[Hallo, Ning. Kamu masih disana kan?]"Hmm, iya. Abang datang aja ke rumah sakit kasih bunda. Nanti disini aku jelasin semuanya, sekalian melihat kondisi Kak Lastri." Nining pun segera mengakhiri panggilan di ponselnya. Lalu masuk kembali ke dalam ruangan Lastri.****Satu jam kemudian, Arman pun akhirnya datang. Dia telah sampai di dekat ruangan tempat Lastri dirawat.Arman merasa tak enak hati dengan kehadirannya disini. Karena ada Adnan, Majid dan juga Nining. Dia seketika merasa seperti menjadi orang yang paling jahat di dunia."Nining, bagaimana keadaan Lastri? Kenapa Lastri bisa seperti ini, Ning?" Tanya Arman dengan beruntun. "Kak Lastri kecelakaan di dekat toko kue aku. Dan sekarang Kak Lastri juga sedang mengandung anak dari Bang Arman." Arman dan juga Majid sontak terkejut saat mendengar ucapan Nining. Adnan yang melihat raut wajah Majid, seolah paham kalau ternyata Majid sudah menyimpan perasaan pada Lastri. "Hamil? Sejak kapan?" Tanya Arman."Usia kandungan Kak Lastri s
Arman refleks terkejut saat melihat Adnan dan juga Nining. Karena mereka pikir yang datang benar Pak Wijaya, ternyata Adnan. Sedangkan Bu Rini memasang wajah kebingungan."Adnan? Ni-ning? Ada urusan apa kalian kesini? Siapa yang mengizinkan kalian masuk kesini?" Ucapnya gugup sekali."Kami kesini mau memberitahukan tentang kondisi Kak Lastri, Bang. Kamu sudah zalim pada Kak Lastri selama ini, sekarang Kak Lastri sedang terbaring kritis di rumah sakit karena kecelakaan." Nining menjawab dengan wajah datar."Siapa yang mengizinkan kalian masuk kesini? Kami semua sedang tak mau diganggu, jadi lebih baik kalian berdua pergi!" Tiba-tiba Bu Rini menghardik Adnan dan juga Nining."Nggak bisa gitu dong, Bu. Arman ini masih suami sah dari Lastri. Dan Arman harus bertanggung jawab atas segala perbuatannya pada Lastri." Sahut Adnan tak mau kalah.Kini keadaan mulai memanas di depan teras rumah Bu Rini."Heh, dengar ya kamu? Arman itu sudah menceraikan Lastri, dan kami semua sedang mengurus surat
Dengan tergesa-gesa Lastri berlari, membuat para karyawan yang berada di toko kue tercengang dengan tingkahnya.Nining dan yang lainnya ikut beranjak keluar, dia ingin mencegah Lastri yang kemungkinan akan kabur.Ccciiiiitttt!!! Bbbrrraaakkk!!! Terdengar suara hantaman mobil yang sepertinya sedang menabrak sesuatu.Seketika keadaan di depan tak jauh dari toko Nining mendadak ramai oleh orang-orang karena ada seseorang yang tertabrak mobil tadi.Karena Nining dan yang lainnya penasaran siapa yang tertabrak, akhirnya mereka semua juga ikut melihat orang tersebut.Jauh di dalam hati Nining berdoa, semoga saja itu bukan kakaknya. Karena tadi Lastri juga berlari ke arah yang sama."Permisi, permisi." Nining berusaha membelah kerumunan yang semakin lama semakin ramai oleh orang-orang yang ingin tahu dengan kejadian tersebut.Setelah sampai di dekat orang yang tertabrak tadi, betapa terkejutnya Nining kalau yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut adalah kakak kandungnya sendiri yaitu L
Suasana di dalam ruangan Nining semakin memanas. Karena Lastri tak kunjung mau menceritakan kejadian yang sebenarnya tentang perbuatannya pada Ayahnya di masa silam."Aku udah nggak mau bertele-tele lagi, Kak. Kalau kakak nggak mau menjelaskan semuanya, yasudah lebih baik kita sekarang ke kantor polisi saja. Aku sudah muak dengan sikap kakak yang tak pernah mau berubah untuk menjadi lebih baik lagi. Padahal aku selalu saja memberikan kakak kesempatan untuk merubah sikap kakak. Tapi apa? Kakak selalu saja seperti itu, dan sekarang kakak malah merasa aku yang menyakiti kakak? Apa ini yang dinamakan saudara, Kak? Jawab kak?!" Ucap Nining dengan lantang, membuat Lastri diam tak bergeming dan juga semua yang ada di ruangan juga ikut terdiam. Suasana hening seketika, hanya terdengar isakan tangis dari suara Nining.Nining semakin sesenggukan, dan Lila berusaha menenangkan Nining yang masih menangis."A-aku min-minta maaf, Ning! Hiks-hiks, aku memang banyak salah sama kamu. Aku memang nggak
Dia benar-benar merasakan perih di hatinya. Tak menyangka kalau kakak kandungnya sendiri akan tega menghabisi ayahnya, hanya demi sebuah materi yaitu harta."NINING! TEGA KAMU SAMA AKU! MEMPERMALUKAN AKU DISINI, DI DEPAN BANYAK ORANG RAMAI!" hardik Lastri yang penuh dengan emosi. Sorot matanya menatap tajam ke arah Nining."Stop! Kak Lastri! Kamu sudah keterlaluan pada istri saya, dan sekarang kamu tinggal jelaskan saja semuanya disini dengan sedetail-detailnya, atau nggak …." Timpal Adnan yang sudah terlalu geram dengan sikap Lastri."Apa Adnan? Kamu mau mengancam saya iya?! Nining, aku tau aku salah, tapi nggak seharusnya kamu seperti ini sama saya! Saya ini kakak kandungmu, Ning?" Jawab Lastri dengan nada bergetar, karena memang seluruh tubuhnya sudah berkeringat dingin karena dirinya mengalami kepanikan yang luar biasa. Seluruh orang yang ada di ruangan sudah merasa geram dengan sikap Lastri yang malah seolah-olah mengulur waktu, bukan malah menjelaskan semuanya."Aku nggak menga
"Ning, Nining! Sebenarnya aku disini itu ngapain? Aku tuh bete! Dicuekin gini sama kamu," gumam Lastri pada Nining."Udah kakak sabar aja ya? Kita disini mau membahas hal penting yang sudah lama pengen aku bahas. Makanya sekarang kakak duduk tenang aja dan simak semua pembicaraan mereka semua." Jawab Nining dengan lugas, dan berhasil membuat Lastri terdiam.Di dalam benak Lastri sebenarnya dia sangat bingung dengan semua ini. Ingin rasanya dia pergi dari tempat ini, karena perasaannya juga semakin tak enak saja. Tapi apalah daya, dia memang tak memegang uang sama sekali."Oke, kita mulai saja pembicaraan hari ini. Assalamualaikum semuanya, semoga kalian semua hari ini dirahmati oleh Allah dan semoga sehat selalu, Amiin. Saya disini sebagai pemilik toko kue NN, mau memberitahukan kalau hari ini kita semua kedatangan tamu yaitu kakak kandung saya yang bernama Lastri." Lastri langsung tersenyum sumringah saat Nining berkata seperti itu di depan semua orang yang dikenalnya. Apalagi saat d