Share

Bab 4

Author: mic.assekop
last update Last Updated: 2023-03-20 12:21:44

Siang ini di kantor PT Sanjaya Sawit.

“Kemarin saya ditolong oleh seorang teman, Pak," ungkap Grace.

Bobby berkata, “Baiklah. Bilang pada temanmu itu kalau Bapak butuh bantuan dia.”

Ada beberapa orang di kantor ini mengaku bahwa ponsel dan media sosial mereka telah diretas oleh hacker. Sebagian dari mereka juga mengaku telah kehilangan sejumlah uang, bahkan sampai puluhan juta. Bau-baunya perusahaan akan berdampak juga.

Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, makanya Bobby sudah mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.

“Baiklah, nanti akan coba saya bicarakan lagi dengan teman saya, Pak Dirut,” pungkas Grace, kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Sore harinya ketika pulang kerja, Grace menelepon Stefan dan bilang kalau dia minta antar ke rumah secara offline tanpa aplikasi. Sesampainya di depan kantor PT Sanjaya Sawit, Stefan kaget. Ini adalah kantor milik mertuanya sendiri.

Ini adalah kesempatan emas. Sebaiknya nanti pas pulang narik saja dia bilang kepada mertuanya bahwa dia bisa membantu mengatasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh para karyawannya. Jika Stefan bisa membantu, kemungkinan besar dia akan bisa diterima bekerja di kantor ini.

“Sudah menunggu lama?” tanya Grace yang baru saja keluar dari gedung kantor menuju trotar. Di sana Stefan sudah menunggu dari tadi.

“Belum sepuluh menit,” balas Stefan sambil memberikan helm kepada Grace.

“Lumayan lama juga itu, Stefan. Oke. Ayo kita pulang!”

Grace pun duduk di boncengan belakang. Stefan menarik cukup kencang gas sepeda motornya. Setelah melewati Jalan A. Rivai, mereka melalui Jalan Veteran, lalu berbelok ke kiri masuk ke Jalan Rajawali. Setelah melewati Jalan M. Isa dan tiba di Underpass Simpang Patal, mereka berbelok ke kanan di Jalan A. Rozak, terakhir belok kiri masuk ke Celentang. Grand Garden berada di Celentang.

Selama dalam perjalanan, Grace terus menceritakan soal pengalaman kerjanya di PT Sanjaya Sawit kepada Stefan. Rupanya Grace sudah cukup lama juga bekerja di sana.

“Kenapa tidak bawa kendaraan sendiri?” tanya Stefan.

“Aku tidak bisa bawa sepeda motor. Kalau mau berangkat pakai mobil, huh, macet, malas, jadi mending naik ojek online saja.”

“Bagaimana kalau aku jadi langganan pas mengantar kau pulang kerja?” tawar Stefan berharap-harap.

“Boleh juga. Memangnya kau selalu stay di sekitar pusat kota pas sore hari? Bagaimana kalau kau sedang berada jauh ketika aku sudah pulang?”

“Tenang. Kalau sudah hampir sore, aku tidak akan jauh dari sana. Intinya, akan aku usahakan.”

Grace berwajah cantik, mirip Maudy Ayunda. Tubuhnya tidak ramping dan tidak pula kegemukan, bisa dibilang cukup mont0k. Karena posisinya sekretaris kantor yang terbiasa berbicara di hadapan banyak orang, Grace punya suara tegas yang enak didengar, mirip suara teller bank atau penyiar radio.

Ada satu karyawan kantor yang mencoba bersedia dibantu oleh Stefan dalam penanganan kasus penyadapan dan pencurian uang. Stefan dijanjikan bayaran sebesar tiga ratus ribu rupiah. Besok pagi Grace akan memberikan data si korban. Jika Stefan berhasil, akan ada tiga atau empat karyawan lagi yang bersedia minta bantuan.

“Besok pagi, kau pinta data-data mereka melalui chat atau email. Aku akan mengurusnya dari rumah.”

