Share

Bab 140

Penulis: Russel
Afkar merasa curiga dengan kedua orang ini karena pernah terlibat dalam masalah dengan mereka sebelumnya. Itu sebabnya, dia tidak berharap banyak dari mereka.

Felicia juga menatap keduanya, lalu bertanya, "Nona Izora, ada perlu apa?"

Berhubung masih di wilayah Kota Nubes, Felicia mengenali Izora meskipun mereka bukan teman dekat. Dia adalah putri pemilik Gunawan Jewelry.

"Kak Felicia, sebenarnya nggak ada masalah besar. Kami cuma mau traktir Pak Afkar makan. Pak Afkar, apa kamu punya waktu?" tanya Izora sambil tersenyum.

Afkar menatap mereka dengan ekspresi sedikit aneh, lalu bertanya, "Mau traktir aku makan?"

Naufal mengangguk sambil menjawab dengan suara serak, "Ya. Pak Afkar, aku mengundangmu dengan tulus. Tolong kasih aku kesempatan."

Dua puluh menit kemudian, mereka sudah berada di sebuah restoran yang menyajikan hidangan khas daerah.

Naufal menuangkan segelas minuman untuk Afkar, lalu berucap, "Pak Afkar, aku benar-benar senang melihatmu kembali dengan selamat!"

Mendengar itu, A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 873

    "Apa maksudmu aku nggak pantas untuk Aruna? Dasar gendut, coba kamu bilang, bagian mana aku kalah dari kamu?" ejek Afkar dengan senyuman dingin.Mendengar itu, lemak di wajah Kevin bergetar. Dia menunjuk Afkar dan berteriak dengan marah sekaligus malu, "Siapa yang kamu panggil gendut, hah? Bocah, kamu cari mati! Coba kamu berkaca dulu! Memangnya kamu bisa dibandingkan denganku? Aku ini ....""Kamu ini Tuan Muda Keluarga Cahyadi, 'kan? Selain status itu, apa lagi yang kamu punya? Hm?" sindir Afkar."Kamu ... aku ...." Kevin mendadak terdiam, tak bisa membalas.Saat ini, Nando mendengus. Dengan sombong, dia memandang Afkar dan berkata, "Status Kevin sudah cukup tinggi untuk kamu pandangi seumur hidup. Kamu nggak akan bisa menjangkaunya.""Kenapa? Nggak terima? Kamu sendiri punya apa? Keluarga Cahyadi adalah salah satu dari lima keluarga besar di Bumantra! Kalau bicara soal kekayaan, Kevin jauh lebih kaya daripada kamu!""Kalau soal kekuasaan, satu telepon dari Kevin bisa mengerahkan keku

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 872

    "Oh? Ada kejadian seperti itu? Itu pasti cuma kesalahpahaman." Bayu berkata dengan nada datar, tidak menunjukkan reaksi khusus terhadap pengaduan Kevin.Melihat sikap Bayu, ekspresi Kevin langsung membeku. Tenaganya terasa sia-sia.Detik berikutnya, Kevin melirik ke arah Nando. Nando mengangguk pelan, lalu bertanya kepada Bayu, "Kakek Bayu, masa kamu nggak peduli soal pria yang bersama Aruna? Orang seperti dia jelas nggak pantas untuk Aruna. Menurutku, hanya Kevin yang benar-benar tulus pada Aruna. Dia jodoh terbaik untuk Aruna."Bayu hanya menggeleng dengan tenang, nada suaranya mengandung sedikit sindiran saat bertanya, "Jadi, Keluarga Subroto dari Bumantra mengirimmu ke sini cuma buat urusin jodoh Aruna?"Mata Nando berkilat beberapa kali, lalu dia menyahut dengan serius, "Kakek Bayu, memang itu salah satu tujuanku ke sini. Kalau Aruna bisa menikah dengan anggota Keluarga Cahyadi, itu akan menjadi keuntungan besar bagi Keluarga Subroto."Mendengar itu, Bayu mendengus dingin, lalu me

