Home / Lainnya / Berondong Kampus / Semalam bersama Tante Sandra.

Share

Semalam bersama Tante Sandra.

Author: Andeski
last update Huling Na-update: 2025-03-24 00:40:37

"Ahhh, Sandra," Roy mendesis menengadah dengan mata terpejam ketika seluruh batang pusaka kebanggaannya yang sudah mengeras berurat melesat masuk ke mulut Sandra hingga Sandra tersedak. Sandra harus sedikit berontak ketika Roy menekan kepalanya agar benda pusaka miliknya masuk lebih dalam hingga menyentuh tenggorokannya agar ia bisa bernapas.

Untuk menunda puncak klimaks yang hampir saja membuncah, Roy mendorong Sandra hingga bersandar pada pintu samping mobil. Dengan cekatan Roy melorotkan segi tiga berwarna pink yang masih membungkus gundukan padat di antara paha mulus Sandra.

Roy merenggangkan kedua paha mulus Sandra, dan menatap gundukan padat yang kini terbelah dua dengan rona memerah dengan liang yang sudah terbuka lebar. Pada liang yang menganga terdapat sebuah biji kecil yang terus saja berdenyut seolah menunggu apa yang akan di lakukan Roy selanjutnya.

"Ouuhh, Roy. Mmm, hhhh," Sandra mengerjapkan matanya mendesis ketika Roy memainkan ujung lidahnya pada biji kecil memerah di bagian atas liang yang sedang menganga.

Sandra seperti cacing kepanasan, menggeliat mendesis sambil mencengkram erat rambut Roy. Kedua betisnya sekarang berpindah pada kedua pundak Roy, semetara Roy dengan rakusnya menjilati liang yang sudah terbuka lebar sambil sesekali memasukkan lidahnya kedalam liang yang sudah basah dan licin tersebut.

"Ouuhh, Roy. Aku sudah tidak kuat, mmmhhh," Sandra merintih lirih. Sementara Roy makin beringas, bukan hanya menjilat, menghisap liang milik Sandra. Tapi juga memasukkan jari tengahnya kedalam liang yang sudah licin berlendir tersebut.

"Akkkhhh," Sandra terpekik kecil karena sudah tidak kuat menahan gejolak birahinya yang menuntut untuk segera di salurkan. Dengan sekali dorong, Roy kembali tersandar pada jok mobil. Tak ingin menunggu lebih lama, Sandra gegas menduduki Roy.

"Oouuhh, Roy. Gede banget," rintih Sandra ketika benda pusaka milik Roy perlahan merangsek masuk hingga mentok kedalam liang miliknya.

"Shandra, ahhhhh," Roy juga tak kalah merintih ketika Sandra mulai bergerak turun naik di atas tubuhnya. Batang benda pusaka miliknya seperti di sedot dan di pijit oleh otot liang Sandra yang menjepit karena Sandra mengejang sambil terus bergerak turun naik.

Roy mencengkeram bokong Sandra dengan erat, sedangkan Sandra melingkarkan kedua lengannya pada leher Roy sambil terus bergerak menciptakan kenikmatan yang tiada tara.

"Remas, Roy," pinta Sandra sambil menempelkan kedua bukit kembar miliknya ke wajah Roy. Dengan rakus kembali Roy menghisap titik yang menonjol di puncak bukit kembar Sandra, sedangkan tangannya meremasi bukit kembar yang sebelahnya lagi.

Sandra semakin bergerak liar sambil mendesis di atas tubuh Roy. Sementara Roy dengan tanpa belas kasihan meremas dan menghisap bukit kembar milik Sandra, bukannya merasa kesakitan, Sandra malah meminta Roy untuk tidak berhenti melakukannya.

Rambut Sandra yang tadinya masih terlihat rapi, sekarang awut-awutan karena terus saja bergerak turun naik di atas tubuh Roy seiring keluar masuknya benda pusaka milik Roy kedalam liang miliknya yang sudah basah dan becek.

"Roy, ahhhh,"

"Terus Sandra, sedikit lagi," Roy mencengkram pinggang Sandra dengan erat sambil menggoyangkan tubuh Sandra ketika Sandra sudah terkulai lemas tak berdaya di atas tubuhnya.