Stefan melanjutkan pekerjaanya sampai jam delapan malam. Dari pagi sampai malam total dia dapat lima belas orderan. Uangnya sekitar dua ratus ribu. Lumayan buat hari ini.

Sebelum pulang, Stefan membeli pizza seharga sekitar seratus dua puluh ribu untuk keluarganya. Stefan ingin buat istri, mertua, dan iparnya senang terhadapnya. Dia ingin sekali agar mereka menghilangkan stigma dan segala macam cap buruk terhadapnya.

Stefan memakirkan sepeda motornya di halaman depan rumah, lalu dia mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Hanya istrinya yang mau membukakan pintu. Sementara yang lain pada sibuk masing-masing.

“Lain kali jangan terlalu malam pulangnya,” ujar Lionny sembari mengambil helm dari tangan Stefan.

Stefan menatap bahagia dan berkata, “Biar dapat banyak kalau pulang malam.”

“Tapi kau baru saja sehat. Kami khawatir terjadi apa-apa. Ditambah, kau kan bekerja di jalan.”

“Tenang saja. Aku sudah sehat.”

Begitu Stefan tiba di ruang keluarga, sontak mertua dan iparnya berbarengan menutup hidung.

“Bau sekali!” keluh Robert.

“Astaga! Keringatnya minta ampun!” cerca Luchy.

“Kau jangan dekat-dekat!” Chnytia mendengus-dengus.

“Stefan, mandi cepat! Alangkah bau kau ini!”

Bukannya tersinggung, Stefan malah senyum sambil menggeletakkan pizza ke atas meja. “Orderan hari ini cukup banyak. Jadi ini ada rezeki lebih. Bisa makan sama-sama.”

Kemudian Stefan melangkah ke kamarnya. Lionny ingin menghampiri Stefan tapi dilarang oleh ayah dan ibunya.

“Biarkan dia, Lionny. Kau tidak usah lagi perhatian sama dia,” ucap ibunya ketus.

“Apa kalian mau makan pizza pembelian orang hilang ingatan itu?” tanya Bobby sambil mengucek-ngucek hidungnya yang tidak gatal.

Istrinya, Robert, dan Luchy serempak menjawab, “Tidak!”

Tapi Lionny membisu.

Robert merampas kotak pizza itu lalu meremuk-remuknya, kemudian melemparkannya ke kotak sampah di luar pagar. Tak lama setelah itu seorang pemulung lewat dan mengambil pizzanya.

Setelah mandi dan wangi, Stefan lantas duduk di samping istrinya, mengawasi kedua mertuanya dengan wajah berseri-seri, senyumnya mengembang. Lalu, diawasinya juga kedua adik iparnya. Stefan bahagia sekali.

“Cepat sekali pizza-nya habis. Pasti kalian sangat lapar. Besok akan aku beli lagi dengan ukuran jumbo. Maaf tadi ukurannya agak kecil. Aku kira cukup buat kalian berlima.”

Robert beranjak dan menggandeng tangan adiknya Luchy dan berkata, “Cepat kabur! Mau kau ketularan tidak waras?”

“No! Ih, takut!”

Mereka berdua meloncat dari sofa ruang keluarga kemudian melangkah ke kamar masing-masing yang berada di lantai dua.

Chyntia sang ibu mertua terus memperhatikan gerak-gerik dan ucapan menantunya selama beberapa hari ini. Sepertinya Stefan semakin lama semakin ada perkembangan. Jika Stefan benar-benar sembuh, bisa dijadikan babu rumah tangga, pikirnya.

Stefan menatap mata ayah mertuanya. Sambil menggagahkan diri dia bicara. “Sepertinya beberapa karyawan di perusahaan Ayah sedang ada masalah. Ponsel dan medsos mereka diretas. Uang mereka dicuri. Jika dibiarkan, hacker kemungkinan akan meretas sistem keamanan perusahaan. Jika benar-benar terjadi, perusahaan bisa bahaya.”

