“Kau harus pergi!” ucap seorang wanita.
“Tidak mungkin! Aku tidak bisa meninggalkanmu!” balas seorang pria.
Dua suara saling menjerit parau menampik perasaan harus melepas satu sama lain meskipun tidak ingin. Tangan mereka masih berusaha untuk saling menggapai, seiring dengan secercah harapan yang terus hilang bersama waktu yang semakin berkurang.
Seberkas cahaya memunculkan sebuah pintu. Jika memilih pintu tersebut, salah satu dari mereka akan hidup dan kehilangan satu lainnya. Namun, jika memilih tetap bersama hingga akhir, maka mereka akan bersama dalam kebinasaan.
“Maafkan aku..” wanita itu menggelengkan kepalanya dengan air mata yang terus mengalir, mengisyaratkan bahwa ia sudah siap pergi.
“Tidak!” teriak seorang pria sambil terduduk bangun di tempat tidurnya. Semua bayangan tadi menghilang seiring dengan tetes air yang keluar dari matanya. Ia hanya terdiam. Sepuluh detik berlalu, ia sudah tidak ingat apapun yang membuatnya mengeluarkan air mata di atas tempat tidurnya pada pukul 3 pagi itu.
Pria itu, menatap kosong keluar jendela yang tirainya sedikit terbuka, memperlihatkan bulatan sempurna dari bulan purnama. Ia sudah mengalami banyak mimpi, tapi kali ini mimpi yang ia lupakan itu meninggalkan bekas cukup dalam di hatinya.
Mimpi ini adalah tentang seorang wanita yang tidak ia tahu dan tidak bisa ia ingat wajahnya. Sebuah kehilangan lain yang menyakiti hatinya, seolah wanita itu adalah seseorang yang berarti untuknya.
Dalam sekejap, bulan berangsur-angsur menampilkan cahaya biru. Seketika langit biru tersebut mendatangkan banyak suara raungan dengan gemerisik angin yang semakin kencang, seakan memberi sebuah pertanda kedatangan sesuatu yang bisa mengejutkan dunia.
Kota Baylee, Mei 2020 - Saat ini.Teror demi teror masih terus menimpa Ethan Allen, lelaki berumur 25 tahun yang ditinggalkan semua orang. Dia yang tidak punya status apapun, tidak dipercayai siapapun saat ia berkata bahwa sekelompok orang misterius terus mengejarnya tanpa sebab. Semua orang hanya tertawa. Polisi, rekan kerja sesama satpam di perusahaan makanan, bahkan ibu-ibu di sekitar kamar kosnya.
Kota Baylee, Januari 2005 - 15 Tahun Lalu.“Ethan, apa menurutmu hanya ada satu bumi di dunia ini?” seorang wanita dengan dres cokelat muda bertanya lembut sambil membelai kepala anak lelaki yang bersandar di pundaknya, di ruang keluarga rumah mereka.“Bukankah memang begitu, ibu? Jika memang ada bumi lain, lalu di mana bumi itu?” tanya anak itu sambil menatap wanita yang ia panggil ibunya, penu
Kota Baylee, Mei 2020 - 3 Jam Lalu.Ethan sudah berusia 25 tahun. Kini, ia sudah tidak terlalu ingat lagi kejadian saat ia kehilangan kedua orang tuanya. Ia hanya ingat bahwa ia sangat terluka karena itu dan hidupnya menjadi berantakan hingga ia terus mencoba mengakhirinya. Namun, berkat seseorang akhirnya ia terus bertahan.Malam telah mencapai puncak ketika bayangan perkelahian mulai memenuhi alam bawah sadar Ethan.
Kota Trevin, Mei 2020 - Saat ini.Berkat pengejaran itu, kini Ethan ada di sebuah tempat yang sama tapi tidak sama dengan dunianya. Padahal ia yakin sekarang ia berada di Gunung Zyn Kota Baylee, tapi orang-orang di sekitarnya dan spanduk-spanduk yang terpasang di sepanjang gunung mengungkapkan hal yang berbeda. Orang-orang terus mengerubungi dan memperlakukan Ethan seolah ia adalah orang yang sangat penting di sana. M
Tunggu.. Ia terlihat sedikit berbeda dengan orang itu, pikir Ethan. Pria yang membuka pintu rumah Kayla dan sedang menatap Ethan dari sana, tampak berusia cukup sama dengan perkiraan usia ayahnya jika ia masih hidup, sekitar 50-an. “Jadi, kau Ethan itu?” tanya pria tadi sambil berjalan menghampiri Ethan yang masih terkejut dan Kayla yang biasa saja. Kayla memperhatikan wajah Ethan yang masih menganga lalu ia terkikik menahan tawa. “Kau bisa mengundang lalat ke mulutmu, Ethan!” serunya, memecah keheningan. “Apa karena aku sangat mirip dengan Ayahmu jadi kau seperti itu?” sahut pria asing yang sudah duduk di samping Ethan. Ethan tersentak dan menarik mundur dirinya agar tidak duduk terlalu dekat dengan pria itu. Ia masih mengira pria tersebut adalah orang yang sama dengan dalang dibalik pengejarannya selama 15 tahun ini. “Namaku Rovin, dan aku bukan Adrien..” ujar pria yang sama sambil meminta minum kepada Kayla dengan gerakan tangannya. Kayla seger
Ethan masih berada di jembatan portal. Sebuah keinginan untuk kembali ke dunia lain dan tinggal di sana tiba-tiba terbersit di kepala Ethan. Ada wanita yang kehadiran pertamanya membuat kedua orang tuanya jatuh dari jembatan dan sampai saat ini belum ditemukan. Ada juga orang-orang yang menyambutnya dengan hangat tanpa melihat status sosialnya. Ada seseorang yang mirip dirinya yang mungkin bisa memahaminya. Juga.. Ada banyak misteri yang masih belum ia mengerti mengenai hidupnya, dunianya dan dunia lain.
Ethan terdiam sesaat. Pria yang begitu mirip dirinya itu kini ada di depannya.Apa Ethan sedang ada di dunia lain lagi? Tapi bagaimana bisa?“Ethan? Kau Ethan ‘kan yang sempat datang ke rumah Kayla tadi?” tanya pria itu. “Aku Darren.. Darren Allen!”Pria yang menyebut dirinya Darren itu segera menghampiri Ethan dan menjabat tangannya. Sedangkan Ethan masih terpaku tidak percaya. Saat ia bertemu dengan Darren sebelumny
Suara sirine memenuhi Skye Hills, membuat puluhan orang berdatangan bersama kamera-kamera besar. Para reporter langsung menyerbu Ethan begitu ia keluar dari rumah Darren. “Wow!” seru semua orang, melihat wajah Ethan yang begitu mirip dengan Calon Walikota termuda Kota Trevin, Darren Allen. Ethan dengan kedua tangan terborgol di depannya dan beberapa polisi berbadan besar yang membawanya keluar, berjalan kebingungan. Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, kepalanya mulai tertunduk lebih dalam terutama setelah puluhan telur mentah dilemparkan padanya bersama sumpah serapah ya