Share

Gak sengaja.

Author: Andeski
last update Last Updated: 2025-03-23 02:30:39

"Ini bukan jalan menuju kos-kosan saya, Tante. Kenapa Tante menempuh jalan ini?" Setelah diam saja mengikuti jalan yang di lalui, Roy bertanya sambil menoleh pada wanita cantik dan seksi yang baru saja ia kenal tanpa di rencanakan.

"Memang bukan bukan jalan menuju kos-kosan kamu, tapi jalan menuju rumah saya. Oiya, jangan panggil Tante terus dong, panggil aku Sandra. Tepatnya Sandra Agustin, nama kamu siapa sih?" jawab wanita cantik tersebut yang memiliki nama Sandra Agustin, sambil tersenyum manis menoleh pada Roy. Sembari tetap fokus mengemudi, Sandra membiarkan saja rok mini yang membungkus paha mulusnya tersingkap.

"Saya Roy, Tante. Roy Fajrin," jawab Roy menyebutkan namanya sambil mencuri pandang ke arah bawah stir mobil, sepasang betis jenjang sedang lincah memainkan pedal gas dan pedal kopling agar mobil dapat melaju dengan sempurna.

"Sandra, gak pakai Tante," sergah Sandra ketika Roy masih memangilnya Tante. Sandra tau pandangan mata Roy tertuju pada kedua pahanya yang tersingkap, namun ia pura-pura tidak mengetahui.

"Iya, Sandra. Maaf," jawab Roy mengalihkan pandangannya ke depan, memperhatikan jalanan yang semakin padat oleh kendaraan.

"Kenapa mengalihkan pandanganmu? Apa karena kurang jelas? Nih, jelaskan?" Sandra semakin menyingkapkan rok mininya sehingga terlihat jelas gundukan padat terbungkus celana dalam berwarna pink di antara kedua paha mulusnya ketika melihat Roy mengalihkan pandangannya ke depan.

"Anu Sandra, aku gak sengaja" jawab Roy berkilah sambil menenangkan degup jantungnya yang berdetak tak beraturan ketika melihat apa yang di lakukan Sandra sambil menyetir mobil.

"Gak perlu minta maaf, aku gak marah kok. Kalau dengan hanya melihat tidak cukup, kamu bisa merasakannya," jawab Sandra sambil tertawa kecil menoleh pada Roy, senyum menggoda terukir di bibirnya.

Roy kelabakan ketika beradu pandang dengan Sandra. Tak habis pikir kenapa Sandra bisa senekat ini, padahal mereka baru saja kenal. Sebagai pria dewasa normal, Roy tidak mampu membohongi nalurinya ketika Sandra menggodanya dengan pemandangan yang membuat gairah menggelora.

"Jangan bercanda, aku tidak pernah punya niat jahat saat membantu kamu barusan," ujar Roy menatap lekat wajah Sandra yang mulai memerah karena memendam hasrat yang sudah bergelora, segera ingin di salurkan.

"Aku tau kamu tidak punya niat jahat, tapi aku yang meminta," jawab Sandra sambil membelokkan mobilnya memasuki sebuah pekarangan rumah besar setelah menempuh perjalanan beberapa saat.

"Aku tidak ingin cari gara-gara dengan suami kamu dengan membawaku ke rumah kamu ini," ucap Roy setelah mobil terparkir dalam garasi rumah mewah tersebut. Roy melihat sekitar rumah tersebut yang terlihat sepi seperti tidak berpenghuni.

"Jangan khawatir, Roy. Suamiku baru saja berangkat, enam bulan lagi baru datang lagi menemuiku," jawab Sandra sambil melepas sabuk pengaman dari tubuhnya.

"Jadi, kamu sendirian di rumah sebesar ini?" tanya Roy menatap Sandra.

"Tadinya sih iya, sekarang kan ada kamu," jawab Sandra balik menatap Roy seperti seseorang yang melihat seteguk air di gurun tandus. Roy tertegun menatap Sandra seperti kehausan.

