Steve Hart harus menelan pahitnya hidup ketika terus-menerus menerima perlakuan buruk dari keluarga istrinya. Semua berawal dari keputusannya menerima pernikahan kontrak yang diajukan oleh keturunan keluarga kaya. Awalnya, Steve sempat berpikir untuk bertahan saja sampai kontrak itu berakhir. Namun tak disangka, sebuah “sistem” muncul dalam hidupnya, sebuah kekuatan misterius yang memberinya kesempatan untuk bangkit dan membebaskan diri dari kehidupan menyedihkan yang selama ini menjeratnya.
View MoreSeorang pria awal 20-an tahun tengah berdiri di hadapan dua orang wanita seumurannya sembari menunduk, ia tidak tau alasannya dipanggil ke sana tetapi dirinya menyadari dua wanita tersebut menatapnya dengan rasa tidak suka.
“Apa kau sadar kesalahanmu hingga kami panggil ke sini, Sampah?"
Callista Cattegirn, salah satu dari dua wanita tersebut berbicara. Nada merendahkan dari suaranya benar-benar melekat untuk Steve, sehingga ia tidak perlu mendongak untuk mengetahuinya.
Steve Hart mencoba mengingat apa ada kesalahan telah dilakukan olehnya, ia tengah membersihkan rumah mewah keluarga istrinya yang merupakan tugas sehari-harinya sebagai menantu di sana. Tidak ada hal lain seingatnya, sampai tiba-tiba di panggil ke ruang tamu dan dicerca tanpa alasan jelas seperti ini.
“Aku tidak ingat ada kesalahan telah aku lakukan, Nona Callista," ucap Steve Hart.
Ucapan yang keluar dari mulut Steve langsung di balas tatapan sinis oleh Callista, wanita itu nampak tersinggung mengetahui Steve berani membalas ucapannya.
“Tutup mulutmu, kalung berlianku hilang dan hanya kau satu-satunya orang di rumah ini yang paling mungkin mencurinya!" seru Callista Cattegirn sembari menunjukkan jemarinya ke wajah Steve.
Steve Hart mengeryitkan dahinya, dirinya sadar ada permainan coba wanita di hadapannya lakukan yang mana ini bukan sekali dua kali terjadi.
Callista Cattegirn memang seringkali menuduh Steve melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya, selama ini Steve terus diam dan kali ini dirinya tidak yakin apakah bisa kembali melakukan itu.
Tanpa sadar, Steve Hart mengarahkan sorot mata tajamnya pada Callista. Menyadari hal tersebut Callista sempat tersentak, sebab baru kali ini Steve berani menatapnya dengan cara demikian.
“Sampah, sejak kapan kau menjadi seberani ini? Kau seharusnya sadar diri, kau hanya gelandangan sebelum Kak Agatha berbaik hati bersedia menikah dengan sampah sepertimu!" Callista Cattegirn dengan nada tinggi.
Amarah yang sempat bergejolak dalam diri Steve hilang begitu saja sesaat mendengar hal tersebut, ia harus ditampar kenyataan menyedihkan kalau dirinya memanglah bukan siapa-siapa.
“Nona Callista, benar aku yang mencuri kalung berlianmu. Sekarang katakan apa yang harus aku lakukan sebagai gantinya?" tanya Steve Hart dengan suara pelan penuh getaran.
Mengakui hal yang tidak pernah dilakukannya bukan pertama kali Steve lakukan, ia menganggap ini sebagai caranya bertahan walau itu berarti membuang harga dirinya.
Callista Cattegirn tersenyum penuh kemenangan, ekspresi puas tampak dari wajah wanita itu yang sekali lagi berhasil membuat Steve bermain di antara telapak tangannya.
Steve Hart menyadari ini hanya bisa mengepal erat jemarinya, muncul dugaan kalau Callista mendapat kesenangan dengan mempermalukan dirinya.
“Karena kebaikan hatiku, kau tidak akan mendapat hukuman kali ini. Sekarang pergilah dengan merangkak layaknya anjing keluar dari sini," ucap Callista Cattegirn dengan entengnya.
Steve Hart merasakan lonjakan amarahnya kembali, ia sudah menduga Callista tidak akan melepaskannya begitu saja.
