengar rekan-rekan kerjanya mengobrol tentang pergantian bos rumah sakit bedah plastik.

"Dengar-dengar ini bukan akuisisi, tapi pembelian langsung. Sepertinya orang itu sangat kaya."

"Langsung dibeli? Oleh siapa? Bukankah itu terlalu mengerikan?"

Yasmin juga terkejut. Dia tahu perbedaan membeli dan akuisisi.

Membeli jauh lebih mahal daripada akuisisi.

Satu-satunya keuntungan membeli daripada akuisisi adalah prosesnya lebih cepat.

Namun, mayoritas pengusaha normal tidak akan memilih untuk membeli ....

"Bagaimana kalau itu pembelian paksa? Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita adalah salah satu rumah sakit bedah plastik terbaik di Kota Imperial. Ada berapa banyak selebritas yang datang kemari? Berapa banyak sumber daya kita? Kenapa Tuan Luis ingin menjualnya? Kalau dia bukan dipaksa, berarti dia dijatuhkan!"

"Jadi, maksudmu adalah pembelinya nggak hanya kaya, tapi juga berkuasa?"

"Mungkin pembelinya adalah seorang tokoh besar Kota Imperial. Yasmin, apa pendapatmu?" tanya salah satu perawat.

Yasmin yang memakai seragam perawat juga agak melamun saat ditanya. "Seharusnya begitu ...."

Yasmin sudah bertahun-tahun tidak tinggal di Kota Imperial, jadi dia tidak tahu apa-apa.

Akan tetapi, ada satu hal yang bisa dipastikannya. Rumah sakit bedah plastik telah dibeli secara paksa.

Kalau tidak, Luis tidak akan meminta bantuan Martin.

Yasmin berharap bosnya tidak berubah ....

Namun, keesokan harinya, bos rumah sakit bedah plastik sudah diganti.

Dari apa yang Yasmin dengar dari para dokter, tidak ada perubahan dengan pemimpin manajemen. Begitu juga dengan para dokter dan perawat.

Bahkan tidak ada PHK atau perubahan jumlah orang. Yasmin yang tidak tahu apa-apa mengenai bidang ini juga dapat lanjut bekerja.

Hanya Luis yang sudah tiada.

Beberapa hari setelah bos mereka diganti, mereka bahkan belum pernah melihat batang hidung bos baru mereka.

Akan tetapi, para karyawan tidak peduli selama mereka tidak di-PHK.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
apa dikuasai Daniel?
goodnovel comment avatar
Wisti Amalia
waduh, saya cuma kirim komentar tapi kenapa jadi berubah saya membaca dari awal baru 1%.... padahal saya sdh 85% an membacanya. gmn cara balikin nya?
goodnovel comment avatar
Putri Kirana
Kasian Yasmin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1181

    "Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1180

    "Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1179

    Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1178

    "Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1177

    Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran

  • Ayah Beranak Tiga yang Hebat   Bab 1176

    Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status