Share

Bab 136

Author: Russel
Ketika Daru melihat ada seorang ahli yang mencoba menyerang Afkar, dia segera menahan serangan itu. Namun, dia justru merasa senang di dalam hatinya.

Terlebih lagi, ketika menyadari bahwa lawannya adalah seorang ahli tingkat revolusi, Daru berpura-pura terkejut dan berteriak.

Maksud tersembunyinya adalah untuk memberi tahu Afkar bahwa ada seorang ahli tingkat revolusi yang datang untuk membunuhnya.

Kalau Daru tidak bantu menahannya, Afkar pasti sudah mati. Dengan begitu, dia pasti tidak akan tega menolak menyelamatkan para prajurit yang terluka lagi.

Setelah itu, terjadi pertempuran hebat antara dua ahli tingkat revolusi di dalam Vila Tigardo. Suara pukulan dan tendangan terus terdengar tanpa henti saat Daru dan Pembantai Berdarah saling menyerang.

Setiap kali mereka beradu jurus, tanah di sekitar mereka terinjak dengan kekuatan yang sangat besar hingga meninggalkan jejak kaki dalam yang retak seperti jaring laba-laba.

"Itu ... kekuatan ahli tingkat revolusi? Luar biasa sekali!"

"Ahli
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zlatan Movic
hmm mulai seru lagi
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 137

    Saat berikutnya, sebuah adegan yang membuat Daru ternganga terjadi. Telapak tangan Pembantai Berdarah yang berwarna merah membesar seperti kipas raksasa.Dengan jari-jarinya yang melengkung, Pembantai Berdarah siap mencengkeram Afkar. Serangannya terlihat luar biasa mengancam. Di momen yang kritis itu, Afkar tiba-tiba juga mengangkat telapak tangannya dan melepaskan pukulan.Bam!Suara bak guntur terdengar saat telapak tangan Pembantai Berdarah dipukul mundur secara brutal oleh Afkar.Tanpa membuang kesempatan, Afkar mengambil keuntungan dari posisi lawannya yang terbuka, lalu melancarkan satu tamparan keras langsung ke kepala Pembantai Berdarah.Plak!Terdengar suara retakan. Kepala Pembantai Berdarah langsung mengeluarkan semburan darah. Tubuhnya terlempar ke belakang dan menghantam tanah dengan suara berat.Setelah tubuhnya tersentak beberapa kali. Tak lama kemudian, Pembantai Berdarah tidak lagi bernapas.Saat dilihat lebih dekat, di bawah kepalanya sudah terdapat genangan cairan m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 138

    Usai berkata demikian, Afkar menepuk bahu Aldo dengan santai. Kemudian, dia berpindah untuk menepuk dada Rico.Gerakan sederhana ini hampir membuat Aldo dan anaknya kehilangan nyali. Mereka benar-benar takut Afkar akan memukul mereka hingga tewas di tempat. Kalau hanya dipenjara, mungkin mereka masih punya kesempatan untuk keluar suatu hari nanti. Bahkan dengan kekuatan dan pengaruh yang sudah dibangun bertahun-tahun, bisa jadi setelah keluar mereka masih bisa menikmati hidup mewah. Namun kalau mereka tewas karena Afkar, itu benar-benar akhir dari segalanya."Dik Afkar, jangan gegabah!" ucap Daru yang memperingatkan dengan suara tegas. Kemudian, dia memberi isyarat pada para prajurit di sekitarnya, "Cepat, bawa mereka pergi!"Membunuh Pembantai Berdarah bukan masalah besar. Sebab, dalam kondisi menghadapi ancaman besar, membela diri hingga lawan tewas bisa dianggap wajar.Namun, Aldo dan Rico sudah tidak berdaya. Kalau Afkar mengambil tindakan pada mereka sekarang, itu malah bisa mend

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 139

    Freya menambahkan, "Kita rujuk lagi ya? Aku janji kali ini kita akan hidup baik-baik. Demi anak kita, kasih aku kesempatan terakhir ya?"Freya menangis tersedu-sedu sembari menambahkan, "Apa pun kesalahan yang kulakukan dulu, kamu selalu memaafkanku.""Sayang, aku tahu kamu masih mencintaiku. Kamu yang paling sayang padaku dan selalu memperlakukanku dengan baik .... Kamu nggak boleh memperlakukanku seperti ini. Jangan biarkan mereka menangkapku. Aku mohon," tambah Freya.Namun, Afkar malah menepis tangannya dengan dingin. Sorot matanya penuh rasa kecewa dan dingin. Dia bertanya, "Nggak boleh ditangkap? Kalau kamu bukan ibu kandung Shafa, aku mungkin sudah menghabisimu dengan tanganku sendiri.""Freya, aku memperlakukanmu dengan baik di masa lalu karena itu pilihanku, bukan kewajibanku. Tapi sekarang, aku sudah nggak mau lagi!" jelas Afkar.Mendengar itu, Freya makin menangis pilu. Dia memandang Afkar dengan tatapan penuh dendam dan kekecewaan, lalu berujar, "Afkar, kamu benar-benar kej