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 871

    Kalung safir "Heart of Poseidon" itu pernah dihancurkan oleh Afkar karena dia menilai itu adalah barang palsu. Hal itu membuat Kevin benar-benar kehilangan muka.Sebagai Tuan Muda Keluarga Cahyadi di Bumantra, dia malah memberikan barang palsu kepada sang dewi pujaan? Itu jelas menjadi bahan tertawaan besar!Untung saja waktu itu mereka berada di Kota Nubes sehingga tidak banyak orang yang mengenalnya. Kalau itu terjadi di Bumantra, dia pasti sudah menjadi bahan tertawaan seluruh lingkaran elite di sana.Sepulangnya ke Bumantra, Kevin langsung marah besar dan mencari temannya yang membantunya memenangkan lelang kalung "Heart of Poseidon," menuntut penjelasan kenapa dia dibohongi dengan barang palsu.Namun, temannya itu bersumpah mati-matian bahwa kalung itu dibeli dari pelelangan resmi di luar negeri dan dijamin asli.Setelah melalui berbagai verifikasi, barulah Kevin sadar bahwa dia sebenarnya telah ditipu mentah-mentah oleh Afkar. Kalung itu memang asli, tetapi dia malah tertipu dan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 870

    Atas ajakan Bayu, Afkar akhirnya makan siang di rumah itu. Aruna dan Barra yang juga belum makan siang, ikut duduk menemani.Selama makan, sikap Bayu terhadap Afkar terlihat jauh membaik, bahkan mulai kembali seperti hubungan mereka sebelumnya.Hari ini Afkar menyelamatkan Lyra. Itu sangat memperbaiki hubungan antara Afkar dan Keluarga Subroto.Sejujurnya, kalau suatu masalah tidak menimpa diri sendiri, orang memang sulit memahaminya.Kali ini saat Lyra mengalami insiden, kecemasan dan kepanikan yang dirasakan Bayu membuatnya benar-benar memahami perasaan Afkar waktu itu. Itu sebabnya, perasaan kesal di dalam hatinya terhadap Afkar pun memudar.Saat Bayu sedang bercengkerama bersama Afkar, dengan Aruna dan Barra yang mendampingi, tiba-tiba seseorang melangkah cepat memasuki ruang tamu."Tuan Bayu, anggota Keluarga Subroto dari Bumantra datang. Mereka ingin bertemu dengan Tuan."Mendengar itu, ekspresi Bayu sedikit berubah, alisnya berkerut. "Siapa yang datang?""Seorang anggota generas

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 869

    Saat ini, Viola menangis hingga wajahnya basah oleh air mata. Seluruh ruang tamu vila itu dipenuhi suasana penuh duka dan kebencian.Entah berapa lama kemudian, Viola akhirnya menghapus air matanya. Dia menatap foto sang ayah dengan kedua tangan terkepal erat. Kukunya bahkan menusuk ke dalam kulit hingga darah segar mengalir, tetapi dia seperti tidak merasakan apa pun.Mata Viola berkilat dengan cahaya kebencian yang kuat. "Afkar! Dasar bajingan! Aku bersumpah akan membalaskan dendam untuk ayahku!""Aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari kematian! Aku akan membuatmu merasakan betapa pedihnya kehilangan keluarga!""Aku akan membuatmu seribu kali lebih menderita! Hingga suatu hari kamu mati dalam penderitaan! Berengsek! Berengsek!"Viola menggertakkan giginya, bersumpah dengan penuh dendam. Tubuhnya bergetar hebat karena amarah yang meluap-luap. Sepasang matanya kini tampak menyeramkan, penuh dengan kilatan kebencian.Pada saat yang sama, di suatu tempat, segumpal sisa jiwa yang m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 868

    Mendengar kata-kata Afkar, Aruna langsung terpaku. Wajah cantiknya seketika memerah! Dasar bajingan! Berani-beraninya bilang dia berdada besar, tetapi tidak punya otak?"Afkar! Maksudmu apa?" bentak Aruna dengan marah.Sementara itu, Bayu tampak kebingungan. Ekspresinya berubah sedikit saat bertanya, "Afkar, kamu bilang Lyra nggak nangis? Ini ... apa yang sebenarnya terjadi?"Afkar mengangguk, menyingkirkan nada menggoda terhadap Aruna, lalu menyahut dengan serius, "Anak itu sepertinya syok parah sampai nggak bisa bereaksi. Untuk anak sekecil itu yang sama sekali belum dewasa, dampaknya bisa sangat buruk.""Aku sengaja menggoda Lyra supaya dia bisa keluar dari ketakutan itu. Semoga Pak Bayu bisa memakluminya. Selain itu, ke depannya, kalian harus lebih memperhatikan kondisi emosional Lyra dan memberikan bimbingan psikologis secara berkala."Saat berkata begitu, Afkar melirik Aruna dan tersenyum. "Mungkin waktu itu Nona Aruna dan Barra dalam keadaan pingsan, jadi nggak tahu apa saja yan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 867