"Akkkhh, Roy," Sandra terpekik kecill ketika Roy menekan pinggangnya hingga Sandra merasakan benda pusaka Roy seolah menembus liang miliknya hingga ke jantung.

"Sandra, ouuhh," Roy melenguh ketika merasakan ada cairan hangat yang menyembur keluar dari benda pusaka miliknya jauh di dalam liang milik Sandra. Angan Roy terbang tinggi mengiringi tubuhnya yang mengejang lalu melemah di bawah tubuh Sandra.

"Roy, aku puas banget. Kamu sungguh luar biasa, sudah lama aku tidak merasakan kenikmatan seperti ini," ucap Sandra sambil menatap lekat wajah Roy yang berkeringat.

"Kamu juga luar biasa, Sandra. Aku seperti terbang hingga ke langit," jawab Roy sambil masih meremas kedua bukit kembar milik Sandra. Mereka berdua sama-sama tersenyum puas dengan tetap membiarkan benda pusaka milik Roy berada dalam liang milik Sandra hingga benda keras dan tegang tersebut lemas dengan sendirinya.

Untuk sesaat Roy dan Sandra terdiam sambil tetap berpelukan dengan posisi Sandra masih berada di atas Roy, mereka sama-sama menikmati sisa kenikmatan yang baru saja mereka lalui.

"Perkasa banget, aku sampai kewalahan," ujar Sandra begitu turun dari atas tubuh Roy, sesaat Sandra menggenggam benda pusaka milik Roy yang masih sedikit mengeras. Masih terlihat urat-uratnya yang menegang dengan menyisakan lendir dari liang milik Sandra.

"Sepertinya masih mau," jawab Roy memandangi benda pusaka kebanggaannya yang berada dalam genggaman Sandra.

"Nanti di kamar kita lanjutkan," jawab Sandra sambil tertawa kecil. Kemudian ia membenahi pakaiannya yang berantakan, sedangkan Roy juga memasang kembali celananya yang melorot hingga ke betisnya. Dalam kabin mobil yang sempit tersebut mereka menumpahkan hasrat yang sudah tidak bisa di bendung lagi.

"Yuukk," ajak Sandra setelah membenahi pakaiannya keluar dari mobil, Roy mengikutinya.

"Aman gak?" tanya Roy sambil mengikuti Sandra melangkah menuju pintu utama rumah besar tersebut.

"Kamu tenang aja, gak ada siapa-siapa kok. Cuma kita berdua," jawab Sandra menoleh sambil tersenyum manis, masih terlihat sisa kepuasan dalam senyumnya.

Roy mengitari pandangannya dalam rumah besar tersebut, sementara Sandra bergelayut manja di lengannya. Sandra tinggal di rumah besar tersebut seorang diri, saat di tinggal pergi suaminya kembali ke negara asalnya. Karena hal tersebut Sandra sering merasa kesepian dan haus akan belaian seorang pria.

Walaupun suaminya memberikan kemewahan, namun Sandra tidak mampu hidup dalam kesepian, dan bertemu dengan Roy membuat Sandra seperti tidak ingin lagi Roy jauh darinya dan ingin menghabiskan malam bersama Roy.

"Sandra, aku mau mandi. Rasanya ada yang lengket nih," ujar Roy setelah tiba di ruang tengah rumah mewah milik Sandra.

"Dalam kamar tidurku ada kamar mandi kok, yuk," jawab Sandra sambil bergelayut manja di lengan Roy menggiring Roy untuk masuk kedalam kamarnya.

"Mau mandi bareng?" tanya Roy menggoda setelah berada dalam kamar pribadi Sandra yang mewah.

"Iihhh," jawab Sandra mendorong Roy hingga telentang di atas ranjang empuk. Namun sebelum tubuhnya menyentuh ranjang, Roy menarik tangan Sandra, sehingga Sandra ikut terjerembab di atas tubuhnya.

Detik berikutnya Roy membalikkan tubuh, sehingga Sandra berada di bawah tindihannya. Dengan tidak memberikan kesempatan pada Sandra untuk berontak, bibir Sandra sudah berada dalam lumatan bibirnya. Bukannya meronta, Sandra malah membalas lumatan Roy pada bibirnya.