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 140

    Afkar merasa curiga dengan kedua orang ini karena pernah terlibat dalam masalah dengan mereka sebelumnya. Itu sebabnya, dia tidak berharap banyak dari mereka.Felicia juga menatap keduanya, lalu bertanya, "Nona Izora, ada perlu apa?"Berhubung masih di wilayah Kota Nubes, Felicia mengenali Izora meskipun mereka bukan teman dekat. Dia adalah putri pemilik Gunawan Jewelry."Kak Felicia, sebenarnya nggak ada masalah besar. Kami cuma mau traktir Pak Afkar makan. Pak Afkar, apa kamu punya waktu?" tanya Izora sambil tersenyum.Afkar menatap mereka dengan ekspresi sedikit aneh, lalu bertanya, "Mau traktir aku makan?"Naufal mengangguk sambil menjawab dengan suara serak, "Ya. Pak Afkar, aku mengundangmu dengan tulus. Tolong kasih aku kesempatan."Dua puluh menit kemudian, mereka sudah berada di sebuah restoran yang menyajikan hidangan khas daerah. Naufal menuangkan segelas minuman untuk Afkar, lalu berucap, "Pak Afkar, aku benar-benar senang melihatmu kembali dengan selamat!"Mendengar itu, A

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 141

    "Aku akan habiskan!" Usai berkata demikian, Naufal mengangkat gelasnya dan bersulang dengan Afkar. Dia mengernyit dan meminum semuanya dalam satu tegukan.Begitu selesai minum, wajahnya langsung memerah dan jelas sekali menahan rasa sakit. Tenggorokannya terasa seperti diiris-iris. Itu luar biasa pedih.Melihat Naufal menderita, mata Izora mulai berkaca-kaca. Dia bertanya, "Naufal, kamu baik-baik saja?"Afkar juga menenggak minuman dalam gelasnya, lalu mengulurkan tangan ke arah Naufal. Meski wajah Naufal berkerut untuk menahan sakit, dia tetap meraih tangan Afkar dan berjabat tangan dengannya."Pak Naufal, mohon bantuanmu ke depannya," ucap Afkar sambil tersenyum lebar.Naufal berusaha tersenyum, tetapi tiba-tiba dia terkejut. Dia merasakan aliran energi hangat mengalir masuk dari tangan Afkar melalui titik akupunktur di punggung tangannya.Kemudian, energi itu perlahan memperbaiki luka bakar yang dirasakannya. Rasa perih yang tadinya menyakitkan di tenggorokannya, kini terasa hangat

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 142

    Melihat kehadiran Viola, raut wajah Felicia langsung berubah masam. Dia memalingkan wajah karena enggan menanggapi sepupunya itu.Afkar hanya memperhatikan batu-batu mentah yang ada di sekeliling. Dia tidak tertarik untuk berdebat dengan seorang wanita.Di sisi lain, Izora dan Naufal mengernyit. Kemudian, Naufal bertanya kepada Afkar, "Kak Afkar, siapa dia?""Cuma sepupu iparku. Biarkan saja," jawab Afkar sambil melambaikan tangan."Cuih! Siapa juga yang mau jadi sepupu iparmu? Dasar nggak tahu malu! Kamu kira, kamu sudah jadi menantu Keluarga Safira ya?" tanya Viola sambil menatapnya dengan sinis.Pemuda yang sedang berdiri di samping Dennis mengangkat alis. Dia memandang Felicia dengan tatapan takjub sebelum menoleh kepada Afkar dengan pandangan meremehkan. Kemudian, dia bertanya pada Viola, "Jadi, dia menantu pecundang Keluarga Safira?""Eh, jaga bicaramu! Jangan bicara sembarangan tentang Pak Afkar!" tegur Izora dengan ekspresi kesal.Shafa menggenggam tangan Afkar, lalu berbicara

