Hari ini close po ya, Geng. Yang masih mau Sleeping With The Enemy versi cetaknya bisa w* aku 085788190001 yes.
********
"Leandra Katharina." Adelard menggumamkan nama itu sembari melihat nomor ponsel Leandra yang tertera di layar ponselnya. Senyum tercetak di wajah pria tampan itu tanpa ia sadari.
Ia tidak pernah merasa sebahagia ini hanya karena mendapatkan nomor ponsel seorang wanita. Adelard sedikit menertawakan betapa konyolnya ia saat ini.
Adelard meletakan ponselnya di meja, tepat di sebelah majalah yang tak pernah ia lihat sebelumnya meski posisi benda itu tidak pernah bergeser dari meja.
Mata Adelard terfokus pada wajah cantik yang menjadi sampul majalah itu. Ia segera meraihnya. "Ini dia!" Adelard menjentikan jarinya ke majalah. Kini ia sudah mengingat di mana ia melihat Leandra.
Wajah Leandra sering kali tampil di layar lebar, papan reklame, majalah, televisi, media online dan lainnya.
"Kenapa aku tidak bertemu dengan Leandra lebih cepat?" Adelard mengerutkan keningnya. Dengan lingkup pergaulan mereka, Adelard merasa seharusnya ia sudah bertemu dengan Leandra. Ia memiliki beberapa mantan kekasih yang berprofesi sebagai model. Selain itu ia juga sering menghadiri pesta para selebriti atau orang-orang yang berasal dari dunia hiburan.
Sejauh itu ia tidak pernah melihat Leandra. Adelard cukup yakin ia tidak mungkin melewatkan keberadaan Leandra jika wanita itu ada di sekitarnya. Penampilan dan wajah Leandra terlalu sulit untuk diabaikan.
Apakah mungkin Leandra tidak pernah datang ke pesta-pesta yang ia datangi?
Adelard tidak ingin memusingkannya. Ia pikir bertemu dengan Leandra saat ini juga cukup baik. Sebelumnya ia tidak pernah begitu tertarik pada wanita, tapi Leandra berbeda. Wanita itu membuatnya sulit tidur karena selalu membayangkan wajahnya.
Sedikit penasaran, Adelard meletakan kembali majalah di tangannya lalu ia menghubungi seseorang yang ia pikir bisa memberitahunya sedikit tentang Leandra.
"Apa yang membawa Tuan Muda Maxwell menghubungiku?" Suara genit seorang wanita terdengar setelah panggilan tersambung.
"Aku ingin menanyakan tentang Leandra Katharina. Katakan semua yang kau ketahui tentangnya."
"Ah, kau rupanya sedikit tertarik pada Leandra." Wanita itu menggoda Adelard. "Aku pikir dia sulit untuk kau bawa naik ke ranjangmu, Adelard."
"Katakan saja apa yang kau ketahui, Laciara," seru Adelard kesal. Sepertinya ia salah bertanya pada Laciara.
"Santai, Adelard. Jangan terlalu galak." Laciara sudah mengenal Adelard cukup lama, jadi ia tahu bahwa Adelard adalah manusia yang tidak sabaran, tapi ia cukup senang bermain-main dengan pria itu apalagi di atas ranjang. "Ada banyak rumor tentang Leandra. Dari model-model dan beberapa selebriti yang pernah bekerja sama dengan Leandra, mereka mengatakan bahwa Leandra merupakan wanita yang sombong, dingin, dan sulit untuk didekati. Ada begitu banyak laki-laki dari dunia hiburan yang mencoba mendekati Leandra, tapi tidak satu pun dari mereka yang berhasil. Ada yang mengatakan bahwa Leandra merupakan simpanan dari pria berkuasa, ada juga yang mengatakan Leandra tidur dengan banyak orang berpengaruh di industri hiburan untuk mendapatkan pekerjaan penting.
Aku tidak tahu mana yang benar, karena selama ini kehidupan Leandra cukup tertutup. Ditambah lagi Leandra tidak pernah memberikan klarifikasi apapun mengenai rumor-rumor tersebut.
Mengenai asal-usul keluarganya, Leandra bukan wanita sembarangan. Dia merupakan putri dari pasangan mendiang Travor Gustavo dan Mia Spencer. Keponakan dari CEO J&C Group.
Dan satu lagi, Leandra telah banyak membuat orang lain tersinggung karena wanita itu selalu menolak hadir di pesta-pesta yang mereka selenggarkan." Laciara menjelaskan sedikit banyak yang ia ketahui tentang Leandra.
Wanita itu tidak sepenuhnya mengatakan omong kosong. Kabar yang berhembus memang seperti yang ia katakan. Mengenai kisah asmara Leandra, hal itu yang menjadi misteri. Apakah Leandra benar-benar wanita simpanan orang berpengaruh di industri hiburan atau bukan.
Laciara sendiri pernah menjadi salah satu rekan kerja Leandra. Ia merupakan seorang supermodel yang saat ini sudah pensiun.
Menurut Laciara, Leandra memang terkesan sedikit sombong. Wanita itu tidak banyak bicara. Hanya melakukan pekerjaan dengan baik lalu setelah itu pergi setelah menyelesaikan pekerjaannya.
Laciara sendiri tidak mencoba untuk mendekatkan diri dengan Leandra, ia tidak memiliki keluhan terhadap wanita itu karena Leandra melakukan segalanya dengan baik dan tidak pernah membuatnya kesal selama mereka bekerja sama.
Namun, meski Leandra dikenal sombong dan dingin, tidak sedikit pria yang mengantre untuk menjadi kekasihnya.
"Aku akan memerintahkan orang untuk mengirim lukisan padamu." Adelard membayar informasi dari Laciara dengan hasil karyanya.
"Dengan senang hati aku akan menerimanya, Adelard. Aku juga tidak keberatan jika kau ingin tidur denganku."
"Aku masih cukup waras untuk tidur dengan wanita bersuami, Laciara."
"Kau dan prinsipmu itu sangat melukaiku. Sesekali kau harus melanggar prinsipmu, Adelard."
"Aku akan mengakhiri panggilan ini." Adelard menyudahi panggilan itu tanpa mendengar balasan dari Laciara.
Setelahnya ia kembali meletakan ponselnya di meja. Ia sudah mendapatkan sedikit informasi tentang Leandra dan itu sudah cukup memuaskan untuknya. Ia tidak butuh gambaran lengkap tentang Leandra karena setelah ini ia akan mencari tahunya sendiri.
Adelard sendiri tidak berpikir apa yang Laciara katakan tentang Leandra hanya berdasarkan kecemburuan seorang wanita terhadap wanita lainnya. Biasanya banyak orang akan menjelek-jelekan ketika orang itu lebih baik dari dirinya sendiri.
Namun, tentang Leandra, awal Adelard melihat Leandra ia sudah menilai bahwa Leandra tipe wanita yang menyukai kesendirian, hal itu terlihat dari Leandra yang tidak begitu mempedulikan sekitarnya. Hanya tenggelam dalam dunianya sendiri.
Jika rumor mengatakan Leandra sulit untuk didekati, maka ia akan mematahkan rumor itu. Ia yakin ia bisa mendekati Leandra.
Dan jika memang Leandra simpanan pria berpengaruh, maka ia akan buat Leandra meninggalkan pria itu dan melangkah ke arahnya. Ia juga bisa memberikan segala hal yang Leandra butuhkan. Kenyataannya dia adalah putra dari salah satu pengusaha terkaya di benua Amerika.
Tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru. Adelard pikir itu akan menyenangkan untuknya.
Leandra baru selesai mandi ketika ponselnya berdering. Ia melihat ke layar benda canggihnya acuh tak acuh. Melihat bahwa itu nomor baru, Leandra yakin bahwa yang menghubunginya adalah Adelard.
Ia hanya memiliki kurang dari sepuluh kontak di ponselnya, dan ia juga tidak pernah memberikan nomor ponselnya pada sembarang orang.
Leandra membiarkan panggilan itu cukup lama. Setelah ia selesai mengeringkan rambutnya ia baru menjawab panggilan itu.
