Share

Bab 711

Author: Russel
Namun, Renhad sadar bahwa dia tidak sanggup menyinggung Harimau Maut, apalagi Organisasi NC. Oleh karena itu, dia juga tidak berani bersuara.

"Wah, Pak Renhad sudah pulang ya?" tanya Edwin sambil tersenyum setelah melihat kedua orang itu.

Harimau Maut tersenyum sinis, lalu memeluk selingkuhan itu ke pangkuannya. "Pak Renhad, sekretarismu ini lumayan juga. Aku ini orang kasar, kamu nggak keberatan kalau aku bersenang-senang sedikit sama dia, 'kan?"

Selingkuhannya itu mendengus pelan dan menatap Renhad dengan tatapan meminta bantuan. Namun, dia juga tidak berani melawan Harimau Maut.

"Nggak keberatan, kok! Tentu saja! Kalau Kakak tertarik sama dia, itu keberuntungan Nani," ucap Renhad sambil tersenyum paksa dan menahan kesedihan dalam dirinya.

"Haha, baguslah kalau begitu!"

Harimau Maut tertawa sejenak, lalu berkata, "Cantik, kamu ke samping dulu. Nanti Kakak sayang kamu lagi. Hahaha ...."

"Pak Renhad, Bu Viola, gimana tugas kalian?" tanya Edwin.

"Sudah beres! Setengah jam lebih lagi bom
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 909

    Saat Afkar melihat kakek dan cucu itu, terutama karena yang berbicara adalah Keyla, si wanita sombong dan matre yang suka merendahkan orang, ekspresinya langsung menunjukkan rasa jijik dan benci. Dia tidak berniat untuk menanggapi, langsung hendak menggandeng Shafa untuk pergi dari sana.Namun, Keyla tampaknya tidak mau membiarkan mereka pergi begitu saja. Wajahnya menunjukkan senyuman sinis penuh ejekan."Mau kabur ke mana, Pak Afkar? Ngapain kamu ke Kota Likama? Jangan-jangan nanti juga naik taksi murahan lagi ya?"Afkar menjawab dengan wajah datar, "Apa urusanku ada kaitannya sama kamu?"Keyla tertawa dingin. "Aku nggak ngerti deh, kenapa kamu selalu kelihatan kayak orang miskin. Masa nggak ada teman yang jemput kamu di kota ini? Gimana sih hidupmu?"Sambil bicara, mata wanita itu berkedip beberapa kali, tampak sedang merancang sesuatu dalam pikirannya."Begini deh. Nanti ada temanku yang bakal jemput aku dan Kakek. Kalau kamu mau, aku bisa suruh dia sekalian antar kalian juga. Tsk,

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 908

    "Kalau sekarang aku bertarung lagi melawan seorang ahli tingkat inti emas tahap awal, mungkin nggak akan seberbahaya siang tadi!""Ternyata hanya pertempuran hidup dan mati yang bisa memicu potensi terbesar dalam diri!" Afkar tak kuasa bergumam penuh kekaguman.....Keesokan harinya, Afkar pergi ke taman kanak-kanak untuk meminta cuti sementara bagi putrinya. Setelah itu, dia berangkat bersama Shafa.Mereka pertama naik mobil menuju ibu kota provinsi, lalu naik pesawat menuju Kota Likama di Provinsi Yemal.Sekitar pukul 11 siang, Afkar menggandeng tangan mungil Shafa, berjalan keluar dari pintu kedatangan bandara Kota Likama."Papa, kita mau main ke mana?" Begitu keluar, mata bulat Shafa langsung bersinar penuh antusiasme. Suaranya pun terdengar riang.Afkar tersenyum dan menyahut, "Sayang, Papa mau ajak kamu lihat lembah besar, mau nggak?"Di sekitar Kota Likama memang ada beberapa tempat wisata, seperti lembah besar, kuil kuno, dan kawasan budaya etnis minoritas. Meskipun tujuan utam

