Home / Romansa / Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit / BAB 3 Malam Tanpa Pil Kontrasepsi

Share

BAB 3 Malam Tanpa Pil Kontrasepsi

Author: Endah Tanty
last update Huling Na-update: 2024-10-24 21:14:08

Mendengar ucapan ibu mertuanya yang lagi-lagi merendahkannya, Maya hanya bisa menghela napas pelan.

Setelah terlihat mobil Arnia menghilang di balik pagar tinggi rumahnya, Ambar pun masuk ke dalam rumah.

“Bi Siti, antar vitamin itu pada Maya, suruh ia meminumnya!” perintah Ambar pada sang asisten rumah tangga.

“Baik, Nyonya,” jawab Siti dengan sangat patuh.

Siti beranjak ke dapur, membuka salah satu laci kabinet, kemudian meraih tablet dan mengeluarkan dari bungkusnya. Setelah itu ditaruhnya di nampan beserta segelas air mineral.

Diam-diam, Maya memperhatikan apa yang dilakukan Siti, hingga wanita berdaster longgar itu berjalan ke arah tangga, tapi Maya mencegat langkahnya.

“Bi Siti, itu untukku ‘kan? Sini biar aku bawa ke kamar, nanti aku minum,” pinta Maya, seraya meraih nampan kecil dari tangan Bi Siti.

“Non Maya masih di bawah to, saya kira sudah di kamar,” kata Siti.

Maya hanya mengulum senyum, dan melangkahkan kakinya menuju lantai atas. Sesampainya di kamar, pil yang diberikan Bi Siti, dibuangnya ke wastafel kamar mandi.

Sementara itu, Rendra sedang sibuk menatap layar ponsel sambil duduk bersandar di tempat tidur.

“Cantik ya Mas, temanmu Arnia,” seloroh Maya.

“Hmm, dia primadona waktu SMA,” jawab Rendra datar dan santai.

“Kenapa kamu tidak mencintai wanita secantik dan berkelas seperti Arnia?”

Rendra mengalihkan tatapannya dari ponsel ke arah Maya yang kini duduk di tepi tempat tidur.

“Siapa bilang aku tidak mencintai Arnia? Aku pernah mencintainya, tapi cintaku ditolak. Ia memilih melanjutkan sekolah di Singapura.”

Jawaban sang suami sungguh di luar dugaan Maya. Apalagi Rendra menjawab pertanyaan itu dengan sangat lugas, tidak tampak enggan sama sekali. Hal itu membuat api cemburu menjalar di hati Maya.

“Berarti, jika satu bulan ini kita tidak bisa memenuhi keinginan ibu untuk memiliki cucu, apa Mas Rendra akan menceraikanku dan akan menikahi Arnia sesuai keinginan Ibu?”

Rendra memajukan tubuhnya mendekati Maya yang terlihat sedih. “Kenapa kamu berpikiran seperti itu, Sayang? Kita akan berusaha memiliki seorang anak, aku rasa ibu hanya menggertak saja.”

Tangan Rendra mulai menjelajahi tubuh Maya, menyentuh dan bermain di area sensitif milik sang istri, hingga penyatuan tubuh pun terjadi.

Maya berharap, dua malam yang ia lalui bersama sang suami tanpa menelan pil kontrasepsi akan membuahkan hasil. Ia harap sebuah benih akan tertanam di rahimnya.

Pukul satu dini hari, Maya terbangun. Diuraikannya pelukan Rendra, pelan dan perlahan Maya bangkit meraih gaun tidur yang tercecer di lantai dan mengenakannya kembali.

Maya menuruni tangga dan berjalan menuju dapur. Dibukanya sebuah laci tempat Siti menyimpan obat dan mencari tablet yang sering diberikan padanya. Setelah ketemu, Maya memotret obat itu dengan kamera ponsel, kemudian mengembalikannya ke tempat semula.

Maya kembali ke kamar. Rendra masih terlelap. Maya duduk di sofa, mengamati obat yang difotonya tadi, lalu mencari tahu tentang obat itu di internet.

Ternyata … itu memang obat kontrasepsi. Dan efek obat itu jika dikonsumsi berkepanjangan bisa membuat badan gemuk dan muncul flek hitam.

“Pantas saja …,” lirih Maya. Perubahan tubuhnya yang cukup signifikan itu ternyata karena obat yang ia minum.

