Nevan merubah duduknya yang dari awal duduk di depan Chrissy memilih duduk di samping perempuan itu. Matanya terus menatap Chrissy yang tampak diam dan acuh padanya. Padahal kali ini Nevan ingin meminta Chrissy untuk kembali kepadanya.
“Lo mau ngomong apa sih? Gue mau pulang soalnya.” ucap Chrissy ketus.
Nevan tersenyum sambil mengacak rambut Chrissy. Tentu saja hal itu langsung ditepis oleh Chrissy. Karena sejak mereka putus, Chrissy paling tidak suka di usap kepala kecuali Edgar. “Apaan sih lo, lancang banget!!”
“Galak banget sih Issy, awas jatuh cinta lo.” goda Nevan sambil tertawa kecil.
“Amit-amit gue jatuh cinta sama lo. Ogah, kayak nggak ada laki-laki lain aja selain lo.”
Dengan dramanya Nevan memegang dada kirinya, seakan dia itu tengah sakit hati dengan ucapan Chrissy. “Dada gue sakit pas lo bilang gitu. Kayak habis di gores dengan belati.” ucapnya mendramatisir.
<"Gue benci keadaan dimana gue nggak bisa berbuat apa-apa karena lo." gumam Chrissy pelan.Perempuan itu menutup pintu apartemennya perlahan. Lalu meninggalkan apartemen ini dengan cepat. Dia tidak ingin lama-lama di apartemen ini bersama dengan orang yang sama sekali tidak dia suka.Bukan tidak suka, dia suka. Hanya saja rasa sakitnya masih membekas. Sehingga membuat perempuan itu tidak bisa melupakannya dengan cepat.Menaiki taksi dan kembali ke sekolah adalah tujuan Chrissy awalnya. Tapi melihat cafe di pinggiran jalan, Chrissy pun memutuskan untuk tuk meneguk kopi. Lagian hari semakin panas dan matahari bersinar begitu terik.Duduk di meja dengan memainkan ponselnya, perempuan itu memilih
"Gue udah bilang sama lo. Jangan ganggu hidup gue!!" seru Chrissy.Wanita itu mencoba menarik Nevan untuk keluar dari kamarnya. Tapi yang ada bukannya pergi Nevan malah menarik tangan Chrissy dan mendorongnya. Membuat perempuan itu terjatuh tepat di atas tempat tidur empuknya. Tentu saja tidak mau membuang kesempatan, Nevan langsung mengurung tubuh mungil Chrissy dengan kedua tangannya."Perlu gue tegasin lagi sama lo. Sebelum gue dapetin lo kembali, gue nggak akan nyerah!!" balas Nevan."Apa sih mau lo. Belum cukup apa yang dulu udah nyakitin gue banget!! Sekarang lo kembali buat apa? Nyakitin gue lagi!!"Nevan tersenyum kecil. Kalau masalah itu tentu saja Nevan tidak akan mau. Dia kembali untuk m
Untuk mengusir rasa bosannya, Stella dan juga Belinda mengajak Chrissy untuk pergi ke mall. Kalau dilihat-lihat mood Chrissy beberapa hari ini agak aneh. Walaupun pendiam tapi ini lebih dari pendiam bagi Stella dan juga Belinda."Chris lo ada masalah apa? Perasaan dari kemarin lo murung terus." kata Stella memberanikan diri bertanya seperti itu. Lagian, Stella ini tipe orang yang tidak bisa diam, jika melihat temannya menderita.Chrissy menggeleng, tangannya terulur untuk mengambil es coklatnya."Yakin Chris? Soalnya gue ngerasa lo agak aneh." tanya Belinda.Chrissy mengangguk memastikan jika dirinya baik-baik saja. Dia hanya pusing dengan masalah Nevan. Jangan sampai Stella dan juga Belinda menambah ke pusingan Chrissy.Walaupun mereka berdua tahu apa yang ada dipikiran Chrissy, setidaknya perempuan itu mau berbicara dengan terbuka pada mereka. 
