Share

Tidur Saja Bersama!

Author: Alie-Afie
last update Last Updated: 2022-09-02 13:54:31

Kamar Diani dan Bagas berada di lantai dua sama seperti keberadaan kamar Alvin.

Saat malam tiba, entah kenapa Bagas terus-menerus menangis. Diani sudah melakukan berbagai macam upaya, tetapi tetap saja tidak bisa menenangkan Bagas.

“Bagas sayang … cup … cup … berhentilah menangis sayang!”

Diani terus berusaha menghibur Bagas. Kemudian, dia menimang Bagas keluar dari kamarnya, berpikir agar Bagas tidak bosan di dalam kamar dan berhenti menangis.

“Sayang … kenapa kamu terus menangis seperti ini? Cup … cup … cup.” Diani tampak frustasi menenangkan Bagas yang tidak seperti biasanya.

Tidak ingin mengganggu tuan rumah, Diani melangkahkan kaki turun dari tangga, keluar rumah untuk berjalan-jalan di halaman.

Alvin yang sedang berusaha menutup mata, mendengar Bagas yang terus menangis dari kamarnya. Dia bangun dari tidurnya kemudian mengamati Diani yang terus mencoba menghibur Bagas dari atas balkon kamarnya.

“Ada apa dengan Bayi itu?” gumam Alvin.

Setelah beberapa saat, Diani kembali masuk ke dalam rumah. Bersamaan dengan hal itu, Alvin keluar dari kamarnya kemudian berpura-pura mengambil minuman di dapur yang berada di lantai satu rumahnya.

"Bagas sayang ... cup ... cup ... sayang, berhentilah menangis sayangku!" Bagas masih saja belum berhenti menangis.

"Maaf jika Bagas membuat Mas Alvin terbangun," ucap Diani melihat Alvin turun dari tangga.

“Tidak apa-apa, aku juga belum tidur,” balas Alvin berpura-pura acuh kemudian menuju ke dapur mengambil minuman.

Melihat Alvin, Bagas secara ajaib dan tiba-tiba, berhenti menangis dan tersenyum riang.

“Eh … Bagas … akhirnya, berhenti juga kamu menangis,” gumam Diani ikut tersenyum.

“Hahaha … Bagas berhenti menangis pasti karena aku,” kekeh Alvin begitu percaya diri.

Oak…

Oak…

Bagas kembali menangis tatkala Diani menggendongnya masuk ke dalam kamar.

Alvin yang mendengar Bagas kembali menangis hanya geleng-geleng kepala. “Sudah aku duga, Bagas menangis karena ingin dekat denganku,” gumamnya.

“Cup … cup … sayang. Ibu buatkan susu ya?” Diani benar-benar dibuat pusing oleh Bagas yang menangis sesuka hatinya. Dia menimang-nimang dan kembali mencoba menghibur Bagas.

Diani kembali turun dari lantai dua menuju ke dapur, berpapasan dengan Alvin yang akan kembali ke lantai dua.

“Ahaha,” Bagas kembali berhenti menangis dan tertawa saat melihat Alvin, membuat Diani tidak habis pikir apa yang sebenarnya Bagas inginkan.

Alvin sudah sangat hafal dengan tingkah aneh Bagas. Alvin menganggap ada alasan tersembunyi dalam tangisan Bagas, tetapi alasannya sangat konyol dan terkesan mengada-ada. "Apa kamu ingin tidur denganku, hah?" batinnya.

Oak

Oak

Suara tangisan Bagas kembali terdengar saat dia berada jauh dari Alvin. “Sepertinya memang benar dugaanku, Bagas menginginkan tidur denganku,” kekeh Alvin.

Alvin duduk di sofa kemudian menyalakan televisi yang ada di lantai atas. Dia tidak memperhatikan acara yang sedang ditampilkan di televisi.

Alvin berpikir agar Diani membiarkan Bagas tidur bersamanya. Selain agar Bagas berhenti menangis, dia juga dapat tidur dengan pulas saat bersama dengan Bagas.

Diani kembali ke lantai dua dan kali ini Bagas terlihat diam dengan botol susu di mulutnya. “Tidak tidur Mas?” tanya Diani ke Alvin saat melewati ruangan televisi.

"Nanti, ada acara kesukaanku malam ini," jawab Alvin.