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 143

    Dennis tidak peduli dengan perselisihan yang terjadi antara orang-orang di sekitarnya. Fokusnya hanya pada kualitas batu mentah yang baru tiba."Nggak ada masalah. Semua batu ini adalah bahan unggulan dengan peluang tinggi untuk menghasilkan giok hijau. Pak Dennis bisa membeli ini dengan tenang," ucap Teddy dengan penuh keyakinan sambil mengangguk.Mendengar hal ini, wajah Dennis menunjukkan secercah senyuman. Dia pun mengangguk setuju. Namun pada saat yang sama, Afkar tiba-tiba berbicara dan mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan semua orang di sana."Aku rasa, sebaiknya Pak Dennis jangan beli batu-batu ini. Semua batu mentah di sini cuma sampah!" Ucapan Afkar membuat semua orang tertegun. Mereka menatapnya dengan ekspresi kaget.Yuvan langsung memaki, "Omong kosong!""Afkar, kamu pasti iri karena Yuvan lebih unggul darimu sehingga sengaja cari masalah, 'kan? Dengan matamu itu, kamu pikir bisa menilai kualitas batu giok?" ejek Viola dengan dingin.Teddy mendengus, lalu berbicara den

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 144

    Mendengar Afkar menerima tantangan itu dengan santai, Teddy terdiam sesaat sebelum mengejek, "Kelihatannya kamu benaran nggak tahu apa-apa. Jangan memaksakan diri.""Kalau kamu minta maaf sekarang dan mengakui bahwa kamu bicara sembarangan, aku nggak akan mempermalukanmu," tambah Teddy."Dasar bodoh! Batu ini jelas-jelas akan menghasilkan giok hijau. Nggak tahu apa-apa, tapi beraninya kamu menantang Master Teddy!" ejek Viola dengan sinis."Julukan Mata Dewa Master Teddy bukan tanpa alasan. Bahkan tanpa dia, orang yang paham sedikit soal giok pasti tahu bahwa batu ini nggak akan mengecewakan. Ketidaktahuan memang menakutkan. Haha ...," timpal Yuvan sambil tersenyum dan menggeleng.Afkar menatap mereka dengan tenang, lalu berujar, "Pengetahuan umum bukanlah kebenaran mutlak. Bukan cuma batu ini, aku berani bertaruh bahwa setiap batu dalam tumpukan ini kosong!"Mata Felicia berkedip menatap Afkar. Menurutnya batu itu jelas akan menghasilkan giok hijau, tetapi karena Afkar begitu yakin, di

Pinakabagong kabanata

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 861

    Pada saat ini, Lyra melirik ke tangan kanannya. Di sana, terlihat jelas ada sebuah jarum yang tertancap. Tadi, dia memang terbangun karena tertusuk jarum itu.Lyra juga menyadari bahwa Aruna dan Barra yang berada di dekatnya masih terikat dan tidak sadarkan diri. Dia langsung ketakutan sampai meneteskan air mata."Bibi, Paman Barra, bangunlah! Ada orang jahat .... Huhuhu ...." Lyra berteriak sekuat tenaga sambil memanggil-manggil. Dia berharap bisa membangunkan orang dewasa untuk menolongnya.Namun, entah apa yang dilakukan oleh pria tua ceking itu pada Aruna dan Barra. Keduanya sama sekali tidak memberikan reaksi. Lyra pun mulai menangis putus asa. Dia duduk di lantai sambil berusaha mundur menjauh dan coba menghindari pria tua ceking itu."Bocah, kamu nggak bakal bisa kabur! Hehehe ...." Pria tua ceking itu tertawa jahat dengan sorot mata yang penuh ejekan dan kebengisan."Aaargh!" Tiba-tiba saat Lyra sedang merangkak mundur ketakutan, suara jeritan menyeramkan terdengar di telingany

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 860

    Setengah jam kemudian ....Di luar vila Keluarga Subroto, sebuah SUV terparkir di sana. Namun di dalam mobil itu, tidak ada satu orang pun. Saat itu juga, terlihat sekelompok orang yang dipimpin oleh Bayu berdiri mengelilingi mobil dengan ekspresi bingung dan penuh tanda tanya.Raut wajah Bayu terlihat sangat serius. Dia bertanya dengan cemas, "Apa sebenarnya ... yang terjadi di sini? Aruna dan Lyra tadi sudah hampir sampai rumah, tapi orangnya ke mana? Kenapa mereka nggak ada di dalam mobil?""Aku juga nggak tahu, Pak Bayu. Waktu aku menemukan mobil ini, di dalamnya memang sudah kosong ...," jawab salah seorang pengawal Keluarga Subroto dengan gugup.Bayu coba menelepon Aruna dan Barra beberapa kali, tetapi tidak ada seorang pun yang mengangkat telepon. Hal ini membuatnya makin panik. Tak lama kemudian, Bayu langsung menelepon Farel dan menyuruhnya segera menyelidiki hal ini. Situasi ini benar-benar terlalu aneh.Padahal mobilnya tidak jauh dari gerbang vila Keluarga Subroto, tetapi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 859

