Arum, gadis desa yang polos, sering mendapatkan perlakuan tidak baik dari ibu dan saudara sambungnya. Pada suatu hari, dia harus terusir dari kampung karena hamil di luar nikah oleh perbuatan seorang laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Bagaimanakah kisah hidupnya?
View More"Ibu Anda harus segera dioperasi untuk menyelamatkan nyawanya."
Suara tegas sang dokter seketika membuat Anna menahan napasnya sejenak. Sudah satu tahun ini, Martha, ibu Anna menderita gagal ginjal sampai harus rutin cuci darah. Komplikasi membuat kondisinya terus memburuk hingga Martha harus terus menginap di rumah sakit beberapa bulan terakhir ini. Semua harta benda pun sudah dijual habis hingga Anna tidak tahu lagi harus mencari uang ke mana untuk biaya operasi yang selangit itu. "Itu ... apa harus sekarang, Dokter? Bisakah ditunda dulu? Aku masih belum punya uang. Bisakah diobati dulu seperti biasa saja?" Anna mencoba menawar. "Melihat kondisinya sekarang, kami khawatir jantungnya mendadak berhenti saat cuci darah ...." Lagi-lagi Anna menahan napasnya. Jantungnya seolah tertusuk oleh benda tumpul sampai ia sulit bernapas. Tanpa bisa dicegah, air mata Anna pun menetes merasakan bagaimana dunia bisa berputar dalam sekejap. Padahal dulu hidup Anna serba mewah. Lahir di keluarga kaya dan terpandang menjadikan Anna putri yang memiliki segalanya. Namun, perusahaan mendadak bangkrut, kerja sama gagal, semua aset disita, hutang di mana-mana. Ibunya sakit parah dan yang lebih menyakitkan adalah ayah Anna malah kabur dengan tidak bertanggung jawab setelah menipu banyak orang sambil membawa semua harta mereka yang tersisa. Dengan tega, ayah Anna membiarkan Anna berjuang sendiri demi kesembuhan Martha tanpa peduli Martha hidup atau mati saat ini. Dada Anna pun bergemuruh. Amarah dan keputusasaan bercampur menjadi satu hingga akhirnya ia segera pulang ke rumah untuk meminta bantuan pada Jeremy, pria yang sudah menjadi suaminya selama enam tahun ini. "Aku butuh uang untuk transplantasi ginjal ibuku. Pinjami aku uang, Jeremy! Aku bersumpah akan menyicil dan melunasinya." Jeremy yang sedang berkutat dengan pekerjaannya pun langsung melotot menatap Anna. "Apa, Anna? Pinjam uang? Kau lupa kalau semua uangku sudah dibawa kabur oleh ayahmu yang brengsek itu, hah?" Anna bergidik. Jeremy juga menjadi korban dari ayah Anna sampai perusahaan Jeremy terkena banyak masalah dan berada di ambang kebangkrutan juga saat ini. "Jeremy, aku mohon sekali saja! Aku tahu kau masih punya simpanan, pinjamkan dulu padaku untuk menyelamatkan ibuku!" Brak! Jeremy menggebrak mejanya. "Anna, sadarlah kau bukan lagi tuan putri yang bisa mendapatkan segalanya hanya karena kau menginginkannya! Aku sudah tidak punya uang lagi!" "Tapi kalau kau berhasil mendapatkan investor untuk menyelamatkan perusahaan, mungkin aku bisa memberikan uang itu ...." Air mata Anna makin mengucur deras. Ini terlalu berat. Entah apa Martha bisa bertahan sampai Anna mendapatkan investor, sementara mencari investor untuk perusahaan mereka itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Sangat sulit. Bahkan, setelah bertemu banyak pengusaha, menyebar banyak proposal, berusaha siang dan malam, masih tetap tidak ada orang gila yang rela menghamburkan uangnya untuk berinvestasi di perusahaan yang hampir mati seperti perusahaan mereka. Namun, telepon yang masuk sore itu ke ponselnya mendadak membuat Anna kembali menemukan harapan. "Global Jaya Group setuju menjadi investor di perusahaan kita, Bu. Pimpinannya ingin bertemu Anda besok pagi." "Benarkah itu? Beritahu aku akan datang! Aku pasti akan datang ke sana," sahut Anna dengan tatapan yang berbinar-binar penuh harap. Keesokan harinya, Anna merapikan penampilannya. Anna memang sudah lama bekerja di perusahaan dan ikut merasakan bagaimana perusahaan mengalami kemunduran hingga semuanya habis perlahan. Pengurangan karyawan sudah tidak bisa dicegah lagi. Bahkan, gaji karyawan yang masih ada sekarang saja sudah menunggak dua bulan. Miris sekali. Dari punya segalanya menjadi minus segalanya, itu kondisi Anna sekarang. Namun, Anna