Srak! Srak! Srak! Srak! Beberapa orang, yaitu aku, Satoru-san, Yuma-san, dua orang petugas keamanan, dan dua orang petugas kebersihan, tengah sibuk di area belakang gedung D, tepatnya 100 meter dari gedung tersebut. Kami menyisir hamparan ilalang yang telah tumbuh setinggi dadaku. Tubuhku terasa gatal-gatal akibat berada di tengah ilalang selama sepuluh menit. “Miki, kamu boleh mundur dulu. Nanti kalau sudah ketemu, kamu akan kupanggil.”, ucap Satoru-san yang berjarak dua meter dariku. “Ini cuma gatal-gatal sedikit kok. Aku masih bisa mencari.”, balasku. “Kamu juga harus memikirkan kakimu. Istirahatlah sebentar.” “Kakiku baik-baik saja. Ini juga aku sudah bisa berjalan tanpa alat bantu.” “... Baiklah.” Sebenarnya untuk apa kami berada di sana? Kalian tentu sudah dapat menebak. Ya, kami di sana untuk mencari sebuah pintu batu yang ditunjukkan Banshee kepadaku. Awalnya, aku mengira kami akan dapat menemukan pintu itu dengan mudah. Habisnya waktu aku bertemu B
Gelak mengerikan yang datangnya dari arah belakangku menggaung nyaring memekakkan indera pendengaran. Jika mau dideskripsikan, suaranya lebih mirip biola yang digesek asal-asalan, tetapi kamu tahu bahwa sang sumber suara tengah tertawa terbahak-bahak. Bunyinya sungguh menusuk telinga dan menggetarkan nyali tiap orang yang mendengarnya. Perasaan gamang segera hadir menyelimutiku. Bagaimana tidak? Teror yang datang bukan berasal dari tawa mengerikan itu aja! Tubuhku tak bisa digerakkan sesuai kehendakku, begitu pula dengan Satoru-san dan Yuma-san! Kami semua dipaksa berjalan keluar ruang bawah tanah, akibat berada di dalam kontrol shadow. Kami bertiga segera melantunkan mantera yang diminta Satoru-san, namun shadow itu menggagalkan kami. “Kalian mau melawanku? Sudah kubilang, kalian sudah jadi mainanku! Mainan akan menuruti perintah tuannya. Sekarang tutup mulut kalian!”. Kalimatnya penuh dengan nada remeh, tetapi mengandung kekuatan absolut yang mampu mengontrol kami. Mulut kami lan
Hari telah berganti. Pergolatan kami dengan shadow Siri telah berakhir. Siri bernasib sama seperti Jinx, di mana dia dibawa oleh aliran angin yang begitu kencang dan tersedot masuk ke dalam sebuah gulungan. Lalu sekarang, aku dan Satoru-san datang kemari untuk menyampaikan hal-hal penting kepada klien kami. ‘Kemari’ itu di mana? Di rumah Murakawa-san. Pria itu sudah pulang dari rumah sakit sejak kemarin, dan saat kami berjumpa dengannya, dia sudah terlihat bugar. Namun ya... Dia masih enggan menapakkan kaki di tempat kerjanya sendiri, sehingga Murakawa-san memutuskan untuk mengadakan pertemuan bersama kami di kediamannya. Kami menjelaskan kepada Murakawa-san bahwa shadow yang menyebabkan serial bunuh diri di SMA Sendai no Kibou telah berhasil disegel. Mendengar berita tersebut, dia bertanya kepada kami, “A-apakah itu artinya semua sudah selesai...?”. Satoru-san menghela napas singkat, lalu menjawab, “Untuk sementara ini tidak akan ada kasus siswa bunuh diri. Akan tetapi, kami tida
Seorang pria berusia sekitar 40 tahunan masuk ke dalam kantor HCO. Pria itu tidak terlalu tinggi. Hanya terpaut satu telunjuk saja tingginya dari tinggi badanku. Kulitnya kecokelatan, senada dengan mantel yang ia kenakan saat ini. Rambutnya pendek dan disisir ke belakang. Secara keseluruhan, tampilan pria tersebut adalah tipikal seorang pekerja kantoran pada umumnya.“Saya ingin menggunakan jasa HCO.”, katanya.Aku dan Satoru-san langsung bertatap-tatapan. Akhirnya setelah dua minggu, kami kedatangan klien baru!Aku pun bangkit untuk menyambutnya, serta mempersilakan dirinya duduk di sofa, tepat di samping Goto-san. Selanjutnya aku pergi ke dapur untuk mengambilkan teh bagi klien baru kami. Untung tadi aku sempat membuat teh gara-gara Goto-san datang dan sisanya masih ada. Jadi aku tinggal menuangkan ke dalam gelas. Tidak pakai lama, aku sudah kembali ke ruang tamu dan menyuguhkan teh tersebut kepada si klien.“Hajimemashite, nama saya Shiroyama Hiro.”, ucap pria bermantel cokelat ter
Shiroyama Hiro-san, berpamitan dengan aku dan Satoru-san tidak lama setelah dia menceritakan kasus yang akan ditangani oleh HCO. Intinya, kami diminta untuk mencari dan mendapatkan kembali bagian kepala dari seorang korban mutilasi di Shinagawa yang menghilang secara misterius. Rencananya, HCO dan Shiroyama-san akan memulai investigasi besok. Jadi sekarang...“Yum!”, aku melanjutkan makan cheese cake yang belum sempat kuhabiskan.“Apakah seenak itu? Aku jadi ingin mencobanya kalau kamu makan dengan lahap seperti itu.”“Satoru-san, tidak ada yang lebih nikmat dari cheese cake gratis! Hap!”Pria yang baru saja berbincang denganku itu terkekeh pelan, kemudian beranjak dari sofa. Dia berjalan ke arah gantungan jaket di samping pintu masuk HCO guna mengambil jaket hitam miliknya. Sambil mengenakan jaket itu, dia berkata, “Hari ini kantor akan kututup lebih awal. Kita akan keluar ke satu tempat. Akan kutunggu hingga kamu selesai menghabiskan cheese cake itu dulu.”.“Hm? Memangnya mau keluar
"Alat tulis... Ponsel... Cermin...”Aku bergumam kecil, memastikan barang-barang yang biasa ada di dalam tasku sudah hadir di dalam sana.“Oh! Kacamata dari Satoru-san! ... M-maksudku Satoru...”, ujarku sambil memasukkan benda pemberian pria itu ke dalam tas....Semuanya yang harus kubawa sudah masuk ke dalam tas.Hari ini adalah waktunya HCO dan Shiroyama-san melakukan investigasi di Shinagawa.Yup, untuk mencari bagian kepala korban kasus mutilasi itu....Normalnya, mengetahui fakta bahwa aku akan mencari potongan kepala manusia, aku akan merasa ngeri. Kemarin juga, ketika Shiroyama-san menunjukkan rekaman CCTV di rumah pelaku, aku masih merasakan kengerian itu.“Hari ini aku sama sekali tidak takut atau ngeri...”, gumamku.Aku menoleh ke arah cermin, memperhatikan pantulan bayangan diriku. Pandanganku langsung tertuju pada sepasang anting yang kini bertengger di kedua telingaku.“Apakah ini karena efek anting dari Satoru? Hebat... Mungkin mulai sekarang aku bisa menjadi asisten y
"Bukan manusia? Jadi benar-benar ada keterlibatan hantu dalam kasus kita?", tanya Shiroyama-san dengan sebelah alisnya terlihat naik.Satoru menghela napas panjang, kemudian menjawab, "Bukan. Mungkin apa yang akan kita hadapi nanti lebih parah dari hantu. Hantu adalah roh manusia yang masih bergentayangan di alam manusia. Energi mereka sangat kecil, sehingga gangguan terparah yang bisa mereka lakukan hanya membuat bunyi-bunyian aneh atau menampakkan diri. Sesuatu yang mampu menghilangkan atau memindahkan benda adalah makhluk yang jauh lebih kuat. Sayangnya, kita masih belum tahu pasti jenis makhluk supranatural apa yang bertingkah di sini.".“Yang terburuk kita akan berhadapan dengan apa?”, tanya Shiroyama-san lagi,"Shadow, atau sebutan yang lebih sering didengar orang awam adalah demon. Terakhir kali HCO berhadapan dengan shadow, kami berdua mengalami luka-luka. Bahkan asisten saya nyaris terbunuh akibat dicekik.""... Kedengarannya sangat berbahaya... Saya akan mengingat kata-kata
Sebuah pohon oak yang sangat besar memamerkan kemegahannya pada setiap orang yang melihat. Rindangnya begitu memayungi dan memanjakan siapapun yang duduk di bawahnya. Saat ini pun aku merasa bagai ditimang-timang oleh kesejukan yang dihadirkan oleh pohon ini.“... Aku mengantuk... Sampai kapan aku harus di sini...?”, batinku.Sudah dua puluh menit aku duduk seorang diri di sebuah ayunan yang digantung pada salah satu dahan pohon tersebut. Diterpa angin sepoi-sepoi dan rindangnya pohon ini, tentu saja lama-lama aku mengantuk....Hm? Apa? Bukannya bekerja, malah duduk-duduk santai di bawah pohon? B-bukan! Aku bukan bersantai, ini masih bagian dari pencarian kami kok! Sungguh!E-ehem! Biar kuceritakan kepada kalian. Sekitar empat puluh lima menit yang lalu, petugas keamanan mengantarkan kami ke lokasi di mana gumpalan hitam tiba-tiba muncul. Yup, tempat yang terlihat di rekaman CCTV sebelumnya. Rupanya, tempat itu tidak terlalu jauh dari pos keamanan. Kami hanya perlu berjalan sejauh 10