Ketika Politik Menemui Cinta

Ketika Politik Menemui Cinta

last updateLast Updated : 2022-04-16
By:  Tommy RainbowisdomOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
24 ratings. 24 reviews
27Chapters
2.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Saroh (anak Menteri Perhubungan Indonesia) telah menjalin kasih dengan Arung (CEO perusahaan private equity) selama enam tahun. Perjalanan asmara mereka langgeng hingga sebuah janji suci teralun dari mulut Arung. Arung berjanji akan mempersunting Saroh ketika bisnisnya bertambah besar. Hubungan percintaan Saroh dan Arung diketahui oleh Pinto (anggota DPR RI sekaligus anak Presiden Indonesia). Pinto adalah seorang jomlo karatan. Meski jomlo karatan, Pinto dicintai oleh Caca Yunita (perancang busana), Feni Kinantya ( penyanyi solo terkemuka), dan Monik Okky (artis film terkenal). Mereka bertiga berusaha menjerat perhatian Pinto. Pinto diam-diam mencintai Saroh. Pinto melancarkan upaya untuk merenggut cinta Saroh dari Arung. Namun, Saroh tidak menunjukkan ketertarikannya terhadap Pinto. Sebab Saroh mencintai Arung seutuhnya. Kendati demikian, Pinto pantang mundur. Pinto tetap gigih merenggut cinta Saroh dari Arung. Suatu ketika, Khalim Mansyur (papa Saroh sekaligus Menteri Perhubungan Indonesia) dihantam oleh masalah besar. Kasus korupsi yang dilakukan Khalim Mansyur terendus oleh KPK. Khalim Mansyur terancam menjadi tersangka. Khalim Mansyur lalu meminta perlindungan kepada Woro Supriyanto (bapak Pinto sekaligus Presiden Indonesia) supaya terhindar dari status tersangka. Woro Supriyanto berkenan memberikan perlindungan kepada Khalim Mansyur. Syaratnya, Khalim Mansyur harus menikahkan Saroh dengan Pinto. Lantas, apakah Khalim Mansyur bersedia menjalankan persyaratan itu? Jika Khalim Mansyur bersedia, apakah Saroh rela melepaskan cinta Arung? Jika Khalim Mansyur enggan, apakah Pinto tetap gigih merenggut cinta Saroh dari Arung? Jika Pinto tetap gigih, apakah Caca Yunita, Feni Kinantya, dan Monik Okky tetap berusaha menjerat perhatian Pinto? Jika mereka bertiga tetap berusaha, apakah salah satu dari mereka berhasil merengkuh cinta Pinto? Jika salah satu dari mereka berhasil, apakah Pinto akan melupakan cinta Saroh? Temukan jawabannya di novel "Ketika Politik Menemui Cinta".

View More

Chapter 1

Omelan tanpa Henti

     Mimiknya menayangkan riak kekesalan. Sinar muram terpancar dari matanya. Remuk redam bercokol di dalam kalbunya. Kemegahan konser musik jazz yang baru saja usai laksana kehampaan relung untuk sukmanya. Tiada gelora, tanpa gempita.

     Ia memalingkan penglihatannya. Tatapannya membenci lelaki yang ada di sisinya.

     “Kamu kenapa, Ca?” tanya Pinto santai. “Dari tadi diam aja.”

     Caca Yunita masih mengatupkan bibirnya. Lidahnya malas mengalunkan lisan.

     “Kamu lagi nahan berak, ya?” gurau Pinto.

     “Aku lagi dongkol!” seru Caca Yunita. Ia menarik napas sesaat. Menghimpun tenaga untuk pelepasan amarah.

    “Banyak waktu yang udah kita lalui. Banyak hal yang udah kita lakuin. Tapi, kamu nggak pernah bilang apapun ke aku,” Caca Yunita berkeluh. “Aku nggak ngerti sama pikiran kamu, Mas!” imbuhnya dengan suara yang begitu keras.

     Belasan orang yang berada di dekat pintu keluar Balai Sarbini sontak menoleh ke arah Caca Yunita. Mereka terlongo. Reaksi mereka disadari oleh Pinto. Jemarinya langsung menarik lengan Caca Yunita. Pinto menyingkir dari kerumunan manusia. Tubuh Caca Yunita otomatis mengikuti langkah kaki Pinto. Mereka kemudian berhenti di tempat yang agak lengang.

    Pinto memandang beberapa pasangan muda-mudi yang hilir mudik di sekitarnya. Sesekali menatap bintang di langit. Dia melakukannya seraya mencari kalimat yang pas untuk Caca Yunita.

     “Ada lagi yang ingin kamu sampaikan? Atau unek-unek yang ingin kamu ungkapkan?” kali ini pertanyaan Pinto bersifat serius.

     Caca Yunita memanfaatkan kesempatan yang Pinto berikan. Dia menumpahkan emosinya. Dia meneruskan omelannya.

     Desing berbagai kalimat melesat ke lubang telinga Pinto. Ada yang lembut, ada pula yang kasar. Semuanya bernada tinggi. Meskipun jumlahnya banyak, maknanya mirip-mirip. Intinya adalah protes Caca Yunita terhadap sikap Pinto. Pinto menyimaknya dengan kepala dingin.

     Seperempat jam Caca Yunita bersungut-sungut. Tanpa jeda dan sela. Alhasil, kelelahan menghinggapi mulutnya. Terpaksa ia menghentikan gerutunya.

     Pinto masuk ke dalam pembicaraan lagi. Tanggapannya terhadap perkataan Caca Yunita hadir, “Saya punya pernyataan buat semua omongan kamu. Saya bakal kasih tahu pas kita udah sampai di tempat tinggal kamu.”

     “Aku tunggu pernyataan kamu,” ucap Caca Yunita lugas.

     Pinto dan Caca Yunita melenggang ke area parkir. Mereka masuk ke dalam mobil listrik Tesla milik Pinto. Suasana pun berubah. Bunyi yang terdengar tak ada. Kesenyapan membekukan mereka.

     Kendaraan auto pilot tersebut mulai bergerak. Di tengah kemacetan, kesenyapan berubah menjadi kegaduhan.

     “Kamu penginnya apa? Aku kudu gimana? Kita harus ke mana? Padahal, hubungan kita udah lama. Aku lelah kalo kek gini terus. Aku butuh ketegasan kamu,” Caca Yunita kembali menggerundel.

     Pinto masih dalam ketenangan. Emosinya tetap terjaga. Perhatiannya terhadap gerak mobil listrik Tesla-nya yang tersendat sangat penuh.

     “Saya maunya kita berhubungan baik. Nggak ada pertengkaran.”

      Caca Yunita menghela napas. “Maksud aku, hubungan kita mau dibawa ke mana?”

     “Dibawa ke museum. Biar orang lain tahu kalau hubungan kita tetap awet,” Pinto menjawab sembarang.

     Wajah Caca Yunita makin memberengut. Ekspresi kesebalannya kian tampak.

     Bahwasanya, niat Pinto bukan untuk penciptaan kejengkelan Caca Yunita. Kemauan Pinto ialah pertahanan pemikirannya. Jika pemikiran Pinto berubah, khalayak mungkin akan mencabut dukungan untuk bapaknya. Kesudahannya, kerugian besar bisa menghantam kondisi pekerjaan bapaknya.

     Pinto menjaga keharmonisan selama ini. Juga senantiasa melestarikan kelanggengan. Pinto merasa bahwa ia tak pernah mempermainkan kata hati Caca Yunita. Ia bahkan menghargai protes Caca Yunita sepenuhnya.

     Menurut Pinto, protes Caca Yunita adalah keniscayaan. Protes Caca Yunita hanyalah dinamika dalam pertemanan. Pinto sendiri sungkan membantahnya. Dia menganggapnya sebagai risiko yang harus diterima.

     “Kamu aja yang ke museum. Jadi peninggalan purbakala di sana,” cetus Caca Yunita.

     Tawa Pinto spontan meledak. Gelegarnya menembus atap mobil.

     “Ternyata, kamu bisa melucu,” kata Pinto.

     “Aku nggak ngelucu. Aku serius. Aku ngarep kamu jadi patung keropos di sana,” terang Caca Yunita berkobar-kobar.

     Benak Pinto menyangsikan keterangan Caca Yunita. Caca Yunita bukan makhluk yang antipati terhadap dirinya. Agaknya, dia memungkiri fakta yang sesungguhnya.

     Keterangan Caca Yunita termasuk urusan sepele bagi Pinto. Pinto mudah melupakannya. Perkara terpenting baginya adalah cinta Caca Yunita. Cinta Caca Yunita harus ia selamatkan. Namun, hasratnya terhadap hati Caca Yunita belum terbit. Ia masih menggali di dalam jiwa Caca Yunita.

     “Seandainya saya jadi patung keropos, kamu pasti jadi manusia keropos,” celetuk Pinto.

     Alis Caca Yunita menukik. Dahinya mengerut. “Alasannya apa?”

     “Karena batin kamu nggak kuat liat aku keropos. Kamu jadi sedih. Akhirnya, tulang kamu juga keropos.”

     “Nggak nyambung!”

     Pinto terkekeh. Dia senang mencandai Caca Yunita. Kesenangannya akan berlipat bila senyuman Caca Yunita menyembul. Sayangnya, rahang Caca Yunita mengeras.

     “Saya nggak bosan dengan hubungan kita. Saya yakin, kamu juga nggak bosan dengan hubungan kita.”

     “Bener banget,” Caca Yunita sepaham. “Aku nggak bosan sama hubungan kita. Aku juga nggak bosan sama kamu. Aku cuma capek sama hubungan kita,” sambungnya.

     “Kamu istirahat dulu. Nggak usah berhubungan sama saya untuk sementara waktu. Biar nggak capek,” Pinto menyarankan.

     Mendengar saran Pinto, Caca Yunita terkesiap. Kekagetannya mencuat. Entah mengapa, rasa malu pada dirinya hidup. Namun, dia menyembunyikannya.

     “Aku udah istirahat. Bukan istirahat dari hubungan kita, tapi istirahat dari keraguan kamu.”

     Pinto tersenyum tipis. Perasaannya tidak tersinggung sama sekali.

     “Kalau kamu istirahat dari keraguan saya, kenapa kamu masih minta ketegasan saya?” Pinto melempar tanya.

     Caca Yunita tersentak hebat. Lontaran pertanyaan itu tidak ia sangka. Dirinya lantas mencari jawaban atas pertanyaan itu. Beberapa saat kemudian ia menemukannya. Ia hendak menuturkannya. Namun, lidahnya mendadak kelu.

     Lirikan Pinto mengarah ke Caca Yunita. Indera penglihatannya menangkap perubahan pada wajah Caca Yunita. Air muka Caca Yunita menunjukkan kepanikan.

     “Saya bercanda kok …,” Pinto buru-buru menenangkan Caca Yunita. Dia melanjutkan, “Kamu punya hak untuk minta ketegasan saya. Saya mengakui hak kamu.”

     “Aku harap, kamu nggak cuma ngakuin hak aku. Tapi juga ngasih hak aku,” balas Caca Yunita berbarengan dengan pergerakan mobil listrik Tesla Pinto yang lancar.

     “Sebenarnya, saya juga punya hak. Hak saya adalah tidak memberikan ketegasan untuk kamu. Karena saya bukan siapa-siapa kamu,” Pinto mengutarakan sudut pandangnya.

     Kontan Caca Yunita melotot. “Jadi, kamu maunya—”

     “Tenang aja,” potong Pinto. “Walaupun saya bukan siapa-siapa kamu, saya menghormati pendapat kamu. Saya bahkan meninggikan sosok kamu,” ungkapnya.

     Posisi badan Caca Yunita menegak. Mendekatkan pendengarannya ke sisi Pinto. Konsentrasinya terhadap suara Pinto menguat.

     “Saya mungkin bukan orang yang paling tegas. Tapi, saya berusaha jadi orang yang paling jelas,” Pinto menandaskan.

     Kemacetan yang menghadang mobil listrik Tesla Pinto telah hilang. Lajunya pun bertambah cepat. Rodanya mencumbui jalanan Jakarta Selatan secara leluasa. Sebentar lagi, Pinto dan Caca Yunita tiba di sebuah apartemen. Sesuatu tentang hubungan di antara mereka berdua akan terkuak.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(24)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
24 ratings · 24 reviews
Write a review
user avatar
Tommy Rainbowisdom
Saya adalah penulis novel ini. Nama akun Opinia saya adalah Pangeran Misterius (Wari Adiarti). Nama akun KBM saya adalah Pangeran Misterius
2023-09-14 22:09:39
0
user avatar
Aprilia Choi
kisah yang bagus sekali, alurnya juga menarik. saling dukung yuk kak, jangan lupa mampir ke ceritaku ...
2022-05-13 17:02:53
0
user avatar
Indah Purnawati
ceritanya seru kak
2022-04-27 15:38:00
0
user avatar
Rou Hui
Ceritanya keren. Temanya lain dari yang lain. Sukses, Thor.
2022-04-08 23:16:17
1
user avatar
Sofia Grace
ceritanya kompleks tapi bikin penasaran, kak...
2022-04-08 22:48:01
1
user avatar
Hujan Aksara
Suka bgt bagaimana penulis mendeskripsikan keadaan, dan pemilihan diksinya. Gak kebayang memang jadi Pinto yg karena memang punya privilege sebagai anak president dan seorang anggota DPR, pasti banyak sekali tuntutannya meski hanya untuk sekadar memilih pacar, rumit, sampe dijuluki jomblo karatan🥲
2022-04-08 22:23:25
1
user avatar
Tyarasani
Ceritanya keren .........
2022-04-08 01:54:05
1
user avatar
Rin's
Waah ceritanya keren, berbeda dari yang lain.
2022-04-07 08:43:57
1
user avatar
Isna Arini
politik dan cinta, baru Nemu cerita seperti ini. sukses selalu
2022-04-06 21:15:49
1
user avatar
Luna Sani
Sangat menarik ceritanya. Saya suka ......
2022-04-02 21:36:25
1
user avatar
Luna Sani
Sangat menarik ceritanya. saya suka .........
2022-04-02 21:35:19
1
user avatar
Jannah Zein
Mengawinkan antara cinta dan politik, so tema yang menarik ......
2022-03-28 19:45:43
1
user avatar
Velvet
Anti mainstream banget ceritanya! Jarang ada tema roman politik gini Rekomen deh!
2022-03-28 09:06:21
1
user avatar
Reny aprilia
Alur ceritanya keren, jarang ada kisah romance politik begini. salah satu novel yang beda dari lain yang pernah ku baca. pemilihan kata serta diksinya juga sangat bagus.
2022-03-27 21:01:03
1
user avatar
Lathifah Nur
Berasa baca buku cetak ngikutin cerita ini. Diksinya santai dan mengalir. Lanjut, Bro!
2022-03-27 20:35:44
1
  • 1
  • 2
27 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status