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 907

    Saat berkata sampai di sini, wajah Heru dipenuhi dengan kemarahan yang bercampur kesedihan dan ketidakrelaan."Sudahlah! Untuk sementara ini, kita kesampingkan dulu dendam Safwan dan Harwi. Mulai sekarang, nggak ada seorang pun yang boleh membicarakannya lagi!""Baik!"Mendengar itu, seluruh anggota Keluarga Pakusa yang hadir pun berpandangan dan tampak ragu. Namun, akhirnya mereka semua tetap menyetujui dengan serentak.Keluarga Pakusa memang terkenal mendominasi, tetapi itu hanya saat mereka berhadapan dengan orang atau keluarga yang lebih lemah.Kini setelah dua ahli tingkat inti emas dari keluarga mereka gugur satu per satu, mereka akhirnya menyadari satu hal. Afkar dan kekuatan besar di belakangnya, bukanlah sesuatu yang bisa mereka lawan begitu saja.Dalam kondisi seperti ini, mundur dan mengurangi kerugian adalah pilihan terbaik."Oh ya! Tetua Ujang, kamu pergi ke Kota Nubes untuk temui Afkar. Jelaskan baik-baik padanya. Katakan bahwa penyergapan yang dilakukan Tetua Safwan adal

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 906

    Mendengar itu, Felicia langsung memelototinya. Sorot matanya memancarkan perasaan yang rumit.Dia tahu, ke depannya Afkar mungkin akan menghadapi bahaya yang jauh lebih besar, tantangan yang jauh lebih mengerikan.Halaman terakhir di buku harian itu, dengan tulisan merah darah "Keluarga Rajendra Kuno", selalu membuat jantung Felicia berdebar ngeri setiap kali mengingatnya.Saat ini, Shafa yang polos justru tertawa bangga dan berseru, "Papa paling hebat! Orang jahat pasti kalah sama Papa! Hehehe ...."Afkar mengelus kepala mungil Shafa, lalu nada bicaranya berubah saat dia berkata kepada Felicia, "Aku berencana bawa Shafa ke Provinsi Yemal."Mendengar itu, ekspresi Felicia membeku sejenak, alisnya sedikit berkerut tanpa disadari. Namun, dia segera tersenyum, berpura-pura mengangguk dengan santai. "Ya, pergilah! Aku bisa jaga diri. Kalau benar-benar butuh bantuan, aku bisa ke rumah orang tuaku."Afkar mengangguk. "Kalau ada apa-apa, kamu bisa hubungi Keluarga Samoa. Mereka nggak akan men

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 905

    "Ya, kenapa memangnya? Aku sempat merasa penyakitku ini karena terkena kutukan jahat, jadi aku juga pernah mencari orang pintar yang menguasai ilmu perdukunan untuk memeriksanya." Murad mengangguk saat mendengar Afkar bertanya begitu."Oh? Jadi, kamu kenal dukun hebat? Maksudku, orang yang benar-benar paham soal kutukan dan hal-hal semacam itu.""Kira-kira bisa nggak kamu kenalkan padaku? Soalnya ada kenalanku yang kena kutukan jahat dan aku benar-benar nggak tahu harus gimana," tanya Afkar dengan hati-hati.Saat ini, Murad sangat berterima kasih pada Afkar dan sudah menganggapnya sebagai teman sejati yang statusnya setara. Jadi, dia menjawab dengan jujur, "Afkar, jujur saja, dukun-dukun yang aku datangi dulu kayaknya cuma tukang tipu.""Kalau kamu saja nggak bisa mengatasinya, apalagi mereka. Kalau bicara soal dukun paling hebat yang aku tahu, itu pastinya Dukun Fauzi."Murad pun mulai bercerita kepada Afkar tentang Fauzi. Menurutnya, Fauzi tinggal menyendiri di sebuah kota tua di Pro

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 904

    Bahkan bisa dibilang, pertarungan itu luar biasa berbahaya dan penuh rintangan. Energi sejati dalam tubuh Afkar sampai dua kali terkuras habis.Kalau bukan karena liontin naga yang menjadi "stasiun pengisian energi sejati", semuanya hanya akan menjadi omong kosong belaka. Satu kesalahan saja dalam prosesnya, hasilnya bisa berakhir sangat berbeda.Prok, prok, prok .... Saat itu, suara tepuk tangan bergema di ruangan."Luar biasa! Afkar, kamu benar-benar menakjubkan!" puji Murad sambil menatap Afkar.Meskipun sebelumnya dia berharap Afkar bisa menyembuhkan penyakitnya, dalam hatinya masih ada sedikit sikap meremehkan.Namun, saat ini tatapan Murad kepada Afkar berubah sepenuhnya, memperlihatkan rasa hormat dari lubuk hati. Untuk pertama kali, dia memandang Afkar sebagai orang yang setara dengannya.Di dunia ini, kekuatan adalah segalanya. Afkar telah menggunakan kekuatannya dan kepala milik seorang ahli tingkat inti emas untuk mendapatkan rasa hormat dari Murad.....Sore hari itu, di Ho

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 903

    Teknik Resonansi Bumi mengalami peningkatan kekuatan setelah Afkar berhasil menembus ke tingkat pembentukan inti!Di momen kritis ini, Afkar akhirnya mengeluarkan jurus pamungkasnya. Kekuatan sepuluh kali lipat yang mengerikan langsung menerpa tubuh Harwi.Sebagai seorang ahli tingkat inti emas tahap awal, tubuh Harwi langsung melambat drastis karena lonjakan gravitasi yang tiba-tiba.Organ dalamnya seperti tercabik dan tertarik paksa, bahkan sampai bergeser dan terluka parah.Saat Afkar menerjang maju, wajahnya sempat memucat, tetapi segera kembali normal. Teknik Resonansi Bumi langsung menguras habis seluruh energi sejatinya.Namun, saat berikutnya, cadangan energi dari liontin naga segera mengalir dan memulihkan energi Afkar sepenuhnya.Seolah-olah baru saja menelan obat pemulih darah tingkat tinggi, Afkar langsung pulih total. Detik berikutnya, memanfaatkan kondisi Harwi yang belum bisa beradaptasi dengan gravitasi sepuluh kali lipat dan organ dalamnya yang hancur mendadak, Afkar m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 902

    Tampak Afkar kini dalam kondisi sangat kacau. Kedua lengannya berlumuran darah, kulitnya pecah karena ledakan dan efek balik dari pertarungan.Dari mulut dan hidungnya, darah mengalir tanpa henti. Kondisinya saat ini benar-benar terlihat kritis."Bocah, dengan kekuatan tingkat pembentukan inti tahap awal, kamu seharusnya berbangga diri karena mampu bertahan sejauh ini melawan seorang ahli tingkat inti.""Tapi, sekuat dan sehebat apa pun dirimu, kamu nggak mungkin bisa melompati satu tingkatan besar sekaligus! Jadi, hari ini kamu pasti mati!"Melihat Afkar yang tampak menyedihkan dan berlumuran darah, Harwi menampilkan ekspresi penuh kesombongan dan niat membunuh.Sejujurnya, daya tempur Afkar benar-benar membuatnya takjub. Bahkan, kini dia memiliki pemikiran yang sama seperti Safwan dulu. Bocah ini memiliki potensi yang terlalu mengerikan! Hari ini, dia harus dimusnahkan!Namun, di saat itu juga, Afkar menatap lawannya dengan mata berbinar yang memancarkan semangat bertarung yang mengg

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 901

    Saat ini, Harwi menghadapi tebasan pedang Afkar dengan ekspresi meremehkan. Tampak dia menghadapi serangan itu dengan tangan kosong, bahkan hanya dengan satu tangan!Di antara telapak tangannya, mengalir energi sejati berwarna biru muda, mengandung elemen air yang dingin dan tajam.Trang! Dalam sekejap, Pisau Naga Es milik Afkar bertabrakan dengan telapak tangan Harwi dan menghasilkan suara benturan logam yang keras."Hm?" gumam Harwi sebelum buru-buru mundur. Matanya menyipit, terlihat jelas muncul luka berdarah di telapak tangannya.'Senjata yang sangat tajam!' batin Harwi. Meskipun sudah mencapai tingkat inti emas, dia tidak berani lagi melawan dengan tangan kosong.Dalam sekejap, muncul tongkat panjang di tangannya, lalu dia kembali menyerang Afkar. Di sisi lain, Afkar mendengus pelan, lalu tubuhnya dipaksa mundur beberapa langkah. Wajahnya pun menjadi merah.Lantai di bawah kakinya sampai retak parah. Benturan kali ini membuatnya merasakan nyeri hebat di telapak tangan sampai kedu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status