"Walaupun suamiku menyediakan semua kebutuhanku dengan berkecukupan, bahkan melebihi kebutuhan hidupku. Tapi ada satu yang kurang dari suamiku, kehangatan yang jarang aku dapatkan. Suamiku hanya datang enam bulan sekali, itupun waktu untukku tidak banyak, karena beberapa hari saja di sini lebih sibuk mengurus perusahaan dan kembali lagi ke negaranya. Aku kesepian, Roy," imbuh Sandra lagi ketika Roy menatapnya tak berkedip.

"Jadi, suami kamu warga negara asing?" tanya Roy tetap menatap lekat wajah Sandra.

"Hmm," jawab Sandra sambil menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau kan temani aku? Kamu mau apa saja, tinggal bilang. Mau uang, bahkan kalau kamu minta mobil, aku belikan. Asalkan kamu penuhi semua hasratku, aku sangat kesepian Roy, aku butuh kehangatan," ujar Sandra dengan suara yang mulai serak dan pandangan matanya yang meredup berharap kehangatan dari Roy.

Dari balik kemudi mobil, Sandra meraih tengkuk Roy. Dengan pandangan redup, bibir merahnya setengah terbuka menengadah menatap wajah Roy. Sebagai pria normal, Roy tidak mampu menolak gejolak hasrat yang mulai berontak. Awalnya Roy hanya membiarkan Sandra melumat bibirnya, ketika napas Sandra sudah memburu, Roy membalas pagutan Sandra di bibirnya.

Bibir merah Sandra ia lumat, semetara sebelah tangan Roy membalas pelukan erat Sandra dan sebelah tangannya lagi mulai menggerayangi tubuh Sandra. Bukit kembar di dada Sandra menjadi sasaran remasan tangan Roy. Tak puas hanya meremas dari balik baju, tangan Roy menelusup lewat ke balik baju tersebut dan menggeser posisi bra yang menutupi gundukan kenyal tersebut ke atas.

"Oh, Roy. Aahh," Sandra melenguh ketika remasan tangan Roy tepat di gundukan kenyal miliknya. Di atas jok depan mobil, Sandra menggeliat dalam dekapan erat Roy.

Sandra tidak tinggal diam, sembari membalas lumatan Roy pada bibirnya dan remasan tangan Roy pada gundukan kenyal di dadanya, tangan Sandra merayap lalu meremas sebuah benda yang sudah mengeras di balik celana Roy.

"Ooh, Roy," Sandra kembali mendesah ketika ciuman Roy berpindah dari bibir ke leher jenjangnya. Sandra mendongakkan kepalanya sambil mendesis agar Roy lebih leluasa menjajaki leher jenjangnya dengan ciuman dan kecupan.

"Akkkhhh," Sandra menjerit kecil ketika Roy mengganti remasan tangannya pada gundukan kenyal di dada Sandra dengan hisapan pada titik paling sensitif pada gundukan kembar tersebut. Sandra semakin menggeliat liar ketika dengan rakusnya Roy menghisap dan meremas daging kenyal miliknya.

Sembari menggeliat, Sandra melepas ikat pinggang Roy dan mencari sebuah benda yang sedari tadi hanya ia remas dari luar saja.

"Roy," bisik Sandra lirih ketika jemari lentiknya sudah menemukan benda yang seukuran ujung lengannya yang sudah mengeras panjang dan besar. Sandra menggenggam benda keramat milik Roy yang panjangnya lebih satu jengkalnya sendiri. Roy semakin beringas menghisap dan meremas ketika genggaman tangan Sandra mulai bergerak dari atas ke bawah pada benda kebanggaan setiap pria tersebut.

Tak puas hanya dengan meremas dalam genggaman tangannya, Sandra mendorong tubuh Roy hingga bersandar pada jok mobil. Mata Sandra terbelalak ketika melihat bentuk dan ukuran benda keras yang sedari tadi ia remas. Besar panjang dan berurat tegang.

"Sandra, akkhh," Roy melenguh ketika merasakan benda pusaka miliknya melesat masuk ke mulut Sandra hingga mentok ke tenggorokan. Roy memejamkan mata sambil memegangi kepala Sandra yang bergerak turun naik seiring keluar masuknya benda pusaka miliknya kedalam mulut Sandra.

