Share

Bab 673

Author: Russel
Tentu saja, sebagian besar tamu masih bertahan di tempat karena penasaran dengan bagaimana akhir dari kejadian ini.

"Menurutmu, apa pemuda bernama Afkar itu benar-benar bisa menyembuhkan penyakit Pak Murad?"

"Siapa tahu? Dari awal saja dia nggak muncul, malah harus diseret dulu sama adik iparnya."

"Benar juga! Mungkin dia sendiri juga nggak yakin?"

"Menurutku juga begitu! Kalau dia memang yakin bisa menyembuhkan Murad, siapa yang nggak mau berhubungan baik sama dia?"

Mendengar berbagai spekulasi ini, ekspresi Jauhar tampak berubah-ubah. Dalam hatinya bergejolak antara penuh harap atau cemas. Dia benar-benar berharap Afkar bisa menyembuhkan Murad, atau setidaknya menunjukkan hasil yang menjanjikan!

Kalau tidak, dirinya juga akan berada dalam bahaya!

Dulu, saat pertama kali dia menangani penyakit Murad, dia hanya menganggapnya sebagai penyakit kulit biasa seperti psoriasis. Namun, setelah Murad pulang, kondisinya justru semakin memburuk.

Jika sekarang dia gagal menemukan orang yang bisa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 869

    Saat ini, Viola menangis hingga wajahnya basah oleh air mata. Seluruh ruang tamu vila itu dipenuhi suasana penuh duka dan kebencian.Entah berapa lama kemudian, Viola akhirnya menghapus air matanya. Dia menatap foto sang ayah dengan kedua tangan terkepal erat. Kukunya bahkan menusuk ke dalam kulit hingga darah segar mengalir, tetapi dia seperti tidak merasakan apa pun.Mata Viola berkilat dengan cahaya kebencian yang kuat. "Afkar! Dasar bajingan! Aku bersumpah akan membalaskan dendam untuk ayahku!""Aku akan membuat hidupmu lebih menderita dari kematian! Aku akan membuatmu merasakan betapa pedihnya kehilangan keluarga!""Aku akan membuatmu seribu kali lebih menderita! Hingga suatu hari kamu mati dalam penderitaan! Berengsek! Berengsek!"Viola menggertakkan giginya, bersumpah dengan penuh dendam. Tubuhnya bergetar hebat karena amarah yang meluap-luap. Sepasang matanya kini tampak menyeramkan, penuh dengan kilatan kebencian.Pada saat yang sama, di suatu tempat, segumpal sisa jiwa yang m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 868

    Mendengar kata-kata Afkar, Aruna langsung terpaku. Wajah cantiknya seketika memerah! Dasar bajingan! Berani-beraninya bilang dia berdada besar, tetapi tidak punya otak?"Afkar! Maksudmu apa?" bentak Aruna dengan marah.Sementara itu, Bayu tampak kebingungan. Ekspresinya berubah sedikit saat bertanya, "Afkar, kamu bilang Lyra nggak nangis? Ini ... apa yang sebenarnya terjadi?"Afkar mengangguk, menyingkirkan nada menggoda terhadap Aruna, lalu menyahut dengan serius, "Anak itu sepertinya syok parah sampai nggak bisa bereaksi. Untuk anak sekecil itu yang sama sekali belum dewasa, dampaknya bisa sangat buruk.""Aku sengaja menggoda Lyra supaya dia bisa keluar dari ketakutan itu. Semoga Pak Bayu bisa memakluminya. Selain itu, ke depannya, kalian harus lebih memperhatikan kondisi emosional Lyra dan memberikan bimbingan psikologis secara berkala."Saat berkata begitu, Afkar melirik Aruna dan tersenyum. "Mungkin waktu itu Nona Aruna dan Barra dalam keadaan pingsan, jadi nggak tahu apa saja yan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 867