Menunggu hampir dua jam, Chrissy pun merasa bosan sendiri dan memutuskan untuk pergi ke kantin rimau sakit. Mungkin makan atau minum kopi atau apapun itu, akan membuat Chrissy sedikit merasa lega.Baru saja bangkit dari samping Nevan. Lelaki itu langsung mendongak, dan menarik tanya Chrissy. Dia hanya takut perempuan itu tiba-tiba saja pergi, ketika kakeknya bangun dari tidurnya."Mau kemana?" tanya Nevan heran."Mau makan di kantin rumah sakit. Kenapa? Mau ikut juga?" cetus Chrissy.Tentu saja Nevan akan ikut dengan Chrissy. Dan memastikan jika perempuan itu tidak pergi dari rumah sakit, sebelum berpamitan pada kakeknya. Nevan juga memastikan jika perempuan itu tidak akan dekat kembali dengan Edgar, yang katanya kekasih Chrissy.Berjalan berdampingan di Koridor rumah sakit. Banyak sekali orang yang melihat mereka dan juga berbisik padanya. Nevan yan
"Dari kemarin kemana aja sih, di hubungi kok nggak bisa." kata Edgar.Chrissy meminta maaf atas sikapnya beberapa hari ini, karena tidak bisa menghubungi dan juga membalas pesan Edgar secepat seperti dulu. Selain dia sibuk mengurus opa Nevan, Chrissy juga harus mengurus Nevan yang tiba-tiba saja rewel di rumah sakit. Malam itu, Chrissy mendapati Nevan yang mendadak gatal-gatal tengah malam. Tentu saja beban hidup Chrissy semakin berat jika harus mengurus mereka.Mendengar hal itu Edgar hanya mampu menganggukkan kepalanya pelan. Mau marah pun juga tidak bisa, dia tahu banget Chrissy seperti apa. Jika dia melarang yang ada Chrissy juga akan semakin berontak."Tapi jangan lupa jaga kesehatan. Masalahnya kamu itu urusan sama mantan pacar kamu." kata Edgar. 
"Selamat pagi." sapa Nevan.Chrissy bergumam sengaja jawaban, mengambil baju olahraganya, Chrissy pun langsung menuju ke kamar mandi. Olahraga adalah hal yang paling dibenci oleh Chrissy, jika saja bukan karena mengambil nilai dan dia kelas tiga, mana mungkin Chrissy mau seperti ini."Issy, kayaknya gue lagi kangen main basket sama lo deh." kata Nevan ketika melihat Chrissy keluar dari kamar mandi.Chrissy menatap Nevan dengan alis yang terangkat sebelah. Lalu tanpa menjawab ucapkan Nevan, perempuan itu memilih nyelonong pergi begitu saja menyusul Belinda dan juga Stella yang ternyata sudah menunggunya di depan kelas.Hal itu tak membuat Nevan marah. Dia tahu betul bagaimana sikap Chrissy yan
Nevan menatap Chrissy yang datang ke sekolah dengan wajah cemberutnya. Dia pikir perempuan itu akan menunjukkan wajah cerianya setelah berkencan dengan Edgar. Tapi kenapa saat ini dia datang dengan wajah yang ditekuk? "Kenapa lo?" tanya Nevan. Belinda menoleh. "Kepo banget sih lo jadi orang?" Dari nada bicara nya saja Nevan tahu jika kedua teman Chrissy masih belum bisa menerima perlakuan Nevan dulu pada Chrissy. Meskipun dia sudah meminta maaf pada Chrissy, dan menyembah perempuan itu tak akan membuat Belinda dan Stella cukup. Entahlah, meskipun tidak terlalu ikut campur dulunya. Tapi Nevan tahu, jika kedua sahabat Chrissy tidak teriak jika salah satu dari sahabatnya disakiti oleh orang yang dia cintai.
Dan nyatanya, Nevan mengajak Chrissy ke sebuah rumah minimalis. Rumah ini tidak begitu besar, dan tidak begitu kecil juga. Cukup lah untuk tinggal berdua di rumah ini. CHrissy sempat protes, dia hanya ingin pergi ke rumah bElinda bukan rumah yang entah milik siapa ini.“Van lo lagi nggak nyulik gue kan? Gue mau ke rumah Belinda.” kata Chrissy.Nevan menoleh setelah mencharger ponselnya yang mati. “Sejak gue kembali perasaan lo suka banget panggil gue Nevan. Lo udah lupa atau sengaja nggak mau manggil gue Chevalir lagi.”“Jangan banyak omong Van, ini rumah siapa. Dan gue mohon sama lo, anterin gue ke rumah Belinda.”Nevan menjelaskan jika Chrissy tak perlu lagi kembali