Bobby masih saja mengucek hidungnya. Beliau menjawab omongan Stefan dengan tatapan sinis. “Kau ingin sok jadi pahlawan? Tidak usah repot-repot! Aku sudah punya seseorang hacker andal yang akan mengatasi masalah para karyawanku.”

“Aku yakin bisa membantu Ayah. Tidak perlu menyuruh orang itu.”

“Kau ini terlalu ngawur. Jika masih seperti ini, serius akan kami masukkan kau ke dalam rumah sakit jiwa.”

Stefan menghela napas. Dia tidak menyerah. “Buktinya, aku sudah membantu seorang wanita kemarin.”

“Sudah dibilang tidak perlu!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 124

    Bobby Sanjaya duduk berhadapan dengan Stefan. Martin dan David berdiri di belakang Bobby. Sedangkan Lionny duduk di kursi tak jauh dari mereka.Stefan berkata, “Martin, David, saya selalu mempercayakan banyak urusan kepada kalian berdua. Hingga menjadi saksi pernikahan saya pun, kalian tetap menjadi yang terpercaya.”Martin dan David mengangguk penuh patuh.Tiba-tiba suasana di dalam ruangan cukup tegang.Stefan memandang Bobby dengan tatapan sungguh-sungguh. “Saya dan Lionny saling mencintai, Tuan Sanjaya. Berikan kami izin agar kiranya kami berdua bisa kembali menjalin hubungan sah suami istri kembali serta membangun rumah tangga yang baik.”Stefan bilang juga pada Bobby bahwa untuk ke depannya dia tidak ingin hubungan rumah tangganya diganggu lagi apalagi sampai dipisahkan seperti tempo lalu. Stefan sudah memberi ruang agar Sanjaya Group bisa bangkit, bahkan memberikan berbagai bantuan. Oleh karena itu, penyesalan Bobby harus dibayarkan segera, dan kata maaf jelas tidak cukup jika

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 123

    Jika saja Bobby tidak tolol dan egois, tentu bisnis Keluarga Sanjaya tidak akan terpuruk. Ribuan rasa penyesalan tertampak jelas di wajahnya yang mengendur. Bobby berkata lembut penuh penyesalan, “Ayah gagal menjadi pemimpin bagi kalian.”Lionny menyeka air mata di pipinya, lalu berkata, “Lupakan semua kesedihan, Ayah. Sekarang Ayah harus berbenah. Lanjutkan perjuangan mendiang kakek Sanjaya.”Stefan memotong segera, “Cukup. Kita tidak banyak waktu. Sekarang, mulai lagi!” titahnya tegas.Robert mendekat ke meja Stefan. Dia menunduk hormat dan berkata, “Aku salah. Maafkan aku.” Diteruskan pula oleh Luchy dan Chyntia.Lalu giliran Bobby. Sembari membungkuk sedikit Bobby berkata lirih, “Stefan, maafkan semua kesalahanku. Maafkan aku dan keluargaku.”Lionny tertegun. Melihat kedua orang tua beserta adiknya sangat merendah di hadapan Stefan seperti tidak ada harga diri, Lionny sangat tidak tega. Namun, langkah Stefan sudah tepat, dengan itu semoga mereka berempat sangat jera.Tuan Stone me

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 122

    “Kau tahu apa konsekuensi jika menolak, Tuan Stone?” ancam Stefan.Tuan Stone sedikit mendongakkan kepala dan menjawab lirih, “Bagaimana kalau dikurangi separuh, Tuan CEO? Cukup lima belas juta saja. Saya masih bisa kalau segitu.” Tetap ada keraguan terpancar di raut wajah Tuan Stone. Bibirnya bergetar tatkala mengucapkannya karena di dalam kepalanya sedang bertengkar sendiri, lebih baik menolak jika bisa.Stefan mengalihkan pandangnya ke Bobby. “Cukup untuk satu perusahaan Sanjaya Group saja. Atau mungkin nanti suatu saat Tuan Stone akan kembali memberikan penawaran. Kita tahu bahwa Tuan Stone bukanlah orang asal-asalan yang gampang memberikan keputusan.”Lima belas juta dollar? Sebuah perjudian besar bagi Tuan Stone, jika judi 50:50, tidak untuk investasi nanti, baginya kemungkinan profit hanya dua puluh persen. Tuan Stone siap rugi.Tuan Stone ketar-ketir dan berharap agar kiranya Stefan tidak berbicara panjang lagi terkait investasi. Dia tidak mau hari-harinya makin buruk. Jika bi