    Dalam situasi seperti ini, harus menggunakan cara lain untuk mengguncang Lyra dengan keras supaya dia bisa terlepas dari ketakutannya. Marah ataupun merasa sedih, asalkan bisa mengusir ketakutan itu, semuanya tidak masalah!Entah berapa lama kemudian, Lyra akhirnya melepaskan gigitannya. Dia menatap Afkar dengan mata besarnya yang penuh kebencian. "Penjahat! Buaya! Aku benci kamu sampai mati!"Afkar tersenyum sambil mengusap kepala Lyra, tetapi si gadis kecil malah berusaha keras menggeleng, menunjukkan ekspresi sangat jijik.Setelah itu, di bawah tatapan mematikan Aruna, Afkar melepaskan ikatan pada Aruna dan Barra. Sesudah itu, dia segera menghubungi Bayu.Terakhir, dia memeriksa mayat Setan Garib dan menemukan beberapa barang di tubuhnya, yang kemudian dimasukkan ke kantong dimensi.....Sejam kemudian, di sebuah ruang tamu di dalam rumah Keluarga Subroto, Lyra akhirnya tertidur dalam pengawasan beberapa orang. Setelah ketakutan tadi, si kecil itu kelelahan secara mental.Di dalam r

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 866

    "Jahat! Buaya juga jahat!""Huweee .... Buaya, tolong selamatkan Bibi Aruna dan Paman Barra ....""Lyra nggak bakal panggil kamu Buaya lagi, huweee ....""Boleh ya, Paman Buaya?"Mendengar tangisan itu, Afkar merasa sedikit lega, lalu berbalik lagi. Anak nakal ini akhirnya ada reaksi juga!"Kalau begitu, panggil aku Papa. Kalau nggak, aku pergi ya." Afkar tetap tersenyum nakal."Afkar! Dasar bajingan! Pergi sana! Aku nggak butuh bantuanmu! Pergi!" Mendengar permintaan Afkar kepada Lyra, Aruna langsung menggertakkan gigi karena marah.Di saat seperti ini, Afkar malah menggoda Lyra? Hanya karena Lyra terus memanggilnya Buaya? Sekarang malah memanfaatkan keadaan ini untuk memaksa anak kecil memanggilnya Papa?Sungguh kekanak-kanakan dan pendendam! Dia masih punya rasa malu tidak sih?Barra pun tampak marah. "Pak Afkar, gimana bisa kamu .... Aku nggak nyangka kamu seperti ini!"Menghadapi kemarahan Aruna dan Barra, Afkar tetap santai. Dia hanya menatap Lyra sambil tersenyum nakal dan pura-

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 865

    Saat berikutnya, Afkar tidak lagi memikirkan hal lain. Dia langsung menoleh dan menatap Lyra dengan penuh perhatian.Setelah bergegas ke sana, Afkar pun berjongkok di hadapan Lyra dan menghiburnya dengan suara lembut, "Lyra! Jangan takut, Paman datang menyelamatkanmu! Sekarang sudah aman kok, orang jahatnya sudah Paman kalahkan!"Gadis kecil itu masih duduk di lantai. Lyra menatap Afkar dengan tatapan kosong, seolah-olah pikirannya belum sepenuhnya kembali. Dia hanya terpaku dan berkata dengan suara pelan, "Paman Buaya ... kamu datang menyelamatkanku?"Mendengar itu, hati Afkar langsung terasa perih. Dia melihat masih ada jarum yang tertancap di tangan kanan Lyra.Dengan hati-hati, Afkar mencabut jarum itu dari tangannya lalu menghibur gadis kecil itu dengan beberapa kalimat. Setelah itu, Afkar berdiri dan melangkah ke tiang penyangga untuk memeriksa kondisi Aruna dan Barra.Ternyata, keduanya telah dilumpuhkan oleh Setan Garib dengan jarum perak yang ditusukkan ke titik akupunktur di

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 864

    Begitu tebasan ini dilepaskan, 30% dari energi sejati yang telah dikompresi dan disimpan di dalam pusat energi Afkar langsung terkuras habis.Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dengan kekuatan Afkar sekarang, apabila teknik Retakan Langit digunakan secara beruntun, lima tebasan saja sudah cukup untuk menguras habis seluruh energi sejati dalam tubuhnya."Aaargh!" Menghadapi tebasan ini, bukan hanya ekspresi dari Setan Garib yang berubah, bahkan jiwanya sendiri rasanya ikut gemetar karena ketakutan.Namun, reaksinya cukup cepat. Dalam sekejap, Setan Garib mengangkat kedua lengannya dan mengerahkan seluruh kekuatan untuk mencoba menahan serangan pisau Afkar.Sebagai seorang kultivator tingkat pembentukan inti tahap akhir, kali ini Setan Garib benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya. Energi sejati yang kuat itu dipusatkan ke kedua lengannya dan juga ke cakar logam di tangannya.Klang!Ting!Saat berikutnya, suara logam beradu terdengar keras. Cakar logam milik Setan Garib langsu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 863