tidak mau larut dalam kesedihannya dan berusaha tersenyum untuk menyambut satu-satunya harapan barunya. Dengan cepat, Anna pun tiba di gedung Global Jaya Group, sebuah perusahaan konstruksi besar, megah, dan berkembang. "Dengan Bu Anna? Silakan ikut saya, Pak Diego sudah menunggu Anda," sapa sang sekretaris. Senyuman Anna sedikit memudar mendengar nama itu. Waktu memasukkan proposal, Anna memang hanya berhubungan dengan manager perusahaan dan saking banyaknya perusahaan yang Anna datangi, Anna sampai tidak sempat mencari tahu tentang pimpinan perusahaan itu. Namun, nama itu membuat Anna seketika terdiam. Diego. Nama itu mengingatkannya pada sosok yang ingin Anna lupakan. Pria pemilik nama itu adalah pria yang sudah Anna hancurkan hidupnya tanpa perasaan enam tahun yang lalu. Pria yang membuat Anna merasa sangat bersalah, tapi juga tidak berdaya. Pria itu adalah mantan suami Anna yang sangat Anna cintai. Ya, Anna sudah pernah menikah sebelum ia menikah dengan Jeremy. Pernikahan mereka tidak direstui karena Diego hanyalah pemuda miskin. Hingga tanpa perasaan, ayah Anna memfitnah Diego dan menjebloskannya ke penjara. Dada Anna sesak mengingatnya. Entah bagaimana kabar Diego setelah keluar dari penjara, Anna tidak tahu. Tapi satu yang pasti, Anna yakin, sampai mati Diego pasti akan membencinya dan membayangkannya membuat tubuh Anna bergidik sendiri. "Permisi, Bu! Kita sudah tiba, silakan masuk!" Suara sang sekretaris membuyarkan lamunan Anna. "Ah, terima kasih!" Sambil merapikan setelan formalnya, Anna pun masuk ke ruangan itu dan berusaha tersenyum menatap punggung seorang pria yang begitu tinggi dan gagah, satu tangan pria itu memegang gelas minuman dan tangan yang lain dimasukkan ke dalam kantong celananya. Pria itu sedang berdiri menatap jendela besarnya yang langsung menampilkan pemandangan jalanan kota yang begitu ramai. "Selamat pagi, Pak! Anda pasti Pak Diego, pimpinan Global Jaya Group. Perkenalkan, saya Anna dari Angkasa Konstruksi," sapa Anna dengan sopan. Pria itu pun menyeringai mendengar suara Anna, suara yang sudah sangat lama tidak ia dengar. "Bu Anna Wijaya dari Angkasa Konstruksi!" ulang pria itu yang membuat Anna mengernyit. Mengapa suara pria itu sangat tidak asing di telinganya? Apa mereka pernah bertemu sebelumnya? Anna pun masih menerka-nerka sampai saat pimpinan perusahaan itu pun membalikkan tubuhnya dan membuat Anna membelalak begitu lebar. "Bu Anna Wijaya, akhirnya kita bertemu lagi!" **"Saya terima nikahnya Arum Kinasih binti Darman Prabowo dengan mas kawin sebuah cincin emas dibayar tunai!""Sah?""Sah!"Alhamdulillah. Baarakallaahu laka, wa baarakallahu 'alaika, wa jama'a bainakuma fii khaiir.Doa untuk kedua mempelai dibacakan. Semua orang mengangkat tangan dan mendengarkan dengan khusyu'. Juga mengaminkan agar mereka berdua mendapat limpahan berkah, rumah tangga aman tentram, langgeng hingga kelak maut yang memisahkan, dan berkumpul kembali di surga.Arya, suamimya Ayu menepuk bahu Arjuna, setelah iparnya itu mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Hanya dalam sekali ucap dan tarikan napas, lelaki itu melakukannya.Ajuna sudah berlatih seminggu ini, mengahafal sebaris kalimat yang pendek tapi sangat menengangkan sewaktu diucapkan. Syukurlah, ketika tiba saatnya, dia dapat mengucapkannya dengan fasih. Padahal dulu dia pernah melakukan ini saat menikah dengan Sasya, tapi tetap saja gugup.Sementara itu,
Hari berganti dan waktu pun terus berjalan. Setiap detiknya berpacu dengan kehidupan. Begitu pula dengan roda kehidupan yang terus berputar.Arum yang tadinya menjadi asisten, kini memegang toko sendiri. Kejujuran dan kerja kerasnya selama ini, membuat pemilik butik memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengelola cabang baru.Lima tahun berjalan dengan cepat tanpa terasa. Arum begitu menikmati pekerjaannya yang kini mulai menghasilkan. Pemilik butik memberikannya modal untuk mengembangkan usaha, dengan catatan dia tak akan pergi karena desainnya begitu digemari.Kini, sebuah mobil sederhana menjadi teman Arum setiap berangkat kerja sekalipun dia masih tinggal di butik untuk menghemat biaya sewa. Rasa syukur tak hentinya dia ucapkan karena telah dipertemukan dengan begitu banyak orang baik, setelah badai menerpa.Arum, di usia yang masih muda ditempa menjadi sosok wanita kuat dan tangguh demi kehidupan yang lebih baik. Dia terlihat dewasa deng