Saling pagut, saling lumat. Lidah mereka saling serang, sementara tangan Roy meremas kedua bukit kembar milik Sandra dari balik pakaiannya. Dari lumatan bibir, ciuman Roy turun ke leher Sandra, membuat Sandra mendongakkan kepalanya.

"Roy, kamu sungguh pintar membuatku kembali melayang," bisik Sandra sambil memejamkan mata ketika Roy meremas dan menghisap kedua bukit kembar yang putih bersih miliknya.

Menit berikutnya, satu persatu pakaian mereka telah berserakan di lantai kamar, tinggal tubuh polos dan erangan kenikmatan dari suara Sandra.

Bersambung ...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Berondong Kampus   Kau, dirinya dan si buah hati

    "Apa maksud kamu mengirim pesan ancaman padaku? Aku tidak melakukan apapun, apa yang harus aku pertanggung jawabkan?" Roy mondar-mandir dalam kamar sembari berbicara lewat ponsel, karena tidak tenang terhadap ancaman Shinta melalui pesan singkat ke ponselnya, Roy menghubungi janda muda tersebut yang telah ia selamatkan dalam keadaan mabok berat."Kamu tidak melakukan apapun padaku, sedangkan hanya kita berdua dalam kamar, siapa yang mau percaya omongan kamu itu haaa?! Nyatanya aku kamu tinggalkan dalam kamar dalam keadaan tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuhku." Terdengar suara Shinta dari ujung sambungan, nadanya suaranya tercekat karena menahan amarah."Heh! Dengar ya, aku sudah menyelamatkan kamu hingga ke rumahmu, hanya itu, tak lebih. Kalau kamu tidak bisa berterima kasih, tak apa. Tapi paling tidak jangan memfitnah bahkan mengancam aku dengan cara seperti ini. Kalau aku tahu dari awal bakal seperti ini, mendingan aku campakkan kamu di jalanan. Biar kamu rasakan di perko

  • Berondong Kampus   Terjebak Skandal Terlarang

    "Cieee, yang balik dari kampung diam-diam, mana oleh-olehnya?""Pulang kampung diam-diam, jangan-jangan di kampung udah dijodohin diam-diam pula."Alya dan Enda meledek Roy secara beruntun, saat nongkrong berdua dengan Amella di taman kampus.Roy melirik sembari memasang wajah jutek, karena baru saja bersusah payah membujuk Amella, kedua sahabatnya tersebut datang sambil meledek, membuat Amella kembali merengut."Berisik tau?!" jawab Roy mendelik, ketika Alya dan Enda ikut duduk di sampingnya, tembok taman tempat mereka nongkrong bareng."Aku bilang kan jangan-jangan ... Ye, kan Mel," lanjut Enda tersenyum melirik Amella, karena jengkel merasa belum puas meledek Roy."He, emm," jawab Amella sembari mengerucutkan bibirnya melirik Roy, belum lagi rasa kesalnya hilang, sudah diungkit lagi oleh kedua sahabatnya tersebut."Jangan dengerin orang-orang resek ini, Mel. Aku kan udah jelaskan barusan," ujar Roy, sembari meraih tangan Amella yang menopang dagu untuk ia genggam, namun Amella meng

  • Berondong Kampus   Buronan Janda Muda

    "Kencan apaan? Ngurusin orang teler iya!" jawab Roy, sembari mendorong pintu di belakangnya supaya tertutup lagi. Sementara Sandra menatap dengan tajam, kedua tangannya berpangku di depan dada, bak nyonya besar memarahi pembantunya."Bohong! Aku lihat motor kamu di parkiran. Alasan ngurusin orang mabok, siapa yang kamu urus?" Sandra terus ngoceh, saat Roy melewatinya. Sambil ngekor di belakang hingga Roy menghenyakkan bokongnya di sofa ruang tengah."Aku gak bohong, terserah kamu percaya atau tidak!" jawab Roy. "Lagi pula kamu gak perlu ngintip-ngintip aku kayak gitu, aku ke sana nyariin kamu," imbuh Roy lagi.Sandra tertegun mendengar jawaban Roy, ternyata bukan hanya ia yang mencari keberadaan Roy karena beberapa hari menghilang tanpa kabar. Roy juga tengah mencarinya hingga ke tempat hiburan malam. Pada saat Sandra mencari Roy ke tempat yang sama, ia melihat motor sport milik Roy terparkir di tempat parkiran. Namun pada saat itu Roy sedang pergi mengantarkan Shinta yang tengah mabo