    Setelah berkata begitu, Nona Besar Keluarga Subroto itu melirik Afkar sekilas dengan kesal, lalu langsung menarik Lyra pergi. Saat berbalik badan, pipinya terlihat memerah karena malu dan jengkel.Aruna masih jelas mengingat waktu makan bersama di taman hiburan, Afkar pernah memegang tangannya erat-erat dan bahkan meminum sup adonan tepung yang sudah terkena air liurnya.Meskipun belakangan terbukti bahwa Afkar melakukan itu karena sup tersebut telah diberi racun dan dia hanya sedang menolong Aruna dengan cara itu, tetap saja perasaan malu dan canggung itu tidak bisa hilang begitu saja setiap kali Aruna melihat pria itu.Barra juga sempat melirik Afkar dengan kening mengernyit, lalu dia berkata dengan nada datar, "Sampai jumpa, Pak Afkar."Afkar menarik sudut bibirnya. Wajahnya menampilkan ekspresi tak berdaya. Saat berikutnya, matanya yang tajam memancarkan kilatan cemerlang. Segumpal energi sejati yang lembut menyebar keluar dari tubuhnya, lalu masuk ke dalam tubuh Lyra tanpa diketah

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 858

    Dua gadis kecil itu terlihat sangat bersemangat. Selain saling menyapa satu sama lain, mereka juga memberi salam kepada para orang dewasa. Namun seperti Afkar, Aruna dan Barra sama-sama hanya mengangguk ringan ketika melihat satu sama lain.Insiden waktu itu, saat Shafa tiba-tiba kambuh dan Afkar meledak marah, memang sedikit membuat hubungan mereka menjadi "canggung". Meskipun sebelumnya Aruna pernah meminta Afkar untuk pura-pura menjadi pacarnya, tetap saja di hatinya masih menyimpan sedikit ganjalan.Saat itu pula, Afkar yang awalnya hanya berniat menyapa dan pergi, tiba-tiba menatap dengan serius. Dia pun melangkah mendekat. Ternyata di atas kepala Lyra, samar-samar ada lapisan kabut hitam yang mengambang. Itu adalah pertanda nasib buruk dan malapetaka besar.Tentu saja, kabut hitam ini tidak mungkin bisa dilihat oleh orang biasa. Afkar sendiri bisa melihatnya karena dia telah mewarisi "Jurus Mata Naga", sebuah ilmu yang membuatnya ahli dalam teknik yin yang dan fengsui.Bukan hany

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 857

    Mungkin dari buku harian ini, Felicia bisa lebih memahami pria itu? Mungkin di dalam sini, ada semua jawaban yang selama ini ingin Felicia ketahui?Sambil berpikir demikian, Felicia pun menekan rasa bersalahnya karena telah membaca buku harian orang lain. Dia mulai membuka lembaran-lembaran buku harian milik ibu mertuanya.Seiring halaman demi halaman dibuka, ekspresi di wajah presdir cantik itu terus berubah. Perubahannya bahkan sangat nyata. Ada keterkejutan, kesedihan yang mendalam, kemarahan ....Entah sudah berapa lama Felicia membaca. Ketika akhirnya dia sampai pada halaman terakhir, ekspresinya langsung menegang. Tiga kata merah menyala yang terpampang, begitu menusuk mata.[ Keluarga Rajendra Kuno! ]Tiga kata itu ditulis menggunakan warna merah yang membuat hati terasa tidak tenang, seolah-olah mengandung kebencian dan niat membunuh yang sangat kuat.Sepasang mata indah Felicia mulai berkabut dan air matanya mulai menggenang. Dia memaki, "Afkar, dasar bajingan! Sebenarnya ...