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 121

    Sanjaya Group saat ini memang sedang sangat terpuruk. Salah satu cara untuk mengembalikan keadaan seperti dahulu meskipun dalam waktu yang tidak sebentar adalah dengan menerima suntikan dana dari investor.Pasca perseteruan antara Sanjaya Group dan Stefan tempo lalu, jelas berdampak sangat serius bagi perusahaan milik Bobby. Jika Sanjaya Group ingin kembali bangkit, jelas mereka harus segera melakukan sesuatu.Namun, sejauh tidak ada ada satu pun investor yang datang serta tidak ada juga satu pun bank yang mau meminjamkan uang kepada mereka. Alasannya, karena Sanjaya Group diprediksi sulit akan kembali membaik. Sudah separah itu.Stefan punya ide. Penawaran gila yang biasanya diberikan oleh Tuan Stone, coba Stefan berikan kepada Bobby, kira-kira, apa reaksi Bobby ketika mendengar tawaran tersebut? Jika Tuan Stone memberikan penawaran kepada Luchy atau bahkan Chyntia, demi memperbaiki perusahaan, apakah Bobby merelakannya? Lihat nanti, apa Bobby masih waras?Bobby, Chyntia, Robert, dan

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 120

    “Martin, kunci pintunya!” titah Stefan. Lalu, Stefan beranjak dan langsung mencekik leher Tuan Stone. Saking kuatnya, Tuan Stone sampai berdiri dari duduknya. “Kita bertemu lagi ha?! Kau pikir, aku dan calon istriku bakal lupa dengan dirimu?!” Stefan sangat marah.Stefan dengan sangat tegas tidak menerima tawaran investasi dari Tuan Stone. Dia juga akan memberi tahu kepada perusahaan-perusahaan di Jakarta dan lainnya untuk tidak menerima tawaran investasi dari Tuan Stone.Martin sudah siap seandainya Tuan Stone memberikan perlawanan kepada Stefan. Sedikit saja Tuan Stone menyenggol, pecah kepala Tuan Stone, biar otak busuknya keluar.Stefan memberi kode kepada Lionny agar segera beranjak. Setelah Stefan melepaskan cekikannya, Lionny langsung melepaskan sebuah tamparan keras.PLAK!“Sebuah balasan dari Lionny Fransisca Sanjaya!” Lionny menyeringai marah. Meski emosi, tetap cantik.Terasa pedas di pipi Tuan Stone. Dia mengerang. Lalu ada darah segar mengalir di bibirnya. Saat ini, Tuan

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 119

    Tuan Stone gelagapan. “Stefan? Kau?” Seketika wajahnya memucat pasi. Bergidik badannya begitu yakin bahwa CEO Nano-ID saat ini yang dilihatnya merupakan pria yang kemarin di taman itu.Di dalam ruangan hanya ada Tuan Stone, Stefan, Martin, dan Lionny. Sementara Mike berada di luar. Dia sibuk memperhatikan para wanita dan mulai menyeleksi.Stefan menegakkan bahu, tersenyum, dan berkata ramah, “Silakan duduk, Tuan Stone. Bukankah Anda ke datang ke mari untuk membicarakan soal bisnis? Ayo kita mulai!”Lionny juga tersenyum ramah seolah-olah kemarin sore tidak terjadi apa-apa. Padahal di hatinya, Lionny sangat benci dengan orang tua tidak tahu diri ini. Jika mencongkel biji mata orang tidak berdosa dan tidak kena hukum pidana, sudah dari tadi dia akan mencocol kedua biji mata Tuan Stone agar segera berhenti memilih-milih wanita yang bakal ditidurinya.Stefan tidak gegabah dan seolah-olah dia dan Tuan Stone belum pernah bertemu sebelumnya. Stefan menyambut kedatangan Tuan Stone dengan begi