Di tengah amarahnya, Steve mulai mengambil posisi untuk melakukan apa yang Callista pinta.
Steve Hart mungkin marah, tetapi tidak ada hal bisa ia lakukan untuk membalas semua perlakuan buruk yang diterimanya.
Dalam posisi merangkak, Steve secara tidak sengaja bertatap mata dengan wanita di samping Callista yang sedari awal hanya diam memerhatikan.
Agatha Cattegirn merupakan nama wanita tersebut, wanita cantik dengan pesona luar biasa yang bahkan dapat membuat setiap pria terpaku ketika melihatnya.
Agatha Cattegirn sendiri langsung mengalihkan pandangannya dari Steve ketika mata mereka bertemu, ini membuat Steve menghela napas panjang.
Agatha Cattegirn merupakan istrinya dan orang yang bertanggung jawab membuat kehidupan Steve serasa di neraka. Meski demikian, entah mengapa sulit untuk Steve bisa membencinya serupa dengan ia membenci keluarga istrinya.
“Hei, berhenti menatap Kakak sepupuku seperti itu. Kau pikir akan mendapat belas kasihan darinya dengan melakukan itu?!" seru tidak senang Callista Cattegirn, menyadari pandangan mata Steve pada Agatha.
Steve Hart mengepal tangannya erat, setelahnya berkata, “Salahku"
Tanpa banyak bicara, Steve langsung mencoba keluar dari ruang tamu dengan merangkak. Sayang belum dirinya pergi lebih jauh, suara air yang ditumpahkan terdengar.
Steve Hart melirik untuk mencari tahu apa yang terjadi, Callista ternyata tengah menuangkan gelas penuh air ke lantai dengan sengaja.
“Sial, aku tidak sengaja menumpahkannya. Hei... kau, cepat kembali ke sini dan bersihkan ceceran air ini," ucap Callista Cattegirn.
Steve Hart sempat menatap Callista Cattegirn sejenak sebelum berkata, “Aku akan mengambil kain pel kalau begitu."
“Apa, sejak kapan kau membutuhkan hal semacam itu? Merangkaklah kembali ke sini dan jilati saja hingga bersih."
Tatapan Steve pada Callista berubah penuh perasaan campur aduk, dirinya memang sudah sering diperlakukan seenaknya tetapi kali ini sudah begitu keterlaluan.
“Apa kau keberatan melakukannya?" tanya Callista Cattegirn sembari mengangkat alisnya.
Steve Hart dalam diamnya dengan terpaksa melakukan itu semua, yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana ia harus bertahan, alasan yang selalu ia pegang erat selama ini.
Menjijikan, memalukan dan tidak semestinya dilakukan, itulah apa yang Steve rasakan ketika membersihkan ceceran air dengan menjilatinya.
Sampai lantai itu bersih, Steve Hart langsung merangkak keluar dari ruang tamu secepatnya. Ia segera menuju kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya.
Dalam perjalanan perginya, Steve Hart sempat mendengar tawa puas keluar dari mulut Callista. Hal ini membuat Steve mengumpat dalam hati, mempertanyakan mengapa dirinya harus menerima semua perlakuan buruk ini.
“Sialan, apa kau senang setelah menginjak-injak seseorang?!" Umpat Steve Hart di depan cermin kamar mandi, tidak lagi dapat menahan emosi.
Pikiran Steve Hart melayang jauh, membayangkan apa semua hal ini tetap akan terjadi jika dirinya memiliki kekayaan? Apa Callista juga keluarga istrinya tetap akan merendahkannya jika dirinya memiliki kekuasaan? Dan yang terpenting, apakah dirinya berani membalas dendam jika benar memiliki semua itu?
“Andai saja ... benar, teruslah berandai. Itulah mengapa kau tampak menyedihkan, bajingan," ucap Steve Hart pada pantulan cermin.
Steve Hart membasuh mukanya beberapa kali untuk menjernihkan pikiran, berharap semua ingatan kejadian memalukan barusan ikut terbawa air yang mengalir meski kenyataannya itu tidak berhasil.
[Tuan rumah ditemukan, kehidupan menyedihkan yang terlampau parah, membuat Tuan rumah pantas disebut pecundang. Meski demikian, jangan bersedih karena Tuan rumah layak mendapat kesempatan merubah kehidupan ini!]
[Kekayaan? Kekuasaan? Rasa hormat dan yang terpenting... kesempatan balas dendam, Tuan rumah akan mendapatkan semua itu mulai dari sekarang!]
Steve Hart sempat tersentak ketika layar tembus pandang serupa hologram muncul secara tiba-tiba di hadapannya, ia mencoba mengusap matanya beberapa kali tetapi hologram berisi pesan itu tetap tidak menghilang.
“Apa ini semua nyata?" Steve Hart penuh tanda tanya.
Steve Hart mungkin tidak memiliki petunjuk terkait apa sebenarnya yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Meski demikian, dirinya berharap isi pesan tersebut adalah kenyataan dan dapat merubah hidupnya entah dengan cara bagaimana.
[Penggabungan sistem dengan tubuh Tuan rumah akan segera dilakukan ....]
[10%]
[38%]
[72%]
[100%]
[Berhasil!!!]
[Sistem balas dendam sang pecundang terpasang!!!]
Setelah Callista berhasil membawa Steve menjauh dari rumah mewah keluarga Cattegirn, akhirnya tarikan tangannya pada lengan Steve dirinya lepas.Steve Hart melirik sekitarnya, itu merupakan jalanan dengan pepohonan di sisi kanan dan kirinya. Hampir tidak ada rumah lain, karena wilayah tersebut memanglah kawasan elit yang jarak antar rumahnya cukup jauh.Steve Hart yang telah mengetahui ada suatu hal buruk ingin dilakukan Callista padanya, langsung menaruh waspada karena hal tidak terduga bisa terjadi kapan saja.Benar saja, tidak lama dari balik salah satu pohon muncul seorang pria yang tidak lain merupakan Eric Daran.“Apa dirinya yang akan membantumu untuk membuatku menyesal?” tanya Steve Hart pada Callista.Callista hanya diam tidak menanggapi, di samping itu, Eric terus berjalan mendekat sebelum mengayunkan tinjunya pada Steve.Steve Hart yang sedari awal sudsh waspada, bisa menghindari pukulan itu cukup mudah, hal ini membuat Eric semakin gelap mata dengan terus mencoba mendaratk
Agatha Cattegirn baru membuka mata ketika rasa pening mendera kepalanya, ia mencoba mengingat apa yang baru terjadi hingga dirinya bisa merasa seperti ini.“Apa kamu sudah merasa lebih baik?”Suara familiar terdengar, Agatha langsung menoleh untuk melihat siapa yang berbicara.Steve Hart tengah duduk di samping Agatha seraya mengemudikan mobil, ini membuat Agatha semakin bertanya-tanya terkait apa yang baru terjadi padanya."Kenapa kau ada di sini? Belum lagi ... bukankah sebelumnya sudah kukatakan, kalau aku belum bisa pulang sebab masih ada pesta penyambutan?"Steve Hart mengerutkan dahi, dirinya merasa penasaran apakah Agatha benar-benar tidak ingat tentang apa yang baru terjadi.“Maaf kalau aku lancang, tetapi aku terpaksa menjemputmu dari pesta penyambutan mahasiswa baru,” jelas Steve Hart, mewajarkan jika Agatha tidak ingat sebab alkohol berlebih yang telah dikonsumsinya.Belum lagi, Steve juga tidak yakin apakah Agatha masih akan menaruh kepercayaan padanya jika sadar sepenuhny
"Ikut aku, kau pembuat ulah!" seru security bar sembari menarik lengan Steve."Apa yang kau lakukan? Cepat lepaskan!" Steve Hart mencoba memberontak untuk melepas cengkraman tangan security bar di lengannya, tetapi tidak berhasil sebab perbedaan tenaga mereka."Kenapa repot-repot melawan, sampah? Pergi saja sana, Agatha biar aku yang jaga," ucap Eric Daran dengan senyum seringai di wajahnya.Amarah Steve segera terpancing karena hal itu, dirinya mulai memikirkan cara melepas cengkraman tangan security agar dapat menghajar Eric yang telah berani lancang.Di tengah semua itu, sebuah suara familiar seorang wanita terdengar dan membuat segala kejadian yang tengah terjadi tiba-tiba terhenti."Ada apa ini ... Steve, kenapa kau ada di sini?" Agatha beberapa kali mengusap matanya yang nampak sayu, seperti kebingungan dengan apa yang tengah terjadi."Lepas!" seru Steve pada security bar, yang mana ini membuat security bar terkejut sehingga melepaskan cengkramannya.Di tengah itu semua, Eric me