  • Berondong Kampus   Mabok berat

    "Sudah, Shinta. Ini sudah terlalu banyak, kamu bisa celaka." Roy meraih botol cocktail yang kesekian botolnya dari tangan Shinta."Kamu tenang aja, Roy. Aku mau happy malam ini, tugas kamu hanya menemani aku. Antarkan aku pulang nanti," jawab Shinta, sembari mengelakkan botol cocktail dari jangkauan Roy.Dengan pandangan mata yang sudah mulai meredup, sesekali Shinta tercekat karena pengaruh alkohol yang ia konsumsi sudah mendekati ambang batas, Shinta mengeluarkan kartu nama dari dalam tas kecil, kemudian kartu nama yang tertera alamat rumahnya ia berikan pada Roy."Apa yang tengah ia alami sebenarnya, sepertinya Shinta tengah berhadapan dengan persoalan yang sangat rumit," bisik Roy dalam hati, setelah melihat kartu nama di tangannya, ia kembali menatap Shinta yang kembali meneguk cocktail hingga habis tak bersisa. Beberapa botol cocktail yang sudah kosong di atas meja, sementara isinya sudah diteguk Shinta, melihat hal tersebut Roy berkesimpulan bahwa janda muda di hadapannya sedan

  • Berondong Kampus   Janda Tajir Melintir

    "Buset, Tante Mirna ada di sini lagi! Mampus aku!" Roy melipir ke arah toilet umum di samping parkiran tempat hiburan malam untuk menghindari pertemuan dengan pemilik mobil yang tak lain adalah Tante Mirna. Setelah wanita paruh baya tersebut berkencan panas bersama Roy beberapa waktu yang lalu, ia ketagihan. Namun Roy sengaja menghindar, meskipun Tante Mirna berkali-kali menghubunginya.Roy bergegas menuju toilet, berpura-pura kebelet buang air kecil. Namun ia tercekat, langkahnya terhenti, dari dalam toilet khusus wanita muncul Tante Mirna. "Roy, kamu di sini? Kebetulan banget, Tante punya kabar baik buat kamu, sini!" Belum sempat Roy lepas dari rasa kagetnya, Tante Mirna menghampirinya, langsung menyeret Roy, bermaksud untuk membawa Roy memasuki tempat hiburan malam."Apa sih, Tante? Aku lagi kebelet pipis nih," jawab Roy, sembari menahan langkahnya saat Tante Mirna mencekal lengannya."Tante punya teman yang lagi galau banget, kamu temenin ya. Janda tajir lho, cantik lagi," ujar Ta

  • Berondong Kampus   Dasar jelangkung!

    "Brisik banget kalian!" Roy mengumpat dalam hati, saat pertama kali mengaktifkan ponselnya yang sengaja dinonaktifkan selama bersama Arumi. Setelah beberapa kilometer mengendarai motornya, menjauh dari rumah Arumi, baru Roy mengaktifkan kembali ponselnya. Dan seketika masuk pesan chat dan panggilan tak terjawab secara beruntun dari orang-orang yang merasa kehilangan dirinya.Roy hanya melihat dari notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab, tanpa membalasnya. Kemudian memacu motornya, masih terngiang di telinganya kata yang diucapkan Arumi sebelum ia pergi, "Sesibuk apapun kamu, sempatkanlah untuk mengirim kabar padaku, mas. Aku akan setia menunggu bersama anakmu sampai kamu kembali," ujar Arumi sambil menangis.Roy sengaja meninggalkan Arumi seorang diri di rumah, dengan alasan harus bekerja. Dan Roy berjanji akan pulang sekali dalam seminggu, karena keadaan Arumi percaya saja apa yang dijanjikan Roy. Sampai sejauh ini Arumi hanya tahu bahwa Roy bekerja sebagai supir pribadi, dan Ar

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status