Davin's pov
Aku mulai mendampinginya dan berusaha menyuapinya serta merawatnya, untung saja ia menurut dan menerimanya sehingga ia dapat mendapat gizi dan energi... namun, aku masih merasa kuatir karena sewaktu waktu ia bisa saja menjadi diam kembali dan tak bergeming. Sekarang, perusahaan telah kuserahkan kendali pada adikku. Lagipula, ia terlihat ahli dalam menangani perusahaan dan membuatnya semakin maju...
"Makan ya Ta?" Ujarku padanya dan mulai menyedokkan sebuah alat makan yang telah terisi oleh nasi menuju mulutnya.
Ia membuka mulutnya dan langsung menelannya, hal itu terus terjadi hingga semangkuk nasi habis dan tak bersisa lagi. Namun, setelah selesai ia kembali diam dan menatap kosong ke depan. Ketika melihat keadaannya yang seperti ini, aku kembali meringis dan tiba tiba..
Krit...
Tap, tap, tap...
"Nak..."
Suara familiar itu memasuki telingaku dan membuat
Davin's pov"Siapa kamu?"Pertanyaan itu membuatku tertegun, tak kusangka bahwa ia telah melupakan diriku, suaminya sendiri.. aku mulai mendekat padanya dan menatapnya."Apa saja yang kamu ingat?" Tanyaku sembari berhati hati agar tak menimbulkan masalah."Kamu siapa dulu?"Aku pun mulai menghela nafas dengan lesu dan menatap dalam matanya yang memancarkan kebingungan. Sepertinya ia telah lupa akan semuanya karena pengakuan yang terlalu menyakitkan. Aku harus mulai membawanya pulang dan perlahan memulihkan ingatannya."Aku Davin." Balasku. "Jadi, apa saja yang kau ingat?" Tanyaku balik padanya.."Kamu pikir aku lupa ingatan? Aku saja ingat kalau Rio akan menikahiku saat itu! Dan kayaknya aku dak kenal kamu saja ."Perkataannya menusuk sekali dan mulai menyadarkanku bahwa ia melupakan segalanya tentangku. Dan dari sini, mulai kuketahui bahwa Rio itu
Violetta's povAku merasa sangat senang ketika berbicara dengan Rio, namun rasanya seperti ada yang hilang tapi aku tidak tahu apa itu.. Ketika kupandangi pria asing di depanku, aku merasa perasaan aneh yang menjalar dan terasa familiar.' Tidak mungkin, aku telah memiliki tunangan..' sanggahku dalam hatiAku mulai menoleh kembali ke Rio dan tak memedulikan Davin. Lagipula aku tak mengenalnya sama sekali..Setelah lama berbicara, Davin si pria aneh masih menungguku. Aku pun mulai heran pada pria itu, ia terlihat seperti tidak memiliki pekerjaan sama sekali."Han, lo kenal sama cowok itu gak?" Tanyaku dan kulihat rautnya yang berubah menjadi kusut"Kita pulang."Aku menoleh ke asal suara dan mendapati bahwa si pria asing itu telah di depan pintu keluar.. aku pun mulai mengikutinya dan berniat juga untuk pulang. Aku berencana akan memanggil taxi namun saat
Violetta's povKulihat ia yang terjatuh dan menyentuh lantai semen dengan keras. Ia dengan tak tahu malu kembali berdiri dan berusaha memdekatiku. Namun, dengan segera aku menghindar darinya dan menepis pukulannya."Gak kenal aku?!" Ujarnya setengah berteriak dan membuat suaranya yang keras memasuki rumah dan bergema."Gak," balasku sengit dan melipatkan kedua lenganku dengan santai.Entah mengapa, aku memiliki perasaan yang sangat buruk ketika melihatnya. Ditambah akan perlakuannya yang kasar membuatku semakin naik pitam. Lihat saja.. sudah didorong masih saja melawan."Apa kau tahu aku siapa??""Tadi kutanya gak jawab, sekarang malah nanya ke aku. Mana aku tahu!!" Jawabku dengan heran dan menatapnya dengan malas.."Dasar cewek malam," lanjutku dan mulai menutup pintu dengan keras.Bam!!Aku menutup pintu dan mengu
Violetta's povHari ini adalah hari dimana aku akan pergi dari rumah Davin. Entah kenapa, aku merasa terdapat rasa yang mengganjal di hatiku ketika akan melangkah keluar dari rumah ini. Namun, aku menekankan keputusan yang telah kuucapkan dan tak akan kutarik sama sekali.Tap, tap, tap..Ketika menuju keluar, aku melihat seorang pria yang bersender di pintu dengan badan yang tegak dan wajahnya menatap ke bawah lantai. Pada saat aku melihat pria itu, ia menoleh ke arah aku berdiri. Kulihat wajah yang menurutku cukup menawan sekilas lalu mulai melanjutkan langkahku kembali."Ta, mau kuantar?" Tanya Davin yang berdiri di depan pintu keluar.Aku pun berhenti sebentar dan menolehnya kembali. Aku pun tersenyum sopan padanya."Nggak, makasih.""Baiklah... hati hati ya, " balasnya dengan menghela nafas dan tersenyum aneh.