Melihat pesan munculnya misi, Steve Hart langsung mengemudikan mobilnya menuju arah Agatha pergi bersama teman-temannya.Meski Steve Hart menyalahkan Agatha akan situasinya di keluarga Cattegirn saat ini, tetapi Agatha bukanlah orang yang ikut memperlakukannya buruk bahkan beberapa kali mencoba melindunginya dari perlakuan tidak pantas keluarga Cattegirn.Kini Steve mengetahui ada hal buruk coba Eric dan teman-temannya yang lain ingin lakukan pada Agatha, tentulah Steve Hart tidak bisa membiarkan hal ini begitu saja, terlebih Agatha merupakan istrinya.Tidak lama Steve Hart mengemudikan mobilnya, ia akhirnya berhasil menyusul Agatha yang ternyata memasuki sebuah bar tidak jauh dari Universitas Avebury.Bukan hanya mereka saja, tetapi banyak mahsiswa lain juga memasuki bar tersebut. Membuat alasan menghadiri penyambutan mahasiswa baru yang Agatha sempat sampaikan, terbukti benar.“Apa yang kau rencanakan, Eric?” gumam Steve Hart.Steve Hart bukan tidak tau kalau Eric menaruh rasa pada
Siang menjelang sore harinya, Steve Hart sudah kembali ke rumah keluarga istrinya. Ia berlari dari halte bis untuk sampai di sana, membuat keringat bercucuran memenuhi dahinya."Sial, aku terlambat," gumam Steve.Di halaman depan rumah mewah tersebut, sudah terparkir mobil sedan yang biasa mertuanya gunakan, tanda mereka sudah sampai di rumah sekarang.Steve Hart sadar tidak ada gunanya menyesal. Jika memang harus menerima hinaan, maka hanya mencoba bersabar yang dapat dirinya lakukan.Steve baru memasuki rumah ketika di sofa ruang tamu, sudah ada wanita berusia 40-an tahun tengah membaca sebuah majalah, kebiasaan yang menurun pada Agatha, istrinya.Olivia Cattegirn, seorang wanita cantik yang tampak jauh lebih muda dari usia aslinya. Wanita yang sama juga merupakan ibu mertua Steve, salah satu orang yang juga bertanggung jawab membuat kehidupan Steve terasa begitu menyedihkan."Aku hanya meninggalkan rumah beberapa hari dan tebak apa?" tanya Olivia Cattegirn tiba-tiba.Steve Hart han
Steve Hart terlalu terpaku dengan pesan yang masuk ke ponselnya hingga tidak menyadari perubahan ekspresi Callista, rona wajah wanita itu sudah amat merah tanda ia tengah sangat marah.Tidak cukup hanya dengan menyebutnya bajingan, kini Steve Hart bahkan berani berteriak tepat di hadapannya. Dua hal itu saja sudah cukup membuat Callista berang bukan main."Sampah, bicara apa kau barusan?!" seru Callista Categirn.Steve Hart tersentak, dirinya baru ingat jika Callista adalah seorang wanita yang tumbuh dengan memiliki segala hal tanpa perlu berjuang mendapatkannya.Percaya tidak percaya, hal ini membuat Callista menjadi sosok wanita yang paling tidak bisa tersinggung sedikit saja."Katakan kau ingin melakukan apa jika aku berbuat sesuatu pada ibumu, Sampah?! Jika hal itu benar aku lakukan sekalipun memangnya kau bisa apa?!" seru Callista dengan emosi meledak-ledak.Steve Hart baru ingin mengucapkan sesuatu ketika Callista tiba-tiba mengambil handohone dari sakunya, wanita itu nampak men
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments