'Patra, kamu jujur deh sama Mama. Apa kamu dan Deana ada hubungan spesial? Calon istrimu itu mengamuk pada orang tuanya dan menolak perjodohan kalian karena cemburu! Jauhi model wanita itu, jawab Mama ya!' Pesan baru masuk di inbox ponsel Patra membuat mata pria itu sontak melebar ketika membaca kalimat-kalimat bertanda seru dari Nyonya Adelia Halim.
"Shit! Ngaco banget sih perempuan satu itu, ngapain pula pake bikin isu hubunganku sama Deana, ckk!" gumam Patra kesal. Dia bukan hanya hilang minat kepada Tatiana, makin benci saja jadinya karena wanita itu merecoki sesuatu yang bukan urusannya.
Dari atas tempat tidur hotel pasca pergumulan semalam, Deana duduk sembari merenggangkan kedua tangannya ke atas. "Uhmm ... Mas, ada apa kok pagi-pagi udah ngomel?" tanya Deana penasaran.
Kepala Patra tertoleh ke belakang karena di masih duduk di sofa memegang ponsel di tangan. Pesan dari sang mama pun belum sempat dia tanggap
Sebelum mentari bersinar terang pagi itu, rombongan kecil dari rumah Camelia sudah sibuk di outlet bakery yang ada di Jalan Affandi atau lebih terkenal di kalangan warga Yogyakarta dengan nama Jalan Gejayan.Danny yang menyetir mobil Baleno untuk mengantarkan istrinya bersama sang mama dan Tina ke toko. Beberapa pejalan kaki mulai penasaran melihat dari trotoar depan bakery maupun seberang jalan karena papan ucapan selamat dan sukses berhias bunga-bunga cantik warna warni dari beberapa pihak telah terpajang di bagian depan tempat itu."Tin, kuenya ditata berbaris rapi sesuai tempelan nama dan harga yang sudah kutaruh di rak ya!" titah Camelia sembari sibuk membongkar beberapa kardus berisi kue-kue lezat buatannya sejak kemarin pagi."Beres, Mbak. Ini lagi saya tata kok satu per satu!" jawab Tina. Dia termasuk karyawan yang rajin dan cekatan sehingga Camelia senang mempekerjakannya.Danny
Lima hari perawatan intensif di rumah sakit telah memulihkan kondisi Danny seperti sedia kala. Gejala gegar otak pun mulai membaik dari hasil pemeriksaan CT scan, dia pun dijemput oleh keluarga kecilnya untuk pulang dari rumah sakit sore itu.Kesibukan Camelia mempersiapkan pembukaan outlet bakery barunya yang direncanakan lusa juga tak terganggu. Papa mertuanya menugaskan karyawan untuk membantu Camelia mengurus pindah barang dan mengatur penataan furniture dalam ruko.Malahan di sisi depan toko juga ditempatkan dua payung lebar dengan meja dan kursi kayu untuk pilihan duduk outdoor bagi pengunjung bakery milik Camelia. Ide itu datang dari Nyonya Rina Sasmita dan dipandang bagus oleh menantunya.Di perjalanan pulang Danny yang duduk di bangku tengah Fortuner ditemani oleh istrinya, bertanya, "Lusa jadi nih grand opening bakery kamu, Lia?""Jadi kok, Mas. Ini sudah ready kalau dari
'Patra, kamu jujur deh sama Mama. Apa kamu dan Deana ada hubungan spesial? Calon istrimu itu mengamuk pada orang tuanya dan menolak perjodohan kalian karena cemburu! Jauhi model wanita itu, jawab Mama ya!' Pesan baru masuk di inbox ponsel Patra membuat mata pria itu sontak melebar ketika membaca kalimat-kalimat bertanda seru dari Nyonya Adelia Halim."Shit! Ngaco banget sih perempuan satu itu, ngapain pula pake bikin isu hubunganku sama Deana, ckk!" gumam Patra kesal. Dia bukan hanya hilang minat kepada Tatiana, makin benci saja jadinya karena wanita itu merecoki sesuatu yang bukan urusannya.Dari atas tempat tidur hotel pasca pergumulan semalam, Deana duduk sembari merenggangkan kedua tangannya ke atas. "Uhmm ... Mas, ada apa kok pagi-pagi udah ngomel?" tanya Deana penasaran.Kepala Patra tertoleh ke belakang karena di masih duduk di sofa memegang ponsel di tangan. Pesan dari sang mama pun belum sempat dia tanggap