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 856

    Ini adalah hari Sabtu. Pagi ini, TK mengadakan acara sekolah berupa kegiatan orang tua dan anak. Sebenarnya Shafa ingin agar Afkar dan Felicia ikut menemaninya, tetapi Felicia berkata bahwa pagi ini dia harus bertemu dengan klien di kantor.Shafa tak punya pilihan lain. Dia hanya bisa mengikuti Afkar dengan ekspresi kecewa dan bibir cemberut. Sebagai ayah, Afkar hanya bisa diam-diam tersenyum pahit. Dia mengeluh dalam hati bahwa kedekatan Shafa dengan Felicia sudah hampir menyaingi kedekatannya sendiri.Namun, yang tidak diketahui oleh Afkar dan Shafa adalah setelah pergi sebentar ke kantor pada pagi itu, Felicia justru kembali lagi ke Vila Emperor.Pada saat ini, Felicia sedang berdiri di depan kamar Afkar. Wajah cantiknya sedikit memerah. Itu membuat penampilannya terlihat sangat menawan. Sayangnya, tak ada seorang pun yang bisa menyaksikan kecantikan itu sekarang. Sosok presdir cantik yang biasanya terlihat berwibawa dan berkelas, kini terlihat seperti sedang mengendap-endap ....Fe

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 855

    Gauri mengangguk ringan, lalu langsung berjalan menuju rumah Erlin bersama orang-orang yang dibawanya.Begitu masuk, terlihat Erlin sedang duduk di halaman sambil asyik bermain dengan burung kenari di dalam sangkar. Wajahnya terlihat santai, seolah-olah menikmati hari dengan tenang.Hanya saja saat melihat menantu sulungnya datang, ekspresi wajah Erlin langsung berubah menjadi muram dan penuh kebencian. Dia bertanya dengan nada dingin, "Untuk apa kamu datang ke sini?"Gauri menatap ke arah Erlin, lalu tersenyum "ramah". Dia berbicara dengan nada seolah-olah penuh perhatian, "Bu, ayo kita pergi. Aku sudah siapkan kamar VIP untuk Ibu di Pusat Rehabilitasi Mental. Mulai sekarang, itu akan jadi tempat tinggal Ibu yang baru."Sambil berbicara, Gauri melemparkan selembar kertas ke hadapan Erlin sembari tertawa dingin. Ekspresi Erlin langsung berubah drastis saat melihat kertas itu. Sebab, itu adalah hasil diagnosis "gangguan delusi berat".Erlin sontak berseru marah, "Gauri, apa ... apa maks

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 854

    Erlin benar-benar ketakutan. Baru saat inilah dia sadar bahwa Afkar ... memang benar-benar bisa mencabut nyawanya.Berkat hubungannya dengan Harun, selama ini Erlin mengira bahwa Afkar pasti akan selalu menyisakan ruang dan tidak bertindak terlalu jauh.Namun setelah melihat jasad Renhad terbujur kaku sekarang, barulah Erlin menyadari betapa seriusnya situasi ini. Afkar memang tidak akan membunuhnya dengan tangan sendiri, tetapi dia bisa mengutus orang lain untuk menghabisinya.Terlihat jelas bahwa Erlin yang seumur hidupnya begitu berkuasa di Keluarga Safira, kini benar-benar panik dan ketakutan. Dia buru-buru memohon pada Afkar dengan suara gugup dan tergesa-gesa, seolah-olah nyawanya akan melayang kalau bicara terlalu lambat.Erlin tahu bahwa hanya dengan satu pandangan dari Afkar, Kelam pasti akan mencabut nyawanya tanpa ragu.Afkar tertawa dingin, lalu menjawab dengan nada datar, "Hehe .... Kalau begitu, uruslah semuanya."Sebenarnya, Afkar sendiri tidak punya ketertarikan apa pun

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 853

    Dengan ekspresi penuh duka dan ketakutan, Viola menatap ayahnya yang barusan masih hidup dengan baik dan kini sudah terbujur kaku. Kemudian dalam sekejap, tatapan itu berubah menjadi penuh kebencian dan dendam yang tertuju ke arah Afkar.Namun kali ini, meski mulutnya sempat terbuka, Viola menahan semua kata yang hendak diucapkannya. Sebab, dia ... takut mati.Untuk pertama kalinya, selain rasa benci mendalam yang Viola miliki terhadap Afkar, dia tiba-tiba merasa momen ini justru membuatnya jauh lebih ketakutan."Ka ... kamu bunuh Renhad! Afkar, kamu suruh orang membunuh pamanmu sendiri!" seru Erlin dengan wajah pucat ketakutan sambil menunjuk Afkar.Namun, Afkar malah menjawab dengan tenang, "Aku nggak melakukan apa-apa kok, cuma meramal dari wajahnya saja. Yang bunuh dia itu Organisasi NC. Apa hubungannya denganku? Bukan cuma dia. Nanti kalau semua orang di Keluarga Safira mati di tangan Organisasi NC, itu juga bukan salahku, 'kan?"Usai berbicara, Afkar melirik ke arah Kelam sambil

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status