    Melihat hal itu, wajah Setan Garib sempat menunjukkan ekspresi meremehkan. Namun ekspresinya yang baru muncul langsung membeku seketika, lalu digantikan oleh sikap waspada dan kengerian yang dalam.Pisau Naga Es di tangan Afkar membawa aura yang mengerikan. Pisau menebas dalam lintasan yang indah dan akurat, lalu menebas lurus ke arah kepala Setan Garib.Jurus pertama dari Retakan Langit. Ini adalah pertama kalinya Afkar benar-benar menggunakan senjata spiritual ini dalam pertempuran nyata sambil menggabungkannya dengan teknik bela diri.Begitu tebasan pertama ini dilancarkan, Afkar merasakan aliran energi sejati dalam meridian tubuhnya tersedot keluar dengan cepat, lalu mengalir ke Pisau Naga Es yang digenggamnya.Hanya dengan sekali tebasan, energi sejati dalam tubuhnya langsung berkurang sekitar 5%. Angka ini mungkin terdengar sedikit, tetapi itu juga berkat kekuatan Afkar yang luar biasa besar sekarang sehingga jumlah energi sejati dalam tubuhnya sangat melimpah.Menghadapi seranga

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 862

    Pria tua ceking itu memelesat ke pojok tembok, lalu menatap Afkar sambil tertawa pelan dengan suara yang dingin dan menyeramkan. Dia bertanya, "Afkar? Ternyata kamu? Hehehe ...."Ekspresi Afkar sangat dingin, sementara sorot matanya penuh dengan niat membunuh saat menatap orang itu. Dia balas bertanya, "Siapa kamu?" Orang itu bisa memanggil nama Afkar, berarti kemungkinan besar mengenalnya."Siapa aku? Nggak masalah juga kalau aku memberitahumu. Aku adalah Tetua Agung Sekte Kartu Hantu, Setan Garib!" Saat berkata demikian, wajah si pria tua ceking terlihat menyeringai secara mengerikan.Pria tua ceking itu lalu menambahkan, "Muridku, Hantu Senyap, dan murid dari muridku, Pencabut Nyawa, semua mati di tanganmu. Hari ini, aku datang untuk membalaskan dendam mereka!"Mendengar ini, tatapan Afkar jadi makin dingin. Dia menggertakkan giginya sambil berujar dengan penuh amarah, "Ternyata kamu bajingan tua dari Sekte Kartu Hantu! Kamu begitu percaya diri bisa membunuhku? Kalau begitu, hari in

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 861

    Pada saat ini, Lyra melirik ke tangan kanannya. Di sana, terlihat jelas ada sebuah jarum yang tertancap. Tadi, dia memang terbangun karena tertusuk jarum itu.Lyra juga menyadari bahwa Aruna dan Barra yang berada di dekatnya masih terikat dan tidak sadarkan diri. Dia langsung ketakutan sampai meneteskan air mata."Bibi, Paman Barra, bangunlah! Ada orang jahat .... Huhuhu ...." Lyra berteriak sekuat tenaga sambil memanggil-manggil. Dia berharap bisa membangunkan orang dewasa untuk menolongnya.Namun, entah apa yang dilakukan oleh pria tua ceking itu pada Aruna dan Barra. Keduanya sama sekali tidak memberikan reaksi. Lyra pun mulai menangis putus asa. Dia duduk di lantai sambil berusaha mundur menjauh dan coba menghindari pria tua ceking itu."Bocah, kamu nggak bakal bisa kabur! Hehehe ...." Pria tua ceking itu tertawa jahat dengan sorot mata yang penuh ejekan dan kebengisan."Aaargh!" Tiba-tiba saat Lyra sedang merangkak mundur ketakutan, suara jeritan menyeramkan terdengar di telingany

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status