Share

Bab 9 Konflik Acara Pameran

Author: Afif
last update Huling Na-update: 2024-12-03 19:36:40

Lina menatap keluarganya dengan senyum lebar. “Ayo, kita lihat lebih banyak karya seni! Aku ingin menunjukkan beberapa hal padamu semua.”

Deril mengikuti di belakang, merasa senang melihat Lina berbagi kegembiraannya dengan keluarganya. Meskipun ada ketegangan di antara beberapa anggota keluarganya, suasana pameran tetap ceria dan penuh energi.

Tidak lama setelah itu, Deril mulai menjelaskan kepada Lina dan keluarganya yang mengikuti di belakang mereka tentang berbagai benda yang dipamerkan. Mereka berhenti di depan sebuah lukisan yang menggambarkan pemandangan alam yang indah.

“Lihatlah lukisan ini, teknik cat minyaknya sangat halus. Perpaduan warna biru dan hijau menciptakan kedalaman yang luar biasa,” jelas Deril dengan antusias.

“Wow, itu luar biasa! Aku tidak menyadari betapa rumitnya itu,” balas Lina, terpesona. Ia memperhatikan bagaimana Deril mengamati setiap detail.

Namun, Ibu Sari tiba-tiba menyela, “Deril, kamu jangan membual. Dari mana kamu bisa tahu semua ini? Sepertinya kamu hanya mengada-ada.”

Deril hanya tersenyum, tidak terpengaruh oleh komentar negatif itu. “Aku hanya berbagi apa yang aku tahu, Bu Sari. Seni memang selalu menarik bagiku,” jawabnya dengan nada tenang.

Lina mengangguk, merasa tidak nyaman dengan komentar ibunya. Dalam hati, ia berpikir, “Dari mana dia mengetahui benda-benda ini dengan detail?” Namun, ia menyadari bahwa Deril tetap tenang meskipun ada komentar negatif, dan itu membuatnya semakin mengagumi sikapnya.

“Mari kita lihat karya lainnya,” ajak Deril, berusaha mengalihkan perhatian. Dengan senyuman yang tetap terpancar, ia melanjutkan langkahnya, meninggalkan komentar dari Ibu Sari tanpa dampak.

Tidak lama kemudian, seorang pemuda kaya dari desa Kaba yang dikenal memiliki lahan perkebunan luas muncul di aula pameran. Dengan penampilan yang mencolok, ia langsung menarik perhatian banyak orang. Ketika ia mendekati stan Nathan, ia melihat guci keramik yang dipamerkan dan berkomentar dengan nada meremehkan.

“Lihat guci ini. Apa ini benar-benar seni? Sepertinya hanya akan bagus jika dipajang di gudang,” ujarnya dengan nada sinis, membuat beberapa orang di sekitarnya terdiam.

Nathan, yang mendengar komentar itu, tampak terluka. “Ini karya yang aku buat dengan penuh usaha. Setiap detail memiliki makna,” jawabnya, berusaha mempertahankan harga dirinya.

Deril, yang melihat perdebatan itu dari jauh, segera mendekati mereka. “Sebentar, ada yang ingin aku katakan,” katanya, menatap pemuda kaya itu dengan tegas. “Karya ini adalah hasil kerja keras Nathan. Dia telah berusaha keras untuk menciptakan sesuatu yang unik.”

Pemuda kaya itu menatap Deril dengan skeptis. “Oh, jadi kau membela guci ini? Apa yang membuatmu begitu yakin ini seni?”

“Karena seni bukan hanya tentang nilai materi. Ini tentang ekspresi dan dedikasi,” balas Deril, berusaha menjelaskan. “Nathan telah menunjukkan bakatnya, dan itu layak dihargai.”

Lina, yang berdiri di samping, merasa bangga melihat Deril membela Nathan. “Aku setuju dengan Deril. Ini adalah seni, dan setiap seniman berhak dihargai,” tambahnya.

Pemuda kaya itu terdiam sejenak, mempertimbangkan argumen mereka. Namun, dengan nada angkuh, ia berkata, “Mungkin. Tapi seni sejati harus punya nilai yang lebih tinggi.”

Deril tidak menyerah. “Seni tidak selalu diukur dengan harga. Ini tentang bagaimana karya itu bisa menyentuh hati orang-orang,” ujar Deril dengan tegas.

Nathan merasa lebih percaya diri setelah mendengar dukungan dari Deril dan Lina. “Terima kasih, Deril. Aku akan terus berusaha untuk meningkatkan karyaku,” katanya, menatap Deril dengan rasa syukur.

Pemuda kaya itu hanya mendengus dan berbalik, meninggalkan mereka di tengah perdebatan. Deril menatap Nathan dan Lina, merasa puas telah membela kualitas seni dengan cara yang seharusnya.

Deril menatap Nathan dengan senyuman hangat. “Sebentar lagi, kau akan melihat Vasco di pameran ini. Dia pasti akan bangga melihat karyamu.”

Nathan terdiam, perasaan senang dan gugup bercampur aduk di dalam dirinya. “Vasco? Aku tidak percaya aku akan bertemu dengannya di sini,” pikirnya dalam hati. “Siapa Deril ini? Bagaimana dia tahu tentang Vasco dan karyaku?”

“Apakah kau siap untuk memperlihatkan karyamu padanya?” tanya Deril, mencoba mengalihkan perhatian Nathan dari rasa gugupnya.

“Ya, tentu. Tapi… aku tidak tahu harus berkata apa,” jawab Nathan, sedikit cemas. “Aku ingin dia menyukai karyaku.”

“Jangan khawatir. Bersikaplah percaya diri. Ingat, ini adalah hasil kerja kerasmu. Vasco pasti akan menghargainya,” kata Deril, memberikan semangat.

Nathan mengangguk, berusaha menenangkan dirinya. “Terima kasih, Deril. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa berterima kasih padamu. Dukunganmu sangat berarti bagiku.”

Deril tersenyum. “Sama-sama. Kita semua di sini untuk merayakan seni dan berbagi pengalaman. Nikmati momen ini.”

Dengan semangat baru, Nathan menunggu kedatangan Vasco, merasa lebih percaya diri berkat dukungan Deril. Dalam hati, ia terus bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Deril, dan bagaimana pria ini bisa mengetahui begitu banyak tentang seni dan hubungan antar seniman.

Sementara itu, Lina dan keluarganya juga memperhatikan interaksi tersebut. "Dari mana Deril bisa tahu tentang Vasco?" pikir Lina, merasa penasaran.

Ibu Sari melirik Sintya dan berbisik, “Sepertinya Deril memiliki koneksi yang lebih dalam daripada yang kita kira.” Sintya mengangguk, menambahkan, “Iya, aku juga merasa begitu. Dia tampak sangat menguasai situasi ini.” Rasa ingin tahu mereka semakin meningkat, bertanya-tanya tentang latar belakang Deril yang sebenarnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Bayangan Deril: Penguasa Dunia yang Terlihat Miskin   Bab 13: Peminjaman Investasi

    Setelah rapat keluarga, Lapenris merasa sangat percaya diri. Ia segera pergi ke kantor Investama, tempat Angel bekerja, untuk mengajukan pinjaman bagi usaha Lina dan Deril. Dengan langkah mantap, ia memasuki gedung modern yang menjadi simbol kesuksesan. Sesampainya di dalam, Lapenris langsung menuju meja resepsionis. "Halo, saya ingin bertemu dengan Angel," katanya, berusaha menunjukkan sikap percaya diri. "Silakan tunggu sebentar, saya akan memberitahu beliau," jawab resepsionis dengan ramah. Setelah beberapa menit menunggu, Angel muncul. "Lapenris! Apa kabar? Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan senyum hangat. Lapenris mengambil napas dalam-dalam, berusaha terlihat tenang. "Aku datang untuk membicarakan kemungkinan pinjaman investasi untuk usaha Lina dan Deril." Angel mengangguk, terlihat serius. "Baik, saya sudah mendengar tentang usaha mereka. Apa rencanamu?" Lapenris mulai menjelaskan, "Kami ingin membuat pabrik kecil untuk memproduksi lebih banyak produk olahan

  • Bayangan Deril: Penguasa Dunia yang Terlihat Miskin   Bab 12 : Kebangkitan

    Setelah beberapa minggu bekerja keras, usaha Lina dan Deril mulai menunjukkan hasil. Mereka berhasil membuat berbagai produk olahan dari sayur-sayuran yang mereka beli, dan hasilnya sangat memuaskan. Keripik sayur yang mereka buat menjadi favorit di kalangan teman-teman dan tetangga. "Deril, lihat ini!" seru Lina dengan antusias saat mereka mengemas produk baru. "Aku baru saja menerima pesan dari beberapa orang yang ingin memesan keripik kita!" Deril tersenyum lebar. "Itu luar biasa! Setiap usaha kita membuahkan hasil. Semangat kita tidak sia-sia." Namun, saat mereka mengumumkan keberhasilan kepada keluarga, reaksi yang mereka dapatkan tidak seperti yang diharapkan. Ibu Sari, yang sebelumnya skeptis, mengangkat alisnya. "Jadi, kalian pikir ini bisa menjadi bisnis yang serius? Coba lihat, hanya beberapa paket yang terjual," ujarnya dengan nada merendahkan. Sintya, yang duduk di sampingnya, ikut menambahkan, "Apakah kalian tidak merasa malu? Menghabiskan waktu untuk hal seperti i