Suasana di gudang menjadi riuh ketika pemilik butik masuk bersama dua orang karyawan laki-laki baru. Arum bersama tiga orang yang lain segera menyambut mereka dan mendengarkan pengarahan."Mulai hari ini, kalian semua pindah ke bagian depan, biar para laki-laki yang menjaga gudang," jelas pemilik butik yang langsung disambut antusias oleh Arum dan teman-temannya."Baik, Bu," jawab mereka serentak."Untuk sortir tetap kalian yang bantu karena yang laki-laki biasanya kurang paham. Jadi nanti saya akan memindahkan barang yang belum disortir ke ruangan sebelah. Jadi di sini khusus untuk barang yang sudah siap di display," jelas si pemilik butik lagi.Semua orang mendengarkan pengarahan dengan serius. Setelah selesai, pemilik butik meminta karyawan wanita untuk membereskan barang-barangnya dan pindah ke ruangan sebelah, di mana pakaian yang baru datang dari tempat produksi menumpuk untuk disortir kembali."Ini apa?" tanya pemilik butik
Arjuna menatap lekat wajah cantik itu dengan perasaan bersalah. Rasanya dia tak tega hendak menyampaikan maksud, karena Arum pasti akan kecewa.Hampir tiga bulan ini Arjuna berusaha untuk merebut kembali hati Arum dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengunjungi butik setiap makan siang.Mereka akan menghabiskan waktu dengan berbagi cerita sembari makan siang di sekitaran lokasi butik. Setelahnya, Arjuna akan kembali ke kantor dan menghubungi Arum di malam hari saat pulang bekerja."Aku mau minta maaf atas apa yang pernah aku lakuin sama kamu dulu," katanya dengan tulus. Merusak masa depan seorang gadis sekalipun dengan alasan cinta tetap saja tak dibenarkan.Arum tertunduk sembari menatik tangan. Hatinya bisa goyah jika Arjuna merhayu kembali, sementara dia sudah ingin membuka hati untuk Erlangga."Ya, Mas.""Aku juga mau bilang kalau selama ini belum bisa jemput kamu karena papa gak kasih izin." Arjuna menatap wajah
Setelah pertemuan kemarin, esoknya Arjuna kembali menemui Arum di butik saat makan siang. Inilah kesempatannya untuk menjelaskan kesalah pahaman yang dibuat oleh Sasya."Arum ada?" Arjuna bertanya saat memasuki butik dan tak mendapati sang pujaan hati di sana."Di gudang," jawab salah seorang karyawan."Bisa panggilkan?"Dalam sekejap, si pelayan butik bergegas ke belakang dan memanggil Arum. Sementara itu, Arjuna menunggu di sofa dengan hati berdebar."Mas."Arjuna mengangkat wajah saat melihat sang pujaan hati berdiri di hadapannya. Mata laki-laki itu berbinar dan langsung meraih jemari Arum kemudian menggenggamnya erat."Rum, aku ....""Mas ngapain ke sini?""Aku mau bicara. Berdua," pinta Arjuna sembari menatap sang kekasih dengan lekat.Arum menatap sekeliling di mana beberapa karyawan butik sedang memperhatikan mereka, lalu berkata, "Tapi aku izin dulu ya, Mas. Tapi bisanya cuma sebentar. Selesai jam m
Karena rinduku tak cukup jika hanya diucapkan, tapi ingin dihadiahkan pertemuan juga ~Rini Ermaya***"Mas Juna?" Sasya terbelalak saat melihat sang pujaan hati sedang duduk di sofa sembari berbincang dengan seorang wanita yang memakai pakaian seragam butik.Siapa dia? Apa Arjuna mengenalnya sehingga mereka terlihat begitu akrab? Batin Sasya meronta sehingga gadis itu nekat menghampiri mereka."Eh, udah selesai?" tanya Arjuna tanpa melepaskan genggaman tangan di jemari Arum."Sudah, Mas. Ownernya ngasih aku model gaun terbaru. Padahal mau launching bulan depan," jawab Sasya sambil melirik sinis ke arah Arum."Oh, syukurlah. Jadi bisa pulang sekarang," kata Arjuna santai sembari berdiri."Kamu siapa?" tanya Sasya seraya menatap Arum dengan sengit. Panas di hatinya semakin membara setelah melihat perlakuan Arjuna kepada wanita itu."Arum," ucap gadis itu memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan.Sasya sen
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments