Lupa Cara Pulang

Lupa Cara Pulang

last updateLast Updated : 2025-10-03
By:  AjiUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
12Chapters
10views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Apa jadinya jika kamu terbangun di tempat yang asing… tapi semua orang di sana mengaku mengenalmu? Seorang pemuda bernama Rey terbangun di sebuah rumah tua di tengah desa yang tak ada di peta. Tak ada sinyal. Tak ada jalan keluar. Semua penghuni desa memanggilnya dengan nama yang tidak ia kenal. Mereka memperlakukannya seperti keluarga. Tapi setiap malam, Rey mendengar bisikan dari balik dinding, langkah kaki yang tak terlihat, dan mimpi buruk yang membuatnya semakin lupa siapa dirinya. Setiap ia mencoba meninggalkan desa, jalan yang dilaluinya selalu membawanya kembali ke titik semula—rumah tempat ia terbangun. Dan yang lebih mengerikan, setiap harinya wajah orang-orang di desa itu perlahan berubah... menjadi sosok yang tak lagi manusia. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa Rey sebenarnya? Dan... mengapa ia tidak bisa mengingat jalan pulang?

View More

Chapter 1

Rumah Tanpa Jalan Keluar

Suara gemerisik daun kering terdengar pelan saat Rey membuka matanya. Rasa berat di kepalanya membuatnya butuh beberapa detik untuk sadar sepenuhnya. Ia terbaring di lantai kayu dingin, di sebuah ruangan asing. Langit-langitnya dipenuhi sarang laba-laba, dan jendela kecil di pojok ruangan memantulkan cahaya redup matahari yang terhalang kabut tebal.

"Di mana aku…?"

Ia bangkit perlahan. Tubuhnya terasa pegal, dan bajunya berdebu. Tidak ada yang familiar di sekelilingnya. Ruangan itu tampak seperti kamar tua tak terpakai, dengan satu lemari kayu besar yang catnya sudah mengelupas dan sebuah cermin berbingkai retak di sisi kanan.

Rey berjalan ke jendela. Apa yang ia lihat di luar membuat jantungnya berdegup lebih cepat.

Sebuah desa. Rumah-rumah kayu tua berdiri di antara kabut, jalanan tanah yang sepi, dan pepohonan tinggi menjulang yang tampak seperti penjaga sunyi. Tidak ada suara kendaraan. Tidak ada sinyal di ponselnya. Bahkan... tidak ada jejak kehidupan.

Ia turun melewati tangga tua yang berderit di setiap langkahnya. Lantai bawah tampak lebih terang—ada dapur sederhana, kursi goyang di pojok ruangan, dan pintu depan yang terbuka setengah.

Rey mendekatinya, hendak melangkah keluar ketika—

"Rey?"

Ia menoleh. Seorang wanita tua berdiri di ambang dapur, mengenakan daster lusuh dan menatapnya dengan mata kosong. Wajahnya keriput, namun ada sesuatu yang mengganggu... senyumnya terlalu lebar. Terlalu lekat.

"Kau sudah bangun, Nak. Syukurlah..."

Rey terdiam. "Anda siapa?"

Wanita itu tertawa kecil, serak. "Jangan bercanda. Kau pasti masih pusing. Ibu masakkan sup kesukaanmu."

"Aku… tidak kenal Anda. Aku bahkan tak tahu tempat apa ini."

Raut wajah wanita itu berubah sedikit, lalu kembali tersenyum.

"Ah, ingatanmu pasti belum pulih. Tak apa. Kau di rumah. Di rumah kita, Rey."

Rey mundur satu langkah. Nafasnya terasa berat. "Aku harus pergi."

"Tak bisa," jawab wanita itu tenang. "Kau sudah pulang."

Ia berbalik dan berlari keluar rumah. Tanah basah di bawah kakinya membuat langkahnya tergelincir, tapi ia terus berlari, melewati jalan utama desa yang sepi. Setiap rumah yang dilewatinya tampak kosong… namun ada mata yang mengintip dari balik tirai. Setiap langkahnya seperti diawasi.

Setelah lima belas menit berlari, ia sampai di ujung desa—jalan kecil yang menurun, menembus hutan. Ia mengambil napas panjang dan menapaki jalan itu tanpa menoleh.

Ia berjalan dan terus berjalan. Setengah jam. Satu jam.

Sampai ia keluar dari pepohonan… dan mendapati rumah tempat ia terbangun tadi, tepat di depannya.

Mustahil.

Ia berbalik. Jalan yang tadi ia lewati menghilang. Pepohonan tampak berbeda. Langit mulai menggelap. Udara terasa lebih dingin. Angin berhembus pelan, membawa suara samar yang tak bisa dijelaskan—seperti bisikan.

Ia menggenggam rambutnya frustasi.

“Tidak mungkin... Aku barusan pergi dari sini…”

Tiba-tiba suara kursi goyang berderit terdengar dari dalam rumah. Rey menoleh ke jendela. Wanita tua itu duduk di sana, tersenyum padanya, seperti tahu ia akan kembali.

Lalu ia menyaksikan hal yang tak masuk akal—wanita itu berdiri… padahal bayangannya masih duduk di kursi goyang. Dua sosok yang sama. Dua wajah yang identik. Tapi hanya satu yang menatapnya dengan mata manusia.

Dan saat itulah, Rey sadar satu hal mengerikan: ia benar-benar lupa cara pulang.

next to episode

kalau kalian suka novel ini aku akan lanjut menulis

mohon dukungan nya ya biar lebih semangat lagi nulisnya🥰

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
12 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status