‘Jahat sekali Bu Ambar, tidak hanya menginginkan aku tidak bisa hamil, tapi juga ingin merusak penampilanku,’ batin Maya.

Maya tak bisa tidur malam itu. Kepalanya berisik dengan banyak hal. Ia tak tahu harus melakukan apa.

Saat pagi menyapa, saat mereka tengah menikmati sarapan pagi, Ambar terlihat antusias memuji Arnia.

“Makin lama Arnia makin cantik dan juga dewasa. Usianya dua tahun di bawahmu Ren, tapi terlihat lebih matang, iya ‘kan?”

“Iya Bu. Empat tahun tak jumpa dengannya aku sampai pangling,” sahut Rendra ringan.

“Sebentar lagi Arnia akan menyelesaikan kuliahnya di Singapura dan meneruskan bisnis orang tuanya. Sungguh beruntung jika bisa mempersuntingnya,” kata Ambar lagi, ekor matanya melirik ke arah Maya yang diam sambil menyuap nasi goreng ke dalam mulut.

Sementara Rendra tidak menanggapi perkataan ibunya. Matanya fokus pada ponsel sambil sesekali tersenyum kecil.

Tak lama kemudian, Rendra bergegas meninggalkan rumah untuk pergi ke kantor.

Maya menghela napas panjang sambil menyaksikan kepergian suaminya.

“Apa kamu sudah mentransfer uang dari yayasan ke rekeningku, May?”

“Maaf Bu, untuk bulan ini pemasukan dari para donatur berkurang, dan semuanya habis untuk keperluan panti.”

“Maya, aku tidak peduli dengan panti asuhan itu! Kamu harus tetap mentransfer uang ke rekening pribadiku. Paham kamu?!” bentak Ambar seraya menatap tajam pada Maya.

“Baik Bu, jika begitu aku harus berhemat untuk keperluan panti,” jawab Maya sambil tertunduk.

“Lakukan sebisamu. Aku rasa kamu harus lebih giat lagi menarik para donatur untuk memberikan uangnya pada panti asuhan!” suruh Ambar.

Maya menghela napas panjang ketika Ambar berlalu meninggalkannya. Ia pun lantas bergegas pergi ke panti asuhan yang ia kelola. Yayasan itu berada di bawah naungan Dermawan Group. Mendiang ayah mertuanya mempercayakan pengelolaan yayasan pada Maya.

Dulu, Maya juga dibesarkan di panti asuhan yang diberi nama Mery Gold itu, jadi ia sudah begitu dekat akrab dan menganggapnya sebagai rumah kedua.

Seperti yang diperintahkan Ambar, Maya segera mentransfer sejumlah uang ke rekening wanita itu. Dengan terpaksa, Maya harus menggunakan rekening pribadinya untuk memenuhi keinginan sang mertua.

Untunglah Maya selalu bisa berhemat dari nafkah yang diberikan Rendra padanya.

Saat tengah sibuk dengan pekerjaannya, terlihat sebuah mobil mewah berhenti di halaman. Maya berjalan menghampiri dan melihat seorang pemuda tampan keluar dari mobil. Penampilannya elegan, khas seorang eksekutif muda.

Maya pun menatap pria itu yang berjalan mendekatinya. “Selamat siang, bisakah saya bertemu pengelola yayasan ini?”

“Saya yang bertanggung jawab akan yayasan panti asuhan Mery Gold,” balas Maya dengan sopan.

“Oh, kebetulan sekali, aku ingin menjadi donatur tetap untuk yayasan ini.”

Maya membelalak mendengarnya. Tanpa sadar, bibirnya mengurai senyum bahagia.

Akhirnya donatur datang!

“Terima kasih atas niat baik Anda, kenalkan saya Maya,” Maya mengulurkan tangannya dan disambut oleh tangan pemuda itu.

“Saya Fardian,” sahutnya sambil melempar senyum pada wanita cantik walau berpenampilan sederhana di hadapannya itu.

Lalu keduanya pun masuk ke dalam ruang tamu dan berbincang mengenai kondisi panti asuhan.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di sebuah restoran merah, Rendra tampak asyik berbincang dengan Arnia sambil menikmati makan siang.

Keduanya tampak menikmati kebersamaan yang beberapa tahun ini terlewat.

“Apa kamu menikmati pernikahanmu dengan Maya?”

Rendra tersenyum ke arah wanita cantik dengan bibir berlipstik merah marun yang sangat bold itu.

“Aku menikmati pernikahanku dengan Maya,” jawab Rendra apa adanya.

“Aku dengar Tante Ambar tidak setuju dengan pernikahan kalian. Apa yang membuatmu jatuh cinta pada wanita sederhana dan tidak berpendidikan seperti Maya?”

Rendra berdeham. “Ibuku memang menentang pernikahan kami, tapi Maya adalah calon istri pilihan mendiang ayahku,” jawabnya.

Arnia tersenyum manis. “Jadi kamu menikahinya karena terpaksa?”

Rendra hanya diam, membiarkan pertanyaan itu menggantung di udara.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 133 Hukuman Untuk Fara dan Nova

    “Fara, kenapa diam-diam bertemu Nova, kamu tahu ‘kan Nova mencoba melawanku?”“A..aku hanya makan malam saja,”jawab Fara semakin cemas“Makan malam di private room, sepertinya ada yang kalian rencanakan,”timpal Nura tegas“Keluarlah, aku tidak mengundangmu makan malam!”suruh Nova dengan tatapan marah“Aku tahu, kalian menunggu Risa ‘kan?”Nova dan Fara terkejut, Nura melangkah mendekati meja, dan duduk di kursi, menatap menu hidangan yang sudah tersaji.“Tampaknya kalian, akan merayakan sesuatu.” Nura menatap satu persatu Fara dan Nova.“Itu bukan urusanmu, pergi sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu!”bentak NovaNura tidak peduli dengan ancaman Nova, ia menuang minuman di gelas kosong dan meneguknya.”Aku sedang merayakan kemenanganku, bagaimana kondisi tanganmu Nova, apa sudah mulai susah digerakkan?”Pertanyaan Nura membuat Nova terkejut, ia mulai merasakan sesuatu yang tak beres sedang terjadi.Lalu terdengar suara Nura lagi, kali ia menatap Fara.”Akhir-akhir ini banya

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 132 Kisah Bahagia Nura dan Raja

    Nura mengerutkan dahi, lalu berjalan cepat menuju kamarnya dan menatap cermin, matanya memindai tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki, lalu melangkah menuju almari pakaiannya disana masih tersimpan baju-baju yang dibelikan Jho untuknya, lalu ia meraih salah satu baju berwarna pink lembut, dengan kerah sabrina, lalu mengenakannya di tubuhnya.‘Apa berlebihan ya,’batin Nura sambil menatap tubuhnya di cermin, lalu senyum mengembang di bibirnya,”Ahh demi pria yang kucinta dan demi pernikahan bertingkah konyol pun tak apa, semoga kak Raja senang,”gumam NuraSekitar tiga puluh menit berlalu, terdengar bunyi bel pintu depan, lalu Nura berjalan untuk membukanya.Ceklek! Sebuah boneka tedy bear besar ada dihadapannya, lalu terlihat Raja, ada dibalik boneka itu“Kak Raja, bikin kaget, aku kira siapa?”basa-basi Nura“Emangnya kamu menunggu siapa lagi selain aku,”sahut RajaNura hanya tersenyum, lalu meraih boneka yang masih di tangan Raja.”Ini untuk aku ‘kan?”“Siapa lagi jika bukan unt

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 131 Dukungan Untuk Nura

    Raja meraih telapak tangan Nura, lalu mengecupnya dengan lembut, seraya berbisik,”Maafkan aku, Nura.”“Apa itu berarti kita punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya?”tanya Nura“Aku akan memperbaiki kesalahanku, aku akan menjadi suami yang sempurna untukmu, berikan kesempatan itu,”pinta RajaNura menatap dalam wajah tampan yang ada dihadapannya, seakan tak percaya jika pria egois itu kini bisa luluh menyatakan cinta.“Tak perlu menjadi sempurna, cukup cintai aku dengan tulus. Aku juga minta maaf, beberapa minggu ini aku bersikap egois padamu, “jawab NuraMalam itu hampir semalaman mereka berbincang hingga memutuskan kembali ke kamar masing-masing karena masih canggung.“Istirahatlah, besok setelah perkerjaan kita selesai, aku akan mengajakmu jalan-jalan,”suruh Raja, mengantarkan Nura sampai di depan pintu kamarnya“Oke,”jawab Nura sambil tersenyum hangat***Risa mencari tahu di mana Nova tinggal selama di Bali, dan akhirnya Risa pun berhasil.‘Jadi Nova tinggal sendiri di rumah s

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 130 Fara Bergabung di J Hotel

    Risa meningalkan kamar dengan perasaan tenang, kini ia tak harus menuruti petintah Nova. Sementara Nura masih menatap botol obat ditanganya sesekali menyuap menu makan malam sambil berpikir apa yang akan dia lakukan pada Nova.‘Ah..kenapa wanita itu harus mencari masalah denganku,’batin NuraMalam berganti pagi yang cerah, Fara sudah menunggu di depan kantor Nura“Fara, ada apa? Akhir-akhir ini kamu sering menemuiku?”tanya Nura“Apa kakimu sudah membaik?”basa –basi Fara“Kamu lihat ‘kan, aku bisa berjalan,”jawab Nura lalu membuka pintu kantornyaFara mengikuti langkah Nura, lalu duduk di sofa di sudut ruangan, Nura menatap Fara dari tempat kursi kerjanya.“Kamu belum menjawab pertanyaanku, kenapa kamu sering menemuiku, pasti ada sesuatu yang kamu harapkan dariku?”tanya Nura tegas“Aku membutuhkan pekerjaan, dan aku rasa kamu bisa membantuku.”Fara menjawab pertanyaan Nura“Sayangnya tidak ada lowongan di J hotel.”“Kenapa kamu tidak menjadikan aku sekertaris pribadimu Nura, kita bersau

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 29 Risa berbalik mendukung Nura

    Sementara itu Fara yang berdiri tak jauh dari Raja dan Nura yang terjatuh dalam posisi berpelukan, berdecak kesal karena rencananya gagal, gara-gara Raja menyelamatkan Nura lebih dulu.‘Ck...kenapa ada Raja sih...rencanaku gagal,’batin Fara lalu melangkah mendekati keduanya.“Kalian tidak ada apa-apa ‘kan, atau aku panggilkan ambulance,”tawar Fara“Fara, kami baik-baik saja,”balas Nura , lalu berlahan bangkit berdiri, diikuti Raja“Pengendara tidak waras, ia hampir menabrakmu tadi, “ujar Raja kesal“Mungkin pengendaranya mabuk, jadi mengendalikan mobil asal-asalan,”sahut Fara“Sudahlah yang penting aku selamat,terima kasih kak Raja,”ucap NuraBaru saja berdiri beberapa menit , Nura merasakan kesakitan, dan waktu akan berjalan, ia kehilangan keseimbangan karena kaki kanannya terkilir.“Aoww,”jerit Nura menahan sakit“Apa kamu bisa berjalan,”“Kakiku sakit, mungkin terkilir,”sahut Nura sambil menahan sakitTanpa diminta Raja, langsung membopong Nura dan berjalan menuju J hotel, banyak

  • Bangkitnya Menantu yang Dianggap Parasit    BAB 128 Liciknya Nova

    “Lalu bagaimana cara kita membuat Nura, gila?”Fara penasaran tatapannya serius“Heumm.. aku mengenal dokter psikiater, ia bisa diajak kerjasama, kita cari tahu dulu tentang Nura, baru kita pikirkan cara yang tepat,”suruh Nova.“Aku akan menemui Nura,”jawab Fara“Oke, kamu harus mendekati Nura, berpura-puralah kamu mulai menyadari kesalahanmu dan senang memiliki saudara Nura,”saran Nova“Walau sebenarnya aku muak dengannya,”gerutu Fara sambil cemberut.“Ingat tujuan kita Fara.”“Okelah, aku akan mencoba mendekatinya,”jawab FaraFara dan Nova tersenyum licik dibalik rencananya untuk merebut kedudukan Nura.Saat ini Nova sudah mendapatkan informasi, jika Nura tinggal di J Hotel. Tanpa membuang waktu wanita cantik keturunan indo, mencari obat jenis anti psikotik, Nova mendatangi sahabatnya yang berprofesi sebagai dokter jiwa.“kamu tahu ‘kan aku sekarang dibatasi karena beberapa kasus yang aku lakukan,”ucap seorang wanita tengah baya.“Carikan aku obat yang dapat membuat gangguan jiwa,”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status