Tepat di saat ini, Tiara mengirim pesan baru lagi. [Nathan, aku ingin tidur denganmu!]Dia sama sekali tidak menahan diri lagi dan langsung ke inti permasalahan!Nathan tidak punya pilihan lagi. Dia langsung membalas. [Selamat malam, Tiara!]Tiara masih ngotot. [Aku nggak bisa tidur. Temani aku dulu!]Nathan berpura-pura tidak membaca dan memilih untuk tidak membalas lagi.Di larut malam seperti ini, di mana semua orang telah tertidur pulas, mungkin ini merupakan saat di mana Tiara merasa kesepian.Jika Nathan terus membalas pesannya, kemungkinan besar Tiara akan datang ke vilanya.Saat itu, akan menjadi ujian besar bagi Nathan lagi.Bip!Tiara kembali mengiriminya pesan. [Nathan, apa maksudmu mengabaikanku? Kamu mau kabur setelah melakukan hal itu padaku?]Saat membaca pesan itu, Nathan merasa seakan difitnah. [Tiara, sebenarnya masalah nggak seperti yang kamu pikirkan!]Tiara: [Aku nggak peduli. Meski kesadaranku agak kabur waktu itu, yang dirasakan tubuhku nggak mungkin salah.][Kam
Nayana yang hampir menangis pun berkata, "Tapi kamu juga nggak boleh bentak aku atau menunjukkan wajah galakmu di depanku, 'kan? Kamu tahu nggak, penampilanmu tadi sangatlah menakutkan."Nathan berkata dengan tidak berdaya, "Oke, aku menakutkan. Kalau begitu, katakan padaku, bagaimana caranya agar kamu nggak marah?""Pergilah. Kelak kalau butuh bantuanku, baru hubungi aku. Tapi aku nggak mau melihatmu lagi," ucap Nayana dengan marah.Nathan mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu serius?""Serius!" jawab Nayana dengan dingin.Nathan merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah pil yang harum. Kemudian, meletakkannya di telapak tangannya dan berkata sambil tersenyum, "Lantaran Nyonya Nayana nggak mau melihatku lagi, barang bagus ini juga nggak tahu harus diberikan pada siapa lagi. Kelihatannya aku hanya bisa menikmatinya sendiri."Mendadak muncul ekspresi serakah di wajah Nayana. Wanita itu bergegas menghampiri Nathan dan mengambil pil itu, lalu berkata sambil tersenyum, "Nggak tahu mau di
Hanya dengan tangan kosong, marmer keras itu bisa dihancurkan sampai berkeping-keping!Kedua penguasa bawah tanah itu langsung ketakutan.Jika telapak tangan itu mengenai manusia, bukankah organ dalamnya akan hancur?Bahkan Nayana, yang sedikit lebih kuat dari Arjun, juga merasa tidak nyaman saat ini, layaknya seorang bawahan yang telah melakukan kesalahan.Lantaran kekuatan yang ditunjukkan Nathan jauh melampaui jangkauannya. Bahkan, membuat nyalinya menciut.Arjun lebih tidak perlu dikatakan lagi. Jika Nathan ingin memberinya pelajaran, dia pasti akan ketakutan setengah mati."Bukannya aku mau tegur kalian berdua, tapi kalau kalian bertemu, pasti akan bertengkar. Memangnya kalian anjing dan kucing, yang selalu bertengkar? Harus saling gigit dulu baru merasa lebih baik?" tanya Nathan sambil menatap dingin keduanya.Arjun tidak berani menjawabnya.Nayana berkata dengan patuh, "Sayangku, jangan marah. Aku sudah salah."Nathan mendengus dingin. "Jangan berpura-pura menyedihkan. Nayana, a
"Tuan Nathan, meski Nayana bisa menghangatkan tempat tidurmu, kamu juga nggak boleh terlalu pilih kasih.""Kami semua anak buahmu. Analin diberi obat untuk meningkatkan kekuatan, lantas bagaimana dengan Gluton? Kamu nggak bisa mengabaikan kami begitu saja, 'kan?"Perkataan Arjun penuh dengan kebencian. Tanpa malu-malu, dia langsung datang meminta keadilan pada Nathan!Nayana tersenyum menawan dan berkata, "Kak Arjun, memangnya kita berdua bisa dibandingkan?""Aku bukan hanya bisa melayani Tuan Nathan kapan saja, tapi aku juga bisa membuatnya puas sampai enggan bangun dari tempat tidur keesokan harinya.""Huh. Kalau kamu? Selain bermain kekerasan, berkelahi dan membunuh seharian, memangnya kamu bisa lakukan apa yang bisa aku perbuat?"Menanggapi ejekan Nayana, Arjun langsung mencibir. "Benar, Nayana mampu membuat pria takluk. Aku hanya seorang ahli bela diri biasa. Aku nggak bisa dibandingkan dengannya.""Tapi hanya karena aku nggak bisa melakukannya, bukan berarti Gluton kami nggak pun
Nathan mengangguk dan berkata, "Sebenarnya, perselisihan juga belum tentu akan terjadi, tapi ada baiknya kita membuat rencana dari awal.""Begini saja. Aku akan menuliskan resep. Ambillah sebagian dana operasional dari Analin dan Gluton untuk membeli ramuan."Nayana bertanya dengan heran, "Membeli ramuan? Apa kamu mau memurnikan pil?"Nathan menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Bukan memurnikan pil, tapi menyiapkan obat yang cocok bagi para master bela diri untuk berlatih dan memperkuat tubuh serta tulang mereka.""Dengan adanya obat ini, kekuatan pasukan Analin-mu dan Gluton bisa meningkat pesat!"Nayana mulanya tertegun, lalu perlahan gembira. "Sayangku, jangan-jangan obat yang kamu bicarakan itu yang biasanya digunakan oleh keluarga kaya dan keluarga papan atas untuk melatih pengawal keluarga mereka?""Hampir sama, tapi yang aku buat pasti akan jauh lebih baik daripada yang diberikan keluarga kaya itu."Mata Nayana berbinar. Dia pun berkata dengan penuh semangat, "Baguslah. Jujur
Suasana hati Nayana yang tadinya buruk langsung membaik setelah menerima pujian itu. Dia berkata dengan bangga, "Tentu saja. Aku bisa melakukan apa saja dengan baik.""Tapi aku nggak mau jadi bos toko mi, kecuali kalau bosnya seorang pria yang jelas-jelas bernafsu, tapi nggak berani melakukannya. Kalau begitu, aku nggak keberatan untuk pensiun dari dunia bawah bersamanya!"Wajah Nathan berubah gelap. "Siapa yang kamu bilang punya nafsu, tapi nggak berani melakukannya?""Kamu!"Nayana tidak memberinya muka sedikit pun. Dia bahkan membusungkan dadanya dengan provokatif!Nathan merasa kalah dan langsung menyerah. "Oke, kamu benar. Kita nggak usah bahas ini lagi. Bahas masalah penting saja."Nayana menggertakkan giginya dan berkata, "Nathan, jangan lupa. Aku selalu ingat apa yang kamu janjikan padaku!"Nathan berpura-pura tidak tahu. "Masalah apa? Apa aku menjanjikan sesuatu padamu?"Saking kesalnya, Nayana hampir ingin menggigit telinga Nathan. Wanita itu pun mendengus dingin. "Kamu janji