Davin's povAku sedang melihat lihat berkas yang ditangani oleh adikku dalam perusahaan secara diam diam. Ternyata, dari tadi berkas yang kuperiksa tiada kesalahan sedikit pun! Hingga berkas keterakhir, kegiatanku terganggu oleh suara bel dari luar..Aku pun mulai menghentikan kegiatan yang kulakukan sedari tadi dan mulai pergi ke pintu depan.Tap, tap, tap.Ceklek!!"Siapa-"Aku tertegun ketika melihat seorang wanita sedang menatapku dengan tatapan menyelidik. Aku pun tetap memasang tampang datar padanya.."Ada apa kesini?" Tanyaku padanya sembari mengeryitkan dahi."Lo menyembunyikan sesuatu kan??"Ucapan itu membuatku menjadi tersenyum santai dan melihat ke wanita itu. Seolah olah perkataannya tiada artinya juga bagiku."Menurutmu?" Tanyaku balik.Wanita itu menatapk
Davin's povAku terhelak ketika wanita di depanku menanyakan hal ini. Aku mulai merasa bingung bagaimana menjawabnya.. aku pun mulai mendekat padanya. Namun, ia mundur dan menjauhiku, bahkan ia menampakkan wajahnya yang marah dan bingung pada bersamaan."Kau siapa diriku!!" Teriaknya dengan keras dan nyaring."Aku suami sahmu! Kau hilang ingatan, jadi aku harus memberimu waktu agar dapat mengingatnya.. aku tidak ingin kau shock kembali," jawabku dengan ketar ketir dan menatapnya dengan cemas."Hilang ingatan?" Tanyanya dengan bingung dan mulai terduduk di lantai."Apa saja yang hilang selama ini?.." lanjutnya lagi dan mulai menengadahkan kepalanya ke atas."Pernikahan kita dan.. janin di tubuhmu."Ia mulai menyentuh perutnya yang hampa dan datar dengan sedih.."Sepertinya.. ugh!"Ucapannya terpotong oleh keluhan dari bibirnya
Halo readers... ini part selanjutnya sudah di publish. Selamat membaca dan salam sehat untuk semuanya.... mohon maaf bila masih terdapat kesalahan dalam bab ini.Violetta's povAku mulai terbangun dan merasakan bahwa aku terbaring di sebuah kasur empuk. Aku pun duduk menghadap dinding kamar dan melihat kamar ini. Walaupun belum yakin akan kembalinya ingatan yang menghilang, aku tetap berusaha menekan perasaan tersebut jauh ke bawah.Tap, tap, tap...Aku mulai membersihkan diri dan merapikan berbagai kain yang berantakan. Kulihat almari yang menampilkan sebuah dress kasual berwarna biru laut yang sudah berada di sini ketika aku mampir dari rumah Rio saat itu.. dengan segera, kugenakan dress biru laut tersebut.Aku pun dengan segera berjalan pelan keluar dari kamar. Setelah itu aku menuruni tangga dan bersiap memasakkan sebuah makanan untuk Davin. Ternyata masih jam 4.30Set
Salam sehat para readers... hari ini thorbaru saja memperbarui tampilan latar pada Bahtera Pernikahan. Semoga kalian menyukainya, hehehe... Sekian, selamat membaca dan menikmati hasil karya saya ya, makasih...Violetta's pov Dengan segera, ia mulai menarik lengan bajuku dan ketika di dekat meja, ia melemparkan sebuah buku investasi ke depan pandanganku. Aku pun mulai mengambil berkas tersebut dan membacanya secara teliti. Ketika aku membaca file tersebut, aku mulai mengerti. Sepertinya ia akan membatalkan keikutsertaannya dalam menginvestasikan uang untuk proyek penggalian emas di daerah Sumatera. dengan segera aku melihat laki laki itu yang menungguku dengan malas. "Apakah kau ingin batal berinvestasi?" Tanyaku to the point dan tak bertele tele lagi. Kulihat ia yang memandangku dengan tegas dan mengangguk. "Proyek ini kurang menguntungkan bagi investo