Sandra melirik melihat ekspresi wajah Roy yang memejamkan matanya sambil bersandar pada jok mobil ketika ia melumat dan memainkan lidahnya pada benda pusaka milik Roy sambil sesekali membenamkan seluruh benda tersebut kedalam mulutnya. Sandra seperti sedang menikmati es krim kesukaannya hingga terdengar suara berdecak seiring keluar masuknya benda tegang besar dan panjang tersebut kedalam mulutnya.

Bersambung ...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Berondong Kampus   Kau, dirinya dan si buah hati

    "Apa maksud kamu mengirim pesan ancaman padaku? Aku tidak melakukan apapun, apa yang harus aku pertanggung jawabkan?" Roy mondar-mandir dalam kamar sembari berbicara lewat ponsel, karena tidak tenang terhadap ancaman Shinta melalui pesan singkat ke ponselnya, Roy menghubungi janda muda tersebut yang telah ia selamatkan dalam keadaan mabok berat."Kamu tidak melakukan apapun padaku, sedangkan hanya kita berdua dalam kamar, siapa yang mau percaya omongan kamu itu haaa?! Nyatanya aku kamu tinggalkan dalam kamar dalam keadaan tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuhku." Terdengar suara Shinta dari ujung sambungan, nadanya suaranya tercekat karena menahan amarah."Heh! Dengar ya, aku sudah menyelamatkan kamu hingga ke rumahmu, hanya itu, tak lebih. Kalau kamu tidak bisa berterima kasih, tak apa. Tapi paling tidak jangan memfitnah bahkan mengancam aku dengan cara seperti ini. Kalau aku tahu dari awal bakal seperti ini, mendingan aku campakkan kamu di jalanan. Biar kamu rasakan di perko

  • Berondong Kampus   Terjebak Skandal Terlarang

    "Cieee, yang balik dari kampung diam-diam, mana oleh-olehnya?""Pulang kampung diam-diam, jangan-jangan di kampung udah dijodohin diam-diam pula."Alya dan Enda meledek Roy secara beruntun, saat nongkrong berdua dengan Amella di taman kampus.Roy melirik sembari memasang wajah jutek, karena baru saja bersusah payah membujuk Amella, kedua sahabatnya tersebut datang sambil meledek, membuat Amella kembali merengut."Berisik tau?!" jawab Roy mendelik, ketika Alya dan Enda ikut duduk di sampingnya, tembok taman tempat mereka nongkrong bareng."Aku bilang kan jangan-jangan ... Ye, kan Mel," lanjut Enda tersenyum melirik Amella, karena jengkel merasa belum puas meledek Roy."He, emm," jawab Amella sembari mengerucutkan bibirnya melirik Roy, belum lagi rasa kesalnya hilang, sudah diungkit lagi oleh kedua sahabatnya tersebut."Jangan dengerin orang-orang resek ini, Mel. Aku kan udah jelaskan barusan," ujar Roy, sembari meraih tangan Amella yang menopang dagu untuk ia genggam, namun Amella meng

  • Berondong Kampus   Buronan Janda Muda

    "Kencan apaan? Ngurusin orang teler iya!" jawab Roy, sembari mendorong pintu di belakangnya supaya tertutup lagi. Sementara Sandra menatap dengan tajam, kedua tangannya berpangku di depan dada, bak nyonya besar memarahi pembantunya."Bohong! Aku lihat motor kamu di parkiran. Alasan ngurusin orang mabok, siapa yang kamu urus?" Sandra terus ngoceh, saat Roy melewatinya. Sambil ngekor di belakang hingga Roy menghenyakkan bokongnya di sofa ruang tengah."Aku gak bohong, terserah kamu percaya atau tidak!" jawab Roy. "Lagi pula kamu gak perlu ngintip-ngintip aku kayak gitu, aku ke sana nyariin kamu," imbuh Roy lagi.Sandra tertegun mendengar jawaban Roy, ternyata bukan hanya ia yang mencari keberadaan Roy karena beberapa hari menghilang tanpa kabar. Roy juga tengah mencarinya hingga ke tempat hiburan malam. Pada saat Sandra mencari Roy ke tempat yang sama, ia melihat motor sport milik Roy terparkir di tempat parkiran. Namun pada saat itu Roy sedang pergi mengantarkan Shinta yang tengah mabo

  • Berondong Kampus   Mabok berat

    "Sudah, Shinta. Ini sudah terlalu banyak, kamu bisa celaka." Roy meraih botol cocktail yang kesekian botolnya dari tangan Shinta."Kamu tenang aja, Roy. Aku mau happy malam ini, tugas kamu hanya menemani aku. Antarkan aku pulang nanti," jawab Shinta, sembari mengelakkan botol cocktail dari jangkauan Roy.Dengan pandangan mata yang sudah mulai meredup, sesekali Shinta tercekat karena pengaruh alkohol yang ia konsumsi sudah mendekati ambang batas, Shinta mengeluarkan kartu nama dari dalam tas kecil, kemudian kartu nama yang tertera alamat rumahnya ia berikan pada Roy."Apa yang tengah ia alami sebenarnya, sepertinya Shinta tengah berhadapan dengan persoalan yang sangat rumit," bisik Roy dalam hati, setelah melihat kartu nama di tangannya, ia kembali menatap Shinta yang kembali meneguk cocktail hingga habis tak bersisa. Beberapa botol cocktail yang sudah kosong di atas meja, sementara isinya sudah diteguk Shinta, melihat hal tersebut Roy berkesimpulan bahwa janda muda di hadapannya sedan

  • Berondong Kampus   Janda Tajir Melintir

    "Buset, Tante Mirna ada di sini lagi! Mampus aku!" Roy melipir ke arah toilet umum di samping parkiran tempat hiburan malam untuk menghindari pertemuan dengan pemilik mobil yang tak lain adalah Tante Mirna. Setelah wanita paruh baya tersebut berkencan panas bersama Roy beberapa waktu yang lalu, ia ketagihan. Namun Roy sengaja menghindar, meskipun Tante Mirna berkali-kali menghubunginya.Roy bergegas menuju toilet, berpura-pura kebelet buang air kecil. Namun ia tercekat, langkahnya terhenti, dari dalam toilet khusus wanita muncul Tante Mirna. "Roy, kamu di sini? Kebetulan banget, Tante punya kabar baik buat kamu, sini!" Belum sempat Roy lepas dari rasa kagetnya, Tante Mirna menghampirinya, langsung menyeret Roy, bermaksud untuk membawa Roy memasuki tempat hiburan malam."Apa sih, Tante? Aku lagi kebelet pipis nih," jawab Roy, sembari menahan langkahnya saat Tante Mirna mencekal lengannya."Tante punya teman yang lagi galau banget, kamu temenin ya. Janda tajir lho, cantik lagi," ujar Ta

  • Berondong Kampus   Dasar jelangkung!

    "Brisik banget kalian!" Roy mengumpat dalam hati, saat pertama kali mengaktifkan ponselnya yang sengaja dinonaktifkan selama bersama Arumi. Setelah beberapa kilometer mengendarai motornya, menjauh dari rumah Arumi, baru Roy mengaktifkan kembali ponselnya. Dan seketika masuk pesan chat dan panggilan tak terjawab secara beruntun dari orang-orang yang merasa kehilangan dirinya.Roy hanya melihat dari notifikasi pesan dan panggilan tak terjawab, tanpa membalasnya. Kemudian memacu motornya, masih terngiang di telinganya kata yang diucapkan Arumi sebelum ia pergi, "Sesibuk apapun kamu, sempatkanlah untuk mengirim kabar padaku, mas. Aku akan setia menunggu bersama anakmu sampai kamu kembali," ujar Arumi sambil menangis.Roy sengaja meninggalkan Arumi seorang diri di rumah, dengan alasan harus bekerja. Dan Roy berjanji akan pulang sekali dalam seminggu, karena keadaan Arumi percaya saja apa yang dijanjikan Roy. Sampai sejauh ini Arumi hanya tahu bahwa Roy bekerja sebagai supir pribadi, dan Ar

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status