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 118

    Nama perusahaan milik Tuan Stone adalah SG9 Enterprise. Setelah dilakukan pendalaman tentang profil SG9 Enterprise beserta Dave Stone sendiri, ternyata bermasalah. Sejumlah perusahaan di dalam negeri sempat membatalkan sejumlah tawaran dari Tuan Stone karena syarat yang dia beri terbilang aneh.Contoh kasus, Tuan Stone akan memberikan dana investasi apabila wanita yang disukainya, misalkan sekretaris ataupun staf biasa yang menarik perhatiannya, mau diajaknya tidur satu malam. Jika bos perusahaan tersebut bersedia, barulah Tuan Stone akan memberikan suntikan dana investasi. Tuan Stone licik. Dia sengaja mencari perusahaan yang baru didirikan atau yang baru saja berkembang, terutama perusahaan yang memang sedang kekurangan dana, dengan alasan investasi yang dia tawarkan akan lebih cepat diterima. Namun, tidak semua bos perusahaan setuju dengan syarat gila yang ditawarkan oleh Tuan Stone.Pernah suatu ketika, ada sebuah start up di Thailand yang sedang membutuhkan dana sebanyak 10 jut

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 117

    Dada Tuan Dave Stone tiba-tiba berdebar. “Stefan, apa profesimu?”Stefan segera beranjak meninggalkan tempat ini. “Sebentar lagi akan malam. Awas, kami mau pulang,” Stefan menatap Tuan Stone cukup lama.Tatapan itu semakin membuat Tuan Stone bertanya-tanya. “Hm. Aku menarik lagi omonganku barusan, Stefan. Maafkan aku,” tiba-tiba Tuan Stone melempem seperti kerupuk kena air. “Kami tadi hanya bercanda.Stefan memasukkan dua kartu sakti miliknya ke dalam dompet kembali. “Minta maaflah pada calon istriku!” berang Stefan. Melihat adanya perubahan ekspresi dan sikap dari lawan bicaranya, Stefan bisa menguasai panggung. “Cepat!”Tuan Stone tidak berani menatap Lionny karena saking kikuk. “M-maafkan aku, Nona Lionny. Tadi aku cuma berpura-pura. Maafkan aku dan anak buahku.”Lionny menatap heran. Ada apa dengan Tuan Stone? Dia menjawab ragu, “Ya sudah, aku maafkan. Pergilah dari sini!”Terus Stefan membaca ratu wajah Tuan Stone. Sepertinya ada yang aneh setelah Tuan Stone tahu namanya. Karena

  • Bangkitnya sang Menantu Benalu   Bab 116

    Tuan Stone merupakan pria dominan sejati. Asal orang lain tahu, Bugatti miliknya tersebut baru dibeli beberapa hari yang lalu di Jakarta hanya untuk berkeliling kota, bersenang-senang mencari wanita, dan terakhir mengurus beberapa bisnisnya.Meski bisnisnya merupakan prioritas, wanita baginya tetap nomor satu. Itulah uniknya orang kaya. Dia menatap sangar ke arah Stefan dan berkata, “Jika kau punya penawaran, silakan katakan. Mari kita bicarakan dan akan aku pertimbangkan dengan bijak.” Kemudian, Tuan Stone menyombongkan kekayaannya. Dia bercerita panjang soal bisnis investasinya yang cukup mengagumkan. Katanya, dia akan memperluas bisnisnya tersebut di Jakarta. “Aku akan berinvestasi di dua perusahaan besar di Indonesia. Aku orang kaya. Ha-ha.”Asap cerutu pun mengepul dan membumbung ke langit. Lalu Tuan Stone tersenyum sangat lebar hingga tampaklah emas di giginya yang berkilau. Dia merupakan orang yang tipikal, jika di letakkan di kerumuan orang, semua orang pasti akan memusatkan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status