    Dalam situasi seperti ini, harus menggunakan cara lain untuk mengguncang Lyra dengan keras supaya dia bisa terlepas dari ketakutannya. Marah ataupun merasa sedih, asalkan bisa mengusir ketakutan itu, semuanya tidak masalah!Entah berapa lama kemudian, Lyra akhirnya melepaskan gigitannya. Dia menatap Afkar dengan mata besarnya yang penuh kebencian. "Penjahat! Buaya! Aku benci kamu sampai mati!"Afkar tersenyum sambil mengusap kepala Lyra, tetapi si gadis kecil malah berusaha keras menggeleng, menunjukkan ekspresi sangat jijik.Setelah itu, di bawah tatapan mematikan Aruna, Afkar melepaskan ikatan pada Aruna dan Barra. Sesudah itu, dia segera menghubungi Bayu.Terakhir, dia memeriksa mayat Setan Garib dan menemukan beberapa barang di tubuhnya, yang kemudian dimasukkan ke kantong dimensi.....Sejam kemudian, di sebuah ruang tamu di dalam rumah Keluarga Subroto, Lyra akhirnya tertidur dalam pengawasan beberapa orang. Setelah ketakutan tadi, si kecil itu kelelahan secara mental.Di dalam r

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 866

    "Jahat! Buaya juga jahat!""Huweee .... Buaya, tolong selamatkan Bibi Aruna dan Paman Barra ....""Lyra nggak bakal panggil kamu Buaya lagi, huweee ....""Boleh ya, Paman Buaya?"Mendengar tangisan itu, Afkar merasa sedikit lega, lalu berbalik lagi. Anak nakal ini akhirnya ada reaksi juga!"Kalau begitu, panggil aku Papa. Kalau nggak, aku pergi ya." Afkar tetap tersenyum nakal."Afkar! Dasar bajingan! Pergi sana! Aku nggak butuh bantuanmu! Pergi!" Mendengar permintaan Afkar kepada Lyra, Aruna langsung menggertakkan gigi karena marah.Di saat seperti ini, Afkar malah menggoda Lyra? Hanya karena Lyra terus memanggilnya Buaya? Sekarang malah memanfaatkan keadaan ini untuk memaksa anak kecil memanggilnya Papa?Sungguh kekanak-kanakan dan pendendam! Dia masih punya rasa malu tidak sih?Barra pun tampak marah. "Pak Afkar, gimana bisa kamu .... Aku nggak nyangka kamu seperti ini!"Menghadapi kemarahan Aruna dan Barra, Afkar tetap santai. Dia hanya menatap Lyra sambil tersenyum nakal dan pura-

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 865

    Saat berikutnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung menoleh dan menatap Lyra dengan penuh perhatian.Setelah bergegas ke sana, Afkar pun berjongkok di hadapan Lyra dan menghiburnya dengan suara lembut, "Lyra! Jangan takut, Paman datang menyelamatkanmu! Sekarang sudah aman kok, orang jahatnya sudah Paman kalahkan!"Gadis kecil itu masih duduk di lantai. Lyra menatap Afkar dengan tatapan kosong, seolah-olah pikirannya belum sepenuhnya kembali. Dia hanya terpaku dan berkata dengan suara pelan, "Paman Buaya ... kamu datang menyelamatkanku?"Mendengar itu, hati Afkar langsung terasa perih. Dia melihat masih ada jarum yang tertancap di tangan kanan Lyra.Dengan hati-hati, Afkar mencabut jarum itu dari tangannya lalu menghibur gadis kecil itu dengan beberapa kalimat. Setelah itu, Afkar berdiri dan melangkah ke tiang penyangga untuk memeriksa kondisi Aruna dan Barra.Ternyata, keduanya telah dilumpuhkan oleh Setan Garib dengan jarum perak yang ditusukkan ke titik akupunktur di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status