Disisi yang berbeda,Markas besar The Red Mafia.Yavuz menaikkan ujung alisnya, menatap tajam kearah Perempuan yang ada didepannya sejak tadi, dia bersandar di kursi sofa mendominasi berwarna hitam, persis seperti malaikat kematian yang siap mencabut nyawa siapapun saat ini.Dihadapan nya Hafsa perempuan yang mengatur semua proses pembelian gadis perawan dan proses iluminasi buatan di waktu lebih dari ½ tahun yang lalu tampak cukup kesulitan untuk bicara dan menjelaskan semuanya kepada Yavuz.Laki-laki tersebut tidak bodoh, dia mulai mengetahui tentang sebuah kenyataan soal malam itu, gadis yang dibawa Hafsa tidak pernah benar-benar di bawa nya, dia yang menukar nya secara sengaja dengan putri bungsu hillatop."So, kau kehilangan kata-kata?," Yavuz bertanya dengan jutaan kemarahannya terhadap perempuan yang ada di hadapannya tersebut."kau tahu betapa aku memanjakan dirimu dengan berbagai macam fasilitas terbaik dari the red mafia? membebaskan mu dalam pengelolahan beberapa cabang klu
Disisi lain,Mansion Utama keluarga Futtaim,Ruang keluarga.Begitu keluar dari mobilnya di halaman depan mansion keluarga futtaim lebih tepatnya kediaman utama daddy dan mommy nya, Yavuz secepat kilat bergerak masuk ke dalam rumah megah dihadapan nya tersebut. Dua pelayan menundukkan kepala mereka kearah Yavuz, sejenak saling pandang ketika mereka melihat ekspresi wajah Yavuz yang seperti nya tidak baik-baik saja.Yavuz bergerak cepat menuju kearah dalam rumah, mengabaikan semua orang yang ada. Dan begitu tiba di ruangan keluarga, kali ini Yavuz langsung bicara dalam keadaan gerah dan dan marah."Tidak ada yang ingin menjelaskan pada ku apa yang sebenarnya terjadi?," Yavuz bertanya, menatap kearah mommy dan daddy nya yang tengah duduk santai di ruang keluarga.Menikmati secangkir kopi sambil bercengkrama bersama, mereka seperti anak muda yang baru jatuh cinta, begitu romantis saling memuji antara satu dengan yang lainnya, menghabiskan waktu libur dan weekend bersama, bersantai sambil
Mansion utama Yavuz,kamar utama Jessica,lewat tengah malam.Setelah semua orang bergerak istirahat di kamar masing-masing, Jessica pikir mungkin dia seharusnya juga pergi beristirahat tapi rupanya tiba-tiba saja pintu kamar nya di ketuk oleh seseorang. Yavuz muncul dari arah balik pintu, bergerak mendekati Jessica secara perlahan."Kamu pergi kemana?," Jessica bertanya pelan, menatap kearah laki-laki tersebut yang bergerak mendekati dirinya.Jessica duduk di sudut kasur, menjuntai kakinya ke bawah, dia sedikit bergerak dan ingin berdiri dari posisi nya, menyambut Yavuz datang sambil mengembangkan senyuman nya.Sungguh sial, Yayuz merasa begitu senang dan berdebar-debar, rasanya seperti memiliki seseorang yang penting yang menyambut nya dalam kebahagiaan saat dia pulang. Ini terasa aneh dan asing tapi dia menyukai nya, apalagi jika gadis itu Jessica, ibu dari calon buah hati nya."Tetap duduk dan tidak usah berdiri, itu akan menyulitkan kamu," ucap Yavuz cepat, dia melarang Jessica u
Jessica menggenggam telapak tangan nya dengan perasaan cemas, ucapan Yavuz soal penikahan yang dipercepat membuat nya agak gelisah. "Apakah harus benar-benar menikah?," dia bertanya sambil menggigit bibir bawahnya, menatap netra Yayuz yang memandang dalam wajah nya sejak tadi."Tentu saja, bukankah kita saling membutuhkan?,""Tapi-,""Kamu tidak mungkin mau mengecewakan mommy dan saudara mu bukan?," Yavuz sengaja berkata begitu, mencoba mempengaruhi Jessica agar mau mempercepat pernikahan mereka."Mereka pasti bahagia melihat kamu menikah, baby Yav memiliki daddy dan ada yang bertanggung jawab soal kamu bukan?," sungguh pandai dia bicara, mencoba mempengaruhi gadis polos dan lugu dihadapan nya tersebut."Bayangkan bagaimana perasaan mereka nanti issi jika kamu melahirkan tanpa seorang pasangan pendamping di sisi kamu, Issi?," ucap Yavuz lagi kemudian.Dan mendengar ucapan Yavuz membuat dia cemas, jelas saja Jessica langsung memikirkan kemungkinan terburuk saat dia nanti melahirkan ta
