Hampir tujuh tahun menjalani biduk rumah tangga, pernikahan Karina dan Adimas tidak kunjung dikaruniai buah hati dan Karina selalu diejek mandul oleh keluarga Adimas. Sampai suatu hari Karina menemukan bukti perselingkuhan Adimas yang ia temukan di saku celana milik Adimas, semua bukti itu akhirnya menuntun Karina ke sebuah fakta bahwa selama ini Adimas sudah mengkhianati pernikahan mereka. Karina yang tengah diliputi rasa kecewa dan sedih yang medalam, tiba-tiba mendapatkan sebuah tawaran untuk membalas perbuatan Adimas dari seseorang yang baru ia kenal. Akankah Karina menerima tawaran itu atau ia lebih memilih kembali kepada Adimas dan memaafkannya?
View MoreDelapan tahun kemudian... "Mama!!" Seorang anak laki-laki berlari menghampiri Karina lalu memeluknya erat seolah mereka sudah lama tidak bertemu, sedangkan di belakangnya seorang gadis kecil acuh tak acuh berjalan melewati mereka berdua begitu saja. Aryan dan Arsyla, dua anak kembar yang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengan keunikan mereka masing-masing. Aryan yang memiliki wajah Kaivan namun sifatnya mirip Karina, sedangkan Arsyla memiliki wajah Karina namun sifatnya sangat dingin seperti Kaivan. "Ma, Aryan mau eskrim." "Aryan sudah makan eskrim ma, jangan dibelikan lagi." sahut Arsyla yang tengah sibuk memainkan video gamenya. "Bohong ma!" "Aku tidak bohong! Aryan, gigi kamu sudah ompong karena terlalu banyak makan eskrim. Aku malu punya saudara kembar jelek seperti kamu!" "Ma.." rengeknya dengan bola mata berkaca-kaca. "Oke mama belikan, tapi Aryan harus mau kalau mama ajak ke dokter gigi. Setuju?" Aryan mengangguk cepat dengan senyum lebar
"Kami turut berduka atas meninggalnya nona Agatha, tuan Kaivan." Kaivan hanya mengangguk pelan, ia tidak memalingkan sedikitpun pandangannya dari makam Agatha. Satu persatu orang-orang mulai pergi, hanya ia yang tetap disini entah sampai kapan. Kacamata hitam selalu terbingkai di wajahnya, untuk menutupi kesedihannya dari semua orang juga untuk menjaga perasaan Karina. Hampir satu minggu ini, hujan selalu turun bahkan sekarang pun rintik hujan mulai membasahi tanah makam. Dua langkah dibelakangnya, Karina menunggunya dengan sabar meskipun ia juga sudah lelah. Ia lelah melihat Kaivan terus larut dalam kesedihannya, tetapi ia juga tidak tau bagaimana harus menyampaikan rasa lelahnya. Karina maju mendekati Kaivan, payung yang ia pegang ia gunakan untuk menutupi tubuh Kaivan dari hujan yang mulai deras. "Pulanglah Karina, kamu akan sakit jika terus berada disini." Entah sakit apa yang Kaivan maksud, jika itu soal hati Karina sudah sakit sejak kemarin. "Tidak, kita akan pulang bers
"Oh God! are you nuts?!" Dua pasangan muda itu terkejut setengah mati saat Kaivan tiba-tiba masuk ke kamar, saat mereka tengah bersenang-senang. Kaivan tidak memperdulikan ocehan mereka, ia duduk di sofa yang menghadap ke jendela dan menampilkan pemandangan ratusan cahaya lampu ibukota. Arkana akhirnya menyuruh wanita itu pergi karena ia lihat Kaivan tidak akan pergi dari kamarnya, juga karena tatapan Kaivan yang terlihat putus asa. "Ada apa?" "Apa kamu sudah pakai celana dalam?" tanya Kaivan balik. "Apa pedulimu aku sudah pakai celana dalam atau belum! ah, sial! kamu merusak malam indahku," Kaivan tertawa pelan, lalu memantik cerutu milik Arkana yang tergeletak di atas meja. Ia sesap cerutu itu dan membiarkan asap berputar di wajahnya, setiap hembusannya membuat sesak di dadanya sedikit teratasi. Meski belum benar-benar membuatnya lega, setidaknya ia bisa sedikit rileks. "Apa aku salah jika memberikannya kenyataan daripada sebuah harapan palsu?" "Apa yang kamu ka