Alvin sendiri tidak begitu memperhatikan apa yang ditontonnya. Saat itu, televisi sedang menampilkan iklan. Alvin seakan konsentrasi melihat televisi padahal bola mata hitamnya melirik ke arah Bagas.

"Aku permisi dulu, Mas." Diani melewati tempat Alvin.

"Acara apa yang disukai orang kaya seperti Mas Alvin?" gumam Diani sambil melirik ke acara televisi.

Saat Diani melirik, iklan di televisi sudah kelar dan kembali menampilkan acara di channel yang sedang ditonton Alvin.

Diani menelan ludah, bergidig ngeri melihat acara selera Alvin. Di televisi, menunjukkan beberapa gadis muda yang merupakan girlband dewasa berpakaian sangat seksi dengan kostum yang sedikit aneh.

"Si ... si ... silahkan!" Alvin bermuka kecut menyadari yang sedang dia tonton merupakan acara yang seperti itu. Alvin menelan ludah, cepat-cepat mengganti channel tidak ingin Diani salah paham.

Saat Bagas dibawa masuk ke dalam kamar, dia kembali menangis seolah tidak ingin terpisah dengan Alvin. Diani dibuat pusing dengan Bagas yang menangis dan berhenti sesuka hatinya.

Bebarapa kali Diani keluar masuk kamar dan merasakan keanehan Bagas. Bagas kembali tenang saat berada diluar kamar memperhatikan Alvin dan akan kembali menangis saat dibawa masuk ke dalam kamar.

Diani kemudian terpaksa duduk di sebuah kursi di depan Kamarnya, tidak jauh dari tempat Alvin menonton televisi, mengetahui Bagas akan diam saat berada di luar kamar.

Alvin hanya terkekeh dengan tingkah laku Bagas, semakin yakin dan merasa percaya diri jika Bagas tidak menangis karena keberadaannya. Dia kemudian mendekati Diani dan Bagas yang ada di depan kamar mereka.

"Biarkan Bagas tidur denganku kali ini! Kamu harus banyak beristirahat, baru keluar dari Rumah Sakit," pinta Alvin.

"Tapi Mas, Bagas sangat merepotkan," tolak Diani.

“Awalnya aku pikir Bagas memang merepotkan, tetapi setelah tahu jika aku dapat tertidur pulas karenanya, aku menghilangkan jauh-jauh pikiran itu,” batin Alvin.

"Sepertinya Mas Alvin begitu perhatian dengan Bagas," batin Diani.

Alvin mendesak Diani agar memberikan Bagas kepadanya. Diani tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan Bagas kepada Alvin. Alvin juga tampak begitu yakin dapat menenangkan Bagas agar tidak terus menangis.

"Oak ... oak ... oak," tangis Bagas saat Alvin membawanya masuk ke dalam kamarnya.

Alvin menelan ludahnya, "Eh, ada apa? Kenapa kamu menangis? Bukankah kamu sangat senang bersamaku?"

"Oak ... oak ... oak," tangis Bagas bertambah kencang.

Alvin dibuat bingung oleh Bagas, "Ada apa denganmu? tidak seperti biasanya," desahnya.

"Kamu minta apa sih, Hah? dari tadi menangis terus. Aku tahu pasti ada yang kamu inginkan jika menangis, bukan sesuatu pada umumnya, tapi pasti aneh," gumam Alvin.

Alvin kembali keluar dari dalam Kamarnya, wajahnya tidak lagi sepede dan seyakin seperti sebelumnya, Dia tidak dapat menenangkan Bagas setelah beberapa saat menghibur, mencoba menangkan Bagas di kamarnya.

Diani masih duduk di kursi depan kamarnya, tidak jauh dari ruangan televise, khawatir Bagas akan kembali menangis. Dan benar saja, beberapa saat setelah Alvin memasuki kamarnya, Diani mendengar  Bagas kembali menangis.

"Mas, berikan saja Bagas padaku!" pinta Diani setelah Alvin keluar dari kamarnya kembali menuju ke ruangan televisi, "Aku akan kembali mengajak Bagas jalan-jalan di halaman, lama-lama juga Bagas akan tertidur," lanjutnya tidak ingin Alvin terganggu oleh tangisan Bagas.

Alvin hanya bisa menuruti Diani, memberikan Bagas kepadanya kembali.

"Tidur saja bersama!?" Alvin sudah memikirkannya. Menurutnya, Bagas akan diam saat berada di dekatnya dan Diani.

Alvin akan mencoba tidur di depan televisi didekat Bagas. Alvin masih tidak mau mengakui kalau Dia membutuhkan Bagas untuk membuatnya dapat tertidur pulas. Dia bersikekeh di dalam hatinya bahwa Bagaslah yang membutuhkannya agar tidak menangis.

"Apa?" Diani terbatuk-batuk tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Maaf ... maksudku tidur saja diluar kamar, aku juga masih akan menonton televisi! Sepertinya Bagas akan diam saat berada di luar, tidurkan saja Bagas terlebih dahulu disini sebelum dibawa masuk ke kamar," Alvin merevisi kata-katanya.

“Baik Mas.” Diani mengangguk, membenarkan apa yang Alvin ucapkan dan memutuskan untuk menidurkan Bagas di luar kamar bersama dengan Alvin yang akan menonton televise.

Alvin kembali duduk di sofa di depan televisi, menyenderkan kepalanya, melirik Diani yang masih jauh dari tempat duduknya, di kursi kayu.

"Tidurkan saja Bagas di sofa sini! Sofa ini sangat empuk," perintah Alvin sambil menepuk-nepuk sofa di sampingnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pernikahan Alvin dan Diani

    Benih cinta terus muncul diantara Alvin dan Diani. Mereka terus mendekatkan diri sehingga mulai saling mencintai. Ayah dan ibu Alvin yang mendukung hubungan mereka akhirnya menyuruh Alvin untuk menikahi Diani. Namun, halangan dan masalah terus muncul sehingga hubungan Alvin dan Diani dilanda kerusakan. Suseno juga terus membuat ulah agar hubungan Alvin dan Diani tidak berjalan lancar. Dengan kelicikannya dia terus membuat hubungan Alvin dan Diani renggang. Alvin yang mencintai Diani tidak diam saja melihat kelicikan Suseno. Dia terus menyelesaikan masalah-masalah yang dibuat oleh Suseno. Namun, Diani masih berpikir untuk menikah dengan Alvin. "Alvin, ibu ingin kamu merekrut Diani menjadi sekretarismu." Ibu Alvin menyuruhnya agar hubungan Alvin dan Diani semakin dekat. Jika Diani menjadi sekretaris Alvin, Diani akan sering bertemu dengannya dan cinta akan tumbuh kembali. "Baik bu, Alvin akan membicarakannya dengan Diani." Alvin yang mengetahui ibunya ingin mendekatkan diriny

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pria Mengagumkan

    Pak Jaya bukan orang yang begitu saja membiarkan putranya mendapatkan pasangan seenaknya. Dia bahkan telah secara detail mengetahui latar belakang dan asal usul Diani."Tapi Pih, Mamih sangat menyukai Diani dan Bagas. Alvin harus membawanya kembali atau Papih jangan wariskan apapun kepadanya, untuk amal saja semua harta Papih.""Tampaknya harus seperti itu, Alvin benar-benar sangat cemen terhadap wanita," balas Pak Jaya.Bu Karina hanya melotot ke arah Pak Jaya."Kenapa Mamih melotot ke Papih?" tanya Pak Jaya."Alvin cemen karena mengikuti sifat Papih," balas Bu Karina mengingat kembali masa lalu.Pak Jaya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Benar, Papih dulu tidak berani mengatakan perasaan Papih kepada Mamih. Kalau bukan Mamih terlebih dahulu yang mengatakannya, Papih mungkin hanya bisa gigit jari, tidak pernah mengungkapkannya, Papih benar-benar Pemalu.""Untung Mamih memberanikan diri, kalau tidak Mamih akan menyesal seumur hidup jika tidak terlebih dahulu mengungkapkannya kepa

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Mimpi Indah

    Di sisi lain, setelah merasa puas dengan foto-fotonya, Nanda kembali pergi dari dekat rumah yang sekarang menjadi milik Diani.Diani, Bagas, dan Alvin juga kembali ke rumah setelah puas melihat-lihat rumah baru Diani. Diani begitu kagum dan baru pernah merasakan sesenang itu mendapatkan sebuah hadiah yang sangat mewah dan mahal baginya.Saat malam harinya, Alvin mengetuk pintu kamar Diani. "Apa Kamu sudah tidur?"Diani membuka pintu kamarnya. "Mas Alvin ... ada apa Mas?""Izinkan Aku tidur di kamarmu," ucap Alvin tanpa malu.Diani berpikir sejenak, selama ini Mereka tidur satu kamar dan menjaga dirinya masing-masing."Baik Mas, tapi kamarku sedikit berantakan."Diani membolehkannya, menganggap itu malam terakhir Alvin dapat tertidur dengan pulas bersama dengan Bagas."Aku tidak akan tidur dan memandangi wajahmu sampai puas," batin Alvin.Malam itu, Alvin benar-benar tidak tidur. Dia memiringkan tubuhnya dengan tangan menahan kepala memandangi wajah Diani yang tertidur pulas. Jika saja

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Sedikit Refresing

    "Apa yang telah Mas Alvin sadari? Aku melihat kehidupan Mas Alvin sangat enak," tanya Diani masih penasaran.Mereka berdua duduk di tepi pantai memandangi lautan lepas."Aku harus memikirkan nasib puluhan ribu karyawan sama seperti Ayahku dulu, dan itu membuatku sedikit frustasi dan terus memikirkan pekerjaan," balas Alvin."Jika Aku begitu jenuh, Aku akan pergi ke sini, mengingat masa lalu sebelum menanggung beban berat pekerjaanku," lanjut Alvin."Ayu Kita bermain air dan lupakan sejenak tentang beban berat yang Mas Alvin tanggung! Kita sedang sedikit refresing di sini."Diani meminta Bagas dari Alvin, berlari kecil ke arah ombak air. Alvin hanya mengikutinya dari belakang."Kenapa Kamu ingin meninggalkan rumahku? Keberadaan Kalian juga telah membuatku melupakan beban berat yang Aku rasakan," gumam Alvin memandangi punggung Diani.Diani menyipratkan air ke Alvin membuat Dia tidak Terima dengan hal itu. Dia akan berganti melakukan hal itu kepada Diani, tetapi mengurungkan niatnya kar

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Kuat Menggendongku?

    Diani kembali mengendap-endap menuju ke dapur untuk memasak makanan malam bersama Bi Rahmi.Alvin membuka mata, bangun dari pura-pura tidur mengamati Diani yang mengendap-endap, "Dia benar-benar malu Aku melihatnya, apa perlu Aku melakukan hal yang sama agar impas?""Hadehhh ... apa yang ada di pikiranku, sejak bersama janda cantik sepertinya, Aku yang polos menjadi sedikit liar," lanjut Alvin bergumam.Diani seolah menghindar dari Alvin. begitupun dengan Alvin yang tidak mau Diani kehilangan muka jika berhadapan dengannya. Dia mulai sedikit mengerti tentang wanita.Keesokan harinya, Diani terpaksa menghadap Alvin untuk meminta izin ke Restoran."Aku akan mengantarmu," balas Alvin seperti sangat bersemangat setelah Diani meminta izin darinya."Mas Alvin harus berangkat kerja, Aku sendiri saja bersama Bagas.""Aku tidak akan masuk Kantor beberapa hari ini," jawab Alvin."Tapi Mas ... ""Tidak ada tapi-tapian." Alvin menarik tangan Diani menuju mobil dan sedikit memaksanya masuk ke mobi

  • Bayi Lucu Sang Janda Kembang   Pertama Kali Melihat

    "Asal Dianiku yang ini juga mendapatkan rumah, itu sudah cukup bagiku. Terimakasih atas bantuanmu, jika Restoranmu ingin melebarkan sayap lebih banyak ke luar Negeri, jangan sungkan untuk meminta bantuan apapun dariku." lanjut Alvin."Tidak, tidak. Aku tidak memerlukan apapun dari Tuan Alvin, tidak perlu sungkan dan berterimakasih, Restoran Kami senang melakukannya. Bahkan, Kami kemungkinan akan mengadakan acara serupa di kemudian hari karena ini ide yang bagus untuk lebih memperkenalkan nama Restoran Kami di kalangan masyarakat lebih luas lagi.""Apa yang harus Aku lakukan berikutnya? Apa Aku akan memberinya mobil? Apa Aku minta saja seseorang membuat kompetisi bayi yang lucu?" gumam Alvin setelah mematikan teleponnya.Sesampainya di rumah, Diani memberitahukan hal itu ke Alvin."Mas, Aku tadi mengikuti sebuah kompetisi memasak dan mendapatkan hadiah rumah, Aku juga akan segera mendapatkan pekerjaan. Aku akan segera keluar dari sini Mas," ucap Diani ke Alvin."Hadiah rumah dan pekerj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status