"Tia, Papa dan juga mama kamu tidak setuju dengan keputusan drastis ini. Apa kata orang tua Patra kalau tiba-tiba di kencan pertama saja kamu sudah kabur dari perjodohan? Jujur ya, menurut Papa kamu kekanak-kanakan sekali!" omel Pak Johan Cakra Atmaja di ruang makan pagi itu.Namun, gadis berparas mirip Natasha Wilona itu menggeleng kuat-kuat. "Nggak mau aku menikahi pria hidung belang, mau dikata aku childish sama Papa sekali pun!" bantah Tatiana keras kepala.Mamanya segera membujuk untuk membantu usaha suaminya menaklukkan perangai keras putri mereka, "Tia, kamu terlalu cepat menyimpulkan tentang, Patra. Dia itu pewaris keluarga konglomerat perusahaan rokok nasional. Wanita mana yang mengabaikan pesona alaminya, mereka ngantre malahan berlomba-lomba melemparkan diri ke lelaki semacam Patra pastinya. Masa kamu yang mendapat privilege sebuah perjodohan dengan Patra kabur, miris banget 'kan?!""Hahh? Aduh, Tia ngga
"TING TONG." Bunyi bel kamar hotel tempat Deana menginap terdengar nyaring. Wanita itu pun bergegas mengintip dari lubang kecil di daun pintu masuk. Senyum lebar tersungging di wajah cantiknya karena sosok yang dia nantikan akhirnya tiba juga nyaris tengah malam."Hey, Dee! Surprise, ketemu lagi kita!" seru Patra sembari melangkah masuk ke dalam kamar agar tidak mengganggu tamu-tamu hotel lainnya di kamar sekitar Deana menginap.Model cantik bertubuh semampai dengan rambut ikal dicat pirang cokelat sepunggung itu memeluk badan kekar Patra. Dia sangat senang karena pria yang dicintainya diam-diam telah kembali ke dekapannya tanpa harus dibujuk rayu."Mas niat banget deh sampai nyusul ke Jakarta. Ehh ... cerita dong gimana kok perjodohan kalian bisa kandas? Baru sebentar banget kenalnya masa sudah gave up gitu Tatiana. Kamu apain dia, Mas?" celoteh Deana riang seraya mengajak Patra duduk bersamanya di sofa empuk.&n
"Hen, pesenin private jet trip ke Jakarta sekarang. Gue mau berangkat dari Tunjungan Plaza langsung ke Bandara Juanda!" titah Patra melalui telepon kepada asisten pribadinya.Henri yang baru saja pulang kantor dan belum sempat mandi maupun makan malam terpaksa mengerjakan perintah big bossnya sesegera mungkin. Dia menghubungi nomor layanan pemesanan private jet langganan keluarga Halim untuk mengatur trip singkat Surabaya-Jakarta keberangkatan pukul 20.30 WIB.'Sudah saya pesankan, Pak Patra. Pesawat akan menunggu di landasan Bandara Juanda sesuai permintaan Anda. Safe flight, Sir!' ketik Henri lalu meletakkan ponsel di atas kasur. Dia bergegas mandi sebelum mencari makan malam di warteg sekitar kost tempat tinggalnya.Perjalanan udara yang singkat itu memang sengaja dilakukan oleh Patra untuk melipur lara hatinya didepak begitu saja oleh Tatiana. Dia tak menyangka wanita cantik pewaris kekayaan keluarga Cakra Atma