"Halo." Leandra menjawab panggilan itu.
"Halo, Leandra. Ini aku, Adelard."
"Adelard?" Leandra berpura-pura berpikir sejenak. "Ah, kau yang membantuku kemarin, bukan?"
"Benar."
"Apakah ada sesuatu yang ingin kau bicarakan?"
"Bagaimana kakimu pagi ini? Apakah sudah lebih baik?"
"Ya, itu sudah membaik."
"Syukurlah kalau begitu." Adelard terdengar lega. "Aku ingin mengajakmu makan siang, apakah kau bisa?"
"Tidak sopan jika aku menolak ajakan seseorang yang sudah membantuku," balas Leandra.
"Jadi kau bisa?" Adelard memastikan.
"Ya, bisa."
"Baiklah, aku akan menjemputmu nanti."
"Ya."
"Kalau begitu aku akan menutup panggilannya. Sampai jumpa, Leandra."
"Sampai jumpa."
Setelah itu panggilan terputus. Leandra meletakan kembali ponselnya ke nakas dengan wajahnya yang tidak memperlihatkan emosi apapun.
Waktu berlalu, bel pintu kamar Leandra berbunyi. Wanita dengan tinggi badan 178 sentimeter itu melangkah menuju ke pintu. Ia yakin yang datang adalah Adelard.
"Siang, Leandra." Adelard menyapa Leandra dengan sopan.
"Siang, Adelard." Leandra membalas dengan nada bicaranya yang seperti biasa. Ia tidak mencoba menjadi berbeda dari kepribadiannya yang biasa, karena Adelard pasti akan mendengar banyak hal tentang dirinya setelah ini.
"Apakah kau sudah siap?" tanya Adelard.
"Ya."
"Kalau begitu, ayo." Adelard mengajak Leandra. Keduanya melangkah bersebelahan. "Haruskah kita pergi lewat pintu belakang?" tanya Adelard lagi.
"Tidak perlu." Dari pertanyaan Adelard, Leandra yakin Adelard telah mengetahui siapa dirinya.
"Kau tidak takut jika paparazzi akan memotretmu?" Adelard memiringkan wajahnya menatap wajah Leandra yang tampak tenang.
"Apa yang harus aku takutkan?" Leandra balik bertanya.
"Seorang selebriti sepertimu merupakan santapan lezat paparazzi, apalagi ketika kau berjalan dengan seorang pria di sebelahmu."
"Itu pekerjaan mereka. Aku tidak akan menghalangi mereka." Leandra tidak yakin paparazzi akan menemukannya di sana mengingat ia pergi tanpa memberitahu orang lain. Alice juga akan menjaga kerahasiaan di mana ia berada sekarang.
"Bagaimana jika mereka menulis sesuatu yang tidak sesuai dengan faktanya?"
"Bukan sesuatu yang aneh. Seseorang yang terjun ke dunia hiburan harus siap dengan hal-hal seperti itu. Dan untukku, aku tidak begitu peduli. Mereka berhak menulis apapun, dan aku berhak untuk tidak mengkonfirmasi apapun." Itu merupakan kalimat terpanjang yang Leandra katakan pada Adelard selama pertemuan mereka.
Adelard kini mengerti kenapa banyak rumor menyebar tentang Leandra, itu karena Leandra tidak begitu peduli dengan rumor tersebut.
Kebanyakan wanita akan sangat peduli dengan citra mereka, tapi tampaknya Leandra tidak seperti itu. Wanita ini tidak begitu peduli dengan komentar orang lain tentang dirinya.
Jika Leandra sudah berkata seperti itu maka Adelard tidak akan merasa bersalah jika mereka berdua tertangkap kamera. Meski Adelard bukan selebriti, tapi ia cukup dikenal orang sebagai putra kedua dari keluarga Maxwell.
Dengan nama belakang yang ia sandang, ia menjadi sangat populer di kalangan orang-orang. Terlebih ia sering mengencani wanita dari dunia hiburan.
Beberapa kali ia masuk ke dalam berita seputar selebriti karena tertangkap sedang berkencan.
Adelard dan Leandra sampai di lobi hotel. Di depan hotel sebuah mobil mewah telah menunggu. Adelard meraih kunci dari vallet, ia kemudian membukakan pintu untuk Leandra lalu setelah itu ia masuk ke dalam mobil.
Mobil Adelard melaju di jalanan tepi pantai yang sepi. Pria itu akan membawa Leandra ke sebuah restoran yang cukup jauh dari hotel.
Adelard telah menjelajahi California sebelumnya, jadi ia tahu di mana tempat makan yang aman untuk mereka berdua. Meski tidak keberatan digosipkan dengan Leandra, Adelard juga tidak ingin berhadapan dengan paparazzi. Atau siapapun yang mengenal mereka, itu akan melelahkan.
Sepanjang perjalanan Adelard dan Leandra tidak banyak berbincang. Sikap Leandra yang seperti ini semakin membuat Adelard penasaran pada wanita itu.
Biasanya wanita akan menggunakan seribu cara untuk memikatnya, tapi Leandra, tanpa melakukan banyak hal, wanita itu sudah membuatnya terpikat.
Leandra Katharina, wanita itu pasti akan menjadi miliknya.
tbc
Hari ini semua anggota keluarga Maxwell telah berkumpul di kediaman ayah Adelard. Di sana juga ada Alvaro yang telah keluar dari rumah sakit satu minggu lalu. Pria itu sudah mulai beraktivitas. Leandra tidak lagi membenci Alvaro. Ia sudah mengetahui dari Adelard bahwa Alvaro sangat mencintai Xaviera dan tidak pernah berniat menyakiti Xaviera. “Malam ini aku ingin memberitahukan pada kalian semua bahwa aku dan Leandra akan segera menikah.” Adelard memberitahu keluarga besarnya. Kali ini kakek dan nenek Adelard benar-benar menerima Leandra. Ia sudah cukup sadar atas apa yang mereka perbuat pada cucu tertua mereka dan tidak ingin mengulangi hal yang sama lagi.“Selamat untuk kalian berdua.” Ayah Adelard ikut senang untuk putranya. Anggota keluarga Maxwell yang lain juga memberikan selamat.Kali ini orang-orang itu tidak bisa lagi meremehkan Leandra karena mereka sudah tahu siapa sebenarnya Leandra. “Dan satu lagi, saat ini
Leandra berjemur di taman rumah sakit. Wanita itu kini mengenakan pakaian rumah sakit dengan infus di tangannya. Ia duduk sembari memperhatikan beberapa orang di taman itu. Leandra memegangi perutnya, ia masih tidak menyangka ada malaikat kecil di dalam tubuhnya.“Kita akan menjalani hidup dengan bahagia, Sayang. Jika ayahmu tidak menginginkanmu nanti maka kau akan memiliki ibu di sisimu yang akan mencintaimu dengan sepenuh hati.” Leandra bicara dengan lembut pada anaknya.Leandra sudah memutuskan, ia akan memberitahu Adelard mengenai janin yang ia kandung. Ia tidak tahu apakah Adelard akan menginginkan anak itu atau tidak, tapi apapun tindakan Adelard ia tetap akan melahirkan anaknya.Di sisi lain taman, Adelard menyaksikan Leandra yang duduk di bangku taman. Ia tidak tahu sama sekali jika Leandra dirawat di rumah sakit. Ia tidak pernah memerintahkan pengawalnya untuk memberikan kabar mengenai Leandra. Ia hanya ingin pengawalnya menjaga Leandr
Adelard benar-benar muak melihat sandiwara Sandra. Ia menunjukan rekaman pada Sandra. “Bisa kau jelaskan padaku apa maksud semua ini?”Wajah Sandra memucat. Sial! Ia benar-benar tertangkap tangan. “Aku, aku tidak melakukan apapun. Sungguh.”Adelard tidak percaya bahwa Sandra akan menyangkal sampai akhir. “Kenapa kau melakukan ini pada Kak Alvaro? Dia suamimu!” Sandra benci dengan semua orang yang ada di ruangan ini. Mereka semua menyalahkannya padahal di sini Alvaro lah yang menyebabkan ia seperti ini. Raut wajah Sandra berubah drastis. Kini ia menunjukan sisi iblis di dalam dirinya yang tersimpan dengan rapi. Wanita itu tertawa sumbang. “Kau bertanya kenapa aku melakukan ini? Itu semua karena kakakmu adalah pria bajingan! Dia mengkhianatiku dengan mantan kekasihmu, Xaviera! Dia bahkan memiliki hampir memiliki anak dengan pelacur itu!” Sandra tidak lagi bersandiwara. Semua orang juga sudah melihat wajahnya yang as
Adelard kembali ke apartemennya dengan selamat. Pria itu menyetir dalam keadaan setengah sadar. Dan ia cukup beruntung karena tidak mengalami hal buruk.Ketika ia keluar dari lift, ia berjalan terhuyung lalu terjatuh di lantai.“Adelard!” Leandra yang menunggu Adelard segera berlari ke arah Adelard. Bau alkohol tercium kuat dari tubuh Adelard. Adelard mengangkat wajahnya, menatap Leandra dengan tatapan terluka dan hancur. “Lepaskan aku!”“Biar aku bantu. Ayo berdiri.”“Kenapa kau datang ke sini? Apa kau ingin melihat bagaimana aku hancur karenamu? Apa kau tidak puas jika tidak menyaksikan dengan kedua matamu?” Adelard meluapkan kemarahannya.Leandra menggigit bibirnya, hatinya begitu sakit sekarang. Dahulu ia memang ingin melihat Adelard hancur, tapi sekarang ia tidak menginginkan itu. “Ayo berdiri.”“Kenapa kau begitu kejam padaku, Leandra. Aku mencintaimu. Aku sangat ingin m
Sandra mengemudikan mobilnya menuju ke makam Xaviera. Wanita itu masih menyimpan kebencian pada Xaviera bahkan setelah Xaviera tiada. Ia keluar dari mobilnya, menatap makam Xaviera dingin. “Kau seharusnya tidak pernah hadir dalam hidupku dengan Alvaro, Xaviera. Karena kau aku bahkan harus menyingkirkan suamiku sendiri. Kau lah yang harus disalahkan atas apa yang menimpa Alvaro saat ini.” Sandra menyalahkan Xaviera.“Aku tidak pernah dikalahkan oleh orang lain, dan aku benci kekalahan. Sekarang aku sudah menang dari kalian berdua. Aku berhasil menyingkirkan kau dan Alvaro.” Ia berkata dengan bangga. Sandra terbiasa dijadikan ratu sejak kecil. Dimanja oleh orangtuanya membuat ia memiliki kepribadian yang buruk. Namun, ia menyembunyikan semua kepribadiannya itu dengan baik. Ia membuat semua orang melihatnya sebagai putri dari keluarga kaya raya yang memiliki hati yang lembut dan bersih. Tidak ada yang tahu betapa kotor dan liciknya Sandra.
Leandra menatap Alvaro yang saat ini terbaring tak berdaya di ranjang. Ia memang tidak ingin melihat Alvaro lagi, tapi ia juga merasa sakit melihat Alvaro seperti ini, itu semua karena Alvaro adalah orang yang penting bagi Adelard. Leandra memeluk Adelard, entah bagaimana ia harus menghibur pria itu. “Tidak apa-apa menangis jika kau sedih, Adelard.” Leandra tahu Adelard menahan air matanya sejak tadi.Ucapan Leandra membuat Adelard tidak bisa membendung air matanya lagi. Pria itu menangis dalam diam untuk beberapa saat, mengeluarkan rasa sakit di dalam hatinya yang begitu menyiksanya.Setelah beberapa saat, Adelard berhenti menangis. Namun, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Ia hanya melihat wajah kakaknya yang terdapat beberapa luka di sana.Beberapa alat kedokteran menempel di tubuh kakaknya. Ia tidak pernah menyangka sama sekali bahwa ia akan melihat kakaknya dalam kondisi tidak berdaya seperti ini.Adelard menjaga kakaknya sampai pag