  • Bayangan Deril: Penguasa Dunia yang Terlihat Miskin   Bab 11 : Peluang Bisnis

    Di teras rumah yang sederhana, Deril duduk di samping Lina, sambil menyeruput teh hangat. "Lina, aku punya ide brilian untuk meningkatkan pendapatan kita," kata Deril, matanya bersinar penuh semangat. Lina menatapnya, penasaran. "Oh, ya? Apa ide itu, Deril?" "Kita bisa memanfaatkan hasil pertanian kita dan membuat produk olahan dari sayur dan buah yang kita tanam sendiri," jelas Deril, bersemangat. Lina mengangguk, sedikit ragu. "Tapi, bagaimana jika kita beri tahu ibu dan keluarga kita? Mereka pasti bisa memberi masukan." Deril menghela napas. "Baiklah, mari kita coba. Tapi aku berharap mereka bisa mendukung kita." Mereka pun mengundang Ibu Sari, mertua Deril, serta Lin Lin, nenek Lina, untuk berdiskusi. Setelah semua berkumpul, Deril membagikan ide mereka. "Kami berpikir untuk membuat keripik sayur dan selai buah dari hasil pertanian kita." Ibu Sari mengerutkan dahi. "Deril, itu ide yang bagus, tetapi pasar untuk produk seperti itu sangat kecil. Apa kamu yakin bisa menj

  • Bayangan Deril: Penguasa Dunia yang Terlihat Miskin   Bab 10 : Kehadiran Angel

    Tak lama setelah itu, Angel tiba memasuki aula dengan pengawalnya. Aura kehadirannya langsung menarik perhatian semua orang. Lina dan keluarganya tertegun melihat penampilannya. Angel terlihat begitu cantik dengan sepatu hak tinggi yang menambah kesan elegannya, serta rambut lurusnya yang diikat rapi. “Lihat, itu Angel!” bisik Lina kepada Deril, matanya berbinar penuh kekaguman. Deril menatap Angel dengan senyum. “Dia memang selalu memukau. Aku tidak heran semua orang terpesona.” Sementara itu, Ibu Sari mengamati Angel dengan rasa takjub. “Dia terlihat sangat berkelas. Pasti banyak yang mengaguminya di sini,” ucapnya, tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. “Ya, dia pasti menjadi pusat perhatian,” balas Sintya, mengangguk setuju. “Kita harus menyapa dan memperkenalkan diri.” Angel melangkah dengan percaya diri, menyapa beberapa pengunjung yang mendekatinya. Saat melewati Deril, ia menatapnya dan memberi hormat sedikit. Beberapa orang di sekitar terdiam, mengamati momen itu denga

  • Bayangan Deril: Penguasa Dunia yang Terlihat Miskin   Bab 9 Konflik Acara Pameran

    Lina menatap keluarganya dengan senyum lebar. “Ayo, kita lihat lebih banyak karya seni! Aku ingin menunjukkan beberapa hal padamu semua.” Deril mengikuti di belakang, merasa senang melihat Lina berbagi kegembiraannya dengan keluarganya. Meskipun ada ketegangan di antara beberapa anggota keluarganya, suasana pameran tetap ceria dan penuh energi. Tidak lama setelah itu, Deril mulai menjelaskan kepada Lina dan keluarganya yang mengikuti di belakang mereka tentang berbagai benda yang dipamerkan. Mereka berhenti di depan sebuah lukisan yang menggambarkan pemandangan alam yang indah. “Lihatlah lukisan ini, teknik cat minyaknya sangat halus. Perpaduan warna biru dan hijau menciptakan kedalaman yang luar biasa,” jelas Deril dengan antusias. “Wow, itu luar biasa! Aku tidak menyadari betapa rumitnya itu,” balas Lina, terpesona. Ia memperhatikan bagaimana Deril mengamati setiap detail. Namun, Ibu Sari tiba-tiba menyela, “Deril, kamu jangan membual. Dari mana kamu bisa tahu semua ini? Sepert

  • Bayangan Deril: Penguasa Dunia yang Terlihat Miskin   Bab 8 : Acara Pameran

    Acara pameran seni akhirnya tiba, dan Deril pergi bersama Lina menuju aula tempat acara berlangsung. Saat mereka tiba, suasana di dalam aula begitu hidup, dipenuhi oleh warga desa yang antusias. Deril dan Lina melangkah masuk, terpesona oleh berbagai karya seni yang dipamerkan. “Wow, lihat betapa ramai acara ini!” seru Lina, matanya berbinar melihat banyak orang berkumpul. “Iya, ini luar biasa! Aku tidak sabar untuk melihat semua karya yang ada di sini,” jawab Deril, sambil memegang tangan Lina agar tetap dekat. Mereka melangkah lebih dalam ke aula, dan Deril melihat Nathan berdiri di dekat salah satu stan, tampak sedikit gugup. Begitu Nathan melihat mereka, ia segera menghampiri Deril dan mengulurkan tangan. “Deril! Senang sekali bertemu di sini!” katanya dengan senyuman lebar. “Senang bertemu denganmu juga, Nathan! Karya keramikmu sudah siap dipamerkan, kan?” tanya Deril, menatap penuh minat. “Ya, aku harap semuanya berjalan baik. Aku sangat berharap para pengunjung menyukain

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status