Mansion utama kelurga Futtaim,Kamar rias pengantin."Kamu cantik, Jess," sebuah bisikan menembus Kebagian telinga Jessica, membuat gadis tersebut seketika menatap sosok yang bicara dengan dirinya melalui pantulan kaca cermin dihadapan nya tersebut.Tiffany terlihat berdandan begitu cantik, dibalut gaun indah mendominasi berwarna putih. Perempuan tersebut meletakkan dagunya ke bahu kanan Jessica, bicara dan terus memuji Jessica cantik sejak tadi."Itu kalimat penghibur agar aku tidak grogi?," si polos bertanya seadanya, bicara kearah Tiffany dengan jutaan kecemasan.mendengar apa yang diucapkan Jessica membuat Tiffany terkekeh geli."Tentu saja tidak, Jess. Kamu benar-benar terlihat begitu cantik dengan gaun pengantin mu," dan Tiffany kembali bicara, dia memeluk saudaranya tersebut dari arah belakang."Maafkan aku karena menyulitkan kamu dan salah paham tentang kamu kemarin dengan Sean, Jess." Tiffany bicara soal kesalahpahaman kemarin, merasa cukup malu dengan keadaan karena dia berp
Laki-laki yang bergerak didepan Jessica terlihat mengembangkan senyumannya, menatap kearah Jessica dengan tatapan jutaan kerinduan. Begitu tiba dihadapan Jessica laki-laki tersebut merentangkan kedua belah tangannya kemudian berkata."Tidak ingin memeluk ku, sayang?," tanya laki-laki tersebut kembali, menunggu jawaban Jessica dimana bisa dilihat gadis tersebut masih cukup terkejut dengan keadaan."Daddy," Jessica jelas tercekat, berusaha untuk menahan nafasnya, bibirnya jelas bergetar di mana kedua bahunya ikut bergetar dan bola matanya tampak berkaca-kaca.Didetik berikutnya tiba-tiba Jessica langsung berhamburan memeluk laki-laki tersebut yang tidak lain adalah daddy Gao. Jessica memeluk erat laki-laki tersebut sambil menumpahkan semua kesedihan dan kerinduannya yang bercampur aduk menjadi satu saat ini.. Tidak menyangka jika pada akhirnya dia bertemu lagi dengan orang-orang yang begitu dia cintai.Mommy, daddy dan Tiffany."Oh baby no, make up mu bisa hancur berantakan jika kamu me
Mansion utama kelurga Futtaim,Kamar pengantin.Yavuz terlihat menatap punggung Jessica untuk beberapa waktu, gadis tersebut baru saja masuk kedalam kamar tersebut, bergerak secara perlahan menuju kearah kasur yang sudah didekorasi sedemikian rupa. Terlalu indah dan sangat cocok untuk pasangan pengantin baru untuk bulan madu mereka. "Kenapa penata riasnya sudah harus pulang? bukankah seharusnya mereka menunggu pengantin menyelesaikan acaranya?," Begitu sudah berada di tepi kasur, Jessica bicara kemudian perlahan duduk dipinggir kasur.Dia pikir cukup aneh, penata rias sudah berpamitan pulang sedangkan mereka belum melepaskan riasan make up, hiasan kepala, pakaian pengantin dan lain sebagainya. Apakah keluarga Yavuz tidak komplain dengan tim penata rias pengantin pikir nya.Mendengar pertanyaan Jessica, Yavuz terlihat berdehem."He em mereka punya pekerjaan yang begitu penting, ah tidak lebih tepatnya mendadak." laki-laki tersebut terlihat bingung untuk menjawab. Sungguh terkutuk Yav
Setelah Yavuz melepaskan semua riasan kepada Jessica, laki-laki tersebut menatap Jessica dari arah balik kaca yang ada di ujung sana. Meskipun rambut Jessica terlihat sedikit berantakan tapi rambut bergelombang terurai benar-benar terlihat lebih cantik, gadis tersebut memang memiliki pesona tersendiri yang bisa membuat laki-laki manapun tidak berkedip melihatnya.Jessica satu-satunya gadis yang mampu membuat dia bergetar tiap kali melihatnya, Jessica juga satu-satunya gadis yang bisa membuat orientasi seksual tiba-tiba bekerja dan menginginkan gadis tersebut menjadi sosok utuh untuk bisa bersama nya dan menua bersama."Kita sudah menyelesaikan semuanya, sekarang berbalik dan aku akan melepaskan riasan kamu, baby," Yavuz menyentuh kedua bahu Jessica, kali ini dia menunggu gadis tersebut berbalik menghadap ke arah dirinya. Dan Jessica tetap patuh, membalikkan tubuhnya secara perlahan."Kamu benar-benar bisa melakukan semua nya, Yav?," dia memuji, menatap wajah laki-laki tampan tersebut