Agatha menatap cahaya yang masuk ke dalam celah selnya, dengan tatapan kosong dan penampilan yang terlihat sangat berantakan. Agatha yang begitu cantik, berubah begitu menyedihkan hanya dalam beberapa hari. Setiap kali ia memejamkan mata, yang terlintas di dalam mimpinya hanyalah sebuah kilasan yang menakutkan. Darah, teriakan kesakitan, bahkan cacian yang membuat dirinya akhirnya takut untuk tertidur. Kantung mata yang terlihat menghitam, juga mulut yang terus menggumam pelan entah mengatakan apa. Satu tangannya terangkat dan menampilkan cincin yang berkilau terbias cahaya, ia tersenyum sambil menatap cincin itu lalu menciumnya. "Aku tau, kamu pasti akan datang." ujarnya sambil menatap kembali cincin itu dengan binar di matanya. ******* Bandara Paris-Charles de Gaulle, Berkat bantuan Arkana, Kaivan akhirnya bisa lebih cepat sampai di Perancis untuk menolong Agatha. Sebenarnya Arkana enggan menolongnya, tapi Karina terus merengek dan memintanya untuk menolong Kaivan, mau ti
"Maaf tapi saya belum bisa menerima ini, saya juga tidak tau apakah harta ini ada sebagian milik anggota keluarga Renjana yang lain atau tidak." Karina mengembalikan surat warisan yang belum ia tandatangani, pengacara itu terlihat menarik nafas panjang karena lelah membujuk Karina. Ia sudah terlanjur menerima uang bayaran lunas dari almarhum Yudhana, uangnya juga sudah terpakai habis jadi tidak mungkin untuknya mengembalikan uang tersebut. Kantornya belakangan ini mengalami penurunan klien, sedangkan ia harus membayar gaji karyawan dan kebutuhan lainnya. Jika bukan karena Yudhana, ia pasti sudah pailit sejak kemarin. "Nona, tapi saya sudah dibayar oleh mendiang tuan Yudhana agar nona menandatangani ini." "Jika anda ingin saya menerima ini, silahkan anda temui seluruh anggota keluarga Renjana dan tanyakan, apakah ada hak mereka di harta ini." "Dan harus ada bukti jika tidak ada hak mereka di dalam harta ayahku." sambungnya mengusulkan. Itu bukan persyaratan yang mudah, tap
"Kau sudah berjanji akan menyelesaikannya Cindy! lalu kenapa dia masih bisa berjalan dan mempermalukan adikku!" bentak Nathan, ia menghardik Cindy cukup keras sampai menabrak lemari penyimpanan tiara. Nathan memutar gelas champagne di tangannya, ia benar-benar kehabisan ide untuk menyingkirkan Agatha dari keluarga Van Blair. Wanita itu sangat gigih, ia tidak goyah sedikitpun meski sudah diterpa banyak masalah. Dan masalah terakhir yang ia buat kemarin, ternyata tidak membuat Agatha hancur sedikitpun bahkan Agatha kembali seolah tidak terjadi apapun padanya. Sebenarnya semua usaha Agatha tidak ada gunanya mau sekeras apapun ia mencoba, karena tidak ada satupun anggota keluarga Van Blair yang menerimanya. Bahkan Dewangga pun tidak menerimanya sebagai anak, Dewangga hanya mengakuinya sebagai sebuah kesalahan. Kesalahan yang ia buat saat dalam keadaan mabuk, cinta satu malam saat hubungannya dengan ibunya Nathan sedang renggang. "Saya sangat yakin jika kemarin